Anda di halaman 1dari 11

Kelompok A2.

2
Kelas : 2A
Ketua : Irtikha Nahra Aziza (P24840120043)
Anggota : Jihan Nur Fadilah (P24840120045)
Julia Utami (P24840120047)
Kartika (P24840120049)
Khoerunnupus (P24840120051)
Luthfiah adzani Asyhari (P24840120053)

Formulasi Sediaan Gastrucid Suspensi


Tujuan:
- Mengetahui formulasi dari sediaan suspensi
- Memahami dan mengerti cara membuat sediaan suspensi
- Mengetahui dan memahami cara evaluasi yang digunakan bagi sediaan suspensi
Teori Singkat:

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk
penggunaan oral. (Farmakope Indonesia IV Th. 1995).

Gastrucid merupakan obat saluran cerna dengan kandungan Alumunium Hidroksida


kombinasi. Obat ini digunakan untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan
asam lambung, gastritis, tukak lambung, dan tukak usus dua belas jari seperti mual, nyeri
lambung, nyeri ulu hati, kembung, dan perasaan penuh pada lambung. Gastrucid termasuk
kedalam golongan obat (B) bebas dan tersedia dalam bentuk sediaan suspensi.

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh sediaan suspensi, antara lain
(menurut FI):
a.Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
b.Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
c.Dapat mengandung bahan menjamin stabilitas suspensi
d.Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau dituang
e.Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama
Sediaan suspensi memiliki kelebihan dan juga kekurangan, yaitu:
 Kelebihan suspensi
a. Suspensi menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan
b. Untuk pasien tertentu, bentuk cair lebih disukai dari pada bentuk padat
c. Dosis pemberian dalam sediaan suspensi relatif mudah
d. Suspensi merupakan sediaan yang aman dan mudah diatur penyesuain dosisnya
untuk anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit.
 Kekurangan suspensi
a. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah
b. Jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya
turun
c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
d. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (caking,
flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/perubahan suhu
e. Suspensi harus dikocok untuk memperoleh dosis yang diinginkan
Terdapat 2 cara pembuatan suspensi berupa: metode dispersi, ialah penambahan
bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk, kemudian diencerkan dan metode
presipitasi, ialah Zat yang didispersikan dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang akan
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik, larutan zat kemudian di encerkan
dalam air sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dalam air.
Suspending agent adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel
tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi
diperlambat. Mekanisme kerjanya yaitu memperbesar kekentalan (viskositas), namun
kekentalan berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan.
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Bahan pensuspensi dari alam. Dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid yang dapat
larut atau mengembang atau mengikat air sehingga membentuk mucilago atau lender, Dari
alam bukan gom adalah tanah Iiat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah
stabilitas suspensi.
2. Bahan pensuspensi sintetis. Derivat selulosa Termasuk dalam golongan ini adalah metil
selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa, Golongan
organik polimer salah satunya Carbophol 934 yang sangat peka terhadap panas dan
elektrolit mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

Preformulasi bahan aktif dan bahan tambahan


Preformulasi Bahan Aktif:

1. Magnesium Hidroksida (FI VI halaman 1076)


Pemerian : Serbuk putih, Ringan
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam
encer.
Khasiat : Antasida
Dosis : Tiap Kali 0,5 - 1,9
Ph : 5,5 - 8,0
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Rapat
2. Aluminium Hidroksida (FI III hal 640)
Pemerian : Serbuk halus, Mengandung sedikit gumpalan, Putih, Tidak berbau,
Tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%, Larut dalam
asam mineral
Khasiat : Antasida
Dosis : Tiap Kali 0,5 - 1,9
Ph : 5,5 - 8,0
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Baik, terlindung dari cahaya

3. Dimethylpolisaloksan (FI IV Hal 436)


Pemerian : Larutan jernih tidak berwarna; tidak berbau.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam metanol, dalam etanol dan dalam
aseton; sangat larut dalam isopropanol; larut dalam hidrokarbon
terklorinasi, benzen, toluena, xilena, eter dan heksana
Khasiat : Antiflatulen
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Preformulasi Bahan Tambahan:


1. Karboksimetilselulosa Natrium (FI IV Hal 832)
Pemerian : Serbuk atau granul putih sampai krem; higroskopik.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal;tidak
larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain.
Khasiat : Zat Tambahan
Ph : Antara 6,5 dan 8,5
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Sukrosa (FI IV Hal 1507)


Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk
kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis, stabil di
udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air
mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter..
Khasiat : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapi.

3. Na Siklamat ( FI III Hal 407)


Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, Putih, Tidak Berbau atau hampir
tidak berbau rasa agak manis walaupun dalam larutan encer
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, dalam 250 bagian etanol 95% P.
dan dalam 25 bagian propilengglikol; praktis tidak larut dalam
kloroform P. dan dalam eter P.
Khasiat : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Nipagin (FI III Hal 378)
Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai
rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam
3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut
dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60
bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati
panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
Khasiat : Zat Pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Nipasol (FI III Hal 535)


Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P,
dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40
bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
Khasiat : Zat Pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. Asam Sitrat (FI IV Hal 195)


Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai
halus; putih
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat
sukar larut dalam eter
Khasiat : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

7. Natrium Sitrat (FI IV hal 1237)


Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol.
Khasiat : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. Gliserin (FI III Hal 271)


Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik;
larutan netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
Khasiat : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

9. Aquadest (FI III Hal 96)


Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Kelarutan :-
Khasiat : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Formulasi:

1. Zat aktif (ISO VOL 52 hal 314) :


Tiap 5ml susp mengandung :
- Magnesium Hidroksida atau Mg(OH)2 325 mg
- Alumunium Hodrosida atau Al(OH)3 325 mg
- Dimethylpolysiloxane 50 mg

2. Zat Tambahan :
- CMC 1%
- Sukrosa 25%
- Na. siklamat 0,5%
- Nipagin 0,18%
- Nipasol 0,02%
- Asam sitrat 0,4%
- Natrium sitrat 0,4%
- Gliserin 5%
- Pewarna 0,05%
- Perasa 0,1%
- Aquadest

Alat dan Bahan:


1.       Alat
-       Batang pengaduk
- Spatel
-       Pipet tetes
-       Timbangan digital
- Kertas perkamen
-       pH meter
-       Mortir dan Stemper
- Gelas Ukur
- Beaker Glass
2.       Bahan
-       Alumunium Hidroksida
-       Magnesium Hidroksida
-       Dimethylpolisiloxane
-       CMC-Na
-       Natrium Siklamat
-       Sukrosa
-       Nipagin
-       Nipasol
-       Natrium Sitrat
-       Asam Sitrat
-       Gliserin
-       Aquadest
-       Pewarna
-       Perasa
-       Aquadest untuk CMC

Perhitungan :

Zat Aktif
- Magnesium Hidroksida 325 mg / 5ml x 60ml x 5 botol = 19.500 mg = 19,5 g

- Alumunium Hodrosida 325 mg / 5ml x 60ml x 5 botol = 19.500 mg = 19,5 g

- Dimethylpolysiloxane 50 mg / 5ml x 60ml x 5 botol = 3000 mg = 3 g

Zat Tambahan

- CMC 1% x 60ml x 5 botol = 3 g


- Sukrosa 25% x 60ml x 5 botol = 75 g
- Na. siklamat 0,5% x 60ml x 5 botol = 1,5 g
- Nipagin 0,18% x 60ml x 5 botol = 0,54 g
- Nipasol 0,02% x 60ml x 5 botol = 0,06 g
- Asam sitrat 0,4% x 60ml x 5 botol = 1,2 g
- Natrium sitrat 0,4% x 60ml x 5 botol = 1,2 g
- Gliserin 5% x 60ml x 5 botol = 15 ml
- Pewarna 0,05% x 60ml x 5 botol = 0,15
- Perasa 0,1% x 60ml x 5 botol = 0,3 g
- Aqua untuk CMC 3 g x 20 ml = 60 ml
- Aquadest ad 300ml

Cara Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang Bahan
3. Siapkan 5 botol kalibrasi botol ad 60 ml
4. Kembangkan cmc dengan aqua fervida diamkan ad terbentuk mucilage
5. Masukan Al(OH)3 kedalam lumpang gerus ad halus, tambahkan Mg(OH)3 gerus ad
homogen, tambahkan dimethylpolysiloxane gerus ad homogen
6. Tabahkan mucilago cmc kedalam lumping gerus ad homogen
7. Larutkan nipagin dan nipasol dengan gliserin di dalam bearkerglass aduk ad larut dan
homogen sisihkan, (M1)
8. Larutkan sukrosa, natrium siklamat, natrium sitrat dan asam sitrat dengan aquadest di
dalam bearkerglass aduk ad larut dan homogen sisihkan (M2)
9. Tambahkan M1 dan M2 ke dalam lumpang gerus ad homogen, tambahkan pewarna
dan perasa ke dalam lumpang gerus ad homogen
10. Masukan ke dalam botol yang telah di kalibrasi
11. Masukan sisa aquadest ad batas kalibrasi, kocok ad homogen
12. Masukan dalam wadah beri label

UJI EVALUASI

1. Uji Organoleptis.
Memeriksa kesesuaian bentuk, bau, rasa dan warna dari sediaan suspensi

2. Uji Homogenitas
Pengujian dilihat secara visual apakah sediaan telah tercampur homogen atau tidak.
3. Uji pH (Melihat tingkat keasamaan sediaan)

Pengukuran pH Dengan cara mencelupkan indicator pH ke dalam suspensi, kemudian bandingkan


perubahan warna yang terjadi pada indicator dengan tabel perubahan warna. (pH standar
suspensi yaitu antara 5-7).

4. Uji Sedimentasi
Adapun prosedur Uji Volume sedimentasi adalah sebagai berikut :
Masukkan sediaan yang sudah jadi kedalam beker glass.
Biarkan dan mati pemisahannya atau pengendapannya dalam waktu yang telah di tentukan(15, menit,30
menit 1 hari, 3 hari, dan 7 hari)
Kemudian amati sediaan memisah atau tidak, jika tampak memisah maka bagian yang bening diukur.
Hitung drajat sedimentasi dengan rumus : F = Vu/Vo
Keterangan:
F= drajat sedimentasi
Vu = volume sedimentasi
Vo= volume awal

5. Evaluasi Waktu Redispersi

Waktu redispersi adalah waktu yg dibutuhkan oleh suspensi untuk dapat terdispersi kembali
secara merata dari keadaan mengendap.

Adapun prosedur Uji Waktu Redispersi ,yaitu :


1. Masing masing suspensi dimasukkan kedalam botol kaca,kemudian didiamkan sampai
mengendap sempurna
2. Setelah mengendap sempurna, masing-masing suspensi dikocok sampai tidak terdapat sisa
endapan pada dasar botol.
3. Kemudian catat waktu Redispersi dari masing-masing sediaan suspensi
Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dengan pengocokan dalam
waktu maksimal 30 detik.

6. Uji Bobot Jenis

Dalam mengukur bobot jenis suatu cairan digunakan alat Piknometer dan dihitung dengan
menggunakan rumus (Faizatun, Katiningsih dan Lilyana, 2008).
Keterangan : BJ = Bobot jenis cairan yang akan diukur
A = Berat piknometer kosong yang ditimbang
B = Berat piknometer berisi air yang ditimbang
C = Berat piknometer berisi cairan yang ditimbang
Semua ditimbang dalam satuan gram
Cara Kerja :
a) Timbang alat Piknometer kosong terlebih dahulu di Neraca Analitik
(Hasil=A)
BJ = C – A / B - A
b) Isi Piknometer dengan air hingga penuh, tutup lalu keringkan bagian luar
Piknometer dengan tissue, timbang di Neraca Analitik (Hasil=B)
c) Buang air dalam Piknometer dan keringkan. Isi dengan sampel sampai penuh
kemudian timbang (Hasil=C)
Netto 60 ml
Komposisi : Reg. No : DBL734454033A2 Netto 60 ml
Tiap 5 ml mengandung : Gasgacid Indikasi : Gasgacid
Magnesium Hiroksida ………325mg Magnesium Hidroksida Untuk mengurangi gejala yang Magnesium Hidroksida
berhubungan dengan kelebihan
Aluminium Hidroksida ……..325mg Aluminium Hidroksida Aluminium Hidroksida
asam lambung, gastritis, tukak
Dimethylpolysiloxane lambung, seperti mual, kembung , Dimethylpolysiloxane
Dimethylpolysiloxane …………50mg
dan perasaan penuh pada Suspension
Suspensi lambung
EFEKTIF EFFECTIVE TO
Dosis :
MENGATASI EFEK SAMPING, PERHATIAN, RELIEVE THE
Dewasa : 5 - 10 ml 3 -4 kali GEJALA SAKIT INTERAKSI OBAT, lihat brosur SYMTOMS OF
sehari, diminum 1- 2 jam setelah terlampir
makan dan sebelum tidur.
MAG GASTRIC

Atau menunrut petunjuk dokter KOCOK DAHULU SEBELUM


DIPAKAI SIMPAN PADA SUHU DI
BAWAH 30˚C

Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh :


PT. Gasafarma Abadi PT. Gasafarma Abadi PT. Gasafarma Abadi PT. Gasafarma Abadi
Bandung – Indonesia Bandung – Indonesia Bandung – Indonesia Bandung – Indonesia
Komposisi : Netto 60 ml Indikasi :
Tiap 5 ml mengandung : Untuk mengurangi gejala yang
Mg(OH)2 ………………………………..325 mg Gasgacid berhubungan dengan kelebihan asam
Al(OH)3 ………………………………….325 mg lambung, gastritis, tukak lambung, seperti
Dimethylpolysiloxane ………………50 mg Magnesium Hidroksida mual, kembung , dan perasaan penuh pada
lambung.
Aluminium Hidroksida
Dosis : Dimethylpolysiloxane Reg. No : DBL734454033A2
Dewasa : 5 - 10 ml 3 -4 kali sehari, No. Batch : A2 677432
diminum 1- 2 jam setelah makan dan Suspensi Exp. Date : Juli 2024
sebelum tidur Tgl. Prod : Juli 2022

KETERANGAN LENGKAP LIHAT DI


KETERANGAN LENGKAP LIHAT DI
BROSUR
BROSUR PT. Gasafarma Abadi

Bandung – Indonesia
Daftar Pustaka

Akbar, B.H. (2020). Jurnal Tsls Suspensi Antasida | PDF. [online] Scribd. Available at:
https://www.scribd.com/document/488793067/Jurnal-Tsls-Suspensi-Antasida [Accessed 14
Feb. 2022].

Anonim (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

anonim (1982). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

anonim (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

halodoc. (n.d.). Gastrucid. [online] Available at: https://www.halodoc.com/obat-dan-


vitamin/gastrucid-sirup-60-ml.

IAI (2019). ISO Volume 52. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Murtini, G. (2016). FARMASETIKA DASAR. Jkaarta: Kementerian Kesehatan RI.

PIO Nas. (n.d.). [online] Available at: https://pionas.pom.go.id/obat/gastrucid.

Anda mungkin juga menyukai