TEORI AKUNTANSI
STAKEHOLDER THEORY
OLEH
KELOMPOK 2 :
1. DIAN SAFITRI I2F015071
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1. Pengertian Stakeholder............................................................................3
2.1.1. Teori Stakeholder..........................................................................4
2.1.2. Stakeholder Internal.....................................................................7
2.1.3. Stakeholder Eksternal.................................................................10
2.2. Fungsi Stakeholder Dalam Organisasi...................................................12
2.3. Pola Kehidupan Saling Ketergantungan Antar Stakeholder...................13
2.3.1. Sektor Swasta.............................................................................13
2.3.2. Sektor Publik..............................................................................15
2.4. Pertentangan Kepentingan Antar Stakeholder.......................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan stakeholder (stakeholder internal dan
eksternal)?
2. Apakah fungsi para stakeholder dalam organisasi bisnis?
3. Bagaimanakah pola kehidupan para stakeholder dalam organisasi bisnis?
4. Jelaskan pertentangan kepentingan antar stakeholder?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari sisi stakeholder terdiri dari stakeholder internal dan eksternal,
pada sektor publik stakeholder internal antara lain adalah lembaga negara
(kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik (partai politik), manajer
publik (gubernur, bupati, direktur BUMN, BUMD),dan pegawai pemerintah.
Stakeholder eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik,
masyarakat pembayar pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang
menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank
sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan
sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang. Pada sektor swasta,
stakeholder internal terdiri dari manajemen, karyawan, dan pemegang saham.
Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari bank, serikat buruh, pemerintah,
pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.
4
menimbulkan konflik karena perusahaan memisahkan diri dengan
para stakeholder baik yang berasal dari dalam perusahaan dan dari luar
perusahaan. Konflik yang mungkin terjadi di dalam perusahaan adalah tekanan
dari karyawan yang menuntut perbaikan kesejahteraan. Tekanan tersebut bisa
berupa upaya pemogokan menuntut perbaikan sistem pengupahan dan sebagainya.
Jika pemogokan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama maka hal itu bisa
mengganggu aktifitas operasi perusahaan dan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan. Sedangkan konflik yang mungkin terjadi dari luar perusahaan adalah
munculnya tuntutan dari masyarakat karena dampak pembuangan limbah
perusahaan yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan bagi perusahaan
apabila diperkarakan secara hukum.
New-corporate relation menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan
seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya
sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat karena
profesionalitas telah menjadi hal utama dalam pola hubungan ini. Hubungan
perusahaan dengan internal stakeholders dibangun berdasarkan konsep
kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk bisa menciptakan
kesinambungan usaha perusahaan sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar
perusahaan bukan hanya bersifat transaksional dan jangka pendek namun lebih
kepada hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain
usaha untuk menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan
juga berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan external
stakholders.
Pendekatan new-corporate relation mengeliminasi penjenjangan status
diantara para stakeholder perusahaan seperti yang ada pada old-corporate
relation. Perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya di posisi paling atas
sehingga perusahaan mengeksklusifkan dirinya dari para stakeholder sehingga
dengan pola hubungan semacam ini arah dan tujuan perusahaan bukan lagi pada
bagaimana menghimpun kekayaan sebesar-besarnya namun lebih kepada
pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development).
Asumsi teori stakeholder dibangun atas dasar pernyataan bahwa
perusahaan berkembang menjadi sangat besar dan menyebabkan masyarakat
5
menjadi sangat terkait dan memperhatikan perusahaan, sehingga perusahaan perlu
menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak
terbatas hanya kepada pemegang saham. Hal ini berarti, perusahaan dan
stakeholder membentuk hubungan yang saling mempengaruhi.
6
1. Argumen deskriptif
Menyatakan bahwa pandangan pemangku kepentingan secara sederhana
merupakan deskripsi yang realistis mengenai bagaimana perusahaan
sebenarnya beroperasi atau bekerja. Manajer harus memberikan perhatian
penuh pada kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi tugas manajemen lebih
penting dari itu. Untuk dapat memperoleh hasil yang konsisten, manajer harus
memberikan perhatian pada produksi produk-produk berkualitas tinggi dan
inovatif bagi para pelanggan mereka, menarik dan mempertahankan
karyawan-karyawan yang berkualitas tinggi, serta mentaati semua regulasi
pemerintah yang cukup kompleks. Secara praktis, manajer mengarahkan
energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap
pemilik saja.
2. Argumen instrumental
Menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan dinilai
sebagai suatu strategi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang
mempertimbangkan hak dan memberi perhatian pada berbagai kelompok
pemangku kepentingannya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.
3. Argumen normatif
Menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan merupakan
hal yang benar untuk dilakukan. Perusahaan mempunyai penguasaan dan
kendali yang cukup besar terhadap banyak sumber daya, dan hak istimewa ini
menyebabkan adanya kewajiban perusahaan terhadap semua pihak yang
mendapat efek dari tindakan-tindakan perusahaan.
7
Lembaga negara terbagi dalam beberapa macam dan mempunyai tugas
masing-masing antara lain. Tugas umum lembaga negara antara lain :
1. Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.
2. Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.
3. Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.
4. Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.
5. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.
Lembaga Negara :
1. DPR atau dewan perwakilan rakyat bertugas membentuk undang-undang
untuk menampung segala usulan dari rakyat.
2. MPR Majelis permusyawaratan rakyat yang bertugas mengatur susunan
amandemen / UUD 1945.
3. TNI Tentara Nasional Indonesia bertugas untuk mengatur keamanan
dan stabilitas negara.
4. PN Pengadilan negeri bertugas untuk menghukum atau mengadili masalah
masalah yang berkaitan dengan hukum perdata maupun hukum pidana.
5. KPK Komisi pemberantasan korupsi bertugas untuk memberantas para
pelaku yang melakukan tindak pidana korupsi.
6. BPK Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa uang Negara.
2. Kelompok politik (partai politik),
Secara umum partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Adapun
tujuan dibentuknya sebuah partai adalah untuk memperoleh kekuasaan politik,
dan merebut kedudukan politik dengan cara (yang biasanya) konstitusional
yang mana kekuasaan itu partai politik dapat melaksanakan program-program
serta kebijakan-kebijakan mereka.
3. Manajer Publik (Gubernur BUMN, BUMD),
manajer publik ialah orang yang menjalankan fungsi manajemen publik.
Orang tersebut mengatur serta mengkoordinasikan kegiatan dan aspek lainnya,
agar tercapai kesesuaian. Maka seorang manajer dituntut mengerjakan segala
hal secara benar agar dihasilkan efisiensi dalam organisasi.
8
4. Pegawai Pemerintah.
Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
9
Turut campurnya phak ketiga untuk mengambil alih perusahaan(take
over)/memasukkan orang baru (intervensi)
Merosotnya reputasi eksekutif puncak perusahaan.(perusahaan yang
melepas saham menimbulkan turunya harga saham).
3. Karyawan
Karyawan adalah orang-orang dalam perusahaan yang tidak memegang
jabatan struktural. Public Relation perlu menangani karyawan karena Pertama,
karyawan adalah orang yang paling banyak jumlahnya dalam perusahaan,
secara struktural mereka lemah. Kedua, karena tingkat pendidikannya rendah,
karyawan mudah disulut isu. Ketiga, karyawan adalah ujung tombak
perusahaan jasa. Keempat, karyawan merupakan sumber suara potensial
dalam pemilihan umum. Kelima, pers umumnya bersimpati kepada karyawan
yang dilanggar hak-haknya oleh manajemen.
Public Relation umumnya menggunakan MBWA (Managing by Walking
Aroun) untuk memperoleh simpati kayawan. Tugas Public Relation adalah
menciptakan iklim baik agar karyawan dapat bekerja tenang dan aman. Rasa
tidak aman akan mengakibatkan mereka mencari perlindungan dari pihak-
pihak diluar perusahaan, turut campurnya pihak luar menunjukkan perusahaan
sudah kehilangan kepercayaan dari karyawannya.
4. Keluarga Karyawan
Tugas Public Relation adalah menimbulkan pemahaman para anggota
keluarga tentang keadaan pekerjaan anggota keluarganya sehingga mereka
dapat menyesuaikan perilakunya. Public Relation juga perlu mendapatkan
kepercayaan dari anggota keluarga karyawannya atas produk-produk yang
dihasilkan perusahaan, sebelum perusahaan memperoleh kepercayaan diri dari
konsumen raihlah kepercayaan dari keluarga karyawan yang turut
memproduksi barang itu.
1
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat (publik service). Pelayanan tersebut diberikan untuk
memenuhi hak masyarakat, baik itu merupakan layanan civil maupun
layanan publik. Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut
pemenuhan suatu hak. Ia melekat pada setiap orang, baik secara pribadi
maupun berkelompok (organisasi), dan dilakukan secara universal
2. masyarakat pembayar pajak,
Pajak ialah iuran wajib kepada negara berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali secara langsung, manfaat atau
guna pajak yaitu untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
sehubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan
dan kesejahteraan rakyat. Pajak dibagi dalam dua macam yaitu pajak
langsung dan pajak tidak langsung, disamping itu wajib pajak pun
mempunyai kewajiban dan hak-hak sebagai seorang wajib pajak. Hukum
pajak ialah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dan wajib
pajak.
3. perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan
publik sebagai input atas aktivitas organisasi,
4. Bank sebagai kreditor pemerintah,
5. Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor
asing, dan generasi yang akan datang.
1
mendapat perhatian perusahaan karena pengaruhnya. Kedua, stabilitas lingkungan
diukur dari perubahan yang ditimbulkan.
Dalam lingkungan stabil, perusahaan cenderung didesain mekanitiks,
mengandalkan peraturan, prosedur, dan lebih birokratis. Tanggung jawab seorang
praktisi Public Relation banyak atau sedikitnya departemen disediakan tergantung
jumlah aktor dalam lingkungan yang perlu diperhatikan (kompleksitas). Semakin
banyak kctor yang berpengaruh, semakin banyak departemen yang harus didesain
untuk melakukan deal dengan masing-masing unsur tersebut. Demikian
sebaliknya. Stakeholder eksternal pada sektor swasta terdiri dari bank, serikat
buruh, pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang
dan pasar modal.
1
Pelanggan eksternal adalah mereka yang bukan bagian dari organisasi,
namun mereka menerima produk atau jasa dari organisasi. Mereka adalah pihak
yang membayar bagi produk atau jasa organisasi. Apabila produk atau jasa
tersebut tidak membuat mereka puas, mereka dapat dengan mudah mencari
perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa yang lebih baik. Sedangkan
pelanggan internal adalah siapa saja di dalam organisasi. Mereka adalah fungsi
lain, cabang lain, atau bahkan rekan kerja. Fungsi yang satu dengan lainnya
berhubungan dengan pelanggan di dalam organisasi. Walaupun di sini yang
merupakan inti adalah pelanggan eksternal, namun bila pelanggan internal
diabaikan, maka dampak langsungnya akan mempengaruhi pelanggan eksternal.
Semakin pelanggan internal diperlakukan dengan baik, maka layanan terhadap
pelanggan eksternal akan makin baik.
1
juga berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan eksternal
stakeholders.
1. Stockholder atau Pemegang saham
Pemegang saham mempunyai hak dalam perusahaan, karena ketika mereka
membeli saham perusahaan, mereka menjadi pemilik perusahaan, dan
memiliki hak untuk mendapatkan dividen. Pemegang saham sangat perhatian
terhadap cara kerja perusahaan karena mereka ingin mendapatkan hasil yang
maksimal dari investasinya. Karena itu mereka mengamati perusahaan dan
manajernya untuk memastikan bahwa mereka bertindak sesuai etika dan tidak
menimbulkan resiko terhadap modal investor dengan melakukan tindakan
yang tidak merusak reputasi perusahaan. Sehingga timbul keinginan untuk
memaksimalkan hasil imbalan atas investasi mereka.
2. Manajer
Manajer merupakan stakeholder yang sangat vital karena mereka bertanggung
jawab untuk menggunakan modal dan sumber daya perusahaan untuk
meningkatkan kinerja dan harga saham perusahaan. Manajer telah
memberikan ketrampilan, keahlian, dan pengalamannya untuk meningkatkan
kinerja perusahaan sehingga mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
penghargaan berupa gaji yang tinggi, promosi jabatan, dan bonus. Manajer
bertanggung jawab untuk menetukan tujuan perusahaan dan menggunakan
sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Keputusan-
keputusan itu kadang-kadang sangat sulit dan menantang manajer untuk tetap
memegang nilai-nilai etika karena di satu sisi keputusan tersebut dapat
menguntungkan beberapa stakeholder, tapi bisa merugikan kelompok lain.
Selain itu, manajer juga mempunyai hak untuk mengharapkan suatu hasil
imbalan atau penghargaan yang baik dengan menginvestasikan modal manusia
mereka untuk memperbaiki suatu kinerja perusahaan.
3. Karyawan
Perusahaan bersikap etis terhadap karyawan, bila perusahaan dapat
menciptakan struktur pekerjaan yang wajar dan pemberian penghargaan
dilakukan secara adil. Perusahaan harus melaksanakan pengerahan, pelatihan,
penilaian kinerja dan sistem penghargaan dengan tidak membeda-bedakan.
1
4. Para Pemasok Dan Distributor
Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi sendiri. Tiap perusahaan selalu
menjalin kerja sama dengan perusahaan lain untuk mensuplai input seperti
bahan baku, buruh kontrak, dan klien. Perusahaan juga sangat tergantung pada
retailer untuk mendistribusikan produknya pada konsumen. Para pemasok
mengharapkan untuk dibayar secara wajar dan segera untuk masukan-
masukan mereka. Para distributor mengharapkan juga untuk menerima
produk-produk bermutu pada harga yang disetujui.
5. Pelanggan atau Konsumen
Konsumen merupakan stakeholder yang paling kritis. Perusahaan harus
bekerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas untuk mendapatkan
pelanggan yang setia dan menarik bagi mereka.
6. Lingkungan, Masyarakat, dan Negara
Efek dari keputusan-keputusan yang diambil oleh perusahaan dan manajernya
sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam lingkungan, masyarakat dan
negara dimana perusahaan beroperasi.
Kesimpulannya semua bagian yang ada dalam stakeholder perlu
memahami bahwa mereka adalah bagian dalam kelompok sosial yang besar.
Setiap keputusan yang mereka ambil dan tindakan yang dilakukan tidak hanya
mempengaruhi mereka saja tetapi juga mempengaruhi yang lain.
1
Tabel Pemetaan Stakeholder (Stakeholder mapping)
1
kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat :
Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu
sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat
2. Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
b. Stakeholder sekunder.
Stakeholder sekunder adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek
pemerintah (publik), tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga
mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap keputusan legal pemerintah.
1. Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
2. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
3. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul
yang memiliki “concern” (termasuk organisasi massa yang terkait).
4. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh
penting dalam pengambilan keputusan pemerintah.
5. Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
c. Stakeholder kunci .
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara
legal dalam hal pengambilan keputusan.
1. Pemerintah Kabupaten
2. DPR Kabupaten
3. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
1
dengan kreditur (agency costs of debt). Menurut mereka agency cost itu meliputi
tiga hal, yaitu monitoring costs, bonding costs dan residual loss. Monitoring costs
merupakan pengeluaran yang dibayar oleh prinsipal untuk mengukur, mengamati
dan mengontrol perilaku agen agar tidak menyimpang. Biaya ini timbul karena
adanya ketidakseimbangan informasi antara prinsipal dan agen. Dalam situasi
tertentu, agen memungkinkan untuk membelanjakan sumber daya perusahaan
(bonding costs) untuk menjamin bahwa agen tidak akan bertindak yang dapat
merugikan prinsipal atau untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan
kompensasi jika dia benar-benar melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi masih
bisa terjadi perbedaan antara keputusan- keputusan agen dengan keputusan-
keputusan yang dapat memaksimalkan kesejahteraan agen. Nilai uang yang
ekuivalen dengan pengurangan kesejahteraan yang dialami prinsipal disebut
dengan residual loss.
Teori agency ini sangatlah sulit untuk diterapkan dan banyak kendala serta
masih belum memadai, sehingga diperlukan suatu konsep yang lebih jelas
mengenai perlindungan terhadap para stakeholders , yang menyangkut masalah-
masalah konflik kepentingan dan biaya- biaya agensi yang akan timbul, sehingga
berkembanglah suatu konsep baru yang memperhatikan dan mengatur
kepentingan-kepentingan para pihak yang terkait dengan kepemilikan dan
pengoperasional (stakeholders) suatu perusahaan, yang dikenal dengan konsep
corporate governance. Atas pemikiran Nash yang kemudian disebut sebagai Nash
Equilibrium atau keseimbangan noncooperative, yaitu: satu kompetisi sempurna
dimana setiap produsen memaksimalisasi. Hingga saat ini masih ditemui definisi
yang bermacam-macam tentang Corporate Governance. Namun demikian
umumnya mempunyai maksud dan pengertian yang sama. FCGI dalam publikasi
yang pertamanya mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu:
"seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan."
1
Dengan demikian secara lebih komprehensif, corporate governance dapat
diartikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness,
transparency, accountability, dan responsibility yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, manajemen perusahaan (direksi dan komisaris), pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai
tambah bagi seluruh stakeholders dalam perusahaan.keuntungannya dan
konsumen dapat memaksimalisasi utilitas berdasarkan kondisi harga yang
diberikan (tertentu).
Jika kondisi optimal ini tidak tercapai maka pasti ada pihak yang
diuntungkan dan dirugikan atau tidak terjadi keseimbangan (equilibrium). Kondisi
ini disebut sebagai kondisi optimal dari penciptaan kebijakan publik yang tepat.
Rumusan teori yang dihasilkan dari penelitian ini adalah: "Bahwa setiap
penetapan kebijakan publik tentunya dapat memberikan suatu kondisi equilibrium
atau solusi optimal bagi setiap pihak yang terkait dengan menghadirkan suatu
metode yang komprehensif dengan mengkombinasikan antara pendekatan
agregasi kepentingan dan interaksi dinamis melalui intervensi optimal sehingga
tercapai gain optimal".
Manajemen sebagai pengurus perusahaan mempunyai ruang gerak untuk
bertindak bebas namun tetap didorong untuk memenuhi kepentingan investor atau
penanam modal. Contoh, baru-baru ini Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) memberikan sanksi kepada tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa.
Salah satu diantaranya terbukti melaksanakan transaksi pinjaman senilai Rp. 10
milyar kepada 64% pemegang sahamnya tanpa persetujuan dari pemegang saham
lainnya. Hal ini dianggap melanggar ketentuan BAPEPAM mengenai benturan
kepentingan.(Bisnis Indonesia, www.bisnis.com).
Karenanya ketentuan-ketentuan dan prosedur diperlukan untuk menjaga
kepentingan penanam modal di mana termasuk di dalamnya: "pengelolaan
pengawasan yang independen, transparansi atas kinerja perusahaan, kepemilikan,
dan pengendalian; dan partisipasi dalam keputusan yang fundamental oleh para
pemegang saham - dengan perkataan lain harus dipatuhinya 'Corporate
Governance'." (Egon Zehnder International, 2000).
1
Ada empat mekanisme Corporate Governance yang sering dipakai dalam
berbagai penelitian mengenai Corporate Governance yang bertujuan untuk
mengurangi konflik keagenan, yaitu: Komite audit mempunyai peran yang sangat
penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan
laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan
perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance.
Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka control terhadap
perusahaan akan lebih baik sehingga, konflik keagenan yang terjadi akibat
keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat
diminimalisasi.
Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan
yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam
menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak
manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu
laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005).
Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran
dewan komisaris sehingga tercipta Good Corporate Governance di dalam
perusahaan. Manfaat Corporate Governance akan dilihat dari premium yang
bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika ternyata
investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang
menerapkan Good Corporate Governance juga akan lebih tinggi dibanding
perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good
Corporate Governance mereka. (Kusumawati dan Riyanto, 2005).
Struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional) oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya
perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan
Pawestri, 2006).
Pada sektor publik dalam menjalankan roda pemerintahan negara
pertentangan kepentingan antara para anggota birokrasi dengan kepentingan
negara dapat timbul apabila menjadi alat kekuatan tertentu, seperti kekuatm
2
politik, kekuatan ekonomi atau kelompok-kelompok penekan, yang terdapat
dalam masyarakat. Untuk mencegah timbulnya situasi demikianlah, ditekankan
pentingnya netralitas birokrasi dalam arti bahwa kekuatan sosial politik mana pun
yang berkuasa dalam satu kurun waktu tertentu, birokrasi harus mampu
mengabdikan dirinya hanya kepada kepentingan Negara sebagai keseluruhan.
Artinya, semua tindakannya diarahkan kepada pencapaian tujuan negara bangsa
yang bersangkutan.
Hal lain yang berkaitan erat dengan vested interest adalah pertentangan
kepentingan yang juga secara kategorial ditolak sebagai cara bertindak aparatur
pemerintah. Di banyak negara, misalnya terdapat praktek bahwa seseorang yang
menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan diharuskan melepaskan
hubungannya dengan perusahaan-perusahaan di mana ia duduk sebagai pemimpin
atau komisaris atau pemegang saham mayoritas. Bila pemerintah mempunyai
proyek tertentu, penanganannya dilakukan melalui tender terbuka dan transparan
yang maksudnya adalah untuk mencegah timbulnya pertentangan kepentingan
pengambil keputusan dengan kepentingan pemerintah.
2
BAB III
PENUTUP
2
DAFTAR PUSTAKA
2
i