Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

KONSEP HOLISTIC CORE, KONSEP BERUBAH, DAN KONSEP SISTEM


DAN PENDEKATAN SISTEM

DISUSUN OLEH:

NAMA: IKA PRATIWI

NIM: 2109200414201006

Dosen Pengampu

Ns. Al Edi Dawu S.kep

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan inayahnya
kepada kita semua. Sehingga saya bias menjalani kehidupan ini sesui dengan ridhonya. Syukur
Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini saya
beri judul “Falsafah Paradigma dan Paradigma Keperawatan”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa'at kelak di
Yaumul Akhir. Dan kepada kami yang terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Makalah ini bukalah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,
baik dalam isi maupun sistematikka dan teknik penulisan. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amiin

Ranomeeto, 15 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….………….ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………....iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………3

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………….…..4

2.1 Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan ……………………………………………...7

2.2 komponen Teori Hubungan Paradigma dan Teori Keperawatan ………………..

BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………………...13

1.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………13


1.2 Saran ……………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………..14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Pelayanan kesehatan di dunia saat ini berusaha untuk menerapkan konsep holistik, yaitu
suatu pendekatan yang memandang manusia secara keseluruhan, meliputi pikiran, status emosi,
gaya hidup, fisik, dan lingkungan sosial (O’Regan Pet al, 2010). Konsep holistik ini seharusnya
dapat dipahami dan diaplikasikan oleh praktisi kesehatan, baik bidang kedokteran maupun
keperawatan.Kedokteran memandang holistik sebagai suatu upaya pengobatan yang
menggabungkan antara western/conventional medicine dan eastern medicine seperti
complementary and alternative medicine (CAM), sedangkan keperawatan memandang klien secara
keseluruhan, meliputi aspek psiko-sosio-kultural dan spiritual (Winnick, 2006; Berg, 2005).

Integrasi terapi komplementer dan konvensional telah diterapkan di rumah sakit sebagai
bentuk aplikasi dari Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1109 tahun 2007 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer dan alternatif di sarana pelayanan kesehatan formal atau rumah sakit
(PKKAI, 2012). Rumah sakit pertama di Indonesia yang memberikan pengobatan komplementer
dan alternatif adalah Indonesian Holistic Tourist Hospital Purwakarta Jawa Barat yang telah berdiri
sejak tahun 1993.

Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan merubah
cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya. Karena
perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari
lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.

Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual.Dimensi tersebut merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.

Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat


lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual.Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu
adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.

Pelayanan kesehatan berbasis holistik hendaknya diiringi dengan pengetahuan dan


keterampilan perawat dalam pelayanan keperawatan holistik.Riset tentang keperawatan holistik di
rumah sakit telah dilakukan di RSUD Tugurejo dan RSI Sultan Agung Semarang dengan judul
“Analisis pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan perawat terkait keperawatan holistik di

1
Intensive Care Unit” (Utami, 2012).Akan tetapi, hingga kini belum ini ada penelitian dengan tema
keperawatan holistik di sebuah institusi pelayanan kesehatan berbasis holistik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Konsep holistic care
a. Apa yang dimaksud holism?
b. Apa yang dimaksud humanism?
2. Konsep berubah
a. Apa pengertian berubah?
b. Bagaimana proses berubah ?
c. Apa yang dimaksud berubah?
d. Bagaimana respon manusia terhadap perubahan?
e. Bagaimana strategi untuk berubah?
f. Apa yang dimaksud change agent?
3. Konsep system dan pendekatan system
a. Apa yang dimaksud konsep system?
b. Bagaimana pendekatan system dalam pendidikan keperawatan?
c. Bagaimana pendekatan system dalam pelayanan keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu Holistic care
2. Untuk mengetahui apa itu holism dan humanism
3. Untuk mengetahui pengertian berubah, proses berubah, teori berubah, respon manusia
terhadap perubahan, strategi untuk berubah dan prinsip melakukan perubahan
4. Untuk mengetahui konsep system dan pendekatan

2
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Holistic Core

Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.Pandangan
holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh
aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi,
dan fisik.Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas
spiritually.

Pengobatan Holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu


keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana
tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu
sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsur tubuh
manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak
terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan
juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat. Dan Pembentukan Jiwa yang
sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa
Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT.

Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan
Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada
tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/
operasi, dll. Sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan sistem imun pasien,
dan memperbaiki secara menyeluruh dari faktor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit),
sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang
konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah
Pasien Langgangan Dokter.

2.1.1 Holisme

Pengertian holisme Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan
keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi
tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi
dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai
kesejahteraan, terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki
individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.Erikson, Tomlin dan Swain (dalam
Marriner-Tomey, 1994), mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah
individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan
tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan keturunan
dan pengendalian spiritual.Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan unit keseluruhan yang
3
sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari
berbagai subsistem ini tidak dapat dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holisme.

2.1.2 Humanisme

Konsep humanisme ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan
memandang klien sebagai personal lengkap dengan fungsinya.Dalam keperawatan, humanisme
merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang
mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit
tertentu. Perawat yang menggunakan pendekatan humanistic dalam prakteknya memperhitungkan
semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman,
kesukaan, dan bahasa tubuh. Pendekatan humanistic ini adalah aspek keperawatan tradisional dari
caring yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan
kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan
orang lain.

2.2 Konsep Berubah

2.2.1 Pengertian Berubah

Menurut Sullivan dan Decker (2001), Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang,
berubah adalah cara untuk tumbuh, berkembang dan beradaptasi. Perubahan adalah suatu proses
terjadinya peralihan dari status tetap menjadi status dinamis. Perubahan dapat meliputi
mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat
ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan
keyakinan sesseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan.

Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan
kesehatan, perawatan pasien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan individu,
keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan
kesehatan.

2.2.2 Proses Berubah

1. Perubahan yang direncanakan

Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang direncanakan dan dipikirkan sebelumnya.
Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan
manusia atau tanpa persiapan karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat
mengelola perubahan.

2. Perubahan yang tidak direncanakan.

Perubahan yang tidak direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan. Perubahan
terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau

4
tanpa persiapan karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola
perubahan.

2.2.3 Teori Berubah

1. Teori kurt lewin

Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 tahapan :

a. Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula. Merasa perlu untuk berubah dan
berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan melakukan
perubahan.
b. Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap perkembangan baru, karena
memiliki cukup informasi, serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini
perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang
dapat membantu memecahkan masalah.
c. Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang
dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau bergerak kembali pada
tingkat atau tahap perkembangan semula. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha
mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.

2. Teori Rogers

Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :

a. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan.


Menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada.
b. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada.
Tidak bertentangan.
c. Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih
mudah untuk dilaksanakan
d. Dapat dibagi
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.
e. Dapat dikomunikasikan
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan.

3. Teori Lippitt

Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah
perubahan yaitu

5
a. Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
b. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah.
c. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional
maupun berdasarkan pengalaman.
d. Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
e. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik terutama yang berhubungan dengan masalah personal.
f. Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
g. Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau
situasi yang diubah sudah dapat mandiri.

4. Teori Redin

Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum
melakukan perubahan, yaitu :

1. Ada perubahan yang akan dilakukan


2. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
3. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
4. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya

Redin juga mengusulkan enam teknik untuk mencapai perubahan :

Diagnosis

1. Penetapan objektif bersama


2. Penekanan kelompok
3. Informasi maksimal
4. Diskusi tentang pelaksanaan
5. Penggunaan upacara ritual

5. Teori Havelock

Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock yaitu

1. Membangun suatu hubungan


2. Mendiagnosis masalah
3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4. Memilih jalan keluar
6
5. Meningkatkan penerimaan
6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

6. Teori Spradley

Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut
adalah langkah dasar dari model Spradley:

1. Mengenali gejala
2. Mendiagnosis masalah
3. Menganalisa jalan keluar
4. Memilih perubahan
5. Merencanakan perubahan
6. Melaksanakan perbahan
7. Mengevaluasi perubahan
8. Menstabilkan perubahan.

2.2.4 Respon Manusia Terhadap Perubahan

Perubahan dipandang sebagai suatu yg positif/negative, terjadi ketakutan, kebingungan,


kegagalan. Bisa dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan
Kadang-kadanghdipandang sbg sesuatu yg mengancam keberhasilan, hilangnya penghargaan yg
selama ini didapat misal: uang, kedudukan, prestasi.

2.2.5 Strategi untuk Berubah

Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dan tercapai secara
tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus dalamperubahan diantaranya:

1. Strategi Rasional Empirik

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi
rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam
perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima
sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi
rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanyadesiminasi melalui pendidikan secara
umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran
yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan
menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah
yang ada.

2. Strategi Redukatif normative


7
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan
yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan
menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di
dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori- teori yang
ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan
proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki
kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki
dalam pembaharu.

3. Strategi Paksaan - Kekuatan

Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan


yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik.
Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan system pendidikan
dan lain-lain.

2.2.6 Prinsip Melakukan Perubahan

1) Tidak menyelesaikan maslah rumit denga cara sederhana


2) Lihat masalah secara keseluruhan, karena biasanya berkaitan dan tumpang tindih
3) Tidak melakukan perubahn terlalu cepat/lambat
4) Perubahan dapat difasilitasi dengan caramengetahui keinginan yang bersangkutan

2.2.7 Change Agent

Orang yang menentukan keberhasilan suatu perubahan

Ciri-ciri change agent:

1) Mampu berkomunikasi, mendengar, memfasilitasi kelompok


2) Mudah ditemui, dipercaya, jujur, selalu melihat tujuan

Tugasnya adalah:

1) Membuat ide,
2) mengenalkan perubahan,
3) mengupayakan orang lain menerima perubahan,
4) menerapkan perubahan,
5) mengevaluasi
6) perubahan

2.3 Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem

2.3.1 Konsep Sistem

8
Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan system yang digunakan
dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari
bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan yang
berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan suatu
kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata "sistem” sering digunakan
baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan
untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang beragam.

Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki
hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan
dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai
suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.

2.3.2 Pendekatan Sistem dalam Pendidikan Keperawatam

Sebagaisuatusistem, proses keperawatan mempunyai komponen-komponen, berikut :

1. Masukan

Masukan dalam proses keperawatanadalah data atauinformasi yang berasal dari pengkajian
klien(misalnya bagaimana klien berhubungan dengan lingkungan dan fungsi fisiologis klien).

2. Hasil.

Hasil merupakan produk akhir dari sistem dan dalam hal proses keperawatan adalah dimana
status kesehatan klien mengalami kemajuan atau tetap stabil sebagai hasil asuhan keperawatan.

3. Umpan balik

Umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem tentang bagaimana
sistem berfungsi. Sebagai contoh, dalam proses keperawatan hasil menggambarkan respons klien
terhadap intervensi keperawatan.

4. Isi.

9
Isi adalah produk dan informasi yang berasal dari sistem. Selain itu, penggunaan proses
keperawatan sebagai sampel, isi merupakan informasi tentang pelayanan keperawatan untuk klien
dengan masalah kesehatan tertentu.

Adapun komponen-komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Manusia

Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan
bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus
kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi
perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang
didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial. Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya
melalui serangkaian peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya.

2. Lingkungan

Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu
mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya. Setiap lingkungan mempunyai
karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam
menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar
keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila
manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan,
lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat
yang berada di luar institusi kesehatan.

3. Kesehatan

Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi

tentang sehat adalah :

1) WHO (1947): Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan
tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
2) Parson (1972): Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran dan tugasnya
secara efektif.
3) Dubois (1978): Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secar aktif dan terus
menerus beradaptasi dengan lingkungannya.

Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi antara
individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.

10
4. Keperawatan

Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan


secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi
rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan
dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya sebagai
makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan


adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia".

2.3.3 Pendekatan Sistem dalam Pelayanan Keperawatan

Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan adalah sebuah upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan baik itu
perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat. Demikian pengertian pelayanan kesehatan
menurut Lovey dan Loomba. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem kesehatan suatu kesatuan
dari serangkaian usaha teratur yang terdiri atas berbagai komponen guna mencapai suatu tujuan
derajat kesehatan yg optimal bagi masyarakat.

Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin derajat kesehatan yg setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam UUD 45. Demikian yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada
dalam negara kita ini.

Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat
pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu:

1. Health Promotion. (Promosi Kesehatan)

Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui
peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar
masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.

2. Specific Protection (Perlindungan Khusus).

Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang akan
menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit
tertentu, ancaman kesehatan, yang masuk dalam tingkat perlindungan pada penyakit tertentu
seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk mencegah TB (Tuberculosis), DPT
(Difteri Pertusis Tetanus), Hepatitis, campak, dan lain-lain.
11
3. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan

segera).

Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau timbulnya gejala
dari suatu penyakit.

4. Disability Limitation (Pembatasan Cacat)

Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami
dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.

5. Rehabilitation (Rehabilitasi)

Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.

Pendekatan sistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang
menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam system dan selanjutnya
menjadi bahan yang diproses.

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi
keluaran yang berguna dan lbih bemilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa
berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia,
proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan
pasien

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa
suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem
(lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan
pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan
12
pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau
dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke
publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

13
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengobatan Holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu


keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana
tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu
sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsur tubuh
manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak
terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan
juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat. Dan Pembentukan Jiwa yang
sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa
Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT.

Pengertian holisme Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan
keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual.

Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan
kesehatan, perawatan pasien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan individu,
keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan
kesehatan.

Perubahan dipandang sebagai suatu yg positif/negative, terjadi ketakutan, kebingungan,


kegagalan. Bisa dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan
Kadang-kadanghdipandang sbg sesuatu yg mengancam keberhasilan, hilangnya penghargaan yg
selama ini didapat misal: uang, kedudukan, prestasi.

Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan adalah sebuah upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

3.2 Saran

Berdasarkan apa yang telah kami tulis dalam makalah ini, penulis masih banyak informasi
yang belum diketahui. Jadi, jika ada yang perlu ditambahkan dan memperjelas dalam makalah ini,
maka penulis menerimanya dan memohon maaf sebesar-besarnya. Terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.(2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Jakarta:Salemba Medika.

Swanburg. (2001). Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen Pengembangan SDM


Jakarta:

Hidayat, Aziz Alimul A.2007, Edisi 2.Pengantar konsep dasar keperawatan.Penerbit:Salemba


medika Surabaya.

A. Aziz Alimul Hidayat. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 3. Jakarta, Selemba Medika, 2008.

Nursalam (2001), Proses dan Dokumentasi keperawatan konsep dan praktek, salemba medika,
Jakarta.

Simamora, Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta: EGC

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional Jakarta : EGC.

Prawitasari, Johana (1993) "Aspek Sosio - Psikologis Usia Lanjut di Indonesia",Buletin Penelitian
Kesehatan Universitas Gajah Mada,21,4,(73-83)

15
1

Anda mungkin juga menyukai