Anda di halaman 1dari 8

MATERI PELUANG (PKM)

a. Pengertian Peluang

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!!


- Jika hari ini hujan, mungkinkah besok siang akan turun hujan lagi?
- Andi dan Novia mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi juara kelas.
- Jika hari ini Pak Thoyib mendapat untung besar, mungkinkah hal ini akan terjadi lagi
pada hari yang lain?

Pada umumnya, kejadian-kejadian yang akan datang tidak dapat dipastikan dan masih
merupakan sebuah kemungkinan. Kemungkinan terjadi atau munculnya suatu kejadian
atau keadaan seperti pada pernyataan-pernyataan diatas disebut peluang, beberapa
ilmuwan seperti Blaise Pascal, Laplace, Gauss, dan Yordan mengembangkan teori
kemungkinan atau teori peluang sebagai salah satu cabang dari Matematika.

b.Ruang Sampel dan Titik Sampel

Ruang sampel dan titik sampel pada pelemparan sekeping uang logam sisi yang mungkin
muncul adalah sisi angka (A) atau sisi gambar (G), jika sisi yang mungkin muncul ini
dinyatakan dengan himpunan, misalnya S, menjadi S= (A,G)
Kumpulan atau himpunan semua hasil yang mungkin muncul pada suatu percobaan disebut
ruang sampel, dilambangkan dengan S. Adapun anggota-anggota dari S disebut titik sample.
Banyak anggota –titik sampel- suatu ruang sampel dinyatakan dengan n(S) cara menentukan
ruang sampel dari titik sampel ada tiga, yaitu dengan mendaftar kabel, dan diagram pohon.

1.Menentukan Ruang Sampel dengan Mendaftar

Misalkan, pada pelemparan dua keping uang logam sekaligus, sisi yang muncul adalah
angka (A) pada uang logam pertama dan gambar (G) pada uang logam kedua, ditulis AG.
Kejadian lain yang mngkin mncl pada pelemparan kedua uang logam tersebut adalah AA,
GA, dan GG. Jika ruang sampelnya dituliskan dengan cara mendaftar, hasilnya adalah S =
{AA, GA, GA, GG} dengan n(S) = 4

2.Menentukan Ruang Sampel dengan tabel

Selain dengan cara mendaftar, ruang sampel dapat ditentukan dengan cara membuat
tabel. Perhatikan kembali pelemparan dua keping uang logam pada bagian a, untuk
menentukan ruang sampel dengan tabel, buatlah tabel dengan jumlah baris dan kolom yang
diperlukan, untuk percobaan pelemparan dua uang logam sekaligus, diperlukan tabel yang
terdiri atas tiga kolom dan tiga baris, isi kolom pertama dengan hasil yang mungkin dari
uang logam ke-2, kemudian lengkapi tabel yang kosong.
Tabel ruang sampel pelemparan dua logam adalah sebagai berikut :

A G
A AA AG
G GA GG

Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S)=4

3.Menentukan Ruang Sampel

Cara lain yang digunakan untuk menentukan ruang sampel adalah dengan diagram pohon.
Cara ini merupakan cara yang paling mudah. Berikut adalah diagram pohon untuk pelemparan
dua uang logam sekaligus.

Uang logam Uang logam Hasil yang


ke-1 ke-2 mungkin

A AA
A
G GA

A GA
G
G GG

Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4

c.Menghitung Peluang Kejadian

1.Perhitungan peluang suatu kejadian dengan frekuensi relative

Frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan


banyaknya percobaan. Frekunsi relatif dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
banyaknya kejadian K
Frekuensi relatif =
banyak percobaan

Contoh :

Ambilah sekeping uang logam, kemudian lemparkan sebanyak 20 kali. Misalkan,


hasil yang diperolah adalah muncul sisi gambar sebanyak 11 kali. Perbandingan
11
banyak kejadian muncul sisi gambar dengan banyak pelemparan adalah . Nilai
20
inilah yang disebut frekunsi relatif.

2.Perhitungan peluang suatu kejadian dengan rumus peluang

Perhatikan kembali percobaan pelemparan sebuah dadu. Ruang sampelnya

adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(S) = 6. Misalkan, kejadian munculnya muka dadu yang
bertitik prima dinyatakan dengan K = {2, 3, 5} sehingga n(K) = 3. Peluang munculnya setiap
1
titik sampel didalam ruang sampel adalah sama, yaitu . Jadi, peluang munculnya muka dadu
6
1 1 1 3 1
bertitik prima adalah P(K) = + + ¿ =
6 6 6 6 2

Selain dengan cara tersebut, nilai P(K) juga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6

K = {2, 3, 5} maka n(K) = 3

n( K ) 3 1
P(K) =
n( S)
= 6
= 2
Uraian tersebut menjelaskan bahwa jika setiap titik sampel anggota

ruang sampel S memiliki peluang yang sama maka peluang kejadian K yang memiliki anggota
sebanyak n(K) dinyatakan sebagai berikut :

n(K )
P(K) = dengan K Ϲ S
n( S)

Contoh :

Arifin melempar sebuah dadu. Tentukan peluang munculnya mata dadu

a) Bertitik 2
b) Bertitik genap
c) Bertitik lebih dari 4
Jawab :

Ruang sampel = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6

1) Misal : A adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik 2, maka A = (2) sehingga n(A) = 1
n( A) 1
2) P(A) = =
n (S) 6
1
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 2 adalah
6
3) Misal : B adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik genap, maka B = {2, 4, 6}
sehingga n(B) = 3

n( B) 3 1
P(B) = = =
n(S) 6 2

1
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik genap adalah
2

4) Misal : C adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik lebih dari 4, maka C = {5, 6}
sehinggan n(C) = 2
n(C) 2 1
P(C) = = =
n(S) 6 3
1
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik lebih dari 4 adalah
3

d.Kisaran Nilai Peluang

Kisaran nilai peluang dalam tata bahasa indonesia berarti membahas sekitar nilai peluang. Dari
suatu percobaan, jika kejadian-kejadian mempunyai kesempatan yang sama, maka nilai
kemungkinan dari suatu kejadian A ditentukan oleh :

n( A)
P(A) =
n (S)

Keterangan :

P(A) = peluang kejadian (muncul A)

n (A) = banyaknya anggota A

n (S) = banyaknya anggota S (ruang sampel)


Contoh :

Pada percobaan pelemparan sebuah dadu bermata enam A, B, C, D, E dan F. Tentukan :

1) P(B) 2) P(A, E) 3) P(B, D, F)

Jawab :

Ruang sampel {A, B, C, D, E, F} dan n(S) = 6

n( B) 1
1) P(B) = = (karena n(B) = 1)
n(S) 6
n( A , E) 2 1
2) P(A, E) = = =
n(S) 6 3
n (B , D , F ) 3 1
3) P(B, D, F) = = =
n ( S) 6 2

e.Batas-batas Nilai Peluang

Batas-batas nilai peluang sebuah kejadian A berisi nilai-nilai peluang yang mungkin dari
1 2 3
suatu kejadian. Besar nilai tersebut bermacam-macam, yaitu 0, , , , atau 1. Dari nilai-nilai
4 4 8
itu jika kita membuat batasannya, nilai 0 merupakan batas terkecil dan nilai 1 merupakan batas
terbesar. Hal ini berarti batas-batas nilai peluang kejadian A terletak pada nol dan satu. Ditulis
dengan :

Batas-batas nilai peluang 0 ≤ P(A) ≤ 1

Keterangan :
Nilai P(A) = 0 disebut peluangnkejadian A yang mustahil atau peluang kemustahilan

Nilai P(A) = 1 disebut peluang kejadian A yang pasti muncul atau peluang kepastian

1) Peluang nol dan peluang satu

Peluang suatu kejadian yang tidak mungkin terjadi, nilainya nol atau P(K) = 0 (kejadian tersebut
dinamakan kejadian yang mustahil). Hal ini berarti kemstahilan mempunyai peluang nol

Contoh :

a) Matahaari terbit dari selatan


b) Angka 7 adalah bilangan genap

Peluang suatu kejadian yang pasti terjadi, nilainya 1 atau P(K) = 1 (kejadian tersebut dinamakan
kejadian nyata/pasti) . Hal ini berarti kepastian mempunyai peluang satu

Contoh :

a) Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat


b) Persegi panjang mempunyai empat sisi

2) Peluang kejadian bukan A ditulis P(Ᾱ)


Hubungan peluang kejadian A dan P(Ᾱ) ditentukan oleh :
a) P(A) + P(Ᾱ) = 1
b) P(Ᾱ) = 1 - P(A)
c) P(A) = 1 - P(Ᾱ)

Contoh :

Sebuah dadu dilemparkan, tentukan peluang munculnya mata dadu bernomor ganjil dan
munculnya mata dadu bukan bernomor ganjil

Jawab :

Misal : A = mata dadu bernomor ganjil

A = {1, 3, 5} maka n(A) = 3

n( A) 3 1
P(A) = = =
n (S) 6 2

1 1
P(Ᾱ) = 1 - P(A) = 1 - =
2 2

1
Jadi, peluang munculnya mata dadu bernomor ganjil adalah dan peluang munculnya mata
2
1
dadu bernomor bukan ganjil adalah
2

Frekunsi Harapan

Sebuah mata uang logam dilempar sebanyak 100 kali. Dalam sekali pelemparan, peluang
1
munculnya sisi angka adalah . Dari pelemparan uang logam sebanyak 100 kali, Anda dapat
2
mengharapkan munculnya sisi angka sebanyak 47 kali, 48 kali, 52 kali, atau 56 kali. Akan tetapi,
akan mengherankan apabila munculnya sisi angka hanya tiga kali atau lima kali. Harapan
munculnya sisi angka sebanyak 50 kali dari 100 kali pelemparan uang logam disebut frekuensi
harapan. Biasanya, frekuensi harapan dinotasikan dengan Fh. Frekuensi harapan dari suatu
kejadian ialah harapan banyaknya muncul suatu kejadian yang diamati dari sejumlah percobaan
yang dilakukan

Fh = P(K) x N

Dengan P(K) = peluang kejadian

N = banyaknya percobaan

Contoh :

Sebuah dadu dilemparkan ke atas sebanyak 30 kali. Berapa frekuensi harapan munculnya
mata dadu bernomor 2?

Jawab :

Misalkan, K = kejadian munculnya mata dadu bernomor 2

1
sehingga P(K) =
6

banyaknya pelemparan = N = 30 kali

Fh = P(K) x N

1
= x 30
6

= 5 Jadi, frekuensi munculnya harapan mata dad bernomor 2 dari 30 kali pelemparan
adalah 5 kali
DAFTAR PUSTAKA
Matematika-Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,
http:/www.wikepedia.com//G:/Matematika.htm

Handoko Tri, 2006, Terampil Matematika 5, Jakarta : Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai