Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D

Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kontstruksi pondasi ialah bagian yang menghubungkan baik gedung,


pagar maupun yang lain dengan tanah. Tanah harus menerima beban dari
bangunan tersebut dan pondasi harus membagi beban tersebut, sehingga tekanan
tanah tidak terlewati. Pondasi harus diperhitungkan dengan sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan dari angin, gempa dan lain-lain
(Heinz F., 1999). Selanjutnya yang tidak kalah penting dalam proses pembagunan
yankni kondisi tanah kestabilan tanah di bawah pondasi bangunan. Sehingga
sangat perlu dilakukan kajian yang baik sebelum peletakan pondasi bangunan.

Metode resistivitas selama ini cukup baik dalam memodelkan kondisi


bawah permukaan (tanah dan batuan). Metode ini menggunakan media listrik
yang kemudian diinjeksikan ke bawah permukaan tanah kemudian material-
material tersebut memberikan respon berupa nilai beda potensial. Arus listrik di
alirkan melalui media konduktor berupa elektroda yang ditancapkan pada
permukaan tanah yang kemudian menimbulkan adanya bedapotensial. Dari dua
parameter tersebut kemudian didapatkan nilai resistivitasnya. Nilai resistivitas
tersebut kemudian dimodelkan berupa penampang 1D dan 2D. Biasanya nilai
resistivitas menengah sampai tinggi merupakan material yang cukup baik sebagai
alas pondasi yang berarti berupa tanah yang stabil yang tidak dipengaruhi patahan
geologi maupun konsentrasi air tanah.

Secara geologi daerah Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung


Jabung Timur Provinsi Jambi tersusun atas Alluvium yang berumur quarter (Qa)
berupa kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung, ditunjukan pada gambar 1.1.
Sehingga jika dilakukan pembangunan konstruksi bangunan sangat
memungkinkan.

1
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Gambar 1.1: Peta geologi daerah survei

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada survei ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi litologi bawah permukaan berdasarkan model


penampang nilai resistivitas?
2. Apakah memungkinkan dari kondisi litologi tersebut dibangun konstruksi
pagar?
1.3 Tujuan Survei
Tujuan dari survei ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi litologi bawah permukaan berdasarkan model
penampang nilai resistivitas.
2. Mengetahui tingkat seberapa baik kondisi litologi bawah permukaan
untuk pembangunan pagar.

2
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Dasar Metode Geolistrik Resistivitas


Geolistrik merupakan metode untuk memetakan kondisi dibawah
permukaan bumi dengan memanfaatkan respon sifat kelistrikan dengan cara
menginjeksikan arus ke bawah permukaan melalui dua buah elekroda arus. Jenis
arus yang diinjeksikan adalah direct current. Arus yang dinjeksikan tadi,
menimbulkan bedapotensial yang diterima oleh dua buah elektroda potensial.
Metode resistivitas didasarkan pada hukum Ohm, dengan persamaan sebagai
berikut:
(2.1)
Dengan ΔV merupakan beda potensial yang dinyatakan dengan volt (V) dan I
merupakan arus yang dinyatakan dengan ampere (A).

Ekperimen pada medium konduktor dengan bahan yang sama dengan


hasil, nilai hambatan jenis berbanding lurus dengan panjang L (m) dan berbanding
terbalik dengan luas penampang konduktor A (m2).

Gambar 2.1 skema penjalaran arus pada medium konduktor berbentuk


balok bersifat homogen memiliki panjang L dan luas permukaan A
(Reynolds, 2011)

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa balok dialiri daliri oleh arus dengan panjang sisi
L (m) melewati permukaan balok dengan luas permukaan A (m2). Sehingga
terdapat hambatan R (Ω) yang menimbulkan adanya bedapotensial ΔV pada dua

3
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

sisi balok. Hambatan pada medium tersebut dapat dituliskan sebagai persamaan
berikut:

(2.2)

Kemudian subtitusikan persamaan 2.1 ke dalam persamaan 2.2 maka diperoleh


persamaan resistivitas:

(2.3)

Resistivitas (Ωm) berbanding terbalik dengan konduktivitas σ (S/m), sehingga


dapat dituliskan sebagai berikut:

(2.4)

Gambar 2.2 Arus mengalir pada sebuah medium kondukor (kawat)

Pada gambar 2.2 bahwa kedua ujung kawat L terdapat beda potensial ( )
sehingga menyebabkan adanya kuat medan listrik E (N/C) dan rasio
merupakan rapat arus J (A/m2). Hal ini sesuai dengan konsep hukum Ohm
sehingga persamaan 3.3 dapat disusun kembali seperti berikut ini:

atau (2.5)

2.2 Potensial pada Medium Homogen

Jika δA merupakan elemen permukaan dan J merupakan rapat arus (A/m2),


maka arus yang melewati δA adalah . Rapat arus J dan medan listrik E (V/m)
sesuai dengan hukum Ohm:

4
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

(2.6)

dengan σ merupakan konduktivitas medium (S/m). dan E adalah medan listrik


(V/m). Penurunan tegangan dari dua titik di permukaan dapat dijelaskan oleh
gradien potensial pada gambar 2.2. Diketahui bahwa E merupakan gradien negatif
dari potensial skalar yang ditunjukan pada persamaan berikut:

(2.7)

sehingga persamaan 2.6 menjadi:

(2.8)

Jika maka persamaan 2.8 dapat ditulis sebagai berikut:

( ) (2.9)

Persamaan 2.9 di atas menggunakan operator terhadap vektor dan skalar, maka
dapat ditulis sebagai berikut:

(2.10)

Jika konstan pada suatu medium, maka dapat diperoleh persamaan laplace
berupa potensial harmonik berikut:

(2.11)

2.3 Elektroda Berarus Tunggal di Permukaan Bumi

Sebuah elektroda ditancapkan pada permukaan medium yang homogen


isotropis. Elektroda tersebut mengalirkan arus ke bawah permukaan yang
mengakibatkan adanya equipotensial setengah bola dan mengalir sampai tak
terhingga seperti ditunjukkan oleh gambar 2.3. Untuk mencari nilai potensialnya
digunakan persamaan laplace (sistem koordinat bola) berikut:

5
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Gambar 2.3: Skema penjalaran arus tunggal pada medium homogen

Persamaan Laplace yang berkaitan dengan hal ini dalam koordinat bola
adalah:

( ) ( )

Mengingat arus yang mengalir pada bumi dalam keadaan statis dimana arah θ dan
ϕ tidak ada, maka persamaan di atas menjadi:

( ) (2.12)

Persamaan 2.12 dapat ditulis sebagai persamaan 2.13 berikut, karena persamaan
2.12 merupakan hasil turunan parsial dari persamaan 2.13 berikut,

( )=0 (2.13)

Selanjutnya pada persamaan 2.13 dipindahkan pada sisi sebelahnya, maka

persamaan diatas menjadi:

( )=0 (2.14)

Persamaan 2.14 kemudian diintegralkan didapatkan:

(2.15)

6
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Kemudian diintegralkan lagi didapatkan:

(2.16)

Dengan B dan C konstan, karena V=0 ketika r= ∞, kemudian C=0. Kemudian


arus mengalir melalui medium setengah bola dengan luas dan
(berdasarkan persamaan 2.5). Maka total arus yang melewati bidang
setengah bola tersebut adalah

(2.17)

Persamaan 2.15 disubtitusikan ke persamaan 2.17 maka didapatkan:

dan (2.18)

Sedangkan untuk nilai V pada r, didapatkan dengan subtitusi persamaan 2.16 pada
persamaan 2.18 maka didapatkan:

(2.19)

2.4 Elektroda Berarus Ganda di Permukaan Bumi

Elektroda berarus ganda yakni dua buah elektroda arus (C1 dan C2)
diletakkan di atas permukaan bumi kemudian mengalirkan arus terhadapnya
selanjutnya dari aliran arus tersebut menimbulkan beda potensial yang ditangkap
oleh dua buah elektroda potensial P1 dan P2 seperti ditunjukkan pada gambar 2.4
berikut:

7
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Gambar 2.4: Skema penjalaran arus pada elektroda ganda (Kholifah, 2019)
Dengan menggunakan persamaan 2.19 di atas dapat ditentukan nilai potensial
akibat sumber arus C1 dan C2 pada P1 dan P2 yakni sebagai berikut:

( ) (2.20)

( ) (2.21)

Maka didapatkan bedapotensial:

{( ) ( )} (2.22)

atau
(2.23)

dimana K merupakan faktor geometri yang bergantung pada susunan konfigurasi


elektroda. Untuk mengetahui nilai K yakni menentukan jarak antar elektroda
dengan persamaan sebagai berikut:
(2.24)
( )

2.5 Resistivitas Semu

Asumsi bahwa bumi merupakan medium yang homogen istropis, ketika


melakukan pengukuran pada suatu konfigurasi elektroda untuk mendapatkan nilai
ΔV dan I, kemudian memperoleh nilai resistivitas (ρ) maka, nilai resistivitas yang

8
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

didapatkan disebut resistivitas sebenarnya ( ). Namun pada kenyataannya Bumi


tidaklah berbentuk homogen istropis, melainkan terdiri dari lapisan-lapisan yang
heterogen, sehingga nilai resistivitas yang didapatkan dari suatu konfigurasi
elektroda ini disebut resistivitas semu ( ) (Telford, dkk, 1990). Hal ini berkaitan
dengan perubahan relatif elektroda. Persamaan yang berlaku adalah persamaan
(2.25) kemudian disusun kembali menjadi:

{( ) ( )}

(3.25)

Dengan K merupakan faktor geometri.

2.6 Resistivitas Batuan

Harga resistivitas batuan tergantung pada sifat jenis materialnya seperti


porositas, ukuran dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air dan lain-lain. Arus
listrik mengalir di material dalam bumi pada kedalaman dangkal melalui dua
metode utama, yaitu konduksi elektronik dan konduksi elektrolit. Dalam konduksi
elektronik, aliran arus melalui elektron bebas, seperti dalam logam. Dalam
konduksi elektrolit, aliran adalah melalui gerakan ion dalam air tanah. Resistivitas
batuan umum, bahan tanah dan bahan kimia batuan beku dan metamorf biasanya
memiliki nilai resistivitas tinggi. Resistivitas batuan sangat tergantung pada
derajat keretakan, dan persentase dari retakan yang dapat diisi dengan air tanah.
Jadi jenis batuan yang diberikan dapat memiliki berbagai macam tahanan,
tergantung pada basah atau kering. (Reynolds, 2011). Berikut ini tabel 2.1
ditunjukkan rentang nilai resistivitas masing-masing material dan batuan.

9
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Tabel 2.1 rentang nilai resistivitas masing-masing material dan batuan


(Telford, dkk, 1990)

Jenis Batuan Nilai Resistivitas (Ω.m)

Batupasir
Batulanau
Batugamping
Granit
Basalt
Lempung
Air tanah
Kerikil kering
Aluvium

2.7 Konfigurasi Dipole-dipole

Konfigurasi Dipole-dipole dapat digunakan dalam memetakan kondisi


bawah permukaan secara dua dimensi yaitu secara lateral (mapping) dan sounding
secara bersamaan yakni dengan menggeser elektroda tegangan sejauh na, maka
akan didapatkan data secara sounding. Sedangkan untuk mendapatkan data secara
lateral dengan memindahkan elektroda arus searah dengan pergerakkan elektroda
tegangan (Rahmah, 2009).
Susunan elektroda konfigurasi Dipole-dipole dapat dilihat pada gambar
2.5 di bawah ini. Spasi antara dua elektroda arus dan dua elektroda potensial sama
yaitu a. Sedangkan jarak antara elektroda C2 dan P1 adalah sebesar na. Nilai n
pada saat pengukuran biasanya n=1 sampai n=6. Jika n semakin besar biasanya
noise yang dihasilkan semakin besar pula.

10
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Gambar 2.5: Susunan elektroda Konfigurasi Dipole-dipole

Dari skema gambar 2.5 di atas, maka nilai masing-masing r adalah sebagai
berikut:

r1 = na

r2 = na + a = a(n+1)

r3 = na + a = a(n+1)

r4 = na + 2a= a(n+2)

Maka,

{( ) ( )}

{ }
( ) ( ) ( )

{ }
( )( )

Sehingga resistivitas semunya adalah:

11
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

( )( )

atau

Dengan faktor geometri Konfigurasi Dipole-dipole adalah


( )( ) (2.26)

12
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

BAB III
METODE SURVEI

3.1 Waktu dan Lokasi Survei


Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 06 – 16 Maret 2022 di Desa
Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Berikut gambar 3.1 lokasi pelaksanaan survei.

Gambar 3.1: Lokasi survei


Pelaksanaan survei menggunakan metode Resistivitas 2D konfigurasi
Dipole-dipole sebanyak 1 lintasan. Konfigurasil Dipole-dipole disimbolkan
dengan garis berwarna merah dengan masing panjang lintasan sejauh 140 m, spasi
antar eletroda (a) sejauh 10 m dengan faktor spasi (n) 1-6.
Pengaturan Konfigurasi Dipole-dipole (2D) seperti pada gambar 3.2
dimana elektroda C1C2 dan elektroda P1P2 spasinya masing-masing sejauh a (10
m). Selanjutnya elektroda C1C2 dan P1P2 tersebut dipisahkan sejauh 1 ≤ n ≤ 7.
Nilai resistivitas semu (ρa) yang terukur secara horizontal yakni pada titik tengah
antara elektroda C1C2 dan P1P2 dan nilai resistivitas (ρa) yang terukur secara

13
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

vertikal yakni jarak antara elektroda C1C2 dan P1P2 yang diperlebar sampai pada
akhir lintasan dalam hal ini sampai pada n = 7. Data yang terukur tersebut pada
titik perpotongan 450 di tengah elektroda arus dan elektroda potensial

Gambar 3.2: Susunan elektroda Konfigurasi Dipole-dipole

3.2 Instrumen Pengukuran


3.2.1 Alat dan Perlengkapan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan alat geolistrik Naniura dengan spesifikasi


yakni besar arus yang dihasilkan mencapai 200 mA, potensial mencapai ± 2.500
mV. Peralatan lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Rincian Peralatan pengukuran resistivitas 2D


No. Peralatan Jumlah (buah)
1 Resistivitymeter Naniura 1
2 Kabel konektor elektroda 4
3 Kabel power 2
4 Elektroda 8
5 Aki 12 V 1
6 GPS Garmin 2
7 Kompas Geologi 2
8 Palu 4
9 Multimeter 1
10 Handy Talky 3
11 Kalkulator 1
12 Man 2
13 Toolkit 1
14 Peta desain survey 1

14
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

3.2.2 Alat Pengolahan Data

Data-data hasil dari pengukuran lapangan selanjutnya memerlukan


beberapa software yang sesuai untuk menghitung dan memodelkan nilai-nilai
resistivitas semu yang telah dihitung. Software-software tersebut ditunjukkan pada
tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Daftar Software yang digunakan
No. Software Kegunaan
1 Res2dinv ver.3.54.44. Pengolahan data pengukuran 2D
4 Arview GIS Pembuatan peta kontur, peta desain survei
5 Ms. Excel 2010 Perhitungan nilai resistivitas semu 1D dan
2D
6 Notepad Penyimpanan data pengolahan

3.3 Akuisisi Data Lapangan

Lintasan pengukuran Konfigurasi Dipole-dipole dilakukan sebanyak 1


lintasan dengan panjang lintasan 140 m. Pengukuran dilakukan dengan cara
menginjeksikan arus ke bawah permukaan bumi melalui 4 elektroda.
Parameter fisis yang didapatkan berupa nilai arus (I), nilai tegangan (ΔV)
serta nilai hambatan (R). Sehingga nilai resistivitas semu (ρ) yang dihasilkan
yakni dari perkalian nilai hambatan (R) dan faktor geometri (K).

Berikut ini merupakan langkah-langkah akusisi data Konfigurasi Dipole-


dipole,
1. Mengatur elektroda arus dan elektroda tegangan seperti pada gambar 3.3
pada bentangan terpendek.
2. Menyambungkan alat resistivitymeter dengan kabel konektor elektroda.
3. Menyambungkan alat resistivitymeter dengan sumber arus (Aki) kemudian
menghidupkannya.
4. Mengatur besar arus pada alat resistivitymeter sebesar 8 mA.
5. Menginjeksikan arus dimulai pada bentangan elektroda n=1.
6. Mencatat nilai arus, beda potensial dan hambatan yang terukur.

15
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

7. Menghitung nilai resistvitas semu (ρa).


8. Memindahkan elektroda pada titik selanjutnya.
9. Mengulangi langkah 5 sampai langkah 8 sampai selesai.

3.4 Pengolahan dan Interpretasi Data

Pengolahan data dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran model


bawah permukaan dengan menggunakan beberapa software diantaranya untuk
menghitung data memakai Ms. Excel 2010, dan selanjutnya menggunakan
Notepad untuk menyimpannya. Res2dinv ver.3.54.44. Setelah proses pengolahan
ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan nilai error terkecil sehingga
menghasilkan gambaran model geologi yang mendekati sebenarnya di lapangan.
Pengolahan data menggunakan software Res2dinv ver.3.54.44. Software
ini memiliki karakterristik pemodelan dua kali yakni pemodelan maju dan
pemodelan balik dari nilai resistvitas semu (ρa). Pada proses pemodelannya
terdapat pseudosection yang terukur dan terhitung, kemudian dari data ini
dilakukan perbandingan yang menghasilkan nilai Root Mean Square (RMS) error.
Sehingga jika data menghasilkan RMS Error yang cukup tinggi dilakukan proses
cut-off dan selanjutnya dari hasil cut-off tersebut disimpan kembali kemudian
dilakukan inversi ulang sampai mendapatkan nilai error yang kecil.

16
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

BAB IV

HASIL DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Hasil Survei

Setelah melakukan pengukuran lapangan dan perhitungan data,


selanjutnya melakukan pengolahan data model 2D menggunakan perangkat lunak
Res2dinv dan mendapatkan hasil seperti pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1: Model penampang 2D lintasan geolistrik resistivitas

4.2 Interpretasi Data


Dari gambar 4.1 didapatkan model sedalam 31,2 m yang secara umum ada
2 karakteristik rentang nilai resistivitas yakni nilai resistivitas pertama pada
rentang 0,4 – 40 ohm.m pada kedalaman 0,8 – 31,2 m bahkan pada kedalaman di
bawahnya. Berdasarkan tabel nilai resistivitas Telford (1990) dan M.H Loke
(1996 dan 2004) menyatakan bahwa pada rentang nilai tersebut diduga berupa

17
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

endapan pasir terisi air sebab nilai reisitivitas yang cukup rendah. Pada gambar
4.1 ditunjukkan dengan warna biru.
Kedua, pada rentang nilai resistivitas 41 – 1100 ohm.m yang ditunjukkan
dengan warna kuning gading pada kedalaman mulai 0 – tak terhingga (pada data
ini sampai kedalaman 31 m). Pada rentang nilai ini diduga sebagai endapan
lempung. Pada ditunjukan dengan warna kuning gading. Pada lintasan ini pula
tidak terdapat adanya indikasi patahan geologi yang dapat menjadi zona lemah
untuk struktur bangunan terutama jika terjadinya gempa bumi.
Untuk pembangunan kontruksi dalam hal ini kontruksi pagar disarankan
dibangun pada lintasan yang tidak terdapatnya air permukaan yakni pada meter 20
– 60 m karena konsentrasi air pada tanah aluvial dapat menyebabkan
ketidakkokohan konstruksi. Untuk lintasan setelah 60 m cukup memungkinkan
dapat di bangun konstruksi pagar walaupun di beberapa titik seperti pada meter
80 m dan 100 m masih terdapat adanya spot spot air yang.

18
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil survei dan interpretasi data, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kondisi bawah permukaan pada lintasan geolistrik berdasarkan data
geolistrik dan geologi yakni berupa endapan lempung dengan nilai
reistivitas 41 – 1100 ohm.m dan endapan pasir terisi oleh air pada rentang
nilai resitivitas 0,4 – 40 ohm.m.
2. Kondisi bawah permukaan pada lintasan geolistrik tersebut masih
memungkinkan dilakukan pembangunan kontruksi berupa pagar pada
lintasan 60 m sampai 140 m yakni pada endapan lempung dan tidak ada
indikasi adanya patahan geologi.
5.2 Saran
Dari hasil survei tersebut terdapat beberapa saran yakni:
1. Lintasan geolistrik diupayakan tidak hanya 1 lintasan, jika pembagunan
pagar lebih panjang dari cakupan 1 lintasan geolistrik dan juga untuk
melihat kondisi di bawah permukaan lebih luas lagi
2. Dapat dilakukan pemboran dangkal untuk melengkapi data geolistrik ini.

19
LAPORAN SURVEI GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D
Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz, 1999, Ilmu Konstruksi Bangunan 1, Kanisius, Yogyakarta

Kholifah, 2019, Potensi Akuifer dengan Menggunakan Metode Geolistrik dan


Kajian Ekonominya untuk Pengembangan Peternakan Closed House PT.
Maju Makmur Di Desa Surjo Kecamatan Bawang Kabupaten Batang
Jawa Tengah, Program Studi Fisika Fakultas MIPA UGM, Yogyakarta.

Loke, M. H., 1996, Electrical Imaging Surveys for Environmental and


Engineering Studies, A practical guide to 2-D and 3-D surveys, diunduh
pada http://www.geo.mtu.edu/~ctyoung/LOKENOTE.PDF

Loke, M. H., 2004, Electrical Imaging Surveys for Environmental and


Engineering Studies, A Practical Guide to 2-D and 3-D Surveys, diunduh
pada http://www.geo.mtu.edu/~ctyoung/LOKENOTE.PDF

Mangga S. Andi, Santosa S., dan Hermanto B., 1993. Peta Geologi Lembar
Jambi, Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung

Rahmah, S., 2009. Pencitraan Dua Dimensi Data Resistivity dan Induced
Polarization untuk Mendelineasi Deposit Emas Sistem Epithermal di
Daerah “X”. Skripsi FMIPA UI.

Reynolds, J.M., 2011, An Introduction to Applied and Environmental Geophysics,


Second Edition, JohnWiley and Sons, Ltd., UK
Telford, W. M., Geldart, I. P., and Sheriff, R. E., 1990, Apllied Geophysics
Second Edition. New York: Cambridge University Press.

Todd, D.K., and Mays, L.W., 2005, Groundwater Hydrology 3nd edition, John
Wiley & Sons. Inc., New York.

20
LAMPIRAN

21
DATA LAPANGAN:
X a n na C2 C1 P1 P2 I V K ρ
0 10 1 10 0 10 20 30 177 14 188.4 14.9017
10 10 1 10 10 20 30 40 123 7.2 188.4 11.0283
20 10 1 10 20 30 40 50 103 7.9 188.4 14.4501
30 10 1 10 30 40 50 60 101 6.1 188.4 11.3786
40 10 1 10 40 50 60 70 140 14.2 188.4 19.1091
50 10 1 10 50 60 70 80 275 59.2 188.4 40.5574
60 10 1 10 60 70 80 90 225 43.4 188.4 36.3403
70 10 1 10 70 80 90 100 176 26.9 188.4 28.7952
80 10 1 10 80 90 100 110 125 19.2 188.4 28.9382
90 10 1 10 90 100 110 120 110 17 188.4 29.1164
100 10 1 10 100 110 120 130 87 33.6 188.4 72.7614
110 10 1 10 110 120 130 140 106 22.3 188.4 39.6351

0 10 2 20 0 10 30 40 145 5.9 753.6 30.6637


10 10 2 20 10 20 40 50 129 5.2 753.6 30.3777
20 10 2 20 20 30 50 60 187 6.2 753.6 24.9857
30 10 2 20 30 40 60 70 114 4.6 753.6 30.4084
40 10 2 20 40 50 70 80 197 9.1 753.6 34.811
50 10 2 20 50 60 80 90 236 12.2 753.6 38.9573
60 10 2 20 60 70 90 100 166 6.4 753.6 29.0545
70 10 2 20 70 80 100 110 132 4.5 753.6 25.6909

22
80 10 2 20 80 90 110 120 124 5.1 753.6 30.9948
90 10 2 20 90 100 120 130 121 6.2 753.6 38.6142
100 10 2 20 100 110 130 140 98 5.8 753.6 44.6008

0 10 3 30 0 10 40 50 145 2.3 1884 29.8841


10 10 3 30 10 20 50 60 126 2.6 1884 38.8762
20 10 3 30 20 30 60 70 114 1.6 1884 26.4421
30 10 3 30 30 40 70 80 144 2.4 1884 31.4
40 10 3 30 40 50 80 90 202 2.5 1884 23.3168
50 10 3 30 50 60 90 100 266 4.7 1884 33.2887
60 10 3 30 60 70 100 110 158 2.3 1884 27.4253
70 10 3 30 70 80 110 120 137 2.4 1884 33.0044
80 10 3 30 80 90 120 130 131 2.5 1884 35.9542
90 10 3 30 90 100 130 140 119 2.7 1884 42.7462

0 10 4 40 0 10 50 60 145 9.4 3768 244.27


10 10 4 40 10 20 60 70 126 2.0 3768 59.8095
20 10 4 40 20 30 70 80 122 1.1 3768 33.9738
30 10 4 40 30 40 80 90 120 0.8 3768 25.12
40 10 4 40 40 50 90 100 214 0.8 3768 14.086
50 10 4 40 50 60 100 110 243 2.1 3768 32.563
60 10 4 40 60 70 110 120 167 1.3 3768 29.3317
70 10 4 40 70 80 120 130 140 1.5 3768 40.3714

23
80 10 4 40 80 90 130 140 108 3.0 3768 104.667

0 10 5 50 0 10 60 70 145 1.2 6594 54.571


10 10 5 50 10 20 70 80 122 1.0 6594 54.0492
20 10 5 50 20 30 80 90 108 2.6 6594 158.744
30 10 5 50 30 40 90 100 170 0.4 6594 15.5153
40 10 5 50 40 50 100 110 376 1.4 6594 24.5521
50 10 5 50 50 60 110 120 245 1.5 6594 40.3714
60 10 5 50 60 70 120 130 171 1.1 6594 42.4175
70 10 5 50 70 80 130 140 133 0.9 6594 44.6211

0 10 6 60 0 10 70 80 145 1.4 10550.4 101.866


10 10 6 60 10 20 80 90 123 0.3 10550.4 25.7327
20 10 6 60 20 30 90 100 105 2.3 10550.4 231.104
30 10 6 60 30 40 100 110 170 0.5 10550.4 31.0306
40 10 6 60 40 50 110 120 375 0.9 10550.4 25.321
50 10 6 60 50 60 120 130 243 1.1 10550.4 47.759
60 10 6 60 60 70 130 140 208 0.8 10550.4 40.5785

0 20 3 60 0 20 80 100 170 0.8 3768 17.7318


20 20 3 60 20 40 100 120 111 0.7 3768 23.7622
40 20 3 60 40 60 120 140 218 0.8 3768 13.8275
0

24
0 20 4 80 0 20 100 120 170 0.7 7536 31.0306
20 20 4 80 20 40 120 140 115 0.5 7536 32.7652

0 20 5 100 0 20 120 140 170 0.5 13188 38.7882

25

Anda mungkin juga menyukai