disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1) Pemerintah Pusat
a) Menetapkan kebijakan nasional.
b) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e) Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
f) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim
dan perlindungan lapisan ozon.
g) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j) Menetapkan standar pelayanan minimal
2) Pemerintah Provinsi
a) Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah,
dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f) Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di bidang
program dan kegiatan.
g) Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota
a) Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota
b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e) Melaksanakan standar pelayanan minimal.
Tabel 10. 1 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam Penyusunan KLHS
e. Perorangan/Tokoh
Tabel 10. 2 Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya di Kota Pasuruan
Komponen
No. Kegiatan Lokasi
kebijakan/rencana/prog
(Kecamatan/Kelurahan)
1 ram
Pengembangan Permukiman
1.
2.
3.
Komponen
No. Kegiatan Lokasi
kebijakan/rencana/prog
(Kecamatan/Kelurahan)
1.ram
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
3.
Rencana Pengaruh
No. Pengembanga Isu Strategis Alternatif Mitigasi Rekomendasi
n Prioritas Positif Negatif
1 PembangunaJalan Banjir Pengembangan wilayah Berkurangnya lahan tambak Program intensifikasi untuk Pada pengembangan JLU
Lingkar Utara Alih Fungsi Lahan pertumbuhan kaerna dipegunakan meningkatkan dilakukan juga penanaman
Global Warming ekonomidaerah/wilayah untuk pembanguna JLU. produktivitas tambak. vegetasi pada sisi kiri dan
Peningkatan pesisir utara Kota Menurunnya Pembebasan lahan dilakukan kanan jalan untuk mengurangu
Aksesbilitas Pasurun. produktivitas tambak. sesuai dengan peraturan yang polusi udara dan suara.
Polusi Meningkatkan aksesbilitas Berkurangnya daerah berlaku. Perlu penyediaan jalur
wilayah utara Kota resapan air di wilayah Pengadaan sumur resapan hijau dan pulau jalan
Pasuruan khususnya dan utara. (individu dan komunal) dan untuk menambah
kawasan regional Konflik dengan masyarakat lubang biopori di permukiman kawasan RTH.
umumnya terkait pembebasan lahan. kepadatan tinggi wilayah utara. Penyediaan Studi kelayakan
Meredukasi kemacetan di Polusi udara dan suara Penanaman vegetasi di sepanjang AMDAL dalam
wilayah pusat kota. JLU untuk mereduksi polusi. proses
pengembangannya.
2 Pengembangan Banjir Pengembangan wilayah Pengembangan kawasan Pengembangan kawasan hutan Penyediaan studi
Kawasan Alih Fungsi Lahan pertumbuhan pelabuhan mengurangi bakau sebagai RTH sempadan kelayakan dan AMDAL
Pelabuhan Global Warming ekonomidaerah/wilayah kawasan pelestarian hutan pantai di sekitar kawasan dalam proses
Rusaknya Ekosistem pesisir utara Kota bakau di pesisir utara Kota pelabuhan. pengembangannya.
Laut Pasurun. Pasuruan. Pelestarian ekosistem pantai di Sosialisasi pada
Peningkatan Sebagai salah satu Rusaknya ekosistem pantai sekitar kawasan pelabuhan. masyarakat,
Aksesbilitas bangkitan akibat pembangunan pemgguna/pemangku
Polusi perekonomian bagi pelabuhan.Terjadi kepentingan terkait
masyarakat Kota penggusuran perumahan pembangunan
Pasuruan. warga yang kawasan pelabuhan.
Sebagai pusat kegiatan menyewa lahan
pesisir di kawasan PT. PELINDO.
utara Kota Pasuruan.
Penigkatan pelayanan
transportasi laut
dengan biaya murah,
cepat, dan mudah
3 Revitalisasi Global Warming Meningkatkan Pengembangan industry Menyediakan RTH untuk Pengembangan industry
Industri rumah Polusi perekonomian bagi mebel jadi satu dengan kawasan resapan air guna mebel disertai dengan
tangga mebel masyarakat Kota Pasuruan, dengan permukiman, mendukung penyediaan RTH Kota. penyediaan RTH dan system
terutama pada kawasan mengakibatkan sedikit Penyediaan instalasi limbah pengolahan limbah (IPAL)
yang mengembangkan kesulitan dalam untuk industry yang yang berfungsi untuk
industry ini. Pemetaannya. menghasilkan limbah mereduksi pencemaran.
Mengurangi Terjadi polusi udara dan berbahaya. Penyediaan IPAL dilakukan
pengangguran dan limbah industry. pada masing-masing sentra
memaksimalkan potensi industry secara kamunal.
SDM yang ada.
4 Peningkatan Banjir Dengan pengembangan Jika pengembangan Mempertahankan keberadaan Penyediaan lahan bagi RTH
Pelayanan Alih Fungsi Lahan fasilitas akan meningkatkan terminal tidak diimbangi RTH yang telah ada, untuk kawasan resapan air.
Terminal Untung Global Warming pelayanan terhadap dengan penyediaan sertapenambahan infrastruktur Penyediaan fasilitas
Suropati di polusi masyarakat. infrastruktur dan fasilitas pendukung terminal sesuai pendukung pengembangan
Keluraha Pengembangan kawasan pendukung, dapat dengan tipe terminal. terminal yang lengkap dan
Blandongan Blandngan diharapkan menyebabkan masalah baru Peningkatan kelembagaan memadai.
menjadi terminal dapat mengurangi seperti emanfaatan terminal terminal. Peningkatn kelembagaan
Tipe B. kepadatan aktivitas yang tidak optimal.
terminal.
masyarakat di pusat kota.
6 Pembangunan Banjir Merupakan pusat Adanya limbah pasar dan Penyediaan TPS khusus bagi Pembangunan pasar di
Pasar di Kecamatan Alih Fungsi Lahan pertumbuhan ekonomi sampah. kawasan perdagangan. Bugul Kidul yang dilengkapi
Bugul Kidul Global Warming baru di Kota Pasuruan Kemacetan pada ruas Penyediaan saluran limbah dengan fasilitas TPS, saluran
polusi Mengurangi tingkat jalan yang dibangun perdagangan aga tidak limbah, RTH, dan lahan parker
pengangguran. pasar. mencemari lingkungan. off street yang memadai.
Pemerataan/mengurangi Berkurangnya daerah Perlu adanya rekayasa
kesenjangan agar timbul resapan air. lalulintas.
pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya polusi di Penyediaan RTH di kawasan
kawasan sekitar pasar. perdagangan.
Penyediaan lahan parker off
street yang mampu
menampung kendaraan
pengguna pasar.
7 Pengembangan Global Warming Mengembangan Munculnya sektor Harus ada perencanaan dan Penyediaan studi kelayakan
wisata bahari polusi pelestarian kawasan informal yang tidak pelaksanaan peletarian kembali dan AMDAL dalam proses
terkolaborasi bakau di pesisir utara terkendali. ekosistem pesisir untuk pengembangannya.
dengan wisata kota. Rusaknya ekosistem mengganti kawasan yang sudah Penyediaan lahan bagi RTH
religi dan budaya Mengembangkan wisata pesisir jika tidak dieksploitasi, terutama kawasan untuk resapan air.
bahari sehingga mampu hutan bakau dan tambak. Standarisasi ramah
dikendalikan dengan baik.
menjadi salah satu Penyediaan TPS khusus bagi lingkungan untuk kendaraan
Pengembangan kawasan
sumber perekonomian kawasan yang dikembangkan paket wisata.
wisata juga dapat
kota. untuk kawasan wisata pesisir.
menimbulkan limbah dan
Melestarikan wisata sampah. Standarisasi ramah lingkungan
religi dan budaya. Meningkatnya polusi kota untuk kendaraan paket wisata.
karena bertambahnya
jumlah wisatawan dan
kendaraan.
8 Penanggulangan Menanggulangi semua Membuat danau buatan, Penyediaan RTH lebih
Banjir dampak negatif banjir. waduk atau embung di beberapa diperluas hingga mencapai
Mitigasi bencana banjir. tempat termasuk di tengan kota standart kota yaitu 30%,
untuk menampung kelebihan air guna mengurangi bahaya
hujan agar dapat dimanfaatkan banjir.
saat musim kemarau. Meningkatkan kapasitas dan
Pembuatan sumur resapan kualitas saluran drainase
supaya mempercepat aliran air. kota melalui beberapa
Memanfaatkan situ-situ yang langkah seperti yang telah
ada untuk mengembalikan disebutkan dalam alternatif
keseimbangan air. mitigasi.
Meningkatkan tanggul Pembangunan dan
plesengan penahan banjir. revitalisasi fasilitas
pengendalian banjir seperti
Normalisasi sungai secara
danau buatan,
berkala.
waduk/embung, sumur
Membuat tanggul laut untuk resapan, situ, tanggul sungai,
mencegah intrusi air laut maupun tanggul laut, boezem, dan
gelombang pasang. pompa air.
Embangun boezem untuk
menampung air dari saluran
drainase dari catchment area
serta mengurangi dampak dan
resiko banjir.
Membangun pompa air, pos
pantau banjir, dan bangunan
penahan gelombang.
b) Pengertian Rangkaian analisis yang sistematis, Kajian mengenai dampak penting suatu usaha
Umum menyeluruh, dan partisipatif untuk dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
memastikan bahwa prinsip lingkungan hidup yangdiperlukan bagi proses
pembangunan berkelanjutan telah pengambilan keputusan tentang
menjadi dasar dan terintegrasi penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas
dan/atau kebijakan, rencana, yang dapat menimbulkan perubahan terhadap
dan/atau program. rona lingkungan hidup serta menyebabkan
dampak terhadap lingkungan.
c) Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang
pelaksanaan masuk kriteria sebagai wajib AMDAL
(Pemerintah/swasta)
d) Keterkaitan Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan
studi dan RPJM.
lingkunga Kebijakan, rencana dan/atau program
n dengan yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau resiko lingkungan.
e) Mekanisme pengkajian pengaruh kebijakan, Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang
pelaksanaan rencana, berkompeten sebagai penyusun AMDAL .
dan/atau program terhadap Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai
kondisi lingkungan hidup di suatu AMDAL
wilayah; yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau
perumusan alternatif penyempurnaan
g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota
program pembangunan dalam suatu sesuai kewenangan tentang kelayakan atau
wilayah. ketidaklayakan lingkungan.
h) Outcome Rekomendasi KLHS digunakan sebagai Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau
alat untuk melakukan perbaikan ketidak layakan lingkungan
kebijakan, rencana, dan/atau program Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang
pembangunan yang melampaui daya diwajibkan.
dukung dan daya tampung lingkungan. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
segala usaha dan/atau kegiatan yang tercantum dalam RKL RPL.
telah melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup sesuai hasil
KLHS tidak diperbolehkan lagi.
j) Partisipasi Masyarakat adalah salah satu komponen Masyarakat yang dilibatkan adalah:
Masyarakat dalam kabupaten/kota yang dapat Yang terkena dampak;
mengakses dokumen pelaksanaan KLHS Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan
dalam proses AMDAL
Lainnya:
a. Posisi
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL
adalah sebagai berikut:
Tabel 10. 9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak
wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan
bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam
tabel 10.10
Tabel 10. 10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
e. Pembangunan
Gedung
Tabel 10. 11 hecklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya
1 Pengembangan Permukiman
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1) Pemerintah Pusat:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun
bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yangbersifat strategis nasional
ataupun bersifat lintas provinsi
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional
10.2.1 Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu
melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak -lanjuti adalah isu
kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan
kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.
Tabel 10. 12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota Pasuruan
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta
Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter
Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
(PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang
Cipta Karya.
10.2.3 Aspek Sosial Pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana
dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi
lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan
akses pelayanan tersebut
Tabel 10. 13 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Program/ Jumlah
No. Sektor Lokasi Tahun Ket.
Kegiatan Penduduk yang
memanfaatkan
1 Pengembangan
Permukiman
Penataan Bangunan
2 dan Lingkungan
Pengembangan Air
3 Minum
Penyehatan
4 Lingkungan
Permukiman
10 - 14