Anda di halaman 1dari 10

Pendekatan dalam

Mempelajari Kriminologi
Kelompok 4

Anggota :
● Naila Yasiroh 2012011243
● Nurul Mayza 2012011227
● Nabila Arzeti Maharani 2052011064
● Yashifa Alifia Maharani 2012011291
Pendekatan dalam mempelajari kriminologi
Dalam arti sempit kriminologi adalah mempelajari
kejahatan, dalam arti luas Kriminologi mempelajari
Penologi dan metode-metode yang berkaitan
dengan kejahatan dan masalah prevensi kejahatan
dengan tindakan-tindakan yang bersifat
pencegahan.

Batasan kejahatan dalam arti yuridis adalah :


tingkah laku manusia yang dapat dihukum
berdasarkan hukum pidana. Tingkah laku manusia
tersebut dipelajari dengan menggunakan 3 dasar
bentuk pendekatan.
3 Dasar bentuk pendekatan dalam
mempelajari tingkah laku manusia

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Deskriptif (The Sebab Akibat Secara Normatif
Description (The Causal (The Normative
Approach) Approach) Aproach)
01 Pendekatan Deskriptif (The
Description Approach)
Dalam arti ini kriminologi dapat didefinisikan sebagai observasi dan pengumpulan
fakta-fakta tentang kejahatan dan pelaku kejahatan, yaitu :
● Berbagai bentuk tingkah laku kriminal;
● Bagaimana kejahatan tersebut dilakukan;
● Frekuensi kejahatan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda;
● Usia, jenis kelamin dan ciri-ciri khas lainnya dari pelaku kejahatan;
● Perkembangan karir seseorang pelaku kejahatan.
Atau dapat disebut juga sebagai fenomenologi atau simptomatologi kejahatan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam mempergunakan pendekatan secara deskriptif adalah :
● Fakta-fakta yang diperoleh harus dilakukan secara selektif berlandaskan
kepada hipotesa-hipotesa. Dalam kata lain, fakta tidak dapat dikumpulkan
secara random.
● Fakta-fakta tanpa penafsiran, evaluasi dan pengertian secara umum, tidak
akan berarti. Diperlukan pengetahuan umum tentang kehidupan dan
pengalaman.
Pendekatan Sebab Akibat
02 (The Causal Approach)
● Konsep Pendekatan Sebab-Akibat
Mengingat kriminologi mempelajari tentang kejahatan yang
dilakukan oleh manusia maka digunakan pendekatan
“deskripsi kausalitas” dan normatif (aturan hukum yang
mengikat, perilaku yang melanggar hukum). Penafsiran
terhadap fakta-fakta dapat dipergunakan untuk mengetahui
sebab-musabab kejahatan, baik di dalam kasus-kasus yang
bersifat umum maupun yang bersifat individual.

Usaha untuk mengungkapkan atau menemukan kausalitas


suatu gejala dalam kejahatan disebut Etiologi kejahatan.
Usaha untuk menemukan hubungan antara tingkah laku
individu dan suatu kejahatan tertentu haruslah dapat
dibuktikan bahwa antara suatu tindakan atau
Derbuatan(dalam situas tertentu daripada tertuduh dengan
akibat yang dilarang terdapat suatu sebab akibat).
Terdapat pula “mens-rea” atau “guilt” untuk membuktikan adanya tanggungjawab dari
pelaku. Dapat disimpulkan bahwa hukum pidana dalam usahanya menciptakan atau
menemukan adanya unsur "pertanggungjawaban pelaku" (kecuali dalam kasus yang
menyangkut perusahaan) berhubungan erat dengan hubungan sebab akibat antara
perbuatan yang dilarang dengan akibat yang terjadi.

● Apakah yang Diartikan Dengan “Sebab Akibat”


Konsep sebab akibat menurut Betrand Russel tidak dipergunakan dalam ilmu
pengetahuan yang telah maju. Alasannya karena para empiris berpendapat bahwa sebab
akibat tidak memiliki arti apa-apa selain “in variable antccedent”.Menggunakan
konsepsi seluas mungkin, yang merupakan sebab akibat bersifat “necessary” tetapi tidak
“sufficient”,
contohnya : seseorang dikatakan telah mengakibatkan terjadinya kejahatan apabila
ternyata adanya partisipasi aktif daripada orang yang bersangkutan; walaupun telah ada
faktor-faktor lain yang merupakan "necessary cause” untuk menghasilkan kejahatan.
Sepanjang mengenai penafsiran terhadap kasus-kasus yang bersifat individual, konsepsi
yang sama dapat dipergunakan oleh Kriminologi dan dapat dilakukan tanpa timbul
risiko-risiko yang bersifat tidak adil.
Lanjutan…
Secara fundamental dapat dikemukakan bahwa dalam kriminolog
tidak ada sebab-akibat kejahatan yang secara sekaligus (bersifat)
“sufficient” dan “necessary”, melainkan hanya ada sebab akibat
yang bersifat “necessary” untuk mengakibatkan terjadinya
kejahatan dalam hubungannya dengan faktor-faktor lain. Tidak
ada satupun kejahatan atau kejahatan tertentu yang diakibatkan
karena faktor tunggal.

Mengikuti prinsip-prinsip Mc. Iver, yakni : setelah mereka


mengenyampingkan faktor-faktor yang tidak menujukkan
korelasi yang berarti; kemudian mereka memusatkan
perhatiannya kepada sebab- akibat. Dengan berpedoman kepada
pendapat bahwa, “suatu korelasi tertentu tidaklah selalu berarti
hubungan fungsional yang sesungguhnya: “mereka telah
menyusun suatu Rumusan sementara tentang sebab-akibat.
Lanjutan…
Herman Maanheim menunjukkan adanya 3 (tiga) hal pokok yang perlu
dikemukakan dalam pandangan terhadap sebab-akibat kejahatan sebagai
berikut ini:
● Sebagaimana telah dikemukakan terlebih dahulu dalam menyusun daftar
tentang faktor-faktor yang secara potensial bersifat kausatif, harus diingat
bahwa pemilihan terhadap faktor- faktor tersebut bagi analisa statistik
tergantung daripada perhatian dan pendapat kita terdahulu tentang faktor-
faktor yang potensial.
● Kedua: masalah-masalah tersebut di atas tidaklah dapat diabaikan begitu
saja dalam suatu penelitian tentang sebab akibat kejahatan yang
mempergunakan korelasi secara statistik, “ decision-theory”, “Categorys
risks” dan sebagainya.
● Sebagai konsekuensi selanjutnya, apabila statistik dapat membuktikan
hubungan kausal.
03
Pendekatan Secara Normatif
(The Normative Aproach)
Telah diketengahkan dalam buku “Group Problem” bahwa Kriminologi merupakan suatu
“idiographic-discipline” dan “nomothetic-discipline”. Dengan Indiographic-discipline
dimaksud adalah mempelajari fakta-fakta , sebab-akibat dan kemungkinan-kemungkinan
dalam kasus-kasus individual.

Sedangkan “nomothetic discipline” adalah bertujuan untuk menemukan atau mengungkapkan


hukum-hukum umum yang bersifat ilmiah yang diakui keseragaman atau kecenderungan-
kecenderungannya. Hal ini berarti bahwa, kriminologi berkenan dengan penyelidikan sifat-sifat
daripada “hukum kriminologi” dan kecenderungan-kecenderungannya.

Aliran-aliran Filsafat Hukum terpenting Amerika Serikat, seperti: Aliran Pragmatis dan positivis
serta gerakan realisme menafsirkan hukum bukan sebagai seperangkat kaidah atau norma-
norma akan tetapi semata-mata dianggap merupakan kumpulan ramalan-ramalan yang bersifat
umum (generali zed predictions)
Thank You
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai