Anda di halaman 1dari 26

1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI
NEGERI(PTN) MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
(AHP)
Dewa Putu Rama Prabawa1, Dra. Luh Gede Astuti M.kom2
Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali
Kampus Bukit Jimabaran, Badung, Bali
1 2
Email: dewaputuramaprabawa@gmail.com , lg.astuti@gmail.com

ABSTRAK
Melanjutkan di perguruan tinggi negeri merupakan keinginan sebagian besar bagi lulusan siswa SMA.
Akan tetapi masih banyak siswa yang bingung untuk memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan yang
diinginkan. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak peruruan tinggi negeri dengan kriteria-kriteria yang
berbeda. Maka dari itu diperlukannya suatu sistem pendukung keputusan untuk memilih perguruan tinggi
dengan kriteria yang paling sesuiai dengan yang sudah ditentukan. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
suatu sistem yang dapat membantu seseorang untuk mengambil keputusan dari suatu masalah. Di dalam
pengambilan keputusan terdapat beberapa alternatif pilihan yang ditentukan dengan harapan dapat
menghasilkan sebuah keputusan yang baik. Metode dalam sistem pendukung keputusan yaitu metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode untuk melakukan pengambilan keputusan secara ilmiah
dan rasional untuk memberikan solusi terhadap masalah multi kriteria dan kompleks dengan berbagai
alternatif. Permasalahan multikriteria dalam AHP disederhanakan dalam bentuk hierarki yang terdiri dari 3
komponen utama, yaitu tujuan atau goal dari pengambilan keputusan, kriteria penilaian dan alternatif pilihan.
Jadi AHP sangat cocok digunakan untuk permasalahan yang bersifat multi-kriteria dan multi-alternatif dengan
input utamanya adalah persepsi manusia.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, pemilihan perguruan tinggi negeri, analitycal hierarchy process,
kriteria

ABSTRACT
Continuing in public universities is the desire of the majority of the graduates high school students. But
there are still many students who are confused to choose a college that is in accordance with the desired. That
is because there are many high college with different criteria. Thus the need for a decision support system to
choose a college that best fits the criteria that have been determined. Decision Support Systems (DSS) is a
system that can help one to take decisions of a problem. In the decision, there are several alternative options
are specified with the hope of producing a good decision. Methods in decision support systems, namely
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a method to make decisions scientifically and rationally to provide a
solution to the problem of multi-criteria and complex with a wide range of alternatives. AHP multicriteria
problems in simplified in the form of a hierarchy that consists of three main components, namely the purpose or
goal of the decision-making, the assessment criteria and alternatives. So AHP is suitable for problems that are
multi-criteria and multi-alternative with its main input is human perception
Keywords: . Decision Support System, election of public universities, analitycal hierarchy process

17
1 PENDAHULUAN
Sebagian besar lulusan siswa sekolah menengah atas(SMA) ingin melanjutkan pendidikannya ke
perguruan tinggi negeri (PTN). Akan tetapi banyak dari mereka yang masih bingung untuk menentukan pilihan
dalam menentukan PTN yang akan mereka tuju. Hal itu dikarenakan terdapat banyak PTN yang memiliki kriteria
masing-masing yang mungkin memenuhi beberapa kriteria yang diinginkan oleh calon mahasiswa.
Permasalahan timbul dikarenakan banyaknya pertimbangan yang dimiliki oleh calon mahasiswa untuk
memilih suatu PTN. Pertimbangan tersebut misalnya lokasi PTN, jarak yang ditempuh untuk menuju lokasi PTN,
akreditasi, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat pertimbangan umum dalam melakukan pemilihan terhadap
alternative PTN adalah biaya. Seringkali biaya menjadi kriteria atau pertimbangan utama untuk membuat
keputusan dalam memilih PTN.
Sangat sering kriteria yang diinginkan terpenuhi pada banyak pilihan PTN. Mengingat permasalah tersebut
, dibutuhkannya suatu sistem pendukung keputusan untuk membantu dan mempermudah calon mahasiswa dalam
mengambil keputusan dalam pemilihan PTN yang paling optimal memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Metode dalam sistem pendukung keputusan yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode
untuk melakukan pengambilan keputusan secara ilmiah dan rasional untuk memberikan solusi terhadap masalah
multi kriteria dan kompleks dengan berbagai alternatif. Permasalahan multikriteria dalam AHP disederhanakan
dalam bentuk hierarki yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu tujuan atau goal dari pengambilan keputusan,
kriteria penilaian dan alternatif pilihan. Jadi AHP sangat cocok digunakan untuk permasalahan yang bersifat multi-
kriteria dan multi-alternatif dengan input utamanya adalah persepsi manusia.

2 MATERI DAN METODE


2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk
sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah
data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.

2.2 AHP(Analytical Hierarchy Process)

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty. Model
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu
struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. ( Saaty ,1993)
AHP menyusun perasaan serta intuisi dan logika dalam suatu rancangan terstruktur dan sistematis untuk
pengambilan keputusan. Dalam memecahkan persoalan dengan AHP, terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan:
1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki dengan pemecahan persoalan menjadi unsur yang terpisah.
2. Pembedaan proiritas dan sintesis, yag disebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-
elemen menurut relative pentingnya. Untuk penetuan skala perbandingan berpasangan dapat dilihat pada
Tabel 1.
3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara
konsisten.
4. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang merupakan bobot setiap
elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan.
Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari
kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan
nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata. (Kadarsyah
Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998)

18
5. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index
konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan
yang mendekati valid. Rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %. (Kadarsyah Suryadi
dan Ali Ramdhani, 1998)
Tabel 1.Skala perbandingan berpasangan
Intensitas
kepentinga Keterangan
n
Kedua elemen sama pentingnya,
1
mempunyai pengaruh yang besar
Elemen yang satu sedikit lebih
penting daripada elemen lainnya.
3 Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen
dibandingkan elemen lain.
Elemen yang satu lebih penting
daripada yang lainnya,
5 Pengalaman dan penilaian sangat
kuat menyokong satu elemen
dibandingkan elemen yang lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak
penting daripada elemen lainnya,
7 Satu elemen yang kuat disokong
dan dominan terlihat dalam
praktek.
Satu elemen mutlak penting
daripada elemen lainnya, Bukti
yang mendukung elemen yang
9 satu terhadap elemen lain
memeliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin
menguatkan.
Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan-pertimbangan yang
2,4,6,8 berdekatan, Nilai ini diberikan bila
ada dua kompromi di antara 2
pilihan
Jika untuk aktivitas i mendapat
satu angka dibanding dengan
Kebalikan
aktivitas j , maka j mempunyai nilai
kebalikannya dibanding dengan i

19
3 HASIL
Di dalam penelitian pemilihan PTN ini dapat dibuatkan hirarki yang digunakan untuk kepentingan sistem
pendukung keputusan dalam pemilihan PTN, dapat dilihat pada Gambar 1.

Memilih PTN

Lokasi Biaya Akreditasi

PTN A PTN B PTN C

Gambar 1. Hirarki Tujuan Proses Pemilihan PTN


Pada hirarki diatas pada level teratas merupakan tujuan, pada level dibawahnya merupakan kriteria yang
sudah ditentukan, dan pada level yang paling bawah merupakan alternatif. Di dalam penelitian ini akan digunakan
3 buah alternatif PTN, yaitu PTN A, PTN B, PTN C. Setiap alternatif PTN akan dinilai bedasarkan 3 kriteria utama,
yakni Lokasi, Biaya, dan Akreditasi. Ketiga kriteria tersebut akan diinputkan dengan presepsi dari calon mahasiswa.
Setelah itu sistem pendukung keputusan akan melakukan proses perhitungan bedasrkan langkah-langkah yang ada
pada metode AHP. Hasil dari perhitungan berupa urutan atau peringkat dari setiap alternatif.
Pada Gambar 1 akan ditampilkan flowchart yang menggambarkan langkah-langkah untuk menetukan PTN
yang ingin dipilih dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP).
Gambar 1. Flowchart langkah-langkah untuk menetukan PTN yang ingin dipilih dengan menggunakan
metode AHP

20
Mulai

Memasukkan
kriteria dan
alternatif PTN
pilihan

Proses pembuatan matriks


perbandingan berpasangan
dan normalisasi matriks

Proses pembuatan matriks


Mendapatkan matriks perbandingan berpasangan
normalisasi dan eigen pada masing-masing kriteria
vektor(Prioritas) (Lokasi,biaya,akreditasi) dan
normalisasi matriks

Proses Pengukuran
konsistenci CR = CI/IR

CR ≤ 10%

Penentuan bobot akhir yang


optimal dari masing-masing
kriteria

PTN yang
disarankan
untuk dipilih

selesai

4 PEMBAHASAN
Penilitian ini akan mensimulasikan cara pemilihan PTN menggunakan metode AHP. Untuk menentukan
pilihan PTN yang akan dituju tentunya seorang calon mahasiswa sudah mempunyai kriteria yang akan
dipertimbangkan. Setiap alternatif PTN tentunya memiliki kriteria yang berbeda-beda. Pada Tabel 2 diperlihatkan
data kriteria dan alternatif PTN yang telah ditentukan.
Tabel 2. Data kriteria dari alternatif PTN
Kriteria PTN A PTN B PTN C
Lokasi Pusat Kota Luar Kota Luar
Provinsi
Biaya 6 juta 10 juta 4 juta
Akreditasi B A C
Diasumsikan seorang calon mahasiswa akan menentukan pilihan PTN yang ingin dituju. Misalnya dari ketiga
kriteria yang ada, calon mahasiswa beranggapan:
 Akreditasi lebih penting dari biaya, dan
 Biaya lebih penting dari lokasi
Maka didapatkan matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria yang ada terlihat pada Tabel 3.
21
Tabel 3. Matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria
Lokasi Biaya Akreditasi
Lokasi 1 1/3 1/5
Biaya 3 1 1/3
Akreditasi 5 3 1
Jumlah 9 4,33 1,53
Setelah mendapatkan matriks perbandingan berpasangan, selanjutnya dilakukan perhitungan berikut ini :
1. Bagi setiap nilai dari kolom dengan nilai dari jumlah pada kolom (Priority Vector) yang bersangkutan untuk
mendapatkan normalisasi matriks.
2. Setelah matriks ternormalisasi, jumlahkan nilai setiap baris dan bagi dengan jumlah elemen(ordo matriks)
untuk mendapatkan nilai rata-rata. Rata-rata tersebut juga bisa disebut dengan Eigen Vector atau
Prioritas.

Hasil dari perhitungan dua langkah diatas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks ternormalisasi


lokasi biaya Akreditasi Prioritas
Lokasi 0,11111 0,07698 0,13071 0,10626
Biaya 0,33333 0,23094 0,21786 0,26071
Akredit 0,55555 0,69284 0,65369 0,63399
asi
Jumlah 9 4,33 1,53 1,00096
Setelah medapatkan matriks ternormalisasi, kita harus mengetahui seberapa baik konsistensi yang didapat karena
dalam pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan tidak diingikan tingkat konsistensi yang rendah.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :

1. Mendapatkan nilai Eigen maksimum (Principal Eigen) atau disebut juga Lambda maksimum (λ maks), yaitu
dengan cara mengalikan jumlah dari kolom( Priority Vector) dengan Eigen Vector yang telah didapat
sebelumnya. Dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5. Perhitungan nilai Eigen Maksimum

2. Hitung consistency Index (CI) dengan rumus:


CI = (λ maks-n) / (n-1)
dimana n = banyaknya elemen (ordo matriks) .

3. Hitung Consistency Ratio (CR) dengan rumus:


CR=CI/R
dimana CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index

22
IR = Index Random Consistency
4. Jika nalai dari konsistensi hirarki lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun
jika CR kurang atau sama dengan 10%, maka perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar IR bisa dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Daftar Index Random Consistency(IR)
Ukuran (Ordo) Nilai IR
Matriks
1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
Setelah dilakuakn perhitungan CR, hasil yang didapat adalah CR = 0.047725425 (memnuhi syarat).

Langkah selanjutnya adalah membuat matrik perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria lokasi . jika
calon mahasiswa berasumsi bahwa lokasi PTN B lebih baik dari PTN A, dan PTN A lebih baik dari PTN C, maka
matrik perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria lokasi akan tampak seerti pada Tabel 7.

Tabel 7. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Lokasi

Jadi dari matrik pada Tabel 7, didapatkan Prioritas relative untuk PTN A = 0.260497956, untuk PTN B =
0.63334572, untuk PTN C = 0.106156324. dengan CR = 0.047725425( Memenuhi Syarat ).

Selanjutnya kita akan membuat matrik perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria Biaya. jika calon
mahasiswa berasumsi bahwa Biaya PTN C lebih baik dari PTN A, dan PTN A lebih baik dari PTN B, maka matrik
perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria Biaya akan tampak seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Biaya

23
Jadi dari matrik pada Tabel 8, didapatkan Prioritas relative untuk PTN A = 0.260497956, untuk PTN B =
0.106156324, untuk PTN C = 0.63334572. dengan CR = 0.047725425( Memenuhi Syarat ).

Selanjutnya kita akan membuat matrik perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria Akreditasi. jika
calon mahasiswa berasumsi bahwa Akreditasi PTN B lebih baik dari PTN A, dan PTN A lebih baik dari PTN C, maka
matrik perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria Akreditasi akan tampak seperti pada Tabel 9.

Tabel 9. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Akreditasi

Jadi dari matrik pada Tabel 9, didapatkan Prioritas relative untuk PTN A = 0.260497956, untuk PTN B =
0.63334572, untuk PTN C = 0.106156324. dengan CR = 0.047725425( Memenuhi Syarat ).

langkah terakhir adalah membuat matrik akhir untuk menetukan bobot optimal. Data yang digunakan
berasala dari data prioritas relative pada matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria dan matrik
perbandingan berpasangan alternative untuk kriteria lokasi, biaya, dan akreditasi. Hasil dari matrik akhir penetuan
bobot optimal tampak pada Tabel 10.

Tabel 10. Matrik Akhir Bobot Maksimal

Untuk nilai bobot pada PTN A diperoleh dari (0.10626 x 0.260497956 ) + (0.26071 x 0.260497956 ) + (0.63399
x 0.260497956 ) = 0.260748034. Untuk mencari nilai bobot pada PTN B dan PTN C gunakan cara yang sama dengan
PTN A.

Dari Tabel 10 dapat dilihat bobot optimal yang diperoleh adalah 0.496510184 yaitu terdapat pada PTN B. Jadi,
PTN yang disarankan atau direkomendasikan untuk dipilih adalah berdasarkan presepsi yang telah dimasukkan
adalah PTN B.

5 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan , dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode AHP dapat menyelesaikan permasalahan
yang bersifat multi-kriteria dan multi-alternatif.
2. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dapat diaplikasikan untuk kasus pemilihan
perguruan tinggi negeri

24
3. Sistem menerima inputan presepsi manusia kemudaian memberikan saran dalam pemilihan perguruan
tinggi negeri.

6 DAFTAR PUSTAKA

[1] Latifah Siti, 2005. Prinsip-prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process.

[2] Ranius Rani. 2014. “ Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai
Pilihan Tempat Kuliah”. Proseding Seminar Bisnis & teknologi ISSN : 2407-6171. SEMBISTEK 2014 IBI
DARMAJAYA

[3] Darmanto Eko, latifah Noor, Susanti Nanik. April 2014. “Penerapan Metode AHP (Analythic Hierarchy
Process)Untuk Menentukan Kualitas Gula Tumbu”. Vol 5 No 1 April 2014 : 2252 – 4983.

25
26

Anda mungkin juga menyukai