Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Dengan disempurnakannya kurikulum dua ribu tiga belas edisi revisi 2016 Dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di SMP , perlu adanya penyempurnaan modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat
ini. Oleh karena itu kami berupaya melakukan penyempumaan modul SMP agar sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat memenuhi kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan
masyarakat sekitar.Seiring dengan dinamika penyempumaan tersebut, ditetapkanlah Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kedua peraturan tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan Kurikulum Tiga belas.Modul sebagai
sumber belajar tambahan dalam proses pembelajaran bagi siswa SMP ini telah disusun sesuai dengan
Kurikulum Tiga belas edisi revisi 2016. Dalam pembahasannya modul ini telah mencakup seluruh
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk mencapai kompetensi lulusan minimal tingkat Sekolah
Menengah Pertama(SMP). Dengan disempurnakannya modul ini diharapkan siswa memiliki kompetensi yang
memadai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Masukan dan saran dari lapangan sangat
diharapkan untuk penyempurnaan baik isi maupun perwajahan modul ini di masa yang akan datang. Semoga
modul ini dapat dimanfaatkan secara optimal khususnya untuk para siswa kelas VII Semester I tahun
2020/2021.
BAB I
OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA
A. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Sebelum menggunakan modul ini terlebih dahulu kalian pelajari Silabus Kurtilas terbaru edisi revisi
2016 yang di dalamnya mencangkup Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran dan Kegiatan
Pembelajaran, kalian bisa mendapatkan silabus dengan cara download di internet atau bisa
menanyakan kepada Bapak/Ibu guru kalian.
2. Sesuai dengan silabus kurtilas 2016 pada Bab 1 ini kalian akan belajar tentang Objek Ipa Dan
Pengamatannya
3. Di dalam Bab I ini kalian terlebih dahulu membaca tujuan pembelajaran dan KD yang ingin dicapai
4. Setelah itu kalian baca dan pahami materi atau ringkasan materi dengan baik yang meliputi IPA dan
Penelitian Ilmiah,Pengukuran dalam IPA,Besaran Pokok,Besaran Turunan,Sistem Satuan,Konversi
Satuan dan Alat-alat Ukur
5. Setelah selesai membaca materi langkah berikutnya cobalah kalian mulai mengerjakan Lembar Kerja
siswa.
6. Apabila Lembar kerja siswa sudah kalian kerjakan, kemudian kalian cek dalam kunci jawaban yang
tersedia.
7. Dan terakhir kalian bisa mencoba mengerjakan Ulangan Harian ( Assesment ) dan apabila kalian
sudah bisa melampaui KKM yang telah ditetapkan kalian bisa melanjutkan ke bab berikutnya.

B. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri sendiri, makhluk hidup lain, dan
benda-benda di sekitar serta pentingnya penggunaan satuan standar (baku) dalam pengukuran.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan 3 keterampilan proses penyelidikan IPA
2. Menjelaskan Kegunaan mempelajari IPA
3. Meyebutkan objek yang di pelajari IPA
4. Menjelaskan pengertian pengukuran
5. Menyebutkan hal yang dapat di ukur (bukan besaran
6. Membandingkan satuan baku dan tidak baku
7. Memahami kegunaan satuan baku dalam pengukuran
8. Mengkonversi satuan dalam SI (Sistem Internasional)
9. Menjelaskan pengertian besaran pokok
10. Menyebutkan macam-macam besaran pokok beserta satuanya
11. Menjelaskan pengertian besaran turunan
12. Menyebutkan macam-macam besaran turunan beserta satuanya
13. Menyajikan hasil pengatamatan, inferensi, dan mengkomunikasikan hasil
14. Melakukan pengukuran dengan satuan baku
15. Melakukan pengukuran besaran-besaran panjang, massa, waktu dengan alat ukur yang sering di
jumpai dalam kehidupan sehari-hari
16. Melakukan pengukuran besaran-besaran turunan sederhana yang sering di jumpai dalam kehidupan
sehari-hari
D. MATERI PEMBELAJARAN
I. IPA dan Penelitian Ilmiah
Objek yang dikaji IPA adalah makhluk hidup, benda sekitar dan fenomena-fenomena yang terjadi
didalamnya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkembang melalui proses penelitian oleh para ilmuwan.
Seorang ilmuwan harus memiliki sikap/perilaku yang jujur, objektif, penuh rasa ingin tahu, teliti
dalam melakukan penelitiannya.
II. Pengukuran dalam IPA
Dalam melakukan penelitian ilmiah para saintis menggunakan metode ilmiah (saintific method)
meliputi:
a) Merumuskanmasalah
b) Observasi (pengumpulandata)
c) Hipotesis
d) Eksperimen
e) Menarikkesimpulan
Pengukuran menjadi hal penting dalam proses pengamatan. Pengukuran adalah membandingkan
suatu besaran dengan besaran lain yang digunakan sebagai satuan. Misalnya mengukur massa dengan
timbangan, mengukur panjang dengan mistar.
III. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain.
No Besaran Pokok Satuan
1 Panjang m
2 Massa kg
3 Waktu s
4 Suhu K
5 Kuat Arus A
6 Intesitas Cahaya Cd
7 Jumlah Molekul mol

IV. Besaran turunan


Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
No Besaran Pokok Satuan
1 Luas m2
2 Kecepatan m/s
3 Volume m3
4 Tekanan N/m2
5 Gaya N
6 Usaha J
7 Percepatan m/s2
8 Massa jenis Kg/m3
V. Sistem Satuan
Satuan adalah sesuatu yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan terbagi
menjadi 2 macam, yaitu:
1. Satuan tidak baku merupakan jenis satuan yang hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, langkah, dan bata.
2. Satuan baku merupakan satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional
(SI). Satuan SI dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Sistem MKS (Meter, Kilogram,Sekon)
b) Sistem CGS (Centimeter, Gram,Sekon)
Soal Latihan
1. Perhatikan tabel di bawah ini!
Satuan
No Besaran Pokok Satuan CGS Alat Ukur
MKS
1 Panjang
2 Massa
3 Waktu
4 Suhu
5 Kuat Arus
6 Intesitas Cahaya
7 Jumlah Molekul
VI. Konversi Satuan
A. SatuanPanjang
Satuan panjang dalam Sistem Internasional (SI) adalah meter (m) satuan baku yang lain adalah
sebagai berikut:
1 inchi = 2,54 cm
1 cm = 0,394 inchi
1 foot = 30,5 cm
1 m = 39,37 inchi = 3,28 foot
1 mil = 5280 foot = 1,61 km
1 km = 0,621 mil
B. Satuan Massa
Satuan Massa dalam SI adalah kilogram.
C. SatuanWaktu
Satuan waktu dalam SI adalah sekon (s) atau detik (dt) satuan yang lain adalah:
1 menit = 60 sekon
1 jam = 60 menit = 60 x 60 = 3.600 sekon
1 hari = 24 jam = 24 x 3600 = 86.400 sekon
VII. Alat-alat Ukur
A. Alat UkurPanjang
1. Mistar
Pada umumnya, mistar yang sering digunakan memiliki satuan milimeter (mm),
sentimeter (cm), dan inchi (in). Skalamistar setiap 1 sentimeter memiliki 10 garis dengan
lebar 1 milimeter. Oleh karena satu bagian terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm, berarti
ketelitian mistar itu adalah 1 mm. Jika pengukuran tidak berimpit dengan skala, bisa ditaksir
sampai 0,5 mm, yaitu setengah dari skala terkecil.
2. JangkaSorong
Merupakan alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm (nonius terbagi menjadi 10
skala) atau lebih.
Contoh Soal
Dalam suatu pengukuran panjang suatu benda dengan jangka sorong diperoleh data seperti
tampak pada gambar di bawah ini. Berapakah panjang benda itu?

Penyelesaian:

3. MikrometerSekrup
Mikrometer sekrup mempunyai ketelitian 0,01 mm. Terdiri dari skala tetap dan skala
putar (melingkar) yang terdapat 50 skala. Satu kali putaran menunjukkan 0,5 mm.

Contoh Soal
Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat tembaga dengan
diperoleh data seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapakah hasil pegukuran benda
itu?

Penyelesaian:
B. Alat UkurMassa
1. NeracaPegas
Neraca pagas (dinamometer) adalah timbangan sederhana yang menngunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas mempunyai dua
baris skala, yaitu skala N (newton) dan g (gram).
2. Neraca Samalengan
Neraca sama lengan pada prinsipnya merupakah sebuah tuas dengan titik tumpu di
tengah. Massa benda yang terukur sama dengan massa beban yang setimbang dengannya.

3. NeracaOhauss
Masing-masing lengan neraca ohauss memiliki skala yang dilengkapi dengan beban
geser sebagai berikut:
a. untuk lengan belakang memiliki skala 0 – 500gram
b. untuk lengan tengah memiliki skala 0 – 100gram
c. untuk lengan depan memiliki skala 0 – 10gram.
Contoh Soal
Dalam percobaan menentukan massa benda dengan menggunakan neraca Ohauss, data
seperti yang ditunjukkan gambar berikut.

Hitung massa benda tersebut!


Penyelesaian:
Massa total = massa lengan 1 + massa lengan 2 + massa lengan 3
Massa total = 300 + 70 + 5,4 gram Massa total = 375,4 gram

C. Alat UkurWaktu
Alat ukur waktu adalah instrument (alat) yang di gunakan untuk menghitung besaran waktu,
dan biasanya dalam satuan detik. Contoh alat ukur waktu adalah stopwatch, arloji dan jam
dinding.

D. Alat UkurSuhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer memanfaatkan sifat termometrik
suatu zat, yaitu perubahan sifat- sifat zat karena perubahan suhu zat itu.
E. LEMBAR KERJA SISWA
1. LEMBAR KERJA SISWA( LKS 1)

Mata Pelajaran           : IPA


Kelas / Semester        : VII / 1
Topik                         : Obyek IPA dan Pengamatannya
Sub Topik                  : Melakukan pengamatan(Observasi)

A. Tujuan :
     Siswa dapat mengagumi ciri-ciri fisik temannya sesama jenis sebagai
makhluk   ciptaan Tuhan.

B.  Alat dan Bahan :


      Lingkungan kelasmu
C.  Cara kerja :
1. Buat kesepakatan dengan temanmu sesama jenis, siapa yang diamati lebih
dulu!
2. Lakukan pengamatan terhadap temanmu menggunakan indera mata! Amati
tinggi badan, warna kulit,   bentuk rambut, berat tubuh (kurus/gemuk), dan
kelengkapan anggota tubuh (lengkap/tidak).
3. Tuliskan hasil pengamatanmu. Ingat, hanya hasil pengamatan, bukan tafsiran
terhadap  pengamatan!

No Nama Siswa Tinggi Warna Berat Kelengkapan Ket


Badan Kulit Tubuh Alat Tubuh

4. Bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil pengamatan temanmu. Adakah


yang berbeda? ………….Mengapa hasilnya demikian?
…………………………………….
5. Apakah yang memengaruhi hasil pengamatan tersebut?.....................................
6. Buatlah kesimpulan dari kegiatan di
atas!......................................................................
2. LEMBAR KERJA SISWA( LKS 2)

Mata Pelajaran            : IPA


Kelas / Semester          :   VII / 1
Topik                          :   Obyek IPA danPengamatannya
Sub Topik                   :  Peyelidikan IPA

A. Tujuan :
Siswa  dapat menyajikan hasil pengamatan,memprediksi dan mengkomonikasikan
hasil pengamatan
B. Alat dan Bahan :
1. Kertas tissue.
2. Spidol
3. Beker gelas
4. Air
C. Langkah Kerja:
1. Potong kertas isap atau kertas tisu dengan ukuran 4 x12 cm!
2. Gambarkan atau beri garis dengan spidol (atau pena) hitam 2 cm dari ujung
kertas   saring tersebut!
3. Ambil beaker glass atau gelas bekas air mineral, isi dengan air setinggi 1 cm
4. Deskripsikan hasil pengamatanmu………………………………….
5. Buatlah prediksi: Apa yang akan terjadi pada garis hitam tersebut, setelah
kertas tisu dicelupkan beberapa saat ke dalam air?
………………………………..
6. Celupkan kertas tisu di air, dengan posisi garis berada sedikit di atas
permukaan air!
7. Presentasikan hasil pengamatanmu!................................................
8. Diskusikan jika perkiraanmu berbeda dengan kenyataannya…………
9. Kesimpulan……………………………………………………………………
3. LEMBARKERJA SISWA( LKS 3)

Mata Pelajaran       :   IPA
Kelas / Semester    :   VII / 1
Topik                     :   Obyek IPA danPengamatannya
Sub Topik              :  Pengukuran Sebagai Bagian dari Pengamatan

A. Tujuan :
     Siswa dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan satuan yang
tepat.
B. Alat dan Bahan :
     Lingkungan sekitar
C. Langkah kerja :
1. Amatilah apa saja yang ada disekitarmu dan tuliskan besaran apa yang dapat
diukur dan yang tidak dapat diukur,
2. Lakukan pengukuran pada obyek yang dapat diukur dengan menggunakan
alat ukur baku dan tidak baku.
3. Kemudian masukkan data hasil pengukuran pada tabel pengamatan !
Tabel Pengamatan :
No Obyek Besaran Besaran Yang Hasil Satuan
Yang Yang Tidak Dapat Pengukuran
Diamati Dapat Diukur
Diukur

Pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian mengukur !
2. Bandingkan hasil pengukuran kelompokmu dengan kelompok lain! Samakah
hasil pengukuran yang diperoleh? Mengapa demikian ?...................................
3. Tuliskan 3 syarat suatu satuan dikatakan bersifat standar atau baku!
4. Sebutkan 2contoh manfaat pengukuran besaran dalam kehidupan seharihari ?
5. Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari kegiatan ini ?..............................

BAB 2
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Sebelum menggunakan modul ini terlebih dahulu kalian pelajari Silabus Kurtilas
terbaru edisi revisi 2016 yang di dalamnya mencangkup Kompetensi Dasar, Materi
Pembelajaran dan Kegiatan Pembelajaran, kalian bisa mendapatkan silabus dengan
cara download di internet atau bisa menanyakan kepada Bapak/Ibu guru kalian.
2. Sesuai dengan silabus kurtilas 2016 pada Bab II ini kalian akan belajar tentang
Klasifikasi Makhluk Hidup,
3. Di dalam Bab II ini kalian terlebih dahulu membaca tujuan pembelajaran dan KD
yang ingin dicapai
4. Setelah itu kalian baca dan pahami materi atau ringkasan materi dengan baik yang
meliputi Ciri – ciri Makhluk Hidup, Pengklasifikasian Makhluk Hidup, Mengenal
dan Menggunakan Mikroskop
5. Setelah selesai membaca materi langkah berikutnya cobalah kalian mulai
mengerjakan Lembar Kerja siswa.
6. Apabila Lembar kerja siswa sudah kalian kerjakan, kemudian kalian cek dalam kunci
jawaban yang tersedia.
7. Dan terakhir kalian bisa mencoba mengerjakan Ulangan Harian ( Assesment ) dan
apabila kalian sudah bisa melampaui KKM yang telah ditetapkan kalian bisa
melanjutkan ke bab berikutnya.

B. Kompetensi Dasar
Mengklasififikasi makhluk Hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati
C. Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta Didik dapat menyajikan hasil pengamatan,mengidentifikasi, dan
mengomunikasikan hasil observasinya.
2. Peserta Didik dapat menjelaskan benda- benda di sekitar yang bersifat alamiah.
3. Peserta Didik dapat menjelaskan benda- benda di sekitar yang bersifat buatan
manusia.
4. Peserta Didik dapat menjelaskan benda- benda yang bersifat kompleks dan bersifat
sederhana
5. Peserta Didik dapat menjelaskan kegunaan dari berbagai jenis benda di sekitar.
6. Peserta Didik dapat melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup dan benda tak
hidup.
7. Peserta Didik dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup.
8. Peserta Didik dapat menjelaskan perbedaan makhluk hidup dengan benda tak
hidup.
9. Peserta Didik dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai makhluk hidup di
sekitarnya.
10. Menyebutkan macam-macam besaran turunan beserta satuan
11. Peserta Didik dapat mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan prinsip
klasifikasi.
12. Mengamati manusia, tumbuhan,hewan, dan benda di lingkungan sekitar, gejala-
gejala kehidupan yang menunjuk ciri-ciri mahluk hidup serta penglompokkannya
dengan indera dan dengan bantuan mikroskop
13. Mengidentifikasi makhluk dan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar
14. Mengumpulkan mengenai klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri
yang misalnya kelompok monera, protista, fungi, plantae, dan animalia.
15. Menyajikan hasil mengklasifikasi makhluk hidup dalam bentuk laporan tertulis dan
mendiskusikannya dengan teman
D. MATERI PEMBELAJARAN

I. Ciri – ciri Makhluk Hidup


Makhluk hidup adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki ciri – ciri
kehidupan. Makhluk tak hidup atau disebut juga dengan benda mati adalah benda
yang tidak memiliki ciri – ciri kehidupan. Berikut merupakan ciri-ciri makhluk
hidup yaitu:
1. Makan danMinum
Kegiatan untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan
energi, mengganti sel-sel yang rusak, pertumbuhan, pembangunan tubuh dan
proses-proses lainnya.
Tumbuhan juga membutuhkan makanan seperti manusia dan hewan.
Tumbuhan dapat membuat makan sendiri dengan bantuan sinar matahari atau
sering disebut dengan fotosintesis. Oleh karena tumbuhan dapat membuat
makanan sendiri maka tumbuhan juga dikenal sebagai mahluk hidup autotrof.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam
tubuhnya. Untuk mendapatkan makanannya, manusia dan hewan mengambil
makanan yang bersumber dari lingkungan sekitarnya baik tumbuhan maupun
hewan. Oleh karenanya manusia dan hewan disebut sebagai mahluk hidup
heterotrof.
2. Bernafas
Yaitu proses pengambilan oksigen dari luar dan menggunakannya di dalam
tubuh untuk oksidasi/pemecahan makanan dengan membebaskan energi.
3. Bergerak
Yaitu perpindahan kedudukan dari posisi semula sebagai respon terhadap
rangsangan yang berasal dari dalam maupun dari luar tubuh. Misalnya, burung
dengan sayap, manusia, kambing, dan kucing bergerak dengan kaki, gerak
ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinarmatahari.
4. Tumbuh danBerkembang
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran yang meliputi: tinggi,
berat, dan besar (volume). Pada proses pertumbuhan terjadi peningkatan
ukuran fisik diakibatkan oleh perbanyakan sel, penambahan substansi sel, dan
meningkatnya jumlah zat interseluler (ruang antar sel), serta perubahan bentuk
yang terjadi bersama proses tersebut.
Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan mahluk hidup dari
muda menjadi dewasa. pada tahap perkembangan terjadi proses pembentukan
struktur tubuh yang memiliki fungsi khusus.
5. Berkembangbiak
Berkembang biak artinya mampu menghasilkan individu baru, sehingga
mahluk hidup dapat mempertahankan jenisnya agar tidak punah. Ada dua cara
perkembangbiakan pada mahluk hidup, yaitu:
1. Vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah proses terbentuknya individu
baru tanpa melalui perkawinan. Ada dua perkembangan vegetatif menurut
asalnya, yaitu:
a. Perkembangbiakan vegetatifalami
Contoh perkembangbiakan vegetatif alami adalah pohon pisang
berkembangbiak dengan tunas.
b. Perkembangbiakan vegetatifbuatan
Contoh perkembangbiakan vegetatif buatan adalah mencangkok,
menyambung, stek, menempel, dan merunduk.
2. Generatif
Pembentukan individu baru yang diawali dengan terjadinya peleburan
sel-sel kelamin disebut perkembangbiakan secara generatif.
Perkembangbiakan generatif melibatkan individu jantan penghasil sel
kelamin jantan dan individu betina penghasil sel kelamin betina. Contohnya
beranak, bertelur, sedangkan pada tumbuhan berbiji melalui biji.
6. Peka TerhadapRangsang
Yaitu kemampuan makhluk hidup untuk menanggapi rangsang. Setiap
makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk bereaksi (peka) terhadap segala
perubahan di sekitarnya, misalnya daun putri malu akan menutup jika disentuh,
ujung batang akan bergerak menuju sumber cahaya dan akan akan bergerak
menuju tempat yang banyak air dan zat hara.
7. Mengeluarkan ZatSisa
Proses pengeluaran zat sisa dari dalam tubuh ke lingkungannya dinamakan
pengeluaran atau ekskresi. Berikut merupakan contoh alat ekskresi pada
makhluk hifup.
Jenis Organisme Alat ekskresi
Manusia Ginjal, kulit, paru-paru, hati
Cacing tanah Nefridia
Cacing pipih Sel api
Serangga buluh malpighi
Tumbuhan Stomata

8. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan dan untuk mempertahankan diri.
9. Regulasi
Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam tubuh organisme
yang diatur oleh syaraf dan hormon.

II. Pengklasifikasian Makhluk Hidup


Klasifikasi makhluk hidup adalah cara pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan kesamaan dan ciri yang dimiliki. Tujuan dari klasifikasi makhluk
hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari
makhluk hidup.
Dasar – dasar klasifikasi makhluk hidup yaitu :
a. Klasifikasi berdasarkan kesamaan dan ciri – ciri yang dimiliki
b. Klasifikasi berdasarkan ciri – ciri bentuk tubuh (Morfologi) dan organ dalam
tubuh (anatomi)
c. Klasifikasi berdasarkan ukuran, tempat hidup, cara hidup, dan manfaatnya
Pelopor taksonomi adalah Bapak Carolus Linnaeus.Sistem klasifikasi yang
saat ini digunakan yaitu sistem klasifikasi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi
makhluk hidup berdasarkan takson. Takson adalah urutan klasifikasi makhluk
hidup berdasarkan ciri yang paling umum hingga ciri yang paling khusus. Ilmu
yang mempelajari takson disebut Taksonomi.
Urutan Takson pada Makhluk Hidup

Klasifikasi makhluk hidup di dasarkan pada :


- Persamaan
- Perbedaan
- Manfaat
- Ciri morfologi
- Anatomi
- Ciri biokimia  
Menurut Roberth H. Whittaker, makhluk hidup dikelompokkan menjadi 5
kingdom. Yaitu Monera, Prostista, Fungi, Plantae dan Animalia. Untuk lebih
mengerti berikut penjelasannya.
1) Kingdom Monera
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan monera bersifat uniseluler
dan memiliki sel prokariotik, yang artinya sel tersebut tidak memiliki membran
inti.   
Contoh: bakteri dan alga hijau biru (Cyianobacteria).
2) Kingdom Protista
Ciri makhluk hidup yang masuk dikerajaan ini yaitu, memiliki membran
atau sel prokariotik yang artinya sel tersebut memiliki membran inti.
Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini
terdiri dari protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai
tumbuhan (ganggang) dan protista menyerupai jamur.
Pada Protozoa, terdiri dari beberapa kelompok yaitu sebagai berikut.
- Rhizopoda (berkaki semu) 
- Ciliata (berambut getar)
- Flagellata (bulu cambuk)  
- Zporozoa (hewan berspora).
3) Kingdom Fungi (jamur)
Fungi hidup sebagai saprofit atau pengurai sisa-sisa makhluk hidup dan
memiliki sel eukariotik atau bersel satu/banyak serta tidak berklorofil.
Karena tidak berkloforil sehngga fungi tidak bisa menghasilkan makanan
sendiri yaitu berfotosintesis. Cara makannya yaitu secara heterotrof, yaitu
menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit
dan saprofit.
Kelompok ini terdiri dari semua jamur, contohnya Rhisopuz orizae,
Penicillium notatum, Saccharomyces cerevisiae. Kecuali jamur lendir
(Mixomycota) dan jamur air (Oomycota).
4) Kingdom Plantae (tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel ekuariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang
telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memilikikloroplas
sehingga dapat membuat makanan sendiri (bersifat autotrof). 
Kelompok ini terdiri dari :
a) Pteridophyta (paku-pakuan)
Paku-pakuan dikelompokkan atas paku benar, paku tanduk rusa, paku
kawat dan paku ekor kuda. Contoh, Lycopodium sp., Sellaginella sp.
dan Equisetum debile.
b) Bryophyta (lumut)
Lumut dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu lumut
hati/hepaticeae (Marchantia sp.) dan lumut daun/musci (Spaghnum sp.)
c) Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan berbiji di kelompokkan atas Gymnospermae (berbiji
terbuka) dan Angiospermae (berbiji tertutup).
Gymnospermae dikelompokkan atas Cicadacae (Cycas rumpii),
Coniferae (Conifer sp.), Ginkgonae (Ginkgo biloba)
dan Genetinae (Gnetum gnemon).
5) Kingdom Animalia (hewan)
Tubuh animalia tersusun atas banyak yang terspesialisasi membentuk
jaringan, memiliki selekuariotik dan bersifat heterotrof atau tidakbisa
menghasilkan makanannya sendiri.
Animalia dikelompokkan menjadi vertebrata (bertulang belakang)
dan avertebrata(tidak bertulang belakang).
a) Vertebrata (bertulang belakang)
Ciri-ciri :
- mempunyai simetri tubuh bilateral
- Jantung sebagai pusat peredaran darah
- Mempunyai rangka dalam tubuh
- Mempunyai ruas-ruas tulang belakang
- Mempunyai saraf pusat 
Hewan yang termasuk vertebrata :
1. Ikan (pisces)
- Hidup di air
- Bernafas dengan insang
- Mempunyai gurat sisik untuk mengetahui perubahan tekanan air
- Alat gerak berupa sirip
- Berkembang biak dengan cara bertelur
Berdasarkan bahan penyusun rangka tubuh, ikan di bedakan
menjadi :
- Ikan bertulang rawan : Ikan cucut, pari, hiu
- Ikan bertulang sejati : Ikan emas, mujair, tawes, tongkol
2. Amfibi (hewan dua alam)
- Mempunyai dua habitat yaitu darat dan air
- Hewan berdarah dingin (poikiloterm)
- Bernapas dengan paru-paru dan kulit
- Reproduksi dengan cara kawin, fertilisasi eksternal,ovipar dan
mengalami metamorfosis.
3. Hewan melata (reptil)
- Habitat : darat, air tawar dan laut
- Kulit bersisik
- Beberapa jenis dapat berubah warna sesuai lingkungannya
- Bernafas dengan paru-paru
- Hewan berdarah dingin (poikiloterm)
Klasifikasi reptilia dibagi menjadi 4 ordo, yaitu :
a. Chelonia (penyu) seperti : kura-kura, penyu dan bulus
b. Squainata/lasertalia (kadal) seperti : kadal, cicak, ular, komodo
c. Crocodilia (buaya) seperti : buaya, aligator
d. Rhynocephalia/Ophidia (ular) seperti : ular piton, ular kobra.
4. Burung (aves)
- Tubuh tertutup bulu
- Hewan berdarah panas (homoiterm)
- Bernapas dengan paru-paru dan dilengkapi dengan pundi-pundi
udara
- Bereproduksi secara kawin, ovipar, dan fertilisasi internal
- Alat gerak berupa kaki dan sayap.
5. Hewan menyusui (mamalia)
- Habitat darat dan air
- Bereproduksi secarakawin, vivipar dan fertilisasi internal
- Mempunyai kelenjar susu di dada dan di perut
- Bernapas dengan paru-paru
- Hewan berdarah panas
- Mempunyai diafragma atau sekat rongga dada yang memisahkan
rongga perut dan dada.
Klasifikasi mamalia :
a. Mamalia bertelur (Monotremata) seperti : Echidna sp.
b. Mamalia berkantong (Marsuphialia) seperti :koala, kanguru
c. Mamalia pengerat (Rodentia) seperti : tikus, tupai, marmut,
kelinci
d. Mamalia yang hidup di air (Cetacea) seperti : paus,lumba-
lumba, pesut, duyung
e. Mamalia berkuku ganjil (Perrysodactila) seperti : badak
f. Mamalia buas/pamakan daging (Carnivora) seperti : anjing,
singa, harimau 
g. Mamalia terbang/kelelawar (Chirophera) seperti : kelelawar
h. Mamalia berkuku genap (Artrodactyla) seperti : kambing
i. Mamalia primata, seperti : kera, monyet, simpanse, gorilla
j. Mamalia berbelalai (robosioidea) seperti : gajah
k. Mamalia pemakan serangga (Insektivora) seperti : landak, tikus
tanah
b) Avertebrata (tidak bertulang belakang)
1. Hewan berpori (Porifera)
- Hewan bersel banyak yang paling sederhana
- Belum mempunyai alat indera dan pencernaan makanan
- Bereproduksi secara generatif dan vegetatif
Contoh : spons merah,spons karang, Euspongia dan Sycon.
2. Hewan berongga (Coeleterata)
- Habitatnya di air laut dan tawar
- Bereproduksi vegetatif dengan tunas dan generatif dengan
peleburan sperma dan sel telur
- Mempunyai rongga gastrovasculer
- Bentuk tubuh polip dan medusa
Contoh : Hydra, ubur-ubur, anemon laut, karang.
3. Cacing (Vermes)
- Tidak berangka
- Habitatnya di tanah, air tawar, laut dan parasit di tubuh hewan dan
manusia.
- Terdiri dari 3 filum :
a. Platyhelmintes (cacing pipih), seperti : cacing hati, pita dan
planaria.
b. Nemathelmintes (cacing giling) seperti : cacing tambang, cacing
perut
c. Annelida (cacing gelang), seperti : cacing tanah dan palolo.
4. Hewan berkulit duri (Echidermata)
5. Hewan lunak (mollusca)
6. Hewan berbuku-buku (Arthtropoda) 

Sistem Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature) Sebelum digunakan


nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi
nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu
nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut
taipa (di daerah Makassar), ada yang menyebut pao (daerah Bugis), dan ada pula
yang menyebut pelem (daerah jawa). Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut
dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya
perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga
informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak dapat tersebar
luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain. Carolus Linnaeus (1707-1778)
adalah seorang ilmuwan Swedia yang meneliti tentang tata cara penamaan dan
identifikasi organisme (Systema Naturae) yang menjadi dasar taksonomi modern.
Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata
nama ganda, yang aturannya sebagai berikut:
1. Nama spesies terdiri atas dua kata. Kata pertama adalah nama genus dan kata
kedua adalah penunjuk spesies.
2. Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
3. Menggunakan bahasa Latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan, yaitu
dengan dicetak miring atau digarisbawahi secara terpisah untuk nama genus
dan nama spesiesnya.
Contoh: Nama ilmiah jagung adalah Zea mays atau dapat pula ditulis Zea
mays. Hal ini menunjukkan nama genus = Zea dan nama petunjuk spesies = mays
Kunci Determinasi adalah keterangan tentang ciri – ciri makhluk hidup yang
disusun berdasarkan ciri umum hingga ciri khusus untuk menemukan jenis
(spesies) dari makhluk hidup. Kunci determinasi yang sederhana disebut kunci
dikotom, yaitu keterangan yang disusun berpasangan dan menunjukkan ciri yang
berlawanan.
Cara membuat kunci determinasi
1. Baca kunci dikotom dengan teliti
2. Cocokkan ciri – ciri tumbuhan yang diamati dengan ciri – ciri pada kunci
dikotom
3. Apabila ciri – ciri tumbuhan yang diamati dengan ciri – ciri pada kunci
dikotom sudah sesuai, maka catatlah nomornya dan lanjutkan membaca nomor
berikutnya
4. Buatlah daftar kunci determinasi sesuai dengan kunci dikotom

III. Mengenal dan Menggunakan Mikroskop


Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat makhluk hidup yang
berukuran kecil (mikroskopis). Mikroskop yang sering digunakan yaitu mikroskop
cahaya. Mikroskop memiliki 2 bagian yaitu bagian optik dan mekanik.
Mikroskop cahaya beserta bagian – bagiannya
Langkah – langkah menggunakan mikroskop :
1. Ambil mikroskop dari tempatnya. Tangan kanan memegang lengan mikroskop
dan tangan kiri memegang alas mikroskop
2. Letakkan mikroskop di tempat yang datar, kering, dan cukup cahaya
3. Putar revolver agar lensa objektif dengan perbesaran lemah sejajar dengan
lensa okuler hingga berbunyi “klik”
4. Pasang lensa okuler yang memiliki perbesaran sedang
5. Siapkan preparat yang akan diamati
6. Letakkan preparat pada meja objek dan jepitlah dengan penjepit objek
7. Aturlah fokus untuk memperjelas objek dengan cara berikut :
- Putar pemutar kasar (makrometer) sambil dilihat dari lensa okuler agar lensa
objektif dekat dengan meja preparat
- Putar pemutar halus (mikrometer) sambil dilihat dari lensa okuler untuk
memperjelas bayangan objek
- Jika letak preparat belum tepat, kaca objek digeser dengan lengan yang
berhubungan dengan meja preparat
8. Setelah preparat terlihat, putarlah revolver untuk mendapatkan perbesaran 10x,
40x, atau 100x sesuai dengan kebutuhan
9. Setelah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan dan letakkan kembali pada
tempatnya

E. LEMBAR KERJA SISWA


1. LEMBAR KERJA SISWA( LKS 1)

Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup dari benda-benda dan makhluk hidup yang
ada di lingkungan sekitar

a. Tujuan
1. Menemukan ciri – ciri benda (makhluk) hidup.
2. Menemukan ciri – ciri benda (makhluk) tak hidup.
3. Membandingkan ciri-ciri benda (makhluk) hidup dan tak hidup.
b. Prosedur Kerja
1. Amati benda yang ada di lingkungan sekitar kalian.
2. Tulislah semua benda yang teramati.
3. Tulislah ciri-ciri atau gejala/perilaku yang tampak dari semua benda yang
teramati.
4. Golongkan masing-masing benda ke dalam golongan benda hidup dan tak
hidup berdasarkan ciri-ciri yang teramati.
5. Tulislah hasil pengamatan dalam tabel.
c. Data Hasil Pengamatan
2. LEMBAR KERJA SISWA( LKS 2)

PENGGUNAAN MIKROSKOP

A. Tujuan
Dengan menggunakan mikroskop siswa mampu mengamati objek dengan benar
B. Alat dan bahan
Alat Bahan
1 set mikroskop Daun rheodiscolor
1 set alat bedah Bawang merah
1 set preparat kering
Kaca objek
C. Langkah Kerja:
a. Atur tabung mikroskop pada posisi paling tinggi menggunakan pemutar kasar
b. Letakkan preparat kering yang akan diamati pada meja objek.
c. Atur diafragma pada lubang yang paling besar.
d. Atur fokus mikroskop dengan cara menggeser tabung mikroskop mendekati
preparat menggunakan pemutar kasar.
e. Temukan objek yang ingin diamati.
f. Gambarlah objek yang terlihat pada mikroskop
D. Hasil Pengamatan:

E. Kesimpulan:
BAB 3

KLASIFIKASI MATERI
A. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal, maka langkah-langkah yang
perlu dilaksanakan dalam modul ini antara lain:
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi
yang belum jelas, siswa dapat bertanya pada guru.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru.

B. KOMPETENSI DASAR
Memahami konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan
kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menggolongkan karakteristik materi.
2. Menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan campuran.
3. Menjelaskan metode pemisahan campuran.
4. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia.
5. Mendeskripsikan perubahan fisika dan perubahan kimia.
6. Melakukan pemindaian karakteristik zat (padat, cair, dan gas) serta mengumpulkan
informasi mengenai unsur, senyawa, dan campuran
7. Melakukan pengukuran asam, basa, dan garam menggunakan indikator buatan dan
alami
8. Melakukan percobaan pemisahan campuran, misalnya melalui penyulingan,
kromatografi
9. Menyajikan hasil sifat fisika dan kehidupan sehari-hari dan mendiskusikannya
dengan Teman

D. MATERI PEMBELAJARAN

I. Cara Mengklasifikasikan Materi


Jika kamu membeli gula di pasar, maka pedagang akan menimbang gula dengan
sebuah neraca. Jika kamu perhatikan, neraca yang berada dalam keadaan setimbang
menjadi tidak setimbang setelah gula diletakkan pada salah satu lengan neraca.
Begitupula, ketika kamu mengangkat sebuah botol kosong akan terasa lebih
ringan daripada mengangkat botol yang telah diisi dengan air. Sama halnya dengan
gas, sebuah balon karet yang ditiup akan mengembang karena terisi udara yang
berupa gas. Dan ketika ditimbang, balon karet yang telah ditiup akan lebih berat dari
sebelumnya.
Kejadian-kejadian tersebut menunjukkan bahwa zat atau materi yang berupa
padat, cair, dan gas mempunyai massa dan menempati ruang. Dengan kata lain, zat
atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat dapat
dikelompokkan menjadi tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas.
Sebagian besar zat yang ada di bumi ini berbentuk dalam satu wujud. Akan
tetapi, beberapa zat dapat berbentuk dalam wujud yang berbeda. Misalnya, air dapat
berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas.
Air dalam suhu normal merupakan zat cair. Jika didinginkan, air menjadi es
yang berupa zat padat. Dan ketika dipanaskan, air akan berubah wujud menjadi gas,
berupa uap air. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari susunan partikel
zat padat, cair, dan gas dan juga sifat, gerak dan gambar partikel ketiga wujud zat
tersebut.
Apa Itu Partikel Zat?
Jika sebuah kertas kita potong-potong, dan potongan itu kita potong lagi menjadi
bagian yang lebih kecil, kemudian bagian itu kita potong lagi sampai suatu saat
kertas itu tidak dapat kita potong lagi, maka akan terdapat bagian terkecil (partikel)
dari kertas itu yang disebut atom. Jadi, atom adalah bagian terkecil (partikel) dari
suatu zat.
Untuk dapat melihat atom sebagai penyusun suatu zat, kita harus menggunakan
alat bantu sehingga zat dapat dilihat dalam tiga wujud. Partikel-partikel inilah yang
mempengaruhi sifat suatu zat.

Susunan Partikel Zat Padat


Dari gambar tersebut, maka dapat kita ketahui susunan partikel zat padat antara
lain sebagai berikut.
- Letak partikelnya sangat berdekatan dalam susunan yang teratur.
- Gaya tarik-menarik antarpartikelnya sangat kuat sehingga gerakannya partikelnya
menjadi tidak bebas.
- Gerakan partikelnya tidak diam, tetapi bergetar dan berputar di tempatnya.
- Partikel-partikelnya tidak mudah dipisahkan sehingga bentuknya selalu tetap
(tidak berubah).
Susunan Partikel Zat Cair
Dari gambar tersebut, maka dapat kita ketahui susunan partikel zat cair antara
lain sebagai berikut.
- Letak partikelnya kurang rapat dibandingkan dengan zat padat.
- Gerakan partikelnya cukup bebas.
- Partikelnya dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan
kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik-menarik.
- Bentuknya mudah berubah sesuai tempatnya, tetapi volumenya tetap.
Susunan Partikel Zat Gas
Dari gambar tersebut, maka dapat kita ketahui susunan partikel zat gas antara
lain sebagai berikut.
- Letak partikelnya sangat berjauhan sehingga gaya tarik-menarik antarpartikelnya
hampir tidak ada.
- Bergerak sangat bebas.
- Baik volume maupun bentuknya mudah berubah.
- Zat gas dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.
Berdasarkan keadaan partikel-partikel wujud zat di atas, kita tahu bahwa partikel
zat padat dapat bergerak. Hal ini dapat dilihat dari larutnya gula dalam air, partikel-
pertikel gula meninggalkan ikatannya dan membaur di antara partikel-partikel zat
cair sehingga air terasa manis dan wujud padat gula tidak terlihat lagi.
Hal lain yang dapat kita ketahui adalah adanya tarik-menarik antarpartikel. Gaya
tarik-menarik antarpartikel dapat terjadi antara partikel-partikel yang sejenis dan
antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Gaya tarik-menarik antarpartikel yang
sejenis disebut kohesi, dan gaya tarik-menarik antarpartikel yang tidak sejenis
disebut adhesi.

II. Unsur Senyawa dan Campuran


1. Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain
dengan reaksi kimia biasa. Unsur dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian, yaitu :
1) Unsur logam
Secara umum unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap,
mempunyai titik lebur rendah, dapat menghantarkan arus listrik, dapat ditempa
dan dapat menghantarkan kalor atau panas. Pada umumnya logam merupakan
zat padat, namun terdapat satu unsur logam yang berwujud cair yaitu air raksa.
Beberapa unsur logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara
lain:
- Khrom (Cr) Digunakan untuk bumper mobil, dan campuran dengan baja
menjadi stainless steel.
- Besi (Fe) Merupakan logam yang paling murah, sebagai campuran dengan
karbon menghasilkan baja untuk konstruksi bangunan, mobil dan rel kereta
api.
- Nikel ( Ni ) Nikel padat sangat tahan terhadap udara dan air pada suhu
biasa, oleh karena itu nikel digunakan sebagai lapisan pelindung dengan
cara disepuh.
- Tembaga (Cu) Tembaga banyak digunakan pada kabel listrik, perhiasan,
dan uang logam. Campuran tembaga dengan timah menghasilkan perunggu
sedangkan campuran tembaga dengan seng menghasilkan kuningan.
- Seng (Zn) Seng dapat digunakan sebagai atap rumah, perkakas rumah
tangga, dan pelapis besi untuk mencegah karat.
- Platina (Pt) Platina digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan dalam
bidang kedokteran sebagai pengaman tulang yang patah.
- Emas (Au) Emas merupakan logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan
dalam bentuk murni. Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen
listrik berkualitas tinggi. Campuran emas dengan perak banyak digunakan
sebagai bahan koin.
2) Unsur non logam
Pada umumnya unsur non logam memiliki sifat tidak mengkilap,
penghantar arus listrik yang buruk, dan tidak dapat ditempa. Secara umum non
logam merupakan penghantar panas yang buruk, namun terdapat satu unsur
non logam yang dapat menghantarkan panas dengan baik yaitu grafit. Beberapa
unsur non logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain:
- Fluor (F) Senyawa fluorid yang dicampur dengan pasta gigi berfungsi
menguatkan gigi, freon – 12 sebagai pendingin kulkas dan AC.
- Brom (Br) Senyawa brom digunakan sebagai obat penenang saraf, film
fotografi, dan bahan campuran zat pemadam kebakaran
- Yodium (I) Senyawa yodium digunakan sebagai antiseptik luka, tambahan
yodium dalam garam dapur, dan sebagai bahan tes amilum (karbohidrat)
dalam industri tepung
3) Unsur semi logam (Metaloid)
Unsur semi logam memiliki sifat antara logam dan non logam. Beberapa
unsur semi logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain
:
- Silikon (Si) Terdapat di alam terbanyak kedua setelah oksigen, yakni 28
%dari kerak bumi. Senyawa silikon banyak digunakan dalam peralatan
pemotong dan pengampelasan, untuk semi konduktor, serta bahan untuk
membuat gelas dan keramik.
- Germanium ( Ge ) Keberadaan germanium di alam sangat sedikit, diperoleh
dari batu bara dan batuan seng pekat. Germanium merupakan bahan
semikonduktor, yaitu pada suhu rendah berfungsi sebagai isolator
sedangkan pada suhu tinggi sebagai konduktor.
Penamaan Unsur
Seorang ahli kimia yang bernama Demitri Mendleev (1834 ~ 1907)
mengajukan susunan tabel sistem periodik unsur-unsur. Bagaimanakah nama dan
lambang unsur dituliskan? Banyaknya unsur yang terdapat di alam cukup
menyulitkan kita untuk mengingat-ingat nama unsur. Oleh karena itu, diperlukan
suatu tata cara untuk memudahkan kita mengingat nama unsur tersebut.
Jons Jacob Berzelius (1779 ~ 1848), memperkenalkan tata cara penulisan
nama dan lambang unsur, yaitu :
a. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf yang diambil dari huruf awal
nama unsur tersebut.
b. Lambang unsur ditulis dengan huruf kapital.
c. Untuk unsur yang memiliki huruf awal sama, maka penulisan nama dibedakan
dengan cara menambah satu huruf di belakangnya dan ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh: Unsur Karbon ditulis C, oksigen ditulis O, Aluminium ditulis Al,
Kalsium ditulis Ca.

2. Senyawa
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur yang terbentuk melalui reaksi
kimia. Senyawa memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya.
Misal, dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen dapat bergabung membentuk
molekul air (H2O). Hidrogen adalah gas yang sangat ringan dan mudah terbakar,
sedangkan oksigen adalah gas yang terdapat di udara yang sangat diperlukan
tubuh kita untuk pembakaran. Tampak jelas bahwa sifat air berbeda dengan sifat
hidrogen dan oksigen.
3. Campuran
Saat kamu membuat minuman teh, zat apa sajakah yang dicampur? Saat
kamu melarutkan garam atau gula pasir ke dalam gelas yang berisi air, apa yang
dapat kamu amati? Nah, simak penjelasan berikut! Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita jumpai campuran. Misal, air sungai, tanah, udara, makanan, minuman,
larutan garam, larutan gula, dll. Sifat asli zat pembentuk campuran ada yang
masih dapat dibedakan satu sama lain, ada pula yang tidak dapat dibedakan. Di
dalam udara tercampur beberapa unsur yang berupa gas, antara lain: nitrogen,
oksigen, karbon dioksida dan gas-gas lain. Udara segar yang kita hirup
mengandung oksigen yang lebih banyak daripada udara yang tercemar. Dalam
udara juga tersusun dari beberapa senyawa, antara lain : asap dan debu. Campuran
adalah gabungan beberapa zat dengan perbandingan tidak tetap tanpa melalui
reaksi kimia.

4. CampuranHomogen
Campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel penyusun tidak
dapat dibedakan lagi disebut campuran homogen. Campuran homogen sering
disebut dengan larutan. Contoh campuran homogen, antara lain: campuran air
dengan gula dinamakan larutan gula, campuran air dengan garam dinamakan
larutan garam, campuran air dan sirup. Ukuran partikel dalam larutan memiliki
diameter sekitar 0,000000001 m, dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Beberapa contoh campuran homogen di atas adalah campuran antar zat cair.
5. Campuran Heterogen
Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel
penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya disebut campuran
heterogen. Contoh campuran heterogen : tanah, air sungai, makanan, minuman, air
laut, adonan kue, adonan beton cor, dll. Pada campuran heterogen dinding
pembatas antar zat masih dapat dilihat, misal campuran air dengan minyak,
campuran besi dan pasir, campuran serbuk dan air, dll.
Campuran heterogen dapat di pisahkan dengan cara fisik berupa filtrasi
menggunakan kertas saring.Di dalam campuran heterogen dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu :
a. Koloid
Koloid adalah campuran heterogen dua zat atau bisa lebih yang mana
partikel-partikel zat yang ukurannya sekitar 1 hingga 1000 nm tersebar
(terdispersi) menyeluruh pada medium zat yang berbeda. Partikel-partikel pada
koloid hanya dapat dilihat dengan mikroskop ultra. Contoh koloid: susu, agar-
agar, santan.
b. Suspensi
Suspensi adalah suatu campuran fluida yang didalamnya terkandung
partikel padat. Atau dapat dikatakan campuran heterogen dari zat cair dan zat
padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Dalam sistem suspensi partikel
padat biasanya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk dapat
memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tak seperti koloid, padatan yang
terdapat pada suspensi akan mengalami sedimentasi/ pengendapan meskipun
tidak ada gangguan. Singkatnya suspensi adalah suatu campuran yang masih
bisa dibedakan antara pelarut zat yang dilarutkan. Suspensi cairan atau padatan
(dalam jumlah yang kecil) di dalam gas disebut dengan aerosol. Sistem aerosol
dalam kehidupan manusia contohnya yaitu debu di atmosfer.
Contoh suspensi adalah air keruh, campuran air dengan pasir, campuran
kopi dengan air, campuran minyak dengan air, lumpur di tanah dan lempung
tersuspensi di air, suspensi debu di udara, tepung bisa tersuspeensi di air,
suspensi partikel di udara, kabut yaitu sistem air yang tersuspensi di udara, dan
sirup obat batuk.

III. Asam Basa & Garam


Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti
diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa
Arab yang berarti abu.
Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga
bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang
mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan
merupakan cara yang aman. Untuk mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan
aman dapat dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat
bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan
warna.
1. Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan
minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam
adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung
atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik.
Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang
bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti
logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif.
Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl)
membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam
organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah,
korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam
kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak
digunakan di berbagai kebutuhan manusia.
2. Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat
kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan
sabun serta deterjen mengandung basa. Basa adalah suatu senyawa yang jika
dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH -). Oleh karena
itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa,
cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.
3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat.
Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung
basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa
cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan
larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH – dari basa
membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH– (aq) —> H2O (ℓ)
Asam Basa Air
aq) = terlarut
(l) = cair
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan. Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut
garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya
akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka
ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan
basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam.

4. Sifat Elektrolit Asam, Basa dan Garam


Ketika seseorang mencari ikan dengan menggunakan ”setrum” atau aliran
listrik yang berasal dari aki, apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang
telah dialiri arus listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang
berada di sekitar ujung alat itu terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik?
Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila
dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat
menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat membentuk
suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit.
Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam klorida. Zat yang tidak
menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit. Contohnya adalah
larutan gula dan larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak,
dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri
dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan
dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari
kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apakah asam, basa, dan garam
dapat menghantarkan arus listrik.

5. IdentifikasiAsam, Basa, dan Garam


Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun
netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu
menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam
basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan
asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral
dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.
a. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat
netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus
biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
1) Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.
2) Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.
3) Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
b. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat
menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan,
seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat
digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini
dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan
campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan
netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan
larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari
ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan
mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman

IV. Pemisahan Campuran


Campuran memang adalah materi yang tersusun dari dua jenis zat murni atau
lebih dan masih memiliki sifat-sifat dari zat penyusunnya. Kebanyakan materi yang
berada di alam ini tidak murni, melainkan masih berupa campuran. Seperti halnya
udara yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada di samudera. Udara
sendiri terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen, nitrogen, uap air dan yang
lainnya. Sedangkan air terdiri dari air, garam, dan zat yang lainnya.
Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari
campurannya.Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisis
zat penyusunnya, diataranya seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih,
sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa metode
dalam memisahkan campuran.
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi adalah metode pemisahan fisik, yang digunakan untuk memisahkan
antara cairan (larutan) dan padatan. Cairan yang telah melalui proses
filtrasi/penyaringan disebut filtrat, sedangkan padatan yang tertumpuk di
penyaring disebut residu. Walaupun ada kalanya residu adalah produk yang
diinginkan.
a. Prinsip Filtrasi
Karena prinsip dasar dari filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring
molekul-molekul padatan yang tercampur dalam larutan, maka tingkat
kemurnian filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini bergantung pada kualitas serta
ukuran pori dari filter (penyaring) yang digunakan.
Untuk metode filtrasi, dimana yang diinginkan ialah residu-nya (ampas)
biasanya diperlukan langkah pengertingan agar seluruh cairan yang masih
tersisa dalam padatan menguap.
b. Metode Filtrasi
Metode filtrasi sangat sering digunakan di laboraturium. Penggunaan
metode ini disesuaikan dengan sampel yang sedang ditangani dan hasil yang
diharapkan. Secara umum ada tiga metode filtrasi yang sering digunakann,
yakni metode filtrasi panas, metode filtrasi dingin dan metode filtrasi vakum.
c. Contoh Penggunaan Metode Filtrasi
- Kalian pasti pernah menyaring kopi dari ampasnya kan? Penyaringan ini
merupakan metode filtrasi yang paling sederhana.
- Pembuatan santan kelapa juga menggunakan metode filtrasi
- Metode filtrasi digunakan juga pada banyak industri sebagai metode awal
penanganan limbah.
- Pembuatan wine, anggur dan wishky juga menggunakan metode filtrasi
sebelum distilasinya (pemurnian)
- Penyaringan debu-debu pada AC masih menggunakan metode filtrasi.
Metode pemisahan campuran daengan filtrasi ini merupakan proses fisika,
sehingga tidak dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang homogen.
2. Sentrifugasi
Untuk memisahkan partikel kita dapat menggunakan mesin sentrifugasi yang
mirip dengan pengering putar yang sangat cepat. Sentrifugasi memutar cairan
dengan sangat cepat sehingga partikel – partikel terpisah. Partikel yang lebih berat
akan jatuh ke dasar dan yang lebih ringan akan terkumpul di bagian atas. salah
satu contoh pemisahan partikel yaitu Dokter yang memisahkan sampel darah
untuk dianalisis menggunakan sentrifugasi. Adapun proses pemisahannya yaitu
sebagai berikut:
- Sebuah tabung mikro diisi dengan darah yang akan dipisahkan. Sel darah
merah yang paling berat yang memberi warna merah pada darah.
- Tabung mikro ditempatkan pada pemegang yang aman di dalam sentrifugasi.
Sebuah sentrifugasi dapat diisi 50 buah tabung mikro.
- Penutup sentrifugasi ditutup dengan kuat, dan sentrifugasi diputar sekitar 4000
putaran per menit (rpm).
- Sel darah merah akan terkumpul di dasar tabung, sedangkan cairan plasma
yang berwarna kuning akan berada di permukaan.
3. Destilasi(Penyulingan)
Distilasi merupakan metode yang banyak digunakan untuk memisahkan
campuran berdasarkan perbedaan kondisi yang diperlukan untuk mengubah fase
komponen campuran. Dalam distilasi, campuran cairan dipanaskan di dalam
wadah botol. Cairan dengan titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu dan akan terkondensasi (berubah kembali menjadi air) kemudian
terkumpul. Cairan dengan titik didih yang lebih tinggi akan tertinggal di dalam
wadah botol. Distilasi bertingkat memisahkan cairan satu demi satu selama
mendidih. Industri minyak memisahkan minyak mentah menggunakan teknik ini.
4. Kromatografi
Para ilmuwan memisahkan campuran cair menggunakan kromatografi.
Campuran dilarutkan di dalam zat cair atau gas untuk membuat larutan. Benda
padat ditempatkan pada larutan (sebagianterbenam dalam larutan) zat yang
terlarut paling mudah akan bergerak jauh ke atas materi padat, membentuk pita –
pita warna yang disebut kromatogram. Para peneliti makanan mempelajari
kromatogram untuk menemukan kandungan pewarna makanan.
Jenis – jenis kromatografi:
a. Kromatografi kertas
Para peneliti makanan memisahkan pewarna makanan untuk dianalisis
menggunakan kromatografi kertas. Setitik pewarna diletakkan di atas kertas
saring. Tepi bawah kertas dicelupkan ke dalam suatu larutan. Kemudian larutan
tersebut akan naik membawa warna dimana terdapat beberapa warna yang
bergerak lebih cepat dan terbentuklah pita – pita warna.
b. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Para ahli genetika menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk
mempelajari zat -zat yang menyusun gen kita. Pada KLT materi padatnya
merupakan suatu pelat kaca atau plastik yang dilapisi bahan kimia, biasanya
aluminium oksida atau silikon oksida. Ketika campuran cairan naik ke pelat,
beberapa zat bergerak lebih tinggi dibandingkan yang lain. Zat – zat ini akan
terlihat sebagai bintik -bintik pada pelat.
5. Dekantasi(Pengendapan)
Metode pemisahan ini tergolong sederhana. Dekantasi digunakan untuk
memisahkan zat padat dari larutannya. Misalnya, kita akan memisahkan lumpur
dari air kotor. Bagaimana caranya?
Untuk memudahkan pemisahan pengotor, biasanya campuran didiamkan atau
diendapkan terlebih dahulu. Setelah mengendap, larutan dipisahkan dengan hati-
hati agar kotoran tidak terbawa larutan kembali. Selain digunakan untuk
menjernihkan air, dekantasi digunakan untuk memisahkan pati singkong dari
campurannya.
6. Sublimasi
Kamu tentu tidak asing dengan kapur barus. Kapur barus yang dibiarkan pada
udara terbuka, lama-kelamaan akan habis. Mengapa itu bisa terjadi?
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Misalnya, kapur barus yang berubah
dari wujud padat menjadi gas. Teknik ini digunakan untuk dua zat yang satu
menyublim, sedangkan yang lainnya tidak menyublim sehingga kotoran yang
tidak menyublim akan tertinggal. Selain kapur barus, zat yang mengalami
sublimasi adalah ammonium klorida dan iodin.
7. Penguapan(Evaporasi)
Bagaimana rasanya makananmu tanpa dibumbui garam? Wah… pasti
hambar, bukan? Akan tetapi, bagaimanakah mendapatkan garam dapur dari air
laut? Penguapan (evaporasi) merupakan salah satu cara untuk memisahkan garam
dapur dari air laut.

Kegiatan di atas merupakan kegiatan skala kecil. Bagaimana cara petani


garam membuat garam dalam skala yang besar? Air laut dialirkan ke tambak-
tambak garam. Kemudian, didiamkan sehingga pasir dan kotoran yang ukurannya
besar mengendap. Air yang sudah dibersihkan ini dialirkan ke tempat penguapan
dengan memanfaatkan energi matahari. Garam yang tertinggal di ladang garam
dikumpulkan. Itu dinamakan garam kotor. Garam kotor ini dilarutkan dengan air
bersih, kemudian disaring. Air garam akhir inilah yang dibuat menjadi garam
bersih dengan menguapkan air pelarutnya. Garam ini ditambahkan kalium iodat
(KIO3) sehingga menjadi garam beriodium.

8. Corong pisah
Metode ini digunakan untuk memisahkan zat cair yang tidak memiliki daya
larut. Misalnya, minyak dengan air. Caranya, campuran dimasukkan ke dalam
corong pisah, kemudian didiamkan. Zat yang memiliki massa jenis lebih besar
akan berada di bawah dan masa jenisnya lebih kecil berada di atas. Kran dibuka
untuk membuang airnya dan minyak akan tertinggal di corong. Jadi, minyak akan
terpisah dengan air.
9. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan cara pemisahan zat padat dari larutannya sehingga
mengkristal. Misalnya, pembuatan gula pasir. Caranya, air tebu di saring agar
kotorannya tidak terbawa. Larutan gula dari air tebu dipanaskan pada suhu tinggi
sehingga air menguap dengan cepat. Hasilnya, gula akan mengkristal.
10. Amalgamasi
Amalgamasi adalah cara pemisahan zat dengan melakukan reaksi. Misalnya,
pemisahan zat untuk mendapatkan emas murni dari bijih emas.
E. LEMBAR KERJA SISWA

1. LEMBAR KERJA SISWA( LKS 1)

UNSUR DAN SENYAWA

a. Tujuan
Membandingkan sifat unsur,senyawa dan campuran
b. Alat dan Bahan:
Buku IPA terpadu kelas VII dan buku yang relevan.
c. Cara Kerja:
1. Bacalah buku IPA mu tentang unsur,senyawa dan campuran.
2. Diskusikanlah soal – soal berikut dengan teman sekelompokmu untuk
menjawabnya.
d. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan unsur, berilah 4 contohnya !
Jawab :
2. Apakah Senyaw itu ? berilah 4 contohnya !
Jawab;
3. Apakah yang kamu ketahui tentang campuran ?
Jawab
e. Isilah tabel dibawah ini
Perbedaan antara senyawa dan campuran.

NO Pembeda Senyawa Campuran


1 Komposisi zat penyusunnya
2 `Terbentuk dari
3 Sifat unsur penyusunnya
4 Cara Pemisahan
f. Klasisifikasikan zat berikut termasuk unsue atau senyawa dengan
memberi Tanda ( √ )
NO Nama Zat Unsur Senyawa
1 Belerang
2 Garam dapur
3 Perak
4 Tembaga
5 Gula
6 Oksigen

g. Pertanyaan
1. Tulislah rumus kimia dari zat berikut :
a. Amonia d. Air Kapur
b. Air aki e. Alkohol
c. Urea f. Karbon monoksida
2. Tulislah nama senyawa berikut :
a. SO3 d. KMnO4
b. Na2S. e. ALCL3
c. Ca(OH)2 f. P2O5
2. LEMBARKERJA SISWA( LKS 2)

SIFAT ASAM DAN BASA DENGAN KERTAS LAKMUS

Kelompok :...........................................................
Anggota :1........................................................
2........................................................
3........................................................
4........................................................
5........................................................

1. Tujuan :
Siswa dapat mengelompokkan bahan kimia keseharian dadlam asam, basa
dan garam menggunakan indikator kertas lakmus.
2. Alat dan bahan
- Plat tetes
- Pipet tetes
- Lakmus merah dan biru
- Cuka dapur
- Air kapur
- Larutan garam
- Sabun
3. Prosedur Kerja
- Siapkan plat tetes dan kertas lakmus
- Teteskan 2 tetes larutan asam cuka pada kertas lakmus merah dan biru, amati
perubahan yang terjadi.
- Ulangi larutan garam pada lakmus merah dan biru yang lain amati lagi
perubahan-perubahan yang terjadi, catat pada tabel pengamatan!
4. Tabel Pengamatan
Warna Warna lakmus setelah ditetesi larutan
Lakmus lakmus Cuka Air Larutan Sabun
mula- kapur garam
mula
Lakmus merah merah
Lakmus biru biru
3. LEMBAR KERJA SISWA( LKS 3)

IDENTIFIKASI CAMPURAN HOMOGEN DAN HETEROGEN

I. Tujuan : Mengidentifikasi campuran homogen dan heterogen


II. Alat dan Bahan:
1. Gelas kimia
2. Gula pasir
3. Sendok
4. Serbuk tanah
5 Air.
III. Cara Kerja:
1. Ambil dua gelas kimia, beri tanda A dan B!
2. Isilah kedua gelas tersebut dengan air sebanyak setengah tinggi gelas!
3. Tambahkan pada gelas A satu sendok teh gula pasir !
4. Tambahkan pada gelas B satu sendok tanah!
5. Aduk kedua gelas tersebut!
6. Amatilah isi kedua gelas tersebut!
IV. Hasil pengamatan
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai
NO Hasil Pengamatan Gelas A Gelas B
1 Ada endapan
2 Tidak ada endapan
V. Pertanyaan:
1. Bagaimanakah keadaan larutan pada gelas A? Jelaskan!
Jawab :
2. Bagaimanakah keadaan larutan pada gelas B? Jelaskan!
Jawab :
3. Apa perbedaan larutan pada gelas A dengan gelas B?
Jawab :

VI. Kesimpulan :
MODUL PEMBELAJARAN IPA
KELAS VII SEMESTER I

Di Susun Oleh :

Sumaryono, S.Pd

SMP NEGERI 4 KEDUNGBANTENG


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS
2020

37

Anda mungkin juga menyukai