Anda di halaman 1dari 3

Tetanus

Pengertian
Berdasarkan buku neurology and neurosurgery illustrated, tetanus adalah
penyakit sistem saraf yang perlangsungannya akut dengan karakteristik spasme tonik
persisten dan eksaserbasi singkat. Tetanus merupakan penyakit yang cukup langka,
Namun, angka kejadiannya di negara-negara berkembang masih cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan kurang tersedianya program vaksinasi di negara-negara tersebut. Insiden
penyakit ini cukup banyak terjadi pada bayi baru lahir dan ibu yang tidak pernah
mendapatkan vaksinasi sebelumnya. Namun, angka kejadian pada orang-orang
berusia lanjut pun relatif tinggi.

Penyebab
Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani, bakteri gram positif,
anaerob, yang tahan terhadap panas dan sinar matahari yang hidup di benda berkarat
dan di tanah. Bakteri ini masuk melalui luka terbuka, luka karena benda berkarat, luka
bakar maupun luka karena gigitan hewan. Setelah menginfeksi luka bakteri ini akan
mengeluarkan neurotoksin yang disebut tetanospasmin. Tetanospasmin ini akan
merusak jaringan sekitar luka dan menyebabkan otot-otot menjadi kaku, kejang
hingga kematian. Karena itu sangat disarankan untuk dilakukan perawatan luka oleh
tenaga medis agar luka benar-benar bersih. Waktu yang dibutuhkan dari masuknya
kuman sampai dengan timbulnya gejala awal berupa kekakuan otot bervariasi antara
1-60 hari dan dari munculnya gejala sampai terjadinya kejang antara 1-7 hari.

Gejala
Gejala tetanus bervariasi dari kekakuan otot disekitar infeksi, kekakuan otot-otot
wajah, kekakuan anggota gerak dan batang tubuh, kesulitan menelan, demam sampai
kejang hebat. Kekakuan hampir selalu terjadi pada otot leher dan rahang yang
mengakibatkan kesulitan membuka mulut. Ada 4 macam tetanus :
1. Tetanus lokal
Infeksi jenis lokal cukup jarang terjadi. Tanda-tanda dan gejala yang muncul biasanya
berupa kejang otot dan kekakuan disertai rasa sakit pada otot disekitar luka. Tingkat
keparahannya pada masing-masing penderita umumnya bervariasi. Selain itu,
kesempatan untuk bertahan hidup dari infeksi jenis lokal relatif besar.Tetanus lokal
dapat berkembang menjadi tetanus umum.

2. Tetanus sefalik
Tetanus jenis ini merupakan yang paling jarang ditemukan. Masa inkubasi dari jenis
sefalik relatif singkat, yaitu hanya memakan waktu sekitar 1-2 hari. Bentuk tetanus
lokal yang mengenai wajah yang disebabkan oleh luka pada daerah kepala atau
infeksi telinga kronis. Gejalanya berupa kesulitan membuka mulut, kesulitan menelan,
dan kekakuan otot wajah yang membuat wajah seperti menyeringai.

3. Tetanus umum/generalisata
Jenis ini adalah termasuk yang paling umum terjadi, dengan angka kejadian sekitar
85-90% dari seluruh kasus infeksi C. tetani yang ada. Baik luka kecil maupun luka
berat dapat memicu terjadinya penyakit ini. Periode inkubasi atau waktu yang
dibutuhkan untuk munculnya gejala-gejala tergantung pada seberapa jauh lokasi luka
dengan sistem saraf pusat. Gejala yang paling umum terlihat pada jenis ini adalah rasa
kaku pada rahang (lockjaw). Sekitar 75% penderita merasakan gejala tersebut.Gejala
klinis dapat berupa berupa kesulitan membuka mulut, kekakuan leher, susah menelan,
kekakuan dada dan perut, rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum
yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan
kesadaran yang tetap baik.

4. Tetanus neonatorum
Jenis ini merupakan bagian dari tetanus umum. Infeksi neonatal lebih banyak terjadi
di negara-negara berkembang dan menyebabkan hampir setengah dari seluruh kasus
kematian bayi baru lahir. Penyebab utamanya adalah proses bersalin yang kurang
bersih, serta terlahir dari ibu yang belum pernah menerima imunisasi. Kemungkinan
penyakit ini berujung pada kematian cukup besar, yaitu sekitar 70%.Tetanus yang
terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi tali pusat, Gejala yang sering
timbul adalah ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, rewel, diikuti oleh
kekakuan otot.

Diagnosis
Untuk mendiagnosis tetanus, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami oleh
pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemriksaan fisik, khususnya pada otot dan
sistem saraf pasien. Penderita tetanus tidak dibutuhkan pemeriksaan laboratorium,
namun, ketika pasien terdapat luka yang diduga terdapat infeksi tetanus, dapat
dilakukan pemeriksaan penyebab tetanus dari bakteri di laboratorium untuk
menemukan keberadaan bakteri.

Pengobatan
Pengobatan tetanus yang utama meliputi:
-Penanganan luka
pada umumnya terjadi berupa luka tertusuk benda tajam. Sehingga perlu
dilakukan perluasan luka dengan cross incisi kemudian luka dibersihkan
menggunakan antiseptik bahkan jika perlu akan dilakukan pembersihan luka di ruang
operasi.
-Pemberian antitoksin tetanus.
Pemberian ATS atau anti tetanus serum dan HTIG atau Human
Tetanoimunoglobulin untuk menetralkan neurotoksin clostridium tetani.
-Pemberian antibiotik.
Pemberian antibiotik metronidazol atau penicilin melalui pembuluh darah untuk
membunuh bakteri penyebab tetanus.
-Antikonvulsan.
Pemberian obat obat yang dapat mencegah atau mengurangi kejang (konvulsan)
juga bisa dilakukan, seperti diazepam.
Pada beberapa kasus berat pasien dirawat dalam suatu ruangan intensif dengan
pengawasan yang ketat untuk menjauhkan pasien dari rangsangan yang dapat memicu
timbulnya kejang pada pasien dengan tetanus.

Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya tetanus adalah dengan melakukan vaksinasi tetanus
sebanyak 3 kali pada anak sebelum usia 1 tahun. Vaksin tetanus diberikan bersama
dengan vaksin difteri dan pertusis (vaksin DPT). Untuk mencegah tetanus pada bayi
baru lahir dilakukan vaksin tetanus saat sebelum menikah dan saat hamil. Perawatan
luka juga penting untuk mencegah tetanus. Jika anda belum pernah menerima vaksin
tetanus dan luka anda cukup dalam dan kotor, segera kunjungi fasilitas kesehatan
terdekat.

Anda mungkin juga menyukai