Anda di halaman 1dari 13

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Outline Materi

DAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3) B3
• Pengertian B3;
• Sifat/Karakteristik B3;
Pertemuan ke-3
Semester Genap
• K3 B3 dan Laboratorium.

Tim Dosen

Teknik Lingkungan

Teknik Lingkungan

PENGGUNAAN BAHAN KIMIA

AKTIVITAS DI INDUSTRI
Di Industri (proses, QC, R&D, IPAL)
• Kegiatan Proses (jenis bahan sedikit, jumlah besar)
Di Rumah sakit (instalasi medis, obat, IPAL) • Kegiatan QC dan R & D (jenis banyak, jumlah kecil)
• Kegiatan IPAL
Di Laboratorium (perguruan tinggi, Institusi
riset)
Langkah aktivitas :
Penyimpanan
Bahan kimia & Preparasi :
Di Rumah tangga (bahan pembersih, bahan Gudang
bakar, aditif pangan dll)
Manajemen & Proses Produksi Produk
Administrasi
Sektor transportasi (bahan bakar) QC
Limbah
R&D
Pemasaran
Teknik Lingkungan IPAL

1
AKTIVITAS DI LABORATORIUM
AKTIVITAS DI RUMAH SAKIT PERGURUAN TINGGI/INSTITUSI RISET

• Kegiatan perawatan medis


• Kegiatan layanan praktikum
• Unit pengobatan / apotik
• Kegiatan layanan riset
• Kegiatan IPAL • Kegiatan jasa pengujian dan analisis
Obat dan bahan kimia lain

Langkah aktivitas : Langkah aktivitas :


Obat kedaluwarsa
Apotek &
Bahan kimia
Gudang obat

Perencanaan : Persiapan : Pelaksanaan : Penyelesaian :


Pasien Manajemen & Klinik Perawatan Proposal riset Preparasi bahan dan alat Aktivitas praktikum Pengolahan data
Administrasi obat Prosedur standar Orientasi kerja Aktivitas pengujian Penyusunan laporan
Pengumpulan data
Limbah

Produk Bahan kimia Limbah


IPAL

Bahan Kimia Terdiri Dari 3 Fasa


Apakah B3 ada di sekitar kita? gas padat
cair

2
Bahan Berbahaya dan Beracun
DEFINISI (PP No 74 Tahun 2001)
Adalah setiap bahan yang karena:
PP Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan B3 • sifatnya
• konsentrasinya
• jumlahnya
adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
dapat mencemarkan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. merusakkan/membahayakan: kelangsungan hidup manusia/
makhluk hidup lain

BERBAHAYA
• Apabila terpapar bahan tersebut dapat menyebabkan luka atau keadaan
berbahaya.
• Tidak semua bahan kimia berbahaya. • Bahaya beracun ;
• Berbahaya jika mempunyai resiko bahaya dalam 1. Akut – paparan jangka pendek bahan konsentrasi tinggi yang
penggunaannya menyebabkan iritasi, sakit atau kematian. Biasanya terkait dengan
ceceran dan tumpahan bahan kimia.
• Tipe bahaya
2. Kronis – paparan jangka panjang. Akumulasi bahan kimia dalam sel-
– Kesehatan sel tubuh yang menyebabkan bahaya.
– Fisik
Evaluasi jika ada bahan kimia yang berbahaya terhadap kesehatan :
– Kombinasinya 1. Jumlah bahan yang menyebabkan keadaan bahaya.
2. Apakah dapat terserap ke dalam tubuh ?
3. Waktu paparan yang menyebabkan bahaya.
4. Pengelolaan bahan kimia tersebut.

3
Bagaimana cara bahan kimia masuk ke dalam tubuh? Serapan Melalui Kulit
• Terpapar pada tubuh bagian luar (iritasi, terbakar, terluka). • Meskipun kulit pelindung tubuh, namun bahan kimia dapat masuk
• Terpapar pada organ tubuh bagian dalam (iritasi organ dalam, ke dalam tubuh melalui kulit
karsinogenik, teratogenik). • Sekali bahan kimia masuk melalui kulit ke peredaran darah maka
akan beredar ke seluruh tubuh.
• Toksisitas bahan kimia dan kecepatan masuk ke dalam kulit
berbeda-beda. Lihat SDS
• Sumber;
– Ceceran/tumpahan
– Kebocoran kemasan
– Penanganan bahan kimia yang salah

Penyerapan di kulit
Terhirup Terserap melalui kulit Tertelan

Serapan Melalui Pernafasan Tertelan


 Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh
• Bahan kimia berbentuk gas, uap, melalui mulut biasanya karena kontak bahan
asap dan debu dapat masuk melalui kimia dengan tangan atau makanan yang
hidung, trachea, bronchi dan paru- tercemar bahan kimia
paru, masuk ke perdaran darah, dan
mencapai otak.  Perhatian
– Cuci tangan setelah menangani bahan kimia
Inhalation – Tidak merokok di dalam laboratorium/ruang
• Sistem pernafasan tidak memiliki kerja
Tertelan

perlindungan terhadap bahan kimia – Tidak makan dan minum di dalam lab

4
Tanda-tanda Terpapar Bahan Kimia Klasifikasi B3
Klasifikasi berdasarkan tingkat bahayanya:
1. Terpapar di Organ Dalam a) Mudah meledak (explosive)
• Kebingungan, kecemasan, pusing b) Pengoksidasi (oxidizing)
• Pandangan tidak jelas c) Sangat mudah sekali menyala
• Warna kulit berubah (extremely flammable)
• Batuk dan rasa sakit pada saluran d) Sangat mudah menyala (highly
flammable)
pernafasan  B3 e) Mudah menyala (flammable)
• Kesemutan, mati rasa f) Amat sangat beracun (extremely toxic)
• Kehilangan koordinasi g) Sangat beracun (highly toxic)
• Mual, muntah h) Beracun (moderately toxic)
• Pingsan i) Berbahaya (harmful)
j) Korosif (corrosive)
2. Paparan di luar Tubuh
k) Bersifat iritasi (irritant)
• Kulit terasa sakit/perih l) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous
• Kulit terasa licin to the environment)
• Rasa terbakar sekitar mata, mulut dan m)Karsinogenik (carcinogenic)
hidung n) Teratogenik (teratogenic)
• Iritasi kulit atau terbakar di sekitar kulit o) Mutagenik (mutagenic)

Klasifikasi berdasar penggunaannya:


1. Dapat dipergunakan
– Lampiran I pada PP No. 74/2001
– Terdiri 209 jenis bahan
2. Dilarang dipergunakan Penjelasan PP 74/2001
– Tabel 1 Lampiran II pada PP No. 74/2001 Pasal 5 Ayat 1
– Terdiri dari 10 jenis bahan
3. Terbatas dipergunakan
– Tabel 2 Lampiran II pada PP No.74/2001
– Terdiri dari 45 jenis bahan

5
Bahan mudah meledak (explosive)
 bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25oC, 760 mmHg)
Contoh Lainnya
dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang • Debu yang sering menimbulkan ledakan :
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
 Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan Differential • debu karbon dalam industri batubara
Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential Thermal Analysis
(DTA) dengan 2,4-dinitrotoluena atau dibenzoil-peroksida sebagai • Zat warna diazo dalam pabrik zat warna
senyawa acuan/senyawa standar/pembanding.
 Tergantung suhu pemanasan yang dihasilkan. Jika T sampel >
• Magnesium dalam pabrik baja
senyawa acuan  diklasifikasikan mudah meledak
• Pencampuran bahan oksidator dan reduktor :
• Bahan oksidator : KClO3, NaNO3, HNO3, KMnO4,
CrO3
• Bahan reduktor : C, S, C2H5OH, gliserol, hidrazin
Link MSDS Link MSDS Link MSDS

Bahan Mudah Terbakar (Flammable)


Pengoksidasi (oxidizing)
 Faktor yang menentukan adalah Titik Nyala/Flash Point dan TD
 Bahan pengoksidasi adalah bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak  Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
dengan bahan organik dan bahan pereduksi. B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala
dibawah 0 oC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 oC.
 Pengujiannya dapat dilakukan dengan uji pembakaran menggunakan
ammonium persulfate sebagai senyawa standar. Sedangkan untuk  Sangat mudah menyala (highly flammable)
bahan berupa cairan, senyawa standar yang digunakan adalah adalah B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik
larutan asam nitrat. nyala 0 oC – 21oC.

 Berdasarkan waktu pembakaran lebih cepat atau lambat dari standar  Mudah menyala (flammable)
mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
 Contoh senyawa : 1. Berupa cairan
Oksidator anorganik: K2Cr2O7, KMnO4, H2O2, K2S2O8, KClO3 Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%
Peroksida organik : Bensil peroksida, asetil peroksida, volume dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC
eteroksida, asam perasetat (140 0F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan
api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

6
Bahan Mudah Terbakar (Flammable) Bahan Beracun (Toxic)
• B3 yang bersifat racun bagi manusia akan menyebabkan
 Mudah menyala (flammable) kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh
Lanjutan… melalui pernafasan, kulit atau mulut.
2. Berupa padatan • Daya racun didasarkan pada angka LD50 (Lethal Dose 50) :
B3 yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan standar banyak zat yang berikan kepada hewan percobaan dan
(25oC, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya menyebabkan kematian sebanyak 50% dari populasi hewan
kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan percobaan.
kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan • Semakin kecil angka LD50 maka bahan semakin toksik.
kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Atau memiliki Flash
Point kurang dari 40 oC.
 Zat padat mudah terbakar : sulfur, fosfor, hidrida logam.
 Zat cair mudah terbakar : pelarut organik
Pelarut Titik didih (oC) Titik nyala (oC)
Aseton 56 -18
Benzena 80 -11
Etil eter 34 -45
heksana 68 -22
metanol 65 12

Bahan Iritant
Bahan Berbahaya (Harmful)
 Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak
 Bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu. dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan
 Bahan berbahaya dapat hidrokarbon baik alifaik maupun peradangan.
aromatik, senyawa organik berhalogen  Bahan iritant umumnya bahan korosif
 Berdasarkan bentuknya, bahan iritant terbagi menjadi :
Korosif (corrosive)  Bahan iritant padat : NaOH, KOH, CCl3COOH, fenol
 Bahan Iritant cair : asam kuat, Asam format, asam cuka
 Bahan korosif mempunyai sifat :
 Bahan Iritant gas : amonia, formaldehid, ozon, fosgen, gas Cl
(1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
(2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan
temperatur pengujian 55 oC;
Bahan Berbahaya bagi lingkungan
(3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam  Bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa. lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya
 Bahan kimia korosif antara lain H2SO4, HNO3, HCl, NaOH, Ca(OH)2, PCBs), atau
gas SO2
 bahan tersebut dapat merusak lingkungan.

7
Bahan Karsinogenik (Carcinogenic)
Simbol dan Label B3
Bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
Sumber :
Permen LH No. 3 Tahun
Teratogenik (Teratogenic) 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan
Bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
Label Bahan Berbahaya dan
pertumbuhan embrio Beracun

Mutagenik (mutagenic)

• Bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti


dapat merubah genetika.
• Biasanya dijumpai pada bahan yang bersifat radioaktif

8
Pengelolaan B3 Sasaran :
Kegiatan yang menghasilkan, • Terciptanya pengelolaan B3 yang aman bagi
manusia dan lingkungan dalam pelaksanaan
mengangkut, mengedarkan, - Import
menyimpan, menggunakan dan - Export
- Penggunaan
membuang B3 - Pengangkutan
- Produksi
- Penggudangan
- Penandaan(Label & simbol)
• Sistem Administrasi/Registrasi
• Informasi

PENGECUALIAN :
• Narkotika,bahan-bahan psikotropika & prekursor
B3 KADALUARSA
• Bahan radioaktif
Pengelolaannya sesuai
• Bahan peledak TIDAK
MEMENUHI dengan PP No. 101 Tahun
• Senjata kimia SPESIFIKASI 2014 tentang Pengelolaan
• Bahan-bahan farmasi Limbah B3
• Bahan kimia untuk makanan (food aditive)
• Makanan BEKAS KEMASAN
• Hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi

9
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
Syarat Bangunan Penyimpanan B3
 Lantai penyimpanan dirancang untuk menahan kebocoran bahan kimia dan
kontaminasi air pemadam kebakaran
LOKASI BANGUNAN PENYIMPANAN B3  Tersedianya jalur evakuasi dan pintu darurat
 Tumpahan bahan kimia tidak boleh dialirkan langsung ke sumber air (adanya
 Berlokasi pada lahan yang bebas atau memiliki penampungan tumpahan)
perlindungan dari berbagai kemungkinan gangguan  Adanya ventilasi untuk sirkulasi udara
yg berasal dari sekelilingnya (efek domino dari  Penerangan yang memenuhi persyaratan
suatu kejadian mis : kebakaran, sambaran petir)  Sistem sprinkler air/foam
 Safety Data Sheet (SDS) atau Lembar Data Keselamatan Bahan harus tersedia
 Berada pada daerah bebas banjir
di lokasi yang mudah dijangkau
 Ada jarak antara bangunan sehingga memudahkan  Penyimpanan dengan pemisahan berjarak, jarak yg cukup aman utk bahan yg
akses tdk bersesuaian cairan atau padatan adalah 1,5 m, untuk bahan gas adalah 3 m
 Daerah untuk lalu truk fork-lift harus lebih lebar dari daerah khusus berjalan
 Diupayakan sejauh mungkin dengan aktivitas kaki
umum ataupun aktivitas manusia  (prinsip: dibedakan)
 Packaging harus dipastikan aman diatas pallet, tidak jatuh/runtuh

PENYIMPANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


TERKAIT B3

Kelas Penyimpanan (LGK)

+ saling
bersesuaian
- Tdk
bersesuaian
O dengan
persyaratan
tertentu Jangan sampai terjadi
kecelakaan kerja akibat
bahan kimia pada
anda……..

10
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Pelindung mata
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Jas lab

Pengendalian secara teknis yaitu


pengendalian langsung pada sumbernya

 Pengelolaan bahan kimia


 Pemakaian APD Sarung
tangan masker
 Implementasi budaya K3

Jas Laboratorium (lab coat) Pelindung mata (safety gogle)

• Di laboratorium : Lab coat  Bekerja dengan bahan kimia


• Di pabrik : wearpack  Bekerja dekat seseorang yang menggunakan bahan kimia
• Memberikan perlindungan terhadap percikan bahan-  Bekerja di dekat bahan kimia, meskipun tidak menggunakan bahan kimia
bahan kimia
• Berguna hanya jika berkerja dengan bahan kimia dalam
kuantitas kecil
• Jas lab yang sudah terkontaminasi harus dicuci atau
dimusnahkan

• Kacamata biasa tidak bisa memberikan perlindungan keamanan maksimum


dan dapat memungkinkan percikan dan uap kimia untuk mencapai mata
• Kacamata resep dokter memang memperbaiki penglihatan, namun tidak
dapat memberikan perlindungan maksimum

11
Sarung tangan (glove) Footwear

 Bahan sarung tangan (PVA nitrile, butyl, PVC) mempunyai • Di ruang produksi gunakan safety shoes yang representative
daya tahan yang berbeda terhadap bahan kimia • Di laboratorium cukup dapat menggunakan sepatu yang tertutup.
 Semakin tebal daya tahan semakin baik tetapi kurang • Sepatu harus menutupi kaki
nyaman • Sandal tidak boleh dipakai di laboratorium/ruang kerja.
 Sarung tangan tipis (latex) tidak mempunyai daya tahan
bahan kimia
 Pemilihan jenis sarung tangan : Lihat SDS

harus mengetahui letak alat keselamatan kerja


di laboratorium Cara Mengatasi/memadamkan kebakaran

Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Jenis alat pemadam kebakaran ringan. (Catatan : Periksa
tanggal Kedaluwarsa)

Klasifikasi APAR :
Fire • Jenis Air
water
extinguisher • Jenis gas (CO2 & BCF)
shower Fire blanket
• Jenis debu kering (dry powder)
• Jenis Foam

Eyewash First aid Penggunaan Hydrant


fountain kit Kontak unit pemadam kebakaran

12
Cara Mengatasi percikan bahan kimia
PERTOLONGAN PERTAMA (FIRST AID)
 Pertolongan awal atau pertama terhadap korban kecelakaan termasuk Percikan bahan kimia :
orang terkena dampak penggunaan bahan kimia. • Segera cuci dengan air mengalir sedikitnya
 Perawatan atau pertolongan sesegera mungkin setelah terjadinya 15 menit
kecelakaan atau kesakitan • Gunakan keran air atau shower
• Selanjutnya hubungi dokter
 Merupakan pertolongan yang sifatnya terbatas, pertolongan berikutnya
harus oleh pihak yang berkompeten yaitu tenaga medis.
Percikan bahan kimia mengenai mata :
Perlengkapan P3K
• Segera bilas dengan air mengalir di eye
 Obat luar
shower
 Salep levertran (untuk luka bakar), Revanol, Betadien,
Handyplash • Selanjutnya hubungi dokter
 Obat ringan
 Obat-obat anti histamine, Norit

 Plester Pembalut
 Ukuran kecil, sedang, besar

 Kapas, kasa steril

Sebelum Bekerja HARUS MENGETAHUI KECELAKAAN


Sebab terjadinya kecelakaan
o Bahaya & penanganan bahan kimia – Tidak mengetahui dan memahami
o Tindakan P3K • sifat bahan
o Lokasi fire extinguiser, spill kit (jika ada), • Proses kimia/reaksi yang terjadi
• Penggunaan alat tidak tepat
water shower, eye washer, kotak P3K, fire
• Penanganan alat tidak tepat
blangket, tangga darurat
– Tidak menggunakan alat pelindung tubuh
o Telp penting : RS, pemadam kebakaran • goggle, sarung tangan, jas laboratorium, masker dan sebagainya
– Tidak mentaati instruksi penggunaan alat, bahan dan alat pendukung
Setelah bekerja : lain  ceroboh

 Matikan : gas, air, peralatan yang


menggunakan aliran listrik dan lain-lain
 Cuci peralatan, bersihkan meja kerja SDS
 Tinggalkan jas lab
 Cuci tangan

13

Anda mungkin juga menyukai