Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SOSIALISASI (TAKS) DI RUANG MERPATI
RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG

Di Sususn Oleh : Kelompok I

1. Muhammad Havisd P, S. Kep


2. Rahma Dana Syafli, S. Kep
3. Shinta Nengsih M, S. Kep

Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

(Ns. Diana Arianti, M. Kep ) ( Ns. Edo Gusdiansyah, M. Kep )

Pembimbing Klinik

(Ns. Okrita Sunelvia Dewi, S. Kep )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN 2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

Topik : Terapi Aktivita Kelompok : Sosialisasi

Sesi ke : 7(Menyampaikan Pendapat Manfaat Kegiatan Kelompok)

Hari, tgl/bln/thn : Senin, 28 maret 2022

Pukul : 10.00 – 10.45 WIB

Sasaran : 6 orang yang telah melalui proses seleksi

Terapis : 1. Muhammad Havisd

2. Rahma Dana Syafli

3. Shinta Nengsih Mahardika

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
B. Landasan Teoritis
1. Gangguan Jiwa
Kesehatan jiwa memiliki berbagai definisi dan persepsi yang
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Stuart (2013) Gangguan jiwa adalah
pola psikologis yang diperlihatkan oleh individu berupa distress, gangguan
fungsi dan penurunan kualitas hidup.
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi terganggunya fungsi mental,
emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal, yang menjadi
kelompok gejala klinis yang disertai oleh penderita dan mengakibatkan
terganggunya fungsi humanistik individu (Dalami dkk, 2009).dalam jurnal
(Putra Vivin Roy Wardana , Mamnuah, 2015). Mulai dari perilaku
menghindar dari lingkungan, tidak mau berhubungan atau berbicara
dengan orang lain, berdiam saja hingga yang berbicara dengan tidak jelas.
Gangguan jiwa berdasarkan banyaknya fenomena yang saat ini
sering terjadi adalah dampak negatif dari isolasi sosial yang sering dikenal
dengan Skizofrenia. Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor
predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan
dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri sendiri, tidak
percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap
orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.
Keadaan ini menurut Kusumawati dan Hartono (2011) dapat menimbulkan
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai
berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari
terabaikan dalam jurnal (Efendi . S , Atih .R, 2012).
Dampak yang sering terjadi antara lain mengalami kecemasan, tidak
percaya diri,tidak mau berinteraksi, muncul halusinasi. Maka dari itu
untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan terapi yaitu
TAKS.
Terapi Aktivitas Kelompok : Sosialisasi merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk membantu dan
memfasilitasi klien untuk mampu bersosialisasi secara bertahap melalui
tujuh sesi untuk melatih kemampuan sosialisasi klien. (Efendi . S , Atih .R,
2012).
2. Terapi Aktifitas Kelompok : Sosial
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah
hubungan sosial.(Keliat & Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS) dilaksananakan dengan membantu
pasien melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat
berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
3. Jenis
Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) jenis Terapi Aktivitas
Kelompok secara umum terdiri dari 4 yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau Persepsi
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
c. Terapi Aktivitas Kelompo Orientasi Realitas
d. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4. Komponen Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Menurut (Keliat, 2005) komponen kelompok terdiri dari delapan
aspek, yaitu sebagai berikut :
a. Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi, proses
pengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok.
Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan
pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur
dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu
oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
b. Besaran Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok
kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota
kelompok kecil menurut Keliat dan Akemat (2005) adalah 7-10
orang, sedangkan menurut Rawlins, Williams, dan Beck (dalam
Keliat dan Akemat, 2005) adalah 5-10 orang. Anggota kelompok
terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika
terlalu kecil tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang
terjadi. Pada penelitian yang telah digunakan adalah menurut teori
Keliat dan Akemat yaitu sebanyak 10 orang.
c. Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi
fungsi kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi
kelompok yang tinggi (Keliat, 2005). Biasanya dimulai dengan
pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing
berupa terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada tujuan
kelompok, dapat satu kali atau dua kali perminggu; atau dapat
direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
d. Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah
mengobservasi dan menganalisa pola komunikasi dalam
kelompok. Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi
kesadaran pada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
e. Peran Kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam
kelompok. Ada tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan
anggota kelompok dalam kerja kelompok, yaitu maintenance
roles, task roles, dan individual role. Maintence role, yaitu peran
serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task
roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles adalah
self-centered dan distraksi pada kelompok
f. Kekuatan Kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok
dalam mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk
menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi
diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar dan siapa
yang membuat keputusan dalam kelompok.
g. Norma Kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok.
Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan
datang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini.
Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi dalam kelompok.
Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan normal kelompok,
penting dalam menerima anggota kelompok. Anggota kelompok
yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontak dan ditolak
anggota kelompok lain.
h. Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja
sama dalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota
kelompok untuk tetap betah dalam kelompok. Apa yang membuat
anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu
diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan.

5. Tujuan TAK Sosialisasi


Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) tujuan umum TAK
Sosialisai adalah pasien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap dan tujuan khususnya adalah :
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik
pembicaraan
e. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi
pada orang lain
f. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
C. Kriteria Anggota Kelompok

1. Pasien yang sehat fisik


2. Pasien yang sudah diintervensi oleh perawat
3. Pasien isolasi social yang sudah dapat bersosialisasi
4. Pasien yang dapat membaca dan menulis
5. Pasien yang menyetujui kontrak
D. Proses Selekesi
Aktivitas TAKS dilaksankan dalam tujuh sesi yang bertujuan untuk
melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien yang di indikasikan
mendapatkan TAKS adalah klien yang mengalami gangguan hubungan
sosial berikut :
1. Klien yang mengalami isolasi sosial yang telah mulai melakukan
interaksi interperonal
2. Klien yang mengalami kerusakan komunikasi verbal yang telah
beresppon sesuai dengan stimulus.
E. Uraian Struktur Kegiatan
1. Hari/ tanggal : Senin, 28 Maret 2022
2. Tempat kegiatan : Ruang Merpati
3. Waktu kegiatan : 45 menit
4. Anggota kelompok : Klien Yang Telah Lulus Melalui Tahap
Proses Seleksi
5. Metode kegiatan
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi tanya jawab
6. Media dan alat
a. Tape recorder/ speaker
b. Lagu yang berirama riang
c. Bola tenis
d. Buku catatan dan pulpen
e. Jadwal kegiatan pasien
7. Setting tempat

Keterangan :
Leader : Co Leader :

Fasilitator : Klien :

Observer : Pembimbing :
K
F. Mekanisme TAK
No. Waktu Kegiatan Terapis
1. 5 Menit 1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada Sesi 6 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi / Validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah telah latihan
berkenalan samaorang lain
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
menyampaikan manfaat enam kali
pertemuan TAKS
 Menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang akan meninggalkan
kegiatan kelompok, harus meminta izizn
kepada terapis
 Lama jegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.
2. 30 menit 3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD
palyyer dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
b. Pada saat musik dihentikan, anggota
kelompok yang memegang bola mendapat
kesempatan menyampaikan pendapat
tentang manfaat dari 6 kali pertemuan yang
telah berlalu
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota
kelompok menyampaikan pendapat
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota
kelompok dengan memberikan tepuk tangan
3. 10 menit 4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klian setelah mengikuti
TAKS
 Memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
 Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali
pertemuan yang lalu
b. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan tiap anggota kelompok tetap
melatih diri untuk enam kemampuan yang
telah dimiliki, baik di RS maupun di rumah.

G. Pengorganisaian Kelompok
Leader : Muhammad Havisd, S.Kep
Co Leader : Rahmadana Syafli, S.Kep
Observer : Shinta Nengsih M, S.Kep
Fasilitator : Messi Ratna Sari, S.Kep
Prilaki Pemimpin/Terapis yang diharapkan :
a. Prilaku yang ditampilkan oleh leader (peran leader)
1. Memimpin kegiatan TAKS dari awal sampai akhir
2. Mengatur jalannya kegiatan TAKS sampai selesai
3. Memfasilitasi semua anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan umpan balik
4. Sebagai role model
5. Menutup kegiatan TAKS
b. Prilaki yang ditampilkan oleh Co Leaderr
1. Membantu leader untuk mengorganisasikan anggota kelompok
2. Mengingatkan leader tentang waktu
3. Mengingatkan leader bila menympang dari topik
4. Menjadi role model bersama leader
5. Menulis pendapat klien selama kegiatan pelaksanaan TAKS
c. Prilaku yang ditampilkn oleh Observer
1. Mampu mengobsservasi jalannya kegiatan
2. Mengobservasi setiap respon klien (verbal/nonverbal)
3. Mencatat semua proses yang terjadi
4. Mencatat penyimpangan acara TAKS
d. Prilaku yang ditampilkan oleh Fasilitator
1. Memfasilitasi media dan alat serta absensi
2. Memotivasi klien untuk berperan aktif selama kegiatan
H. Proses Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Peserta tidak sesuai yang di harapkan dimana awalnya peserta
sebanyak 10 orang dan menjadi 8 orang karena keterbatasan pasien.
b. Media dan alat sesuai dengan perencanaan.
c. Tempat sesuai perencanaan tetapi waktu tidak sesuai perencanaan
terlambat 15 menit karena keterbatasaan ruangan.
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan berlangsung pasien tidak ada yang meninggalkan
tempat, pasien sangat koperatif dan sangat menyimak apa yang
disampaikan oleh leader.
b. Selama kegiatan berlangsung tidak ada yang meninggalkan
ruangan ataupun pergi dari ruangan.
c. Dari 6 orang pasien yang mengikuti TAK semuanya berperan aktif
dan mengikuti jalannya sebuah acara.
3. Evaluasi Hasil
a. 90% klien mengikuti kegiatan
b. 90% klien mampu menyebutkan pendapat secara jelas
c. 90% klien mampu menyebutkan pendapat secara ringkas
d. 90% klien mampu menyebutkan pendapat secara relevan
e. 90% klien mampu menyebutkan pendapat secara spontan
I. Penutup

Demikianlah proposal ini kami buat, Semoga dapat dilaksanakan sesuai

dengan rencana.

Padang, 28 Maret 2022


Ketua Kelompok

Muhammad Havisd, S.Kep


Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

(Ns. Diana Arianti, M.Kep) (Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep)

Pembimbing Klinik

(Ns. Okrita Sunelvia Dewi, S.Kep)


Kemampuan Verbal: menyebutkan manfat enam kali TAKS

Aspek yang Nama pasien


No
dinilai
1 Menyebutkan
manfaat dengan
Jelas
2 Menyebutkan
manfaat secara
ringkas

3 Menyebutkan
manfaat secara
relevan

4 Menyebutkan
manfaat secara
Spontan
JUMLAH

Kemampuan non verbal


Aspek Nama
No yang pasien
dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggu
3 nakan
bahasa
tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti

Anda mungkin juga menyukai