Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM 1

MEDICAL EMERGENCY UNIT AND STANDARD EQUITMENT AND


MATERIALS IN MEDICAL EMERCENCY UNIT

MATA KULIAH KEGAWATDARURATAN DALAM

PELAYANAN KESEHATAN GIGI

Dosen Pembimbing : Sariyem, S.Si. T, M.Kes

Disusun Oleh :

Awanda Ayu Suryani Yuniesya

P1337425220033

Kelompok 4 / Kelas A

JURUSAN KESEHATAN GIGI

PRODI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI

POLTEKES KEMENKES SEMARANG

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran dengan metode siswa


melakukan percobaan mengenai sesuatu yang dipelajari. Metode pembelajaran  dengan
praktikum memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain. Dengan dilakukan kegiatan praktikum dapat meningkatkan partisispasi siswa baik
secara individu maupun kelompok, meningkatkan pengetahuan serta keterampilan siswa.
Dengan dilakukan metode pembeljaran dengan praktikum siswa belajar untuk berfikir
melalui prinsip-prinsip yang diterapkan dalam kegiatan praktikum. (Djamarah,2009)

Praktikum Medical Emergency Unit & Standard Equipment and Materials in Medical
Emergency Unit pada mata kuliah Kegawatdaruratan dalam Pelayanan Kesehatan Gigi
oleh mahasiswa tingkat 2 semester 4 jurusan Terapi Gigi. Pada praktikum ini mempelajari
tentang Gawat Darurat, Instalasi Gawat Darurat, proses dan kegiatan dalam IGD, dan
SPDGT.

Rangkaian kegiatan praktikum diawali dengan mencari bahan materi dan video di
internet terkait topik materi praktek. Kemudian mahasiswa membuat power point dan
mempersentasikan hasil kerja dari kelompok serta melakukan diskusi dan tanya jawab
dengan dosen pembimbing. Rangkaian kegiatan terakhir yaitu mahasiswa diberikan tugas
untuk menyusun laporan dari power point yang dibuat dan diskusi yang telah dilkaukan
dengan dosen pembimbing.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gawat Darurat
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segara untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Menurut PMK RI No. 19
Tahun 2016 Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
Perbedaan Gawat dan Darurat :
- Gawat adalah suatu keadaan atau kejadia yang bersifat mengancam nyawa namun
tidak memerlukan penanganan segera.
- Darurat adalah keadaan dimana seorang pasien membutuhkan penanganan segera
paling lambat 10 menit setelah datang di UGD. Keadaan darurat ini tidak selalu
mengancam nyawa, namun penanganan yang lambat bisa saja berdampak pada
terancam nya nyawa seseorang.

B. Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus
dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit
akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar (DepKes RI, 1992).
1. Prinisp pelayanan IRD :
a) Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan Gawat Darurat yang
memiliki kemampuan: melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus
gawat darurat dan melakukan resusitasi dan stabilitasi (life saving)
b) Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat
memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam
seminggu,
c) Berbagai nama untuk Instalasi/unit pelayanan Gawat Darurat di Rumah
Sakit diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d) Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangan
kasus gawat darurat
e) Pasien Gawat Darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit
setelah sampai di IGD
f) Organisasi IGD di dasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi
dan terintegrasi struktur organisasi fungsional
g) Setiap Rumah Sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan
Gawat Daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi
2. Traise IRD
Triase adalah usaha pemilihan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penananganan dan sumber daya yang ada (Julianto, 2003)
Menurut Pusponegoro, D.A, dkk (2007) triase adalah pemilihan penderita
menurut beratnya keadaan Gawat Darurat. Triase ini bukan mengobati, namun
hanya memilah (memilih dan memisahkan). Memprioritaskan yang mempunyai
harapan hidup yang lebih baik
3. Labelisasi Warna pada IRD
a. METTAG ( triage tagging system)
1) Prioritas Nol (Hitam): Mati atau jelas cedera fatal, tidak mungkin
diresusitasi,
2) Prioritas Pertama (Merah): Gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera
kepala/maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat, luka bakar berat,
3) Prioritas Kedua (Kuning): Cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa
gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok.
b. Sistim Triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid
Transportation)
Penuntun lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik,
meliputi pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini
untuk memastikan kelompok korban: perlu transportasi segera/tidak, tidak
mungkin di selamatkan, mati.
c. Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai
urutan prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna, yaitu:
1) Biru : Gawat Darurat, resusitasi segera yaitu untuk penderita sangat
gawat/ancaman nyawa.
2) Merah : Gawat Darurat, harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat
(kondisi stabil/tidak membahayaan nyawa)
3) Kuning : Gawat Darurat, bisa MRS/rawat jalan yaitu untuk penderita
darurat, tetapi tidak gawat
4) Hijau : Gawat tidak darurat, dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu
untuk bukan penderita gawat
5) Hitam : meninggal dunia
C. Unit Gawat Darurat
Klasifikasi Unit Gawat Darurat :
- Pelayanan Instalasi Gawat Darurat level I di Rumah Sakit merupakan
pelayanan Gawat Darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama
pada pasien Gawat Darurat, menetapkan diagonis dan upaya penyelamatan
jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk.
- Pelayanan Instalasi Gawat Darurat level II di Rumah Sakit merupakan
pelayanan Gawat Darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama
pada pasien Gawat Darurat, menetapkan diagnosisi dan upaya
penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum
dirujuk.
- Pelayanan Intalasi Gawat Darurat level III di Rumah Sakit merupakan
pelayanan Gawat Darurat 24 jam yang memberikan pertolongaan pertama
pada pasien Gawat Darurat, menetapkan diagnosis dan upaya
penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum
dirujuk.
- Pelayanan Instalasi Gawat Darurat level IV di Rumah Sakit merupakan
pelayanan Gawat Darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama
pada pasien Gawat Darurat, menetapkan diagnosis dan upaya
- penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum
dirujuk, menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus
kegawatdaruratan serta pelayanan keperawatan Gawat Darurat.
D. SPDGT
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah suatu
mekanisme pelayanan korban/pasien Gawat Darurat yang terintegrasi dan berbasis
call center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan
masyarakat.
SPGDT merupakan koordinasi berbagai unit kerja (multi sektor) dan didukung
berbagai kegiatan profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk menyelenggarakan
pelayanan terpadu bagi penderita Gawat Darurat sehari hari maupun dalam keadaan
bencana.
E. Peralatan Standar Unit Gawat Darurat menurut IRD
Nama Fungsi Cara penggunaan Gambar

Ventilator Untuk Masukan selang atau intubasi


for Infant, membantu melalui hidung atau mulut.
Pediatric, pernafasan Kemudian sambungkan
and Adult selang pada ventilator.
portable Pemasangan ini hanya boleh
dipasangkan oleh dokter.

Emergency Digunakan Digunakan pada bagian tubuh


set untuk kapan yang membutuhkan.
saja peralatan
dan obat
obatan ini
dibutuhkan
pasien.

Defibrilato Alat untuk -Nyalakan alat AED. Alat


r shock mengembalik AED akan memberikan
an irama panduan dalam bentuk suara
detak jantung mengenai langkah demi
agar menjadi langkah yang harus Anda
normal lakukan.
kembali pada
-Terdapat dua lempeng
pasien yang
elektroda AED yang harus
mengalami
ditempelkan ke dada
gagal
penderita sesuai posisi yang
jantung.
tampak pada gambar di AED.
Jika kabel lempeng elektroda
ini belum tersambung
langsung ke AED, segera
sambungkan.

-Setelah elektroda terpasang,


hentikan CPR dan tekan
tombol ”analisis". Pastikan
tidak ada yang menyentuh
tubuh penderita selama AED
menganalisis denyut
jantungnya. Hal ini untuk
mencegah kesalahan analisis
AED.

-Setelah analisis selesai, AED


akan menginformasikan
kepada penolong apakah
penderita perlu diberi kejutan
listrik atau tidak. Jika alat
AED menyebutkan bahwa
penderita perlu diberi kejut
listrik, pastikan bahwa sudah
tidak ada penolong yang
menyentuh tubuh penderita
sama sekali, lalu tekan tombol
"shock" di AED untuk
memberikan kejutan listrik.

-Setelah memberikan kejut


listrik, alat AED akan
memberikan arahan kepada
penolong untuk memeriksa
pernapasan dan denyut nadi
penderita. Jika belum
kembali, AED akan meminta
penolong untuk melanjutkan
CPR. Setelah dua menit, AED
akan kembali menganalisis
denyut jantung penderita dan
menentukan apakah
dibutuhkan kejutan listrik
lagi.

-Jika kejutan listrik tidak


diperlukan tapi penderita
belum menunjukkan tanda-
tanda kesadaran, terus
lakukan CPR sesuai arahan
alat AED hingga bantuan
medis tiba.

Resuscitati untuk TekniK memasang


on set for mengembalik resuscitation terbagi menjadi
Infant an fungsi tiga tahapan yang dikenal
napas dan dengan istilah C-A-B
jantung (compression, airways, breat
hing). Hanya boleh dilakukan
oleh orang terlatih

ECG Tes yang -Dilakukan pada keadaan


Recording digunakan istirahat, pasien akan
and untuk menilai berbaring pada kasur atau
Monitor kesehatan meja dengan kaki, lengan, dan
jantung dada yang terbuka. Lalu,
secara bantalan akan diletakkan di
menyeluruh, bagian kaki dan lengan
termasuk tertentu. Enam di antaranya
mengukur dilekatkan pada bagian dada.
detak jantung
-Setelah itu, mesin akan
secara
menyeluruh. merekam aktivitas kelistrikan
yang dikeluarkan oleh
elektroda. Pasien tidak
diperkenankan bergerak atau
bicara, saat tes berlangsung.
Hanya memakan waktu
beberapa menit, setelahnya
elektroda akan dilepaskan dan
pasien dapat kembali
melakukan aktivitas normal
kecuali dokter mengatakan
sebaliknya.

-Saat digabungkan dengan


stres EKG, pasien biasanya
diminta untuk melakukan
aktivitas yang lebih intens
seperti berlari pada treadmill,
di mana elektroda
dipasangkan ke tubuh.
Mesin untuk -Sebelum skrining dilakukan
Digital mendiagnosa atur posisi tubuh untuk
Radiograph penyakit mendapatkan gambar yang
ic Mobile pada organ jelas. berbaring, duduk atau
X-ray tubuh bagian berdiri selama proses
dalam pencitraan. Ketika X-ray
dengan bersentuhan dengan jaringan
bantuan tubuh, alat tersebut akan
sinyar x. menghasilkan gambar pada
film logam. 

-Jaringan lunak, seperti kulit


dan organ tidak mampu
menyerap sinar X, sehingga
sinar akan melewatinya. Sinar
hanya dapat terserap oleh
bahan padat di dalam tubuh.
Area hitam pada X-ray
mewakili area ketika X-ray
melewati jaringan lunak.
Sedangkan, area putih
menunjukkan tempat jaringan
yang lebih padat, seperti
tulang, yang telah menyerap
sinar-X. Selama proses
skrining, kamu diminta untuk
tetap diam, untuk
mendapatkan gambar sejelas
mungkin. 

Portable untuk Untuk penggunaan pasien


and Central memberikan monitor dengan
Patient informasi menghubungkan modul
Monitor mengenai parameter yang kita butuhkan
keadaan dan juga hubungkan ke kabel
pasien. power, setelah aksesoris juga
sudah terhubung ke badan
pasien kita dapat menyalakan
unit untuk mengatur rentang
nilaidari batas atas dan batas
bawah dari alarm di setiap
parameternya, setelah itu kita
dapat melakukan pemantauan
display terhadap heart rate,
ECG wave form, pulse,
temperatur, Saturasi oksigen
(SpO₂), NIBP.

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan dan diskusi mengenai materi tersebut dapat diketahui berbagai
informasi Gawat darurat, Instansi Gawat Darurat, SPDGT, dan proses serta kegiatan pada
IRD.

Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segara untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan. Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah suatu mekanisme pelayanan
korban/pasien Gawat Darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan menggunakan
kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai