Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2549-998X

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dengan


Menggunakan Model Time Token Dikombinasikan
Dengan Numbered Head Together dan Picture and
Picture di Kelas 5 SDN Pematang Danau 1
Kabupaten Banjar

Nur Hilda* & Ramadi


Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasar
Universitas Lambung Mangkurat

Terima: 25-04-2017 Revisi: 14-05-2017 Daring: 28-06-2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakann dalam 2
siklus dengan 2 kali pertemuan. Adapun setting penelitian ini adalah siswa kelas 5 semester genap tahun
ajaran 2016/2017 pada SDN Pematang Danau 1 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 16 laki-orang
laki dan 9 orang perempuan. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif yang diambil melalui lembar
observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dan data kuantitatif diperoleh dari nilai hasil evaluasi belajar
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Model Time Token dikombinasikan dengan
Numbered Head Together dan Picture And Picture dapat meningkatkan kualitas guru, meningkatkan
aktivitas siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Disarankan kepada kepala sekolah, guru, dinas
pendidikan dan peneliti selanjutnya agar model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pilihan dalam memilih model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
siswa, khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia. ©2017 j-PPras. All rights reserved

Kata kunci: Hasil Belajar, Persoalan Faktual, Model Time Token dikombinasikan dengan Numbered
Head Together dan Picture And Picture

———
* Korespondensi: nurhilda414@gmail.com

j-PPras - Volume 1, Nomor 1, 2017 39


ISSN 2549-998X

dengan begitu siswa dapat memperoleh keterampilan


berbicara secara utuh dan dapat menerapkannya
A. Pendahuluan dengan tepat. Pada saat ini, keterampilan berbahasa
di lingkungan sekolah dasar, khususnya keterampilan
Era globalisasi dan era informatika menuntut berbicara kurang berhasil dikuasai dengan baik oleh
adanya persaingan kualitas antar negara bahkan antar siswa. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
daerah. Kemampuan suatu negara, daerah dalam antara lain proses pembelajaran berbicara di sekolah
persaingan kualitas ini sangat ditentukan oleh kualitas dasar yang dirasa kurang memberikan pemahaman
sumber daya manusia. Sumber daya manusia sangat secara utuh dan mendalam kepada siswa yang
ditentukan oleh proses pendidikan sebagai lembaga menyebabkan siswa hanya paham terhadap teorinya
penghasil (Suriansyah, 2013: 01). saja dan kurang atau belum paham terhadap fungsi
Dalam hal ini Pemerintah telah mengatur dan dan penggunaan bahasa Indonesia yang sebenarnya.
mengarahkan penyelenggaraan pendidikan dalam Menurut Bejanaro dalam sharan (2012: 342)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 melaporkan bahwa: “Pengajaran kooperatif kelompok
Tahun 2010 Pasal 1 Ayat (1) yang menyebutkan kecil memajukan pencapaian bahasa yang lebih tinggi
penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan dibandingkan dengan pengajaran langsung bimbingan
pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada guru karena digunakannya pendekatan komunikatif”.
satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang, Faktor bebicara: Kemudahan berbicara, Kejelasan,
dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat Bertanggung Jawab Membentuk Pendengaran yang
berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan Kritis, Membentuk kebiasaan.
nasional (Depdiknas, 2010: 231). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama
Djamarah (2011:46) mengemukakan bahwa pada keterampilan berbicara siswa yang lebih rendah,
bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin tanggung jawab pendidik adalah membentu siswa
komunikasi sosial, tanpa bahasa komunikasi tidak untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa
dapat dilakukan dengan baik dan interaksi sosial pun dan dibutuhkan siswa partisipasi siswa dalam
tidak akan pernah terjadi karena tanpa bahasa, siapa pembelajaran.
pun tidak akan dapat mengekspresikan diri untuk Kenyataannya saat ini dirasakan bahwa salah satu
menyampaikan kepada oranga lain. Salah satu pemicu tidak meningkatnya hasil berbicara siswa
kemampuan berbahasa yang sangat perlu dikuasai karena kurangnya keterampilan berbicara siswa
oleh seseorang atau seorang anak adalah kemampuan didalam kelas mempengaruhi rendahnya
berbicara. Istilah kemampuan berbicara disamakan keberhasilan berbicara pada siswa. Salah satu
saja dengan istilah keterampilan berbicara karena faktornya adalah pada mata Pelajaran Bahasa
keduanya ini sangat berkaitan. Indonesia yang dilakukan pada proses pembelajaran
Menurut Saddhono dan Slamet (2014:20) “Belajar cendrung meganjurkan siswa untuk belajaran sendiri
berbahasa diawali dengan menyimak, kemudian tanpa ada unsur kerja sama dengan yang lain.
dilanjutkan dengan berbicara, membaca dan Padahal, pembelajaran dengan cara siswa belajar
menulis”. Belajar berbahasa yang sangat penting sendiri tanpa ada unsur kerja sama dengan yang lain
dimulai dengan menyimak, karena dengan menyimak ini dapat menimbulkan individualistis. Sehingga
seseorang dapat mendapatkan informasi dengan dalam kebiasaan itu siswa tidak berani
mudah, menjalin komunikasi dengan baik, dan dapat mengungkapkan pemikirannya secara lisan hal ini
melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik pula. disesbabkan siswa tidak terbiasa melakukan
Khusus untuk anak usia sekolah dasar, sangat perlu pembelajaran yang melibatkan aktivitas mereka
untuk dapat menyimak dengan baik agar dapat secara langsung khususnya pada aspek berbicara.
membiasakan diri untuk belajar di sekolah agar Data yang diperoleh melalui observasi awal di
mencapai hasil maksimal dalam belajarnya. SDN Pematang Danau 1, menunjukkan bahwa
Pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah keterampilan berbicara siswa kurang, tidak terkecuali
dasar, tidak hanya menekankan pada aspek teori saja, siswa kelas 5. Siswa kelas 5 merupakan siswa yang
tetapi juga pada aspek penggunaan 3 bahasa sesuai akan menuju kelas 6 yang harus memiliki
dengan fungsinya yaitu sebagai alat komunikasi, keterampilan berbicara yang memadai sebelum

40 http://www.j-ppras.org
ISSN 2549-998X

mereka naik ke kelas 6 karena di kelas 6 mereka Masalah ini perlu diteliti, maka solusi yang tepat
dituntut memiliki keterampilan berbicara yang lebih untuk meningkatkan hasil belajar. Karena itulah
baik. Hal ini dapat dilihat dari standar kompetensi peneliti tertarik melaksanakan penelitian dikelas 5
yang ditetapkan. Standar kompetensi di kelas 5 SDN Pematang Danau 1, karena melihat dari hasil
adalah (1) Mengungkapkan pikiran, pendapat, keterampilan berbicara siswa yang rendak sehingga
perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu berimbas pada hasil belajar siswa yang rendah pula
persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau dan masih banyak dibawah standar Kreteria
berwawancara dan (2) mengungkapkan pikiran dan Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu, perlu
perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain kiranya dicari jalan keluar untuk mengataasi masalah
drama. Sedangkan, standar kompetensi kelas 6 adalah tersebut agar tidak terus brlarut-larut. Perlu ada
(1) memberikan informasi dan tanggapan secara perhatian yang serius dari para guru disekolah
lisan; (2) mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tersebut untuk mengatasi masalah ini. Agar dimasa
informasi dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan yang datanghal ini tidak menjadi suatu maslah yang
baca puisi; dan (3) mengungkapkan pikiran, perasaan, besar.
dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, Dilihat dari uraian tersebut, maka diperlukan
ringkasan, dialog, dan paraphrase. strategi pemeblajaran yang dapat membangkitkan
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 08 semangat peserta didik untuk mengikuti proses
Februari 2017 dengan guru wali kelas 5 SDN pembelajaran dan strategi yang paling efektif dalam
Pematang Danau 1 Kecamatan Mataraman, beliau mengarasi hal tersebut ialah pembelajaran kooperatif.
mengemukakan bahawa mata pelajaran Bahasa Tiga model pembelajaran kooperatif yang
Indonesi pada keterampilan berbicara siswa sangat digunakan yaitu model Time Token dikombinasikan
rendah, sehingga berpengaruh juga pada hasil belajar dengan Numbered Head Together dan Picture And
siswa. Dilihat dari peneliti melakukan tes perbuatan Picture.
menggunakan penilaian berbicara. Ternyata hasil Model ini dipilih karena melihat karektiristik anak
yang diperoleh tidak sesuai harapan. Kreteria yang sering jenuh dalam belajar, kurang terlibat
Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan untuk secara langsung untuk menyampaikan pendapat
mata pelajaran 65 sesuai KKM yang berlaku di SDN didepan kelas, masih malu-malu atau tidak percaya
Pematang Danau 1. Dari 25 orang siswa terdapat diri berbicara didepan umum, dan kepasifan siswa
20% atau 5 orang siswa yang tuntas dan 80% atau 20 dalam proses pembelajaran. Pada pemilihan model
orang siswa yang tidak tuntas. Hanya 20% dari total ini juga kerena untuk melatih siswa aktif dalam
seluruh siswa yang tuntas padahal pembelajaran mengikuti proses pembelajaran terutama dalam
dikatakan tuntas apabila persentase ketuntasan di keterampilan berbicara dan bersosialisasi dengan
kelas minimal 75% dari total seluruh siswa. teman satu kelas. Pada kombinasi model ini siswa
Setelah peneliti melaksanakan tes perbuatan lebih aktif dalam mengukuti dan menerima
menggunakan penilaian berbicara itu diketahui pembelajan, karena adanya kemunikasi dengan teman
bahwa hasil belajar siswa yang rendah akibat satu kelas
kurangnya variasi medel mengajar dalam proses
pembelajaran yang menyebabkan kejenuhan siswa
dalam pembelajaran guru juga tidak melibatkan B. Metodologi
secara langsung siswa untuk menyampaikan pendapat
didepan kelas, kurangnya motivasi oleh guru yang Metodologi merupakan pedoman dalam mencapai
menyebabkan siswa masih malu-malu atau tidak tujuan penelitian (Dalle & Shiratuddin, 2009; Dalle,
percaya diri berbicara didepan umum, dan kepasifan 2010; Hakim & Dalle, 2017). Pendekatan dalam
siswa dalam proses pembelajaran yang menyebabkan penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif.
pembelajaran kurang bermakna sehingga berimbas Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk
pada hasil belajar yang tidak maksimal. memperbaiki pembelajaran dan kinerja guru sebagai
Masalah ini kalau tidak di atasi akan berdampak seorang pengajar. Menurut Max Weber dalam
serius pada kemampuan siswa dalam Gunawan (2013:33) menyatakan bahwa penelitian
mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan. kualitatif adalah pokok penelitian sosiologi bukan

j-PPras - Volume 1, Nomor 1, 2017 41


ISSN 2549-998X

gejala-gejala sosial, tetap makna-makna yang apabila mendapat skor minimal mencapai skor 30
terdapat di balik tindakan-tindakannya. Menurut atau berada pada kreteria “Sangat Aktif” dari kreteria
Gunawan (2013:91) berpendapat bahwa penelitian aktivitas guru. Dan aktivitas siswa Indikator
kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta keberhasilan aktivitas siswa dalam kegiatan
(yang diteli), peneliti dan pembaca, serta relationship pembelajaran Bahasa Indonesia materi
yang mereka bangun jadi, penelitian dipengaruhi oleh Mengomentari Persoalan Faktual melalui model
lingkungan sosial, historis dan kultural ketika riset pembelajaran Time Token dikombinasikan dengan
dilakukan. Konsekuensinya, ketika melakukan model Numbered Head Together (NHT) dan Picture
penelitian, penilit harus mampu membangun And Picture dengan menggunakan motede
hubungan yang baik dengan objek peneliti dan diskusipada siswa kelas 5 SDN Pematang Danau 1
mampu menyajikan hasil penelitian sehingga dapat dikatakan berhasil yakni jika jumlah siswa
pembaca dapat mengikuti dengan jelas alur pemikiran yang berada pada kriteria “aktif” dan “sangat aktif”
peneliti dalam membangun suatu pengetahuan. minimal mencapai ≥82% dari kreteria keaktifan
Trianto (2011:13) mengemukakan Penelitian ini aktivitas siswa.
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Istilah Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes akhir
dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action dengan menggunakan soal tertulis. Penilaian
Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan kuantitatif untuk mengetahui keberhasilan siswa
isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan siswa dalam
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. kelompok pada pada mata pelajaran Bahasa
Penelitian ini memfokuskan pada upaya Indonesia materi Mengomentari Persoalan Faktual
meningkatkan hasil belajar siswa dan perbaikan melalui model pembelajaran Time Token
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. dikombinasikan dengan model Numbered Head
Menurut Hopkins (1993) dalam Iskandar Together (NHT) dan Picture And Picture. Pada hasil
(2012:21) menyatakan bahwa penelitian tindakan belajar siswa ketuntasan individual yang dilihat dari
kelas (PTK) adalah kajian sistematik dari upaya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh Indonesia materi Mengomentari Persoalan Faktual
sekelompok guru dalam melakukan tindakan- melalui model pembelajaran Time Token
tindakan dalam pembelajaran, berdasaran refleksi dikombinasikan dengan model Numbered Head
mereka mengenai hasil dari tindkan-tindakan Together (NHT) dan Picture And Picture dengan
tersebut. menggunakan metode diskusi ada siswa kelas 5 SDN
Untuk mendapatkan data yang baik, yaitu data Pematang Danau 1 dapat mencapai nilai ≥70.
yang valid dan nyata perlu disusun suatu instrument Sedangkan secara ketuntasan klasikal apabila 75%
yang mampu manyusun apa yang seharusnya diukur, jumlah siswa mencapai nilai ≥70 sesuai dengan KKM
dan suatu instrument yang akurat atau tepat yang telah ditentukan.
mengukur apa yang seharusnya diukur dalam suatu
pembelajaran yaitu Data penelitian kualitatif berupa
data tentang aktivitas guru dalam pembelajaran. C. Hasil dan Pembahasan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kegiatan
siswa dalam kelompok pada mata pelajaran Bahasa Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus
Indonesi materi Mengomentari Persoalan Faktual dengan 2 kali pertemuan,siklus 1 membahas semua
melalui model pembelajaran Time Token indikator pada sub kompetensi dasar menghitung
dikombinasikan dengan model Numbered Head Kebutuhan dan Persediaan Bahan Baku dan siklus 2
Together (NHT) dan Picture And Pincture. Aktivitas membahas indikator yang belum tuntas pada siklus 1.
Guru dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru selama
Indonesia materi Mengomentari Persoalan Faktual siklus I dan siklus II pada penelitian tindakan kelas
melalui model pembelajaran Time Token ini diketahui telah terjadi perbaikan aktivitas guru
dikombinasikan dengan Numbered Head Together dalam melakukan pembelajaran dengan menerapkan
(NHT) dan Picture And Picture pada siswa kelas 5 model Time Token dikombinasikan dengan model
SDN Pematang Danau 1 dikategorikan baik/berhasil

42 http://www.j-ppras.org
ISSN 2549-998X

Numbered Head Togethet (NHT) dan model Picture utama dalam proses pembelajaran (Shoimin,
And Picture. 2014:122). Dengan menggunakn gabungan model ini
Dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dari siklus I dapat meningkatan aktivitas guru dalam proses
sampai siklus II pada kegiatannya terlaksana dengan pembelajaran.
baik terlihat pada skor yang didapat pada siklus I Berdasarkan temuan di atas pada aktivitas siswa,
pertemuan 1 aktivitas guru mendapatkan skor 25 diketahui hasil dari persentase keaktifan siswa terus
yang berada pada kategori Baik dan pada pertemuan meningkat. Dari pertemuan pertama ke pertemuan
2 aktivitas guru mendapatkan skor 28 yang berada selanjutnya. Terbukti siklus I pertemuan 1 pada
pada kategori Baik kemudian pada Siklus II perhitungan guru perhitungan secara klasikal terbukti
pertemuan 1 aktivitas guru mendapatkan skor 31 maningkat pada siklus I pertemuan 1 perolehan siswa
yang berada pada kategori Sangat Baik dan skor 35 yaitu 36% dengan kategori kurang aktif pada
pada kategori Sangat Baik pada Siklus II pertemuan pertemuan 2 meningkat menjadi 60% dengan
2. kategori aktif dan pada siklus II juga mengalami
Peningkatan hasil aktivitas guru di atas peningkatan pada pertemuan 1 perolehannya adalah
dikarenakan adanya perbaikan pembelajaran ketika 72% dengan kategori aktif dan pada pertemuan 2
dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang meningkat menjadi 92% dengan kategori sangat aktif.
dilaksanakan. Guru berusaha melakukan yang terbaik Peningkatan keaktifan siswa ini disebabkan oleh
dalam proses pembelajaran bagi peserta didik. Hal ini beberapa hal yang berkesesuaian dengan kegiatan
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Jidad dan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Pada
Haris (2012:11) mengemukakan bahwa pembelajaran kegiatan pembelajaran, guru menggunakan model
merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi Time Token dikombinasikan dengan model
dua aspek, yaitu: belajar tertuju pada kepada apa Numbered Head Togethet (NHT) dan model Picture
yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar And Picture dimana kegiatan pembelajaran secara
berorientasi pada apa yang dilakukan oleh guru langsung diperankan oleh siswa. Sesuai pendapat
sebagai pemberi pembelajaran. Kedua aspek ini akan Jidad dan Haris (2012: 11) mengemukakan bahwa
berkoloborasi secara terpadu menjadi suati kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses belajar tertuju
pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, pada kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa,
serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran mengajar berorientasi pada apa yang dilakukan oleh
sedang berlangsung. guru sebagai pemberi pembelajaran, pada dasarnya
Selain itu, peningkatan aktivitas guru dalam proses membangkitkan aktivitas siswa. Hal ini juga sesuai
pembelajaran ini juga disebabkan antara lain: Guru pendapat Siregar dan Nara (2014:12) menyatakan
menggunakan model pembelajaran yang tepat, yaitu bawwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan
model Time Token dikombinasikan dengan model untuk mendukung proses pembelajaran siswa.
Numbered Head Togethet (NHT) dan model Picture Cara untuk membangkitkan keaktifan siswa dalam
And Picture. Dengan menggunakan model Time proses pembelajaran guru menggunakan cara yang
token salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Siswa efektif yaitu mengunakan model Time Token
dibentuk ke dalam kelompok belajar, yang dalam dikombinasikan dengan model Numbered Head
pembelajaran ini megerjakan keterampilan sisoal Togethet (NHT) dan model Picture And Picture.
untuk menghindari siswa diam sama sekali dalam Model pembelajaran ini sangat memudahkan guru
diskusi (Shoimin, 2014:216). Dalam model dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran, hal
Numbered Head Together (NHT) Mulyatiningsih ini sejalan dengan pendapat Aends (1997:7) dalam
(2012: 247) menyatakan bahwa metode Trianto (2014:5) menyatakan bahwa Model
pembelajaran diskusi kelompok yang dilakukan pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
dengan cara memberi nomor kepada semua peserta pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
didik dan kuis./tugas untuk didiskusikannya. Juga merencang pembelajaran di kelas atau tutorial. Model
dalam model Pinture and picture dalah model pembelajaran pengacu pada pendeketan pembelajaran
pembelajaran yang menggunakan gambar dan yang akan digunakan, termasuk didalam tujuan-
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
Model ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor

j-PPras - Volume 1, Nomor 1, 2017 43


ISSN 2549-998X

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pembahasan pada penelitian tindakan kelas ini maka
pengelolaan kelas. dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
Saat pelaksanaan siklus II hasil belajar siswa aktivitas guru dalam pembelajaran dengan
mengalami peningkatan yang signifikan. Pada menggunakan model Time Token dikombinasikan
pertemuan pertama siklus I ketuntasan siswa hanya dengan model Numbered Head Togethet (NHT) dan
mencapai 28% pada pertemuan 2 ketuntuntasan siswa model Picture And Picture terbukti dapat terlaksana
mencapai 48% pada akhir siklus ketuntasan siswa dengan baik aktivitas guru dalam pembelajaran. Hal
meningkat mencapai 60%, dan pada siklis II ini dapat terlihat dari perolehan persentase pada
pertemuan 1 ketuntusan siswa semakin meningkat aktivitas guru yang meningkat dengan kualifikasi
menjadi 76% dan pada pertemuan 2 semakin sangat baik. Pembelajaran dengan menggunakan
meningkat 96% ketuntasan siswa. model Time Token dikombinasikan dengan model
Peningkatan tersebut dikuatkan kerena guru Numbered Head Togethet (NHT) dan model Picture
menggunakan model Time Token dikombinasikan And Picture juga terbukti dapat meningkatkan
dengan model Numbered Head Togethet (NHT) dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat
model Picture And Picture, modol ini apat membantu dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa yang
siswa dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan meningkat dengan kualifikasi sangat aktif.
oleh guru agar partisipasi aktif seluruh siswa untuk Pembelajaran menggunakan model Time Token
melakukan tugas apa yang diberikan oleh guru. dikombinasikan dengan model Numbered Head
peningkatan hasil belajar ini dikarenakan guru Togethet (NHT) dan model Picture And Picture dapat
memberikan pengajaran secara optomal, hal ini meningkatkan kemampuan berbicara siswa yang
sejalan oleh pendapat Suriansyah et al. (2014:3) terlihat dari hasil belajar siswa pada materi
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk mengomentari persoalan faktual di kelas 5 SDN
membelajarkan siswa. Maksudnya memberikan Pematang Danau 1 dapat meningkat. hasil ketuntasan
pengajaran kepada siswa guna untuk meningkatkan belajar siswa yang dapat mencapai indikator
hasil belajar yang meningkat dari sebelumnya. keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa
Dengan meningkatkan hasil belajar dalam berbicara memperoleh nilai minimal 70.
kerena akibat interaksi aktif dengan temannya, hal ini
juga sejalan dengan pendapat Wisliwan (2007:158)
dalam Susanto (2013:12) juga menyatakan bahwa Daftar Rujukan
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi anatar berbagai faktor yang Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk
bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem
memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara
Dalam berinteraksi atau berbicara siswa dapat Malaysia.
meningkatkan hasil belajar dalam keterampilan Dalle, J., & Shiratuddin, N. (2009). Konstruk penilaian dalaman
dan luaran sistem informasi. Jurnal Sistem Teknik Industri. 10
berbicara kerana dalam berbicara siswa dapat (3), 889-897
mengutarakan pendapatnya, didalam Kamus Besar Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahasa Indonesia, (2007:165) Berbicara adalah Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi
bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, Aksara.
melisankan sesuatu yang dimaksudkan. Sedangkan Hakim, M., & Dalle, J. (2017). Aurora 3D Presentation dalam
pembelajaran bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMPN
Saddhono dan Slamet (2014:54) menyatakan bahwa 24 Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Matematika. 2(2), 103-122
berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan Iskandar. (2013). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: GP Press
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan Group.
sesuai dengan kebutuhan. Jihad, A. & Haris, A. (2012). Evaluasi pembelajaran. Jakarta:
Multitressindo.
Saddhono, K., & Slamet, S. Y. (2014). Pembelajaran keterampilan
berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
D. Simpulan dan Saran Sharan, S. (2012). The handbook of cooperative learning.
Jogjakarta: Familia.
Berdasarkan hasil observasi yaitu pada aktivitas Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam
guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar dan kurikulum 2013. Jogjakarta: Arus Media.

44 http://www.j-ppras.org
ISSN 2549-998X

Siregar, E & Nara, H. (2014). Teori belajar dan pembelajaran.


Bogor: Ghalia Indonesia.
Suriansyah, A. (2013). Panduan penulisan karya ilmiah.
Banjarmasin: FKIP UNLAM
Suriansyah, A., Aslamiah., Sulaiman., Noorhapizah. (2014).
Strategi Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Pers.
Susanto, A. (2013). Teori belajar & pembelajaran di sekolah
dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Trianto. (2013). Mendesain model pebeljaran inovatif progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. (2014). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Remaja
Rosdaharya.

j-PPras - Volume 1, Nomor 1, 2017 45


ISSN 2549-998X

46 http://www.j-ppras.org

Anda mungkin juga menyukai