Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Disusun OLeh :
Npm : 19012014
Dosen Pembimbing :
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2021/2022
MAKALAH SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Juli 4, 2013 rusdinncuhi Tinggalkan komentar
MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam masyarakat
yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan melalui pendekatan kesehatan
(promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan dilaksanakan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Rumah sakit juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut.
Pada zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti
perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah
sakit. Hal ini berdampak pada manajerial rumah sakit yang mengembangkan strategis salah
satunya adalah peranan system informasi manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini teknologi
saat ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh pada system informasi manajemen.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung
proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi
informasi sesuai keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan
manajemen dan manajer, maka harus dirancang suatu SIM yang baik.
Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah system
informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi organisasi.
Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen
karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang.
Rumah Sakit juga mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS. Dalam hal ini masyarakat
belum sama sekali mengenal akan SIMRS bias dikatakan tingkat pengetahuan masyarakat
sangat rendah maka dari itu perlunya masyarakat untuk terbuka ataupun pasien.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
· Diperoleh suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna terhadap kinerja
sistem informasi manajemen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya. Adapun kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal,
yaitu:
1. akurat
informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias menyesatkan karena dari sumber
informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat
merusak informasi tersebut.
Informasi harus dapat bermanfaat untuk pemakainya. Menurut jogiyanto (1999, p 11) sistem
informasi adalah sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebuktian
pengolahan transaksi harian, mendukung opeasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang diperlukan.
Model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data (database) maka fungsi
pengolajan informasi bukan lagi mengubah sata menjadi informasi tetapi juga menyimpan
data untuk dipergunakan lebih lanjut.
Basic data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan dipergunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut.
Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem
informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi,
manajemen, dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM
menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut
sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada
pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang.
SIM menggunakan perangkat keras, dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman,
model manajemen dan keputusan dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi
operasi, manajemen dan pengambilan keputusan.
Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan informasi,
prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan
orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi membuat
prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan informasi dan
menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan.
Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila terdapat 3 unsur penting, yaitu: (7)
· Software (Perangkat Lunak), terdiri dari program yang menjalankan proses kerja pada
komputer.
B. SistemInformasiManajemenRumahSakit(SIMRS)
SIMRS merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling
berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha
menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses
fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di RumahSakit.
SIMRS saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan
kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan,
pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan
penaksiran permintaan pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi
program RS, penyempurnaan laporan RS sertauntuk kepentingan pendidikan dan penelitian.
Sistem yang mencatat semua kegiatan operasional rumah sakit baik yang bersifat medis
maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran pasien, admisi, tindakan medis,
laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat secara elektronis pada
database medical record. Modul ini menggunakan engine software opensource Care2X
dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi manajemen rumah sakit
yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan modul
Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak rumah sakit i beberapa negara. Sistem
yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada
modul Medical Information System, pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory
control (obat dan bahan-bahan medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan
keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan
engine software opensource SQL-Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi
sistem informasi keuangan rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan
digunakan oleh banyak perusahaan beberapa negara.
B.3 Contoh bagan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Tugas Tim SIRS
1. Menentukan Spesifikasi aplikasi yang diinginkan yaitu: Output atau laporan yang
didinginkan. Selain itu Proses pemasukn data yang diinginkan .
3. Memberikan feedback yang cepat, akurat kepada pengembang dengan mengisi form yang
diberikan.
B.5 Yang harus dilakukan oleh Tim SIRS atau tim SIM Rumah sakit
4. Adanya surat tugas dari manjemen untuk Tim SIM rumah Sakit
5. Dibuat Protap atau SOP serta Jobdescription dari setiap unit
B.6 Sistem informasi rumah sakit dapat dikelompokan pada kelas rumah sakit
dan status rumah sakit,
1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi
dan berbasi kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan
pada proses migrasi data.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
8. Mengacu pada UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat
1 yang berbunyi : “ Setiap :Rumah sakitW wajib melakukan pencatatan dan peloparan
tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
C. Topologi Arus Data
SIM-RS JS adalah aplikasi berbasis web,yang ditunjuk untuk memperbaiki pengelolaan data
Rumah Sakit agar data Rumah Sakit dan informasi bisa ditata dengan baik dan dapat di
pertanggungjawabkan.Pengelolaan data dan informasi meliputi :
1. Front-Office
2. Medical Record
3. Billing System
4. Akuntansi
5. Pelaporan Keuangan
8. Analisis Ratio
9. Kepegawaian
13. ICU/PICU/NICU
14. OK/VK
16. Laboratorium
17. Radiologi
18. Farmasi
21. Keperawatan
3. Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau
dalam Negeri secara akurat,
sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta
mempermudah akses jika ingin
memberikan dana.
4. Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari
Data Rumah Sakit, data
5. Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan
memiliki fasilitas modern
6.Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam
medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari
coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih
mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas
ke masing-masing
pelayanan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI
( Hak Kekayaan Intelektual ) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Nomer :C00201104668
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca lebih mengetahui
tentang system informasi manajem Rumah Sakit. Makalah yang di buat oleh penulis jauh dari
sempurna maka penulis meminta saran dari para pembaca makalah ini.
https://rusdinncuhi.wordpress.com/2013/07/04/makalah-sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit/
makalah system informasi manajemen rumah sakit
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran
serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran perawat di berbagai tenaga
profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit mempunyai fungsi dan tujuan sarana
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam
medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi para
tenaga kesehatan.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai
upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu didukung
oleh suatu sistem kesehatan nasional. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran berkembang sangat pesat yang harus
diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin
kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai
tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna
tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) saat ini merupakan kewajiban bagi
masing-masing rumah sakit setelah ditetapkannya UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Pada
Bab XI Tentang Pencatatan dan Pelaporan, khususnya Pasal 52 (1) disebutkan bahwa “Setiap Rumah
Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah
Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Sehingga kebutuhan terhadap
SIMRS adalah hal yang wajib, dikarenakan beberapa hal antara lain dukungan penyediaan informasi
yang cepat dan akurat, sebagai faktor penunjang kinerja pelayanan rumah sakit, serta transparansi
dalam bidang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) seperti yang diatur dalam UU No 14 Tahun 2008.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan sistem informasi manajemen rumah
sakit yang berbasis pada aplikasi untuk menunjang kegiatan transaksi administratif.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS)
adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa, karena SIM
digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan
manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang
untuk meningkatkan kinerja para :
4. Apoteker
5. Logistik
Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja
sehari-hari.
2. Tujuan Umum
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki
akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan).
3. Manfaat
1. Kecepatan
Manfaat yang paling terasa ketika SIM RS tersebut selesai diimplementasikan adalah
kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan
tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai
dilayani, dengan SIM RS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan ini tentu saja membuat
efektifitas kerja meningkat. Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran kerja belum lancar,
peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat waktu
memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak
dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.
2. Akurasi
Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual
orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut cukup
dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM. SIMRS juga dapat
mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya, pasien yang sama
diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan menolaknya, SIM RS juga akan
memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini
menjaga agar user lebih teliti.
3. Integrasi
Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap
unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIM RS
data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja
adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal makalah ini merupakan gambaran
proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit.
Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke
arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan,
sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan
akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaanpekerjaan
administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya.
Tanpa SIM, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-
ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal memasukan data
diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK untuk ditanda-tangani
perawat.
pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya SIM,
proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi
untuk menganalisa laporan tersebut.
Dengan sistem manual, manajer seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi yang
mungkin sudah tidak relevan lagi. Belum lagi jika yang dibutuhkan adalah trend berdasarkan selang
waktu tertentu (harian/mingguan/dsb), ini mengakibatkan keputusan yang diambil belum tentu sesuai
dengan kondisi nyata. Namun dengan SIM, informasi yang disajikan bersifat real time, bahkan kita
dapat membuat tabulasi dari informasi tersebut sehingga informasi yang kita dapat sudah sangat
spesifik sesuai dengan kebutuhan kita. Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas keputusan kita, di
samping tentu saja berkurangnya waktu untuk mengambil keputusan.
2. Akurasi dan kecepatan
Identifikasi masalah Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIM RS memberi gambaran dari
hari ke hari mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita
ketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga tindakan
pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.
Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun strategi ke depan
berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIM RS mampu memberikan data populasi
dengan selang waktu tertentu, bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada kita. Ini tentu saja
semakin menajamkan strategi yang kita susun.
Karena SIM RS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan waktu
maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu,
menjadi berubah. Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIM RS dengan seluruh unit layanan. Sebagai
contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit layanan tidak
mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima
pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk menangguhkan pemasukan
datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat penurunan trend pasien atau melihat ada
pasien-pasien yang menggantung. Ada juga pengalaman menarik yang kami temukan dalam
implementasi SIM RS di suatu Rumah Sakit, karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk
dokter dan perawat dihitung berdasarkan data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang
berkepentingan dengan data tersebut menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta.
Implikasinya adalah, sedikit sekali data yang salah dimasukkan.
2. Transparansi
SIM RS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang
digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif tindakan,
unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada, data yang mereka
masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi tarif tidak
dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat dari laporan harian yang selalu
dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang dapat melihat jalannya proses transaksi di
rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses tersebut.
Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit layanan
yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan secara intensif
oleh medrec, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan
mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak dilakukan maka dengan
sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.
4. Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui atau perduli
dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi dengan
sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada unitnya,
melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha mencari tempat terjadinya
kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi paham
bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
4. Proses Manajemen
a. Perencanaan,
Formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang
disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi
metode untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengendalian,
perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana
tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk
memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor
pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan.
Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus
memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu
dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi
pengendalian. Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai
dan jasa.
5. Bagian SIM
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), Menyediakan informasi dan
transaksi keuangan.
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
6. Modul SIM RS
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS)
adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang
untuk meningkatkan kinerja para :
d. Apoteker
e. Logistik
Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja
sehari-hari.
B. Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, dapat dijadikan pedoman untuk memanjemen
rumah sakit dalam SIM RS upaya peningkatan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Manual rekam medis/ penyusun, Sjamsuhidajat (et al.).;penyunting Abidinsyah Siregar, Dad
Murniah. –- Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.
Rekam Medis Dan sistem informasi kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit.html
http://alpiyansuyadi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-system-informasi-manajemen.html
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan
2. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan di masa depan
3. Untuk mengetahui tujuan utama sistem informasi kesehatan
4. Untuk menegetahui manfaat sistem informasi kesehatan
5. Untuk mengetahui peranan sistem informasi kesehatan
6. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan
7. Untuk mengetahui konsep pengembangan sistem informasi kesehatan
8. Untuk mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tujuan utama sistem informasi manajemen umumnya mencakup bidang manajemen
a. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource Management)
b. Manajemen Prod
c. Manajemen Keuangan
H. Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit
tersebut.
2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal
penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan
SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam
penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran
Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun
pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap
usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang
sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi
yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return)
dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas
yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena
keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan
sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap
pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS
tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari
Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
Memiliki aspek pengawasan terpadu
Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup
lengkap dan terpadu.
Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi
yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
Terjaminnya konsistensi data.
Orientasi ke masa depan.
Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada
maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai
Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,
b. Penyusunan Rancangan Global SIRS
c. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
d. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
e. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras
maupun perangkat lunak pendukung.
f. Operasionalisasi dan Pemantapan.
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital
Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam era
globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan
biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam
pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi
dari system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit
belummenganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka
kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan
sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi
aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi
SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan
oleh rumah sakit itu. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi
menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah
sakit tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan
sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat
yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://diaryforberti.blogspot.co.id/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah-sakit.html
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada
dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun menyediakan
SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif
sangat besar.
Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang
matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu
dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset
kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka
masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen.
Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun
sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang
yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan
mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan
mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem Informasi
Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum
Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan
komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki rumah
sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya
yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh
perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh
system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang
menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data
masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat
disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar
dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga
dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus
mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki
kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat
(4), yaitu :
Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang
tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh
seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem
informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :
Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang
terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi
yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan
system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk
elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.
Secara garis besar, ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Proses registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES
B. Strategi SIMRS
1. Strategic thinking
Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari stake holders
(pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi, sosial dan demografi, ekonomi,
politik/perundangan tuntutan kompetitif.
2. Strategic planning
Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk
menciptakan strategi
membutuhkan data/informasi
3. Strategic momentum
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi
organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan
medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien).
Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis
utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan
pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya
manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.
Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS secara
optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon pasien yang mengantri berjam-
jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data dilakukan 2 kali
untuk menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit,” ungkap Sekretaris
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam sambutannya pada acara
“Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Open Source
(SIMRS GOS)” di Bali, Senin (1/9).
Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi manajemen RS, terutama
kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem informasi JKN (Bridging System). Saat ini, tim
IT Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open Source
(SIMRS GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat, salah satunya
membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit.
Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi dan dapat
dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama
pusat dan atau pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah Sakit
Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah Sakit yang telah
mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.
Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pihak
Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan Server), dan
memiliki minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi dalam
bidang pemograman.
Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record) maupun
data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara
lain:
Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga
kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga
memerlukan tempat filing yang cukup luas.
Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi
pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-
masing unit /Instalasi.
Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan
pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan
menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka
perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan
kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya dokter/perawat
memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga menimbulkan kerugian pada pihak
rumah sakit.
Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual
maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses
rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses
rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.
Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang. Selama
proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-
unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic, non invasive dan
lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (mialnya berupa resep untuk farmasi,
formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses
bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini
sebagai order communication system.
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat
kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya
perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan
SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini
berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini. Proses bisnis data tidak
terstruktur. Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat
dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat proses bisnis yang
melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek,
kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.
Untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan
untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-
lain.
Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem
informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP,
CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.
Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang
disyaratkan adalah:
1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada
jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.
2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan
menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal jalur
backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup
jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya maupun
sebagai backup
5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun perangkat
aktif).
6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya) baik
hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan
pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit dimana core
switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan dalam prosessing semua paket
dengan memproses atau men-switch traffic secepat mungkin).
b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses antar
core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution
switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.
c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke network.
E. Arsitektur Data
Arsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang
homogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik. Beberapa
aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kodefikasi Kodefikasi selain
keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut
seperti statistik. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka diperlukan
mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tarif
dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi dan
sejenisnya.
F. Arsitektur Aplikasi
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur
minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data
rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang
tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak manajemen,
sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating procedure) baru guna
menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan rapi.
1. Front Office
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan
tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive, diagnostic non
invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk
farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.
Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit
(seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order
communation system. Front Office SIMRS meliputi:
Antrian registrasi
Modul appointment
Registrasi
Pelayanan informasi
Pengaduan
Pelayanan informasi
Publik
2. Back office
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat
kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya
perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan
SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini
berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini.
a. Komuniasi dan Kolaborasi
Komunikasi
One Medic – One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi piranti
lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia telah
dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber crime oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
– Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang diperbolehkan untuk
diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk
melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan informasi penting
lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
– MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang dirancang untuk menjembatani
komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digunakan sebagai alat konfirmasi hak-
hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.a
– Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan pada
pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang
ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi
penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.
Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang sudah
terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu
juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar unit.Sedangkan untuk
akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet yang terintegrasi melalui jaringan
Pemerintah Kota.
Kolaborasi
Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan serta
proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko
kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang dikeluarkan untuk investasi
teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Pihak rumah sakit berkewajiban
untuk menyediakan fasilitas sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan operasional KSO SIMRS
tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan beberapa alternatif, antara lain
pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep atau dana dari komponen unit Bahan Habis
Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun daritingkat efisiensi operasional RS.
Pihak konsultan mempunyai kewajiban melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize)
sistem sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge dan pendampingan operasional selama masa
kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan menerima sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi,
source code maupun blue print sistem pada masa akhir kerjasama sehingga RS diharapkan akan
menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan
dan bisa menjadi revenuecenter karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen utama
guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:
Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan
sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)
SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input dan
diproses melalui tenaga SDM tersebut)
http://damarcivil.blogspot.co.id/
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan
padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi
pelayanan , pendidikan dan penilitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. Agar
rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki
sumber daya manusia yang profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Menurut Sistem Kesehtan Nasional, fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Berdasarkan
Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 983/SK/XI/1992 rumah sakit umum memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, sedangkan rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan
kekhususannya. Pelayanan rumah kesehatan rumah sakit meliputi pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan tersebut
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inab.
Sistem informasi rumah sakit dibetuk oleh beberapa sistem meliputi, sistem penyimpanan
data pasien, sistem informasi keuangan dan sistem informasi rumah sakit terintegrasi. Rumah sakit
yang memiliki sistem informasi yang terintegrasi akan memudahkan dalam melakukan aktifitas secara
efektif terutama pada kegiatan pendaftaran pasien yang merupakan proses dasar yang penting dalam
aktifitas yang terjadi di rumah sakit.
Evaluasi diartikan sebagai penilaian kritis secara obyektif atas dasar fakta (bukan perkiraan)
yang disesuaikan dengan standart atau patokan. Evaluasi pelayanan kesehatan sendiri merupakan
sebuah proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu kegiatan serta
merupakan persyaratan dasar`untuk mengendalikan dan mempertahankan mutu pelayanan. Ada hal
penting yang berlaku dalam setiap tahap evaluasi, yaitu adanya penentuan kriteria penilaian dan
kriteria tersebut dapat diukur serta pengambilan keputusan atau kriteria dapat diambil dengan mudah
tanpa membingungkan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1.3. TUJUAN
1.4. MANFAAT
1. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan logis
dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengolahan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit
Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal
(medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem
informasi rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang
tugasnya menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan
pelayanan pada suatu rumah sakit. Namun sub sistem ini akan saya bahas pada pembahasan
selanjutnya.
Funsi utama dari rumah sakit yang pada umumnya adalah pelayanan kesehatan, serta pasien
sebagai objek dari fungsi utama rumah sakit, dukungan operasional berupa tenaga kerja, keuangan,
sarana dan prasarana, serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk mengelolah suatu rumah sakit.
Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem informasi rumah sakit terdiri dari beberapa
subsistem sebagai berikut:
Subsitem tersebut kemudian dijabarkan lagi kedalam modul-modul yang sifatnya spesifik.
Contoh Sbsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam
lingkup manajemen pasien. Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/ status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun
pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien
baru/lama, pendaftaran riwayat inab/jlana, dan info kamar inab.
2. Rawat Jalan/poliklinik yang tersedia dirumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan
ginekologi, KB. Syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dna mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-
paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnosa dan tindakan
terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inab. Modul ini mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan
dengan poliklinik/ penunjang medis.
4. Penunjang medis/ laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG,
ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inab, dan
penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui
jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien
(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.apotik/farmasi,
yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
1. Pendapatan riwayat inab dan jalan secara periodik (harian, bulanan, dan tahunan)
2. Penerimaan kasir secara periodik
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
4. Rekam medis pasien
5. Data kegiatan rumah sakit triwulan
6. Data morbilitas pasien rawat inab dan rawat jalan
7. Data morbilitas penyakit khusus pasien rawat inab dan rawat jalan
8. Penerima kasir pada bagian farmasi/apotik
9. Pembelian kasir pada bagian farmasi/ apotik
10. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik
11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan
Pada pembahasan ini merupakan penguraian mengenai penerapan langkah- langkah evaluasi
terhadap pengendalian internal sistem informasi rumah sakit yang berupa pemahaman struktur
pengendalian dan analisa risiko yang diakhiri dengan hasil evaluasi.
Dari hasil pengamatan kami bahwa dengan bertambahnya jumlah kunjungan pasien dan
jumlah pemeriksaan akan sangat berpengaruh pada penggunaan peralatan penunjang dan fasilitas di
rumah sakit dan sudah tentu akan memberikan nilai lebih dalam peningkatan pendapatan rumah sakit
tersebut. Namun juka terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di rumah sakit terutama jumlah
pasien baru maka hal ini perlu di waspadai sehingga diperlukan evaluasi pelayanan rumah sakit yang
optimal.
Kemudian untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam rumah sakit tersebut maka ada
beberapa contoh yang perlu di perhatikan sebagai berikut:
1. Input
Salah satu contoh “Pemasukan/ pengimputan data pasien radiologi dirumah sakit A kurang lengkap
karena (tidak mencantumkan NO. RM pasien dan nama radiografer yang memeriksa), dan masih
manual (dengan menuliskan dibuk register/buku besar).
2. Proses
a. Pencarian data pasien mengalami kesulitan karena harus membuka buku register/buku besar untuk
melihat data-datanya ( misal, jenis pemeriksaan pasien, dokter yang merujuk, diagnosanya dan lain-
lain). Hal ini menunjukan kesulitan dalam mengakses data-data yang ada.
b. Kegiatan pengolahan data untuk laporan bulanan juga masih dilakukan secara manual dengan cara
menghitung dari buku register/ buku besar mnggunakan kalkulator dan belum menggunakan Sistem
Manajemen Basis Data (SMBD) sehingga menyebabkan kemungkinan kesalahan dalam penghitungan
pendapatan, jumlah pasien dan jumlah film yang di pakai, hal ini menunjukan ketidakakuratan
pengelolahan data.
c. Letak tempat/ lokasi rumah sakit juga yang menjadi faktor penyebabnya, dimana untuk mengakses
lokasi rumah sakit tersebut sangat sulit.
3. Output
Laporan atau informasi yang dihasilkan dan dilaporkan tiap bulannya hanya berupa laporan
pendapatan yang berdasarkan jenis dan rujukan dari luar, sedangkan laporan mengenai rata-rata
kunjungan pasien, rasio kunjungan pasien baru dengan total kunjungan, presetase pelayanan
spesialistik belum dapat tersajikan secara lengkap.
Padahal informasi tersebut adalah beberapa kriteria dalam menunjukan pelayanan di instalasi
radiologi. Begitu juga dengan laporan statistik pasien dan penggunaan film yang hanya direkap tanpa
filampirkan pada laporan bulanan. Laporan yang diberikan kepada pihak manajerial rumah sakit
selam ini juga sama satu dengan yang lainya. Hal ini menunjukan ketidaklengkapan dan
ketidaksesuaian informasi bagi manager-manager dirumah sakit.
3.2 SARAN
Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat
saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang
tersedia dapat berlangsung dengan cepat , efisien serta akurat. Olehnya itu perlu adanya
pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang berbasis komputer dengan
memperhatikan konsep-konsep dasar pengembangan sistem informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Sistem Informasi Rumah Sakit, http:// www. sistem informasi rumah sakit.pdf diakses tanggal
21 Januari 2013
Anonim, 2012, Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah Sakit, http:// www. Evaluasi Sistem Informasi
Rumah Sakit.pdf diakses tanggal 21 januari 2013
Haryanto, Toni, dkk, 2006, Implementasi Sistem Informasi Rumah Sakit, http:// www. Implementasi Sistem
Informasi Rumah Sakit_pdf diakses tanggal 21 Januari 2013
Rahayu, Sri, 2009, Pengembangan Model Sistem Informasi Rumah Sakit Pada Instalasi Radiologi, http:// www.
Model Sistem Informasi Rumah Sakit.pdf diakses tgl 21 januari 2013
Diposkan oleh Abdul Malik Darmin di 22.58
http://myblogabdulmalikdarmin.blogspot.co.id/2015/03/makalah-sistem-informasi-kesehatan.html
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)
A. PENGERTIAN
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah software aplikasi yang membantu manajemen
pengolahan data menjadi lebih cepat dan efektif. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah
sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para :
http://www.bahankuliahkesehatan.blogspot.com
B. LATAR BELAKANG
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk
segera diterapkan. Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik
pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit. Namun menyediakan SIM bukanlah
hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar.
Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila
dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan
memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain
akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial
merupakan faktor yang sangat penting.
C. ANALISA
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sistem
adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun
sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang
yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan.
Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha
kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.
Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur
pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga
dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan
komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki rumah
sakit. Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya
yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh
perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh
system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang
menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data
masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat
disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar
dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga
dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui
kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut. Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan
system informasi berbeda-beda.
Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :
Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak
sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh
seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem
informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :
Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di
lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi yang
terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan system
manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik
yang akan memudahkan proses migrasi data.
Rumah Sakit
Laporan rumah sakit , baik pemerintah maupun swasta , dan rumah sakit khusus kewajiban
pengiriman laporan ini
diatur dengan Kep Men Kes RI No : 1401/Menkes/SK/X/2003 tanggal 1 oktober 2003 yang
merupakan Rev V tentang
Data Keadaan Morbiditas Pasien Raw Inap surveilan terpadu rumah sakit RL 2a1(Triwulan )
Data Keadaan Morbiditas Pasien Raw Jalan surveilan terpadu rumah sakit RL2b1 (Triwulan )
o Data Ketenagaan Rumah Sakit RL 4a ( Tahunan ) data individual ketenagaan rumah sakit RL4a (RS
Vertikal Depkes).
1. Meningkatnya tingkat kepuasan para pasien karena adanya berbagai fasilitas dan kemudahan
yang mereka dapatkan mulai dari Pendaftaran sampai Pembayaran di kasir.
2. Cepatnya proses pengolahan dan tingginya akurasi dalam perhitungan data-data karena semua
proses dan perhitungan dilakukan secara terintegrasi dan otomatis.
3. Akan meningkatkan kualitas para tenaga medis di rumah sakit karena kemampuan mereka di
dalam menyiapkan dan memberikan layanan kesehatan akan benar-benar diuji.
4. Tingginya kualitas layanan para karyawan rumah sakit karena mereka akan dituntut untuk
bisa memberikan layanan dan informasi yang sifatnya Real Time.
5. Meningkatnya citra Rumah Sakit sebagai The Leading Hospital di dalam memberikan Quality
Health Services.
1. Registrasi
2. Pelayanan Medis
3. Billing
- Monitoring dan kontrol jumlah biaya yang sudah terpakai oleh pasien
- Sentralisasi tagihan rawat inap terhadap tagihan penunjang
- Diskon, keringanan dan piutang
- Penghitungan jaminan, selisih tagihan dan subsidi
- Penghitungan tagihan berdasarkan history pemberlakuan tariff
- Monitoring penerimaan kasir
- Integrasi dengan back office (General Ledger) Feature untuk Back Office
4. Accounting
- Standarisasi kode perkiraan (Chart of accounting)
- Manajemen buku tambahan
- Periode waktu pencetakan laporan keuangan yang fleksibel
- Penentuan periode tutup buku (bulan, tahun) secara dinamis
- Grouping transaksi keuangan
- Verifikasi transaksi dari front office
5. Manajemen Aset
6. Keuangan
KESIMPULAN
Ekonomi dunia pada dua ratus tahun yang lalu masih bersifat agraris, ciri dari ekonomi agraris adalah
tanah merupakan faktor ekonomi yang paling dominan. Era agraris ini berakhir dengan ditemukannya
mesin uap yang menyebabkan terjadinya revolusi industri. Kembali dunia memasuki era baru yaitu
era industri, yang menjadi ciri dari era industri ini adalah modal sebagai faktor ekonomi yang paling
dominan. Pada akhir abad yang lalu kembali dunia memasuki era yang baru yang biasa disebut era
informasi, disini faktor ekonomi yang paling dominan berbasis pada pengetahuan dan berfokus pada
informasi, dengan menguasai informasi maka organisasi akan bertahan dan berkembang di era ini.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi
dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi
yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis
dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah
organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong ‘Indonesia Sehat 2010’.
Adapun peran dari pada SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit),Yakni :
1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sangat dibutuhkan agar Rumah Sakit
dapat meningkatkan pelayanannya baik ke pihak masyarakat umum maupun pihak
manajemen.
2. Dengan adanya SIMRS, proses bisnis dalam Rumah Sakit dapat tepat waktu dan efektif
terutama dalam proses pengambilan keputusan.
3. Kelas dan status Rumah Sakit akan mempengaruhi kebutuhan dalam pemilihan system
informasi yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
AA Hafizh, Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) atau (SIM-RS), http://72.14.235/search?
q=cache:H3s2EMzm0MIJ:siliwangi.blog.friendster.com
http://www.bahankuliahkesehatan.blogspot.com