Anda di halaman 1dari 3

MASALAH UTAMA PERUSAHAAN MOBIL TESLA

1. Isu daya tahan dan keamanan baterai

Baterai masih menjadi masalah utama pada mobil listrik dan hybrid. Pertama adalah isu daya
tahan. Meski beberapa pabrikan mengklaim bahwa baterai yang digunakan dapat bertahan sangat
lama, namun menurut beberapa penelitian, kinerja baterai mobil listrik umumnya akan menurun
ketika penggunaan telah mencapai di atas 3 tahun. Tak hanya itu, di negara 4 musim, banyak
yang mengeluhkan bahwa kemampuan baterai akan menurun drastis di suhu yang ekstrim
dingin.

2. Jangkauan jarak terbatas dan ketersediaan stasiun pengisian listrik

Jangkauan jarak juga menjadi isu utama. Umumnya mobil elektrik dapat berjalan rata-rata antara
200 hingga 400 kilometer dalam sekali pengisian bahan bakar. Angka tersebut tentu tak masalah
jika hanya untuk kebutuhan komuter. Namun ketika akan digunakan untuk jarak jauh, maka
perlu penyesuaian kebiasan dan persiapan yang agar tak mengganggu perjalanan.

3. Dukungan servis dan mekanik


Layaknya kendaraan pada umumnya, mobil listrik perlu mendapatkan perawatan berkala. Secara
garis besar, perawatan berkala pada mobil elektrik ini tak berbeda jauh dengan mobil
konvensional. Namun pada beberapa sektor seperti baterai dan motor listrik, memang
membutuhkan dukungan teknis, spare part serta mekanik yang berkualifikasi. Di banyak negara,
hal tersebut masih terbatas dan hanya tersedia pada kota besar saja.

4. Nilai jual kembali mobil listrik yang masih rendah

Tak banyak pemilik mobil yang kuatir dengan resale value atau nilai jual kembali mobil elektrik
mereka akan terjun bebas. Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi keputusan calon pembeli saat
memutuskan untuk membawa mobil elektrik ke garasi rumah mereka. Namun tampaknya hal
ini akan berubah, seiring semakin banyaknya mobil elektrik yang berbedar, maka pasar mobil
listrik bekas juga akan terbentuk dengan baik

5. Harga mobil listrik masih tinggi

Masalah umum non teknis lainnya adalah harga yang masih terlalu tinggi. Sudah jadi rahasia
umum jika mobil elektrik membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi dari mobil
konvensional. Untuk untuk di beberapa negara, termasuk Indonesia, memberlakukan insentif
pajak agar harga mobil listrik semakin terjangkau. Namun tetap saja, bagi sebagian besar
konsumen, harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai