Alifia Adibila Nurhalisa - ODV Visualisasi Gelombang
Alifia Adibila Nurhalisa - ODV Visualisasi Gelombang
Alifia Adibila Nurhalisa - ODV Visualisasi Gelombang
NPM 2114221026
Gambar 1. Visualisasi gelombang laut bulan Januari
Gelombang laut pada 1 – 31 Mei 2020 di Selat Makassar tenang dengan perkiraan
ketinggian rata-rata 0 – 0,5 meter.
Gambar 6. Visualisasi gelombang laut bulan Juni
Gelombang laut di Selat Makassar pada 1 – 30 Juli 2020 cukup tenang hingga rendah
pada beberapa bagian perairan dengan ketinggian lebih kurang berada di angka 0 – 1
meter.
Gambar 8. Visualisasi gelombang laut bulan Agustus
Ketinggian gelombang laut di Selat Makassar pada 1 – 31 Oktober 2020 terlihat dari
data visualisasi di atas tenang hingga rendah dan hampir mendekati ketinggian sedang
pada beberapa titik. Ketinggian gelombangnya kurang lebih berkisar di anttara 0 – 1
meter.
Gambar 11. Visualisasi gelombang laut bulan November
Gelombang merupakan pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan,
menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai
gelombang. (Wimala, 2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi gelombang
contohnya adalah angin, geometri laut, dan gempa (apabila terjadi tsunami, gravitasi
bulan dan matahari).
Saat sedang masa periode gelombang tinggi, area yang ada di perairan atau pantai
akan dibanjiri oleh air laut, lebih sering dari biasanya. Pada saat terjadi bulan
purnama, bagian bumi yang menghadap bulan akan mengalami pasang naik tertinggi,
Sedangkan bagian bumi yang membelakangi bulan mengalami surut terdalam. Pasang
naik atau pasang purnama umumnya terjadi dua kali dalam sebulan, tepatnya di bulan
baru dan bulan purnama. Ketika bulan baru, posisi bumi, bulan, dan matahari berada
pada satu garis lurus (konjungsi), sehingga gaya gravitasi bulan dan matahari menarik
bumi. Sedangkan saat bulan purnama, posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada
satu garis (oposisi), sehingga gaya gravitasi bulan akan menabrak bumi. Jenis pasang
surut air laut selanjutnya adalah pasang perbani. Kondisi ini disebut juga pasang naik
dan pasang surut terendah. Pasang perbani terjadi saat bulan di kuartal I dan III.
Bulan kuarter adalah posisi bulan berada pada tegak lurus dengan garis penghubung
bulan dan matahari (membentuk sudut 90̊ ), tidak sejajar dengan bumi. Pasang ini juga
terjadi dua kali pada setiap bulannya.
Pasang surut atau bisa juga disebut sebagai ocean tide merupakan kondisi naik
turunnya permukaan air laut secara berkala. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gaya
gravitasi dari benda-benda langit, khususnya bulan dan matahari. Gaya gravitasi dari
bulan dan matahari akan berpengaruh pada timbulnya gelombang laut. Gaya gravitasi
bulan memiliki pengaruh utama karena memiliki gaya yang lebih besar dibandingkan
dengan gaya gravitasi matahari. Air laut akan surut jika bumi tidak sedang terjadi
bulan baru atau bulan purnama. Kondisi surutnya permukaan air laut ini disebut
dengan pasang perbani.
Pada saat belahan bumi lain mengalami pasang naik, maka sebagian bumi yang lain
akan mengalami surut. Saat terjadi bulan separuh, maka kondisi air laut surut akan
lebih banyak. Hal tersebut terjadi karena bagian bumi yang surut berada tepat di
tengah antara bagian yang mengalami bulan baru atau purnama.
Untuk dapat menentukan atau memprediksi pasang surut air laut, maka dibutuhkan
data amplitudo dan beda fase pada tiap komponen pembangkit pasang surut. Data
tersebut bisa diambil pada interval waktu tertentu, sehingga dapat memperoleh fungsi
dari komponen harmonik permukaan air laut. Setiap wilayah memiliki perbedaan
kondisi pasang surut air laut. Gelombang laut memiliki beberapa manfaat seperti
menjaga kestabilan suhu dan iklim dunia, melalui permukaan ombak terjadi
pertukaran gas, meningkatkan kemampuan adaptasi dan keanekaragaman makhluk
hidup, membantu terbektuk dan terjaganya pantai.