Anda di halaman 1dari 6

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No.

1 Juli-Desember 2017

UPAYA MENGEMBANGKAN ASPEK KOGNITIF (MENUNJUKKAN AKTIVITAS YANG


BERSIFAT EKSPLORATIF DAN MENYELIDIK) MELALUI METODE EKSPERIMEN
SEDERHANA MEMBUAT ICE CREAM DI TK MAIDNATURRAMLAH BANJARMASIN

Norhafizah1, Novitawati2, Reisya Amelia3


1
Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Lambung Mangkurat
2.3
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat kemampuan kognitif anak dalam
menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik dan kurang kreatifnya guru dalam
mengembangkan media pembelajaran.Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas.
Tindakan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus dengan setting penelitian di TK Islam
Madinaturramlah Kota Banjarmasin, pada anak kelompok B semester II dengan tujuan memperbaiki
proses pembelajaran khususnya dalam aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik. Instrument
yang digunakan dalam penelitian adalah pengamatan melalui lembar observasi aktivitas guru dan
anak, hasil perkembangan belajar anak secara individual dan hasil perkembangan belajar anak
secara klasikal.
Kata Kunci: Kognitif, aktivitas, eksploratif, menyelidik, eksperimen, ice cream

PENDAHULUAN
Tujuan pendidkan Taman Kanak-kanak Sedangkan menurut pandangan Piaget
yaitu untuk memfasilitasi pertumbuhan dan intelegensi (kemampuan berfikir) anak
perkembangan anak secara menyeluruh atau berkembang melalui suatu proses active
menekankan pada pengembangan kepribadian learning. Para pendidik hendaknya
anak. Oleh karena itu “pendidikan untuk anak mengemplementasikan active learning dengan
usia dini khususnya TK perlu menyediakan cara memberikan kesempatan pada anak untuk
berbagai kegiatan yang mengembangkan terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat
berbagai aspek perkembangan anak, salah mengoptimalkan penggunaan seluruh panca
satunya adalah aspek kognitif. Perkembangan indera anak (Sujiono & Nurani, 2009).
kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan Salah satu hasil belajar yang harus dicapai
berfikir anak untuk dapat mengolah perolehan adalah anak dapat mengenal berbagai konsep
belajarnya, dapat menemukan berbagai macam sains sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
alternatif pemecahan masalah, membantu anak Untuk itu diperlukan suatu metode pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan logika yang dapat menunjang tercapainya standar
matematis dan pengetahuan akan ruang dan kompetensi dalam kurikulum tersebut.
waktu serta mempunyai kemampuan untuk Pembelajaran sains untuk anak Taman
memilah-milah mengelompokkan, serta Kanak-kanak dalam upaya menumbuhkan
mempersiapkan kemampuan berfikir secara teliti kemampuan berpikir sangat memerlukan peran
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional serta dari para pendidik baik dari orang tua,
Republik Indonesia, 2009). guru, dan orang dewasa lainnya. Sains adalah
Perkembangan kognitif bertujuan produk dan proses. Sebagai produk, sains adalah
mengembangkan kemampuan berfikir anak pengetahuan yang terorganisir dengan baik
untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, mengenal dunia fisik alami. Sebagai proses,
dapat menemukan berbagai macam alternatif sains mencakup kegiatan menelusuri,
pemecahan masalah, membantu anak untuk mengamati dan melakukan percobaan (Sudono,
mengembangkan kemampuan logika matematis 2000).
dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta Pengetahuan umum dan sains merupakan
mempunyai kemampuan untuk memilah-milah salah satu tingkat pencapaian perkembangan
mengelompokkan, serta mempersiapkan kognitif kurikulum tahun 2010 (Kemendiknas,
kemampuan berfikir secara teliti (Peraturan 2010). Pengembangan aspek sains pada anak
Menteri Pendidikan Nasional Republik dapat mengundang dan menumbuhkan rasa
Indonesia, 2009). ingin tahu yang tinggi serta merangsang anak

ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 1


Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

untuk memunculkan pertanyaan yang tak memiliki pengalaman main yang bermakna bagi
terduga sebagai wujud dari berpikir dan belajar anak, karena melalui metode ini anak melakukan
kreatif yang nyata (Nugraha, 2008). kegiatan sendiri dan melatih sendiri apa yang
Menurut kurikulum 2010, pada aspek terjadi melalui kegiatan yang dilakukannya dan
kognitif kelompok usia 5-6 tahun pada capaian menemukan sebuah hasil.
perkembangan menunjukkan aktivitas yang Pembelajaran melalui Eksperimen
bersifat eksploratif dan menyelidik, anak Sederhana di Taman Kanak-kanak diharapkan
seharusnya mampu mencoba dan menceritakan dapat menjadi hal yang menyenangkan untuk
tentang apa yang terjadi jika warna dicampur, dipelajari, karena konsep pembelajaran di
proses pertumbuhan tanaman, balon ditiup lalu Taman Kanak-kanak yang bersifat belajar seraya
dilepaskan, benda-benda dijatuhkan (gravitasi bermain dan bermain sambil belajar.
benda-benda didekatkan dengan magnet, Dengan pembelajaran melalui metode
mengamati benda dengan kaca pembesar, eksperimen diharapkan anak-anak menjadi
macam-macam rasa, mencium macam-macam termotivasi, tertarik, dan membuat anak tidak
bau, mendengar macam-macam bunyi. bosan sehingga menyukai pembelajaran yang
Pada kenyataan yang terjadi dikelompok diberikan.
B TK Islam Madinaturramlah Banjarmasin,
TINJAUAN PUSTAKA
sebagian anak masih belum mengembangkan
aspek kognitif dalam menunjukkan aktivitas Karakteristik Anak Usia Dini
yang bersifat eksploratif dan menyelidik melalui Anak usia Taman kanak Kanak adalah
metode eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan mereka yang berada di rentang usia 4/5th- 6/7th.
hasil laporan penilaian perkembangan peserta Pada masa ini anak-anak sedang mengalami
didik (rapor) semester I pada tahun ajaran suatu proses perkembangan dalam segala aspek
2015/2016 yang dalam kegiatan mencoba dan perkembangan. Anak-anak memiliki
menceritakan tentang apa yang terjadi jika karakteristik yang unik dan berbeda dengan
warna dicampur, susu, gula dan coklat karakteristik orang dewasa. Karakteristik anak
dicampurkan dan diaduk dalam plastik, dan usia dini yang khas tersebut seperti yang
macam-macam rasa dari 13 anak yang ada di dikemukakan oleh Kellough adalah sebagai
kelompok B, hanya ada 2 anak yang berikut:
berkembang sangat baik (BSB) atau bintang 4, 3 Anak itu bersifat egosentris. Ia cenderung
anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) melihat dan memahami sesuatu dari sudut
atau bintang 3, 3 anak yang mulai berkembang pandangnya sendiri. Karakteristik ini terkait
(MB) atau bintang 2, dan 5 orang anak yang dengan perkembangan kognitifnya yang
belum berkembang (BB) atau bintang 1. Dari menurut Piaget berada pada fase transisi
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa rata yaitu dari fase praoperasional ke fase
rata anak yang hanya mampu mencapai bintang operasional konkrit.
1 dan 2 atau bisa dikatakan dari 13 anak hanya 5 Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar.
anak yang dapat berkembang sesuai harapan Anak berfikir bahwa dunia ini adalah sesuatu
atau sekitar 38,5%, sedangkan 10 anak lainnya yang menakjubkan. Hal ini menimbulkan
atau sekitar 61,5% masih belum mencapai rasa keingintahuannya yang tinggi.
tingkat perkembangan sesuai harapan ( ) Keingintahuan anak sangat bervariasi, karena
atau ( ). tergantung hal apa yang menjadi minat
Dikhawatirkan anak yang tidak dapat sianak..
menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif Anak adalah Makhluk sosial.Anak senang
dan menyelidik, akan mengalami kesulitan berada di lingkungan teman sebayanya. Anak
dalam perkembangannya. Perkembangan anak membangun konsep diri melalui berinteraksi
akan sulit berkembang secara optimal dan dapat , dan ia akan membangun kepuasan melalui
berdampak buruk pada pendidikan selanjutnya penghargaan diri ketika diberi kesempatan
maupun perkembangan aspek kognitifnya. untuk bekerjasama dengan temannya.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti Anak bersifat unik. Anak merupakan
mencoba menelaah pola belajar anak dengan individu yang unik, dimana memiliki
menggunakan kegiatan yang lebih menarik yaitu keunikan yang satu dan yang lainnya
dengan metode experiment. berbeda.
Tujuan peneliti memilih metode
ekperimen ini agar anak lebih eksploratif dan

2 www.rumahjurnal.net ISSN. 2355-8911


Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017

Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak cream, (3) data hasil belajar kemampuan aspek
senang berfantasi, ia senang bercerita dengan kognitif anak dalam menunjukkan aktivitas
melebih lebihkan tentang pengalamannya, yang bersifat eksploratif dan menyelidik.
atau bahkan ia menanyakan hal hal yang Adapun langkah-langkah metode
gaib. Hal ini terjadi dikarenakan imajinasi eksperimen sederhana membuat ice creamdalam
anak berkembang melebihi apa yang menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif
dilihatnya.
dan menyelidik yang sudah disesuikan dalam
Anak memiliki daya konsentrasi yang
pendek. Secara umum, anak akan kesulitan pembelajaran Taman Kanak-Kanak adalah
untuk tetap focus pada satu hal dalam waktu sebagai berikut :
yang lama. Perhatiannya mudah teralihkan,
kecuali kegiatan yang sedang dilakukannya Guru melakukan uji eksperimen sendiri
menyenangkan dan menarik perhatiannya. untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Anak Merupakan masa belajar yang paling sebelum ditugaskan kepada anak
potensial Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
METODOLOGI Guru membagi anak menjadi 2 kelompok
Metodologi yang baik hendak dapat Guru menjelaskan kepada anak tentang
membawa peneliti ke arah untuk menjawab materi dan prosedur pelaksanaan pada hari
pertanyaan-pertanyaan penelitian (Dalle, 2010) itu
seperti pendekatan yang digunakan, tempat Guru mengajak anak bersama-sama
penelitian, focus, dan sampel yang dilabatkan. melakukan eksperimen sambil mengawasi
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dan membimbing anak
pendekatan kualitatif.Menurut Arikunto Guru meminta anak untuk sama-sama
(2010:20) Pendekatan kualitatif merupakan data membersihkan dan menyimpan perlengkapan
tentang minat atau suasana kelas dan data yang yang sudah di pakai
berkenaan dengan aktivitas guru dalam kegiatan Guru dan anak melakukan tanya jawab
belajar mengajar. mengenai kegiatan yang sudah dilakukan
Jenis penelitian yang digunakan adalah Guru meminta anak menceritakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian pengalaman yang dirasakannya satu-satu ke
Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas depan kelas melalui games kecil
(PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan Evaluasi dan kesimpulan akhir dari guru
secara sistematis dalam bentuk kegiatan refleksi
diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam situasi kependidikan untuk memperbaiki Aktivitas Guru
kondisi pembelajaran yang dilakukan (Suyadi Hasil observasi terhadap aktivitas guru
2010). pada siklus I pertemuan 1 prsentasi Kelancaran
Menurut Arikunto (2011) secara garis guru hanya mencapai skor 21 dengan kategori
besar dalam penelitian tindakan kelas terdapat kurang baik.Guru masih harus memperbaiki
empat tahapan yang umum dilalui, yaitu: kekurangan-kekurangan yang dilaksanakan
menyusun rancangan tindakan (planning); dalam kegiatan belajar mengajar, agar
pelaksanaan tindakan (acting); pengamatan meningkatnya skor aktivitas guru dalam
(observing); refleksi (reflecting). menggunakan metode pembelajaran eksperimen
Tujuan utama dari penelitian tindakan ini sederhana.
adalah untuk meningkatkan kualitas Aktivitas guru pada siklus I pertemuan ke
pembelajaran di kelas di mana guru secara 2 mengalami peningkatan menjadi 29 dengan
penuh terlibat dalam penelitian mulai dari kategori cukup baik, guru berupaya
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. memperbaiki kekurangandengan berusaha
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini membujuk dan memberikan pujian/reward
meliputi (1) data tentang kegiatan guru dalam permen yupi pada anak.
proses pembelajaran yang menggunakan metode Peningkatan aktivitas guru pada siklus 2
eksperimen sederhana membuat ice cream, (2) pertemuan I mencapai perolehan skor 38 dan
data tentang kegiatan siswa selama mengikuti dikategorikan sangat baik, hal ini disebabkan
kegiatan proses pembelajaran menggunakan anak sudah mulai tertarik dan menyukai
metode eksperimen sederhana membuat ice

ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 3


Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

pembelajaran menggunakan metode Eksperimen menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif


Sederhana membuat ice cream. dan menyelidik semakin meningkat dengan
demikian maka kemampuan anak dalam
Aktivitas Anak mengenal sains juga bertambah.
Berdasarkan observasi yang dilakukan
Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena
diketahui bahwa aktivitas anak dari setiap adanya guru yang mengkreativitaskan bahan dan
pertemuan terjadi peningkatan pada siklus I media tidak sekedar dilihat dan dipraktekkan
pertemuan I perolehan Keaktifan anak dalam tetapi bisa menjadi media pembelajaran sains
bereksperimen yaitu 63%, keberanian anak yang sangat menarik dan menyenangkan bagi
dalam bereksperimen yaitu 65%, ketepatan anak anak dan berguna dan dapat dimanfaatkan dalam
dalam pencampuran bahan yaitu 56%, kegiatan pembelajaran di kelas.
pemahaman anak dalam pencampuran bahan Memberikan motivasi dan bimbingan,
yaitu 59%, dan kerjasama anak dalam guru perlu mendorong rasa ingin tahu dan
melakukan eksperimen yaitu 61% dengan krteria keinginan anak agar mereka mengenal
cukup aktif. lingkungannya serta terlibat dalam setiap
Terjadi peningkatan pada siklus I kegiatan belajar. Guru membantu
pertemuan ke 2 aktivitas anak meningkat dengan mengembangkan keterampilan sosial,
perolehan prosentasi Keaktifan anak dalam
pengendalian diri, dan disiplin diri pada anak
bereksperimen yaitu 71%, keberanian anak dengan menggunakan teknik bimbingan yang
dalam bereksperimen yaitu 78%, ketepatan anak positif, menjadi contoh bagi anak dalam
dalam pencampuran bahan yaitu 80%,
melakukan kegiatan (Masitoh, 2009 ).
pemahaman anak dalam pencampuran bahan Lewat penerapan metode eksperimen
yaitu 82%, dan kerjasama anak dalam banyak aspek belajar dapat diteliti dengan baik,
melakukan eksperimen yaitu 80% dengan krteria yang hasilnya dapat disumbangkan bagi
aktif. kelancaran proses interaksi eduktif di kelas
Dan pada siklus 2 pertemuan I terjadi (Djamarah, 2002).
peningkatan yang sangat signifikan dengan
perolehan prosentasi Keaktifan anak dalam SIMPULAN DAN SARAN
bereksperimen yaitu 98%, keberanian anak Berdasarkan hasil penelitian dan
dalam bereksperimen yaitu 92%, ketepatan anak pembahasan sebelumnya, secara umum dapat
dalam pencampuran bahan yaitu 84%, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
pemahaman anak dalam pencampuran bahan menggunakan metode eksperimen sederhana
yaitu 88%, dan kerjasama anak dalam membuat ice cream dapat mengembangkan
melakukan eksperimen yaitu 82% dengan krteria aspek kognitifanak dalam menunjukkan aktivitas
sangat aktif dan hasil penilaian ini telah yang bersifat eksploratif dan menyelidikpada
melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan kelompak B2TK Islam Madinaturramlah
yaitu apabila aktivitas anak dalam keaktivan, Banjarmasindapat berkembang sesuai harapan.
keberanian, ketepatan, pemahaman, dan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan
kerjasama dalam melakukan eksperimen metode eksperimen sederhana membuat ice
sederhana membuat ice cream mencapai creamdapat meningkatkan kualitas proses
prosentasi 80% dengan kriteria aktif. pembelajaran, dengan di tandai meningkatnya
keaktivan anak dalam bereksperimen,
Hasil Perkembangan Kogntif Anak keberanian anak dalam bereksperimen,
Keberhasilan rata-rata siklus I pertemuan I ketepatan anak dalam pencampuran bahan,
sebesar 30,7% dengan perolehan atau pemahaman anak dalam pencampuran bahan,
BSH dan peningkatan terjadi pada siklus I kerjasama dalam melakukan eksperimen.
pertemuan ke 2 dengan perolehan sebesar 69,2% Hasil belajar dalam menunjukkan aktivitas
mendapat atau (BSH) dan atau yang bersifat eksploratif dan menyelidikdengan
(BSB) dan pada siklus 2 pertemuan I perolehan metode eksperimen sederhana membuat ice
sebesar 100% mendapat (BSH) dan cream dapat mengembangkan aspek
(BSB). Dari hasil yang diperoleh itu kognitifanak .hal ini dapat dibuktikan dengan
dapat diketahui bahwa kemampuan anak dalam adanya peningkatan hasil belajar anak dari
melakukan Eksperimen Sederhana membuat Ice suklus I ke siklus II. Apat diberikan bagi guru
Cream meningkat secara signifikan artinya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
kemampuan keterampilan anak dalam sebagai bahan acuan untuk dapat memilih

4 www.rumahjurnal.net ISSN. 2355-8911


Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017

metode atau mdel pembelajaran yang sesuai pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD
dengan fase perkembangan anak dan sangat Universiti Utara Malaysia.Djamarah. S.B.
diharapkan agar menerapkan metode (2002). Teori motivasi Edisi II. Jakarta:
Eksperimen Sederhana membuat Ice Cream PT Bumi Aksara
dalam pembelajaran khususnya bidang Masitoh, (2009). Strategi pembelajaran tk.
pengembangan kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Nugraha, A. (2009). Kurikulum dan belajar tk.
dijadikan sebagai bahan acuan untuk dapat Jakarta: Universitas Terbuka
memilih metode atau mdel pembelajaran yang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
sesuai dengan fase perkembangan anak dan Republik Indonesia. (2009). Standar
sangat diharapkan agar menerapkan metode pendidikan anak usia dini. Jakarta:
Eksperimen Sederhana membuat Ice Cream Departemen Pendidikan Nasional
dalam pembelajaran khususnya bidang Sudono, A. (2000). Sumber belajar dan alat
pengembangan kognitif. permainan. Jakarta: Grasindo
Sujiono., & Nurani, Y. (2009). Metode
DAFTAR RUJUKAN
Pengembangan kognitif. Jakarta:
Arikunto, S. (2011). Penelitian tindakan kelas.
Universitas Terbuka.
Jakarta: Sinar Grafita Offiset.
Suyadi.(2010). Psikologi belajar paud.
Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan
Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
reka bentuk bertokok penilaian dalaman
dan luaran: Kajian kes sistem

ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 5


Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

6 www.rumahjurnal.net ISSN. 2355-8911

Anda mungkin juga menyukai