Makalah Kelompok 1
Makalah Kelompok 1
Disusun Oleh:
IRWANA
YUNIARSIH
ETI MARIANI
AGUNG PRABOWO
THERESIA KRISTIA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mind-Body Spirit
Therapy: Imajinasi, Terapi Musik, Humor, dan Umpan Balik Biologis” ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah Terapi
Komplementer. Selain itu juga kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan tentang
“Mind-Body Spirit Therapy : Imajinasi, Terapi Musik, Humor, dan Umpan Balik Biologis”
baik untuk kami maupun bagi para pembaca.
Dalam menyusun makalah ini pula, kami berusaha sebaik mungkin untuk
mendapatkan sumber-sumber dan informasi, baik dari buku-buku yang telah
direkomendasikan oleh dosen maupun website yang terpercaya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Yenni Lukita, S.Kep., M.Pd
selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Terapi Komplementer yang telah
membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami sangat menyadari bahwa makalah
yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan mengenai pembuatan makalah ini, demi kesempurnaannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis
konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pengobatan komplementer adalah
pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping
terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan alternatif adalah jenis pengobatan
yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh orang ahli
atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non
medis.
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Berdasarkan data yang
bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari
seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan nonkonvensional. Di
Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non
– konvensional di berbagai media Terapi komplementer dikenal dengan terapi
tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi ini dikenal
sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya
dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu
untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi. Definisi
tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional
dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi
keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi
yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah
disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang
memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).
Respon klien terhadap sakitnya akan berbeda satu sama lain. Klien bersifat
unik, oleh karena itu perawatan kesehatannya pun dilakukan secara holistik
komprehensif. Klien hidup dalam suatu komunitas kebudayaan yang akan
mempengaruhi cara mereka menyelesaikan masalah kesehatannya. Berbagai jenis
pengobatan berkembang pada era globalisasi, sehingga keputusan pengobatan yang
dipilih semakin beragam. Selain pengobatan medis konvensional, dewasa ini terapi
komplementer banyak diminati oleh masyarakat. Fenomena tersebut memberikan
peluang terhadap tenaga kesehatan khususnya perawat untuk mengembangkan
kompetensinya sebagai terapis maupun sebagai pendamping klien dalam memilih
pengobatan dan perawatan yang tepat. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai
kompetensi tersebut salah satunya dengan memperdalam pengetahuan tentang terapi
komplementer, khusus nya terapi tubuh-fikiran (Mind body intervention).
Mind body intervention merupakan pendayagunaan kapasitas pikiran untuk
mengoptimalkan fungsi tubuh. Fokus terapi ini adalah menciptakan keseimbangan
antara pikiran, emosi, dan pernapasan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah:
1. Apakah pengertian dari Mind-Body Therapies ?
2. Apa saja jenis-jenis Mind-Body Therapies ?
3. Apa saja manfaat Mind-Body Therapies ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Mind-Body Therapies
2. Untuk memahami jenis-jenis Mind-Body Therapies
3. Untuk mengetahui manfaat Mind-Body Therapies
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Terapi Musik
Terapi musik dapat disebut sebagai ilmu perilaku yang berkaitan dengan
pemakaian musik yang sistematik untuk menimbulkan musik yang rilaksasi dan
perubahan emosi, perilaku, dan fisiologis yang diinginkan. Melalui terapi musik
individu dapat mengalihkan pesepsi waktu mereka dari waktu jam, menit, dan
detik sebenarnya menjadi waktu yang dipersepsikan lewat ingatan. Musik yang
tenang tanpa lirik sering kali digunakan untuk menginduksi relaksasi. Musik
adalah penghayatan isi hati manusia yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang
teratur dengan melodi atau ritme serta mempunyai unsur atau keselarasan yang
indah (Setiawan, 2015). Musik adalah salah satu contoh terapi komplementer yang
termasuk dalam jenis Mind-body Medicine atau disebut juga Mind-Body
Therapies (Irwin M, 2015). Menurut Niu, Perez, & Katz, (2016) bernyanyi atau
mendengarkan lagu dapat berpotensi menurunkan stress dan tekanan darah.
Penggunaan terapi musik dapat diberikan pada lansia dengan hipertensi.
Menurut Asmaravan, Munawaroh and Nasriati, (2018) dalam penelitiannya
menggunakan terapi musik klasik. Terapi musik klasik yang digunakan adalah
terapi musik Mozart dimana pemberian terapi musik Mozart dengan irama lambat
akan mengurangi pelepasan katekolamin ke dalam pembuluh darah, sehingga
konsentrasi katekolamin dalam plasma menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan
tubuh mengalami relaksasi, denyut jantung berkurang dan tekanan darah menjadi
turun. Dalam pemberian terapi musik, alunan musik juga dapat menstimulasi
tubuh untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada
tonus pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan darah. Musik klasik
seringkali menjadi acuan terapi musik, karena memiliki rentang nada yang luas
dan tempo yang dinamis sehingga dapat mengurangi kecemasan dan stres
sehingga tubuh mengalami relaksasi yang mengakibatkan penurunan tekanan
darah dan denyut jantung.
3. Humor
Terapi humor yaitu tindakan untuk menstimulasi seseorang untuk tertawa,
tindakan ini mampu merangsang pelepasan opiat endogenous yang disebut dengan
endorfin. Manfaat endorfin yaitu membuat relaksasi yang berdampak pada
pelebaran pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, dengan kondisi
relaks juga akan membuat denyut jantung menjadi normal (Dolau, 2004). Terapi
humor adalah penggunaan humor untuk mengurangi rasa sakit fisik atau
emosional dan stres. Tujuannya adalah mengurangi stress dan meningkatkan
kualitas hidup seseorang. Banyak sekali manfaat terapi humor diantaranya,
meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, mengurangi ketegangan otot
syaraf, memperlancar sistem peredaran tubuh, meningkatkan kualitas hidup,
mendorong relaksasi dan menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi tingkat
depresi dan meningkatkan mood (Purwanto, 2013).
Humor dikenal dalam keperawatan sebagai pembantu klien dalam menerima,
menghargai, dan mengungkapkan sesuatu yang lucu, dapat ditertawakan, atau
menggelikan dalam upaya membina hubungan, meredakan ketegangan,
melepaskan kemarahan, atau mengatasi perasaan yang menyakitkan. Hal tersebut
dapat mengurangi tingkat stress dan depresi pada individu. Secara psikologis,
dapat meredakan kecemasan dan depresi dengan menghambat impuls yang tidak
diterima secara social atau secara pribadi, dengan memfokuskan pada unsur
menggelikan dari sebuah situasi (McCloskey & Bulecheck, 2000, dalam Kozier,
Erb, Berman & Snyder, 2010).
Terapi humor mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan dan penyakit.
Humor dapat digunakan dalam upaya membina hubungan, humor dapat
meredakan ketegangan, menurunkan kecemasan, melepaskan kemarahan,
memfasilitasi belajar, atau mengatasi perasaan yang menyakitkan (Kozier, et al.,
2011, hlm.319). Profesional baru-baru ini telah memusatkan perhatian pada
pengaruh positif humor dan tertawa terhadap kesehatan dan penyakit. Humor
melibatkan kemampuan untuk menemukan, mengungkapkan, atau menghargai
ketidakpatutan secara menggelikan atau kocak menertawakan ketidaksempurnaan
diri atau aspek kehidupan yang aneh, dan melihat sisi lucu situasi yang serius.
Humor dalam keperawatan didefinisikan sebagai membantu klien “menerima,
menghargai dan mengungkapkan sesuatu yang lucu, dapat ditertawakan, atau
menggelikan dan upaya membina hubungan, meredakan ketegangan, melepaskan
kemarahan, memfasilitasi belajar, atau mengatasi perasaan yang menyakitkan.
2. Manfaat Psikologis
a. Peningkatan gelombang otak koherensi. Harmoni aktivitas gelombang otak di
bagian berbeda dari otak dikaitkan dengan kreativitas yang lebih besar,
peningkatan penalaran moral, dan IQ lebih tinggi.
b. Penurunan kecemasan.
c. Penurunan depresi.
d. Penurunan iritabilitas dan kemurungan.
e. Peningkatan kemampuan belajar dan memori.
f. Peningkatan aktualisasi diri.
g. Peningkatan perasaan vitalitas dan peremajaan.
h. Peningkatan kebahagiaan.
i. Peningkatan stabilitas emosi.
A. Kesimpulan
Pada terapi pikitan tubuh, individu berfokus pada penyejajaran atau penciptaan
keseimbangan proses mental guna menimbulkan penyembuhan. Advokat terapi ini
perlu menghindari mempromosikan gagasan Pikiran menyembuhkan melalui
“kendali” kesadaran. Fokus terapi pikiran tubuh adalah menciptakan keseimbangan
pikiran, emosi, atau pernafasan tersebut. Karena individu adalah satu kesatuan yang
utuh hal ini dapat membantu memulihkan kedamaian dan keseimbangan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagi
pembaca untuk bisa lebih mengembangkan berbagai jenis terapi pikiran-tubuh dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/463025688/MAKALAH-TERAPI-
KOMPLEMENTER diunduh tanggal 17 Februari 2022