Anda di halaman 1dari 29

Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN

Kota Pasuruan AKHIR

10.1 ASPEK LINGKUNGAN


Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM bidang Cipta
Karya oleh pemerintah Kota Pasuruan telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: “Instrumen
pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan(AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-
prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu
lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan
laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan;
peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk
menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak
dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal,
UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan hidup atau
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-1
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1) Pemerintah Pusat
a) Menetapkan kebijakan nasional.
b) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e) Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
f) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim
dan perlindungan lapisan ozon.
g) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j) Menetapkan standar pelayanan minimal
2) Pemerintah Provinsi
a) Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah,
dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f) Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di bidang
program dan kegiatan.
g) Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota
a) Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota
b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e) Melaksanakan standar pelayanan minimal.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-2


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS )


Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1) RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.
2) KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM bidang Cipta
Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan
dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negative
terhadap lingkungan hidup
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan Pengelola
Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan KLHS antar
instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan
prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan
berkelanjutan

Sumber: PERMEN LH No.9/2011Gambar


Gambar 10. 1 Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-3


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

 Tahapan Pelaksanaan KLHS


Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPI2- JM
per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan,
kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan
wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu
dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6)
peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok
masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu
tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau
dampak terhadap isu- isu tersebut.
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas tidak
teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di
atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas
RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan,
dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran
dalam dokumen RPI2-JM.
Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM berpengaruh terhadap
kriteria penapisan di atas maka Satgas RPI2-JM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat
menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut

1) Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan,


dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a) Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan
identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
1) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
KLHS;
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-4


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Tabel 10. 1 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam Penyusunan KLHS

Masyarakat dan Pemangku


Contoh Lembaga
Kepentingan
Pembuat Keputusan a. Bupati/Walikota
b. DPRD
Penyusunan Kebijakan,
Rencana Dan/Atau Program a. Dinas PU cipta karya
b. BPLHD
Masyarakat Yang Memiliki a. Perguruan Tinggi Atau Lembaga Penelitian Lainnya
Informasi dan/atau Keahlian
(Perorangan/Tokoh/Kelomp
ok) b. asosiasi profesi

c. Forum-Forum Pembangunan Berkelanjutan Dan Lingkungan Hidup

d. LSM/Pemerhati Lingkungan Hidup

e. Perorangan/Tokoh

f. Kelompok Yang Memiliki Data Dan Informasi Berkaitan Dengan SDA


Masyarakat Terkena Dampak a. Lembaga Adat
b. Asosiasi Pengusaha
c. Tokoh Masyarakat
d. Organisasi Masyarakat
e. Kelompok Masyarakat Tertentu (nelayan,petani dll).

b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan.


Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-5


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Tabel 10. 2 Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya di Kota Pasuruan

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan


Penjelasan Singkat
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum Contoh: Kota Pasuruan mempunyai sumber air baku dari
Kekeringan, menurunnya kualitas air sungai Welang, Gembng, Petung, Sodo, Kepel,
dan Calung. Selain sungai, dengan adanya
dam, mata air, pompa air dan sumur bor maka
kebutuhan air baku di Kota Pasuruan sudah
tercukupi.
Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur Persoalan banjir yang terjadi di Kota Pasuruan
yang tidak berfungsi maksimal Contoh: pencemaran diakibatkan oleh buruknya saluran drainase dan
tanah oleh septictank yang bocor, pencemaran badan rendahnya kesadaran masyarakat dalam
air oleh air limbah permukiman pengolahan sampah.
Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap Belum maksimalnya saluran drainase Di Kota
kualitas lingkungan. Pasuruan sehingga pada kawasan kumuh apabila
Contoh: kawasan kumuh menyebabkan terjadi banjir, air hujan tidak menyebabkan banjir
penurunan kualitas lingkungan
Ekonomi
Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan Lingkungan yang buruk maka berdampak pada
kerusakan lingkungan berbagai aspek antara lain pendalpatan dan
Contoh: pencemaran air mengurangi kesejahteraan
kesejahteraan nelayan di pesisir
Sosial
Isu 5: Pencemaran menyebabkan Wabah penyakit sebagian besar berasal dari
berkembangnya wabah penyakit Contoh: menyebarnya lingkungan yang tidak sehat/kumuh
penyakit diare di permukiman kumuh

c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)


Tabel 10. 3 Tabel Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

Komponen
No. Kegiatan Lokasi
kebijakan/rencana/prog
(Kecamatan/Kelurahan)
1 ram
Pengembangan Permukiman
1.

2.

3.

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-6


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Komponen
No. Kegiatan Lokasi
kebijakan/rencana/prog
(Kecamatan/Kelurahan)
1.ram

2.

3.

3 Pengembangan Air Minum


1.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-7


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kota Pasuruan


Tabel 10. 4 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Kota Pasuruan

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-aspek Pembangunan Berkelanjutan**


Komponen
No. kebijakan, rencana Bobot Lingkungan Hidup
dan/atau program* Bobot Sosial Bobot Ekonomi Total
Permukiman
Bobot
Isu 1 Isu 2 Isu 1 Isu 2 Isu 1 Isu 2
1 Pengembangan Permukiman
1.

2.

3.

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan


1.

2.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-1


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

3.

3 Pengembangan Air Minum


1.

2.

3.

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman


1.

2.

3.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-2


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

2) Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP


Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk
mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan
berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program
yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka
dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan,
rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah
rancangan KRP mempertimbangkan antara lain:
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,
dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau
bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritaspelaksanaan kebijakan, rencana,
dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
Tabel 10. 5 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Komponen kebijakan, rencana


No. Alternatif Penyempurnaan KRP
dan/atau program
1 Pengembangan Permukiman
1.

2.

3.

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan


1.

2.

3.

3 Pengembangan Air Minum


1.

2.

3.

4 Pengembangan penyehatan lingkungan permukiman


1.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-1


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Komponen kebijakan, rencana


No. Alternatif Penyempurnaan KRP
dan/atau program
2.

3.

3) Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS


Tabel 10. 6 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

Komponen Kebijakan, Rekomendasi Perbaikan KRP dan


No.
Rencana dan/atau Program Pengintegrasian Hasil KLHS
1 Pengembangan Permukiman  Penanggulangan kawasan kumuh di bagian
Kota Pasuruan melalui :
 Pengembangan Perumahan vertical
 Pengembangan RUSUNAWA
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan  Pembanguna dan pengembangan koridor jalan.
 Pembanguna sarana dan prasaran penunjang

3 Pengembangan Air Minum Peningkatan jaringan air minum melalui :


 Pipanisasi
 Pembangunan bak penampung
 Pembangunan sumur bor
4 Pengembangan Penyehatan  Pembangunan dan revitalisasi fasilitas pengendalian
Lingkungan Permukiman banjir seperti danau buatan, wadung/embung,
sumur resapan, situ, tanggul sungai, tanggul laut,
boezem, dan pompa air.
 Peningkatan sarana prasarana TPA melalui:
 Pembangunan TPS 3R

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-2


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

4) Hasil Penilaian KLHS RTRW Kota Pasuruan


Tabel 10. 7 Rekomendasi Perbaikan KRP RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031

Rencana Pengaruh
No. Pengembanga Isu Strategis Alternatif Mitigasi Rekomendasi
n Prioritas Positif Negatif
1 PembangunaJalan  Banjir  Pengembangan wilayah  Berkurangnya lahan tambak  Program intensifikasi untuk  Pada pengembangan JLU
Lingkar Utara  Alih Fungsi Lahan pertumbuhan kaerna dipegunakan meningkatkan dilakukan juga penanaman
 Global Warming ekonomidaerah/wilayah untuk pembanguna JLU. produktivitas tambak. vegetasi pada sisi kiri dan
 Peningkatan pesisir utara Kota  Menurunnya  Pembebasan lahan dilakukan kanan jalan untuk mengurangu
Aksesbilitas Pasurun. produktivitas tambak. sesuai dengan peraturan yang polusi udara dan suara.
 Polusi  Meningkatkan aksesbilitas  Berkurangnya daerah berlaku.  Perlu penyediaan jalur
wilayah utara Kota resapan air di wilayah  Pengadaan sumur resapan hijau dan pulau jalan
Pasuruan khususnya dan utara. (individu dan komunal) dan untuk menambah
kawasan regional  Konflik dengan masyarakat lubang biopori di permukiman kawasan RTH.
umumnya terkait pembebasan lahan. kepadatan tinggi wilayah utara.  Penyediaan Studi kelayakan
 Meredukasi kemacetan di  Polusi udara dan suara  Penanaman vegetasi di sepanjang AMDAL dalam
wilayah pusat kota. JLU untuk mereduksi polusi. proses
pengembangannya.

2 Pengembangan  Banjir  Pengembangan wilayah  Pengembangan kawasan  Pengembangan kawasan hutan  Penyediaan studi
Kawasan  Alih Fungsi Lahan pertumbuhan pelabuhan mengurangi bakau sebagai RTH sempadan kelayakan dan AMDAL
Pelabuhan  Global Warming ekonomidaerah/wilayah kawasan pelestarian hutan pantai di sekitar kawasan dalam proses
 Rusaknya Ekosistem pesisir utara Kota bakau di pesisir utara Kota pelabuhan. pengembangannya.
Laut Pasurun. Pasuruan.  Pelestarian ekosistem pantai di  Sosialisasi pada
 Peningkatan  Sebagai salah satu  Rusaknya ekosistem pantai sekitar kawasan pelabuhan. masyarakat,
Aksesbilitas bangkitan akibat pembangunan pemgguna/pemangku
 Polusi perekonomian bagi pelabuhan.Terjadi kepentingan terkait
masyarakat Kota penggusuran perumahan pembangunan
Pasuruan. warga yang kawasan pelabuhan.
 Sebagai pusat kegiatan menyewa lahan
pesisir di kawasan PT. PELINDO.
utara Kota Pasuruan.
 Penigkatan pelayanan
transportasi laut
dengan biaya murah,
cepat, dan mudah

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-1


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

3 Revitalisasi  Global Warming  Meningkatkan  Pengembangan industry  Menyediakan RTH untuk  Pengembangan industry
Industri rumah  Polusi perekonomian bagi mebel jadi satu dengan kawasan resapan air guna mebel disertai dengan
tangga mebel masyarakat Kota Pasuruan, dengan permukiman, mendukung penyediaan RTH Kota. penyediaan RTH dan system
terutama pada kawasan mengakibatkan sedikit  Penyediaan instalasi limbah pengolahan limbah (IPAL)
yang mengembangkan kesulitan dalam untuk industry yang yang berfungsi untuk
industry ini. Pemetaannya. menghasilkan limbah mereduksi pencemaran.
 Mengurangi  Terjadi polusi udara dan berbahaya.  Penyediaan IPAL dilakukan
pengangguran dan limbah industry. pada masing-masing sentra
memaksimalkan potensi industry secara kamunal.
SDM yang ada.

4 Peningkatan  Banjir  Dengan pengembangan  Jika pengembangan  Mempertahankan keberadaan  Penyediaan lahan bagi RTH
Pelayanan  Alih Fungsi Lahan fasilitas akan meningkatkan terminal tidak diimbangi RTH yang telah ada, untuk kawasan resapan air.
Terminal Untung  Global Warming pelayanan terhadap dengan penyediaan sertapenambahan infrastruktur  Penyediaan fasilitas
Suropati di  polusi masyarakat. infrastruktur dan fasilitas pendukung terminal sesuai pendukung pengembangan
Keluraha  Pengembangan kawasan pendukung, dapat dengan tipe terminal. terminal yang lengkap dan
Blandongan Blandngan diharapkan menyebabkan masalah baru  Peningkatan kelembagaan memadai.
menjadi terminal dapat mengurangi seperti emanfaatan terminal terminal.  Peningkatn kelembagaan
Tipe B. kepadatan aktivitas yang tidak optimal.
terminal.
masyarakat di pusat kota.

5 Penataan  Merupakan upaya  Pengembangan perumahan Penanggulangan kawasan


Kawasan Kumuh penanggulangan vertical. kumuh di bagian utara kota
keberadaan kawasan  Pembangunan RUSUNAWA. melalui :
kumuh.  Rehabilitasi rumah tidak layak huni.  Pengembangan
 Upaya pemenuhan akan  Penyediaan RTH taman di setiap perumahan vertical.
kebutuhan hunian layak  Pengembangan RUSUNAWA.
kelompok taman.
bagi masyarakat golongan  Rehabilitasi rumah tidak
menengah ke bawah.  Peningkatan pelayanan
persampahan di wilayah utara Kota. layak huni.
 Penyehatan lingkungan  Penyediaan RTH taman di

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-2


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

permukiman kumuh.  Normalisasi den pengembangan setiap kelompok


 Menjadikan rumah jaringan drainase tersier di lingkungan.
sehat/layak huni. wilayah utara kota.  Peningkatan pelayanan
persampahan di wilayah
utara kota.
 Normalisasi jaringan
drainase tersier di
wilayah utara kota.

6 Pembangunan  Banjir  Merupakan pusat  Adanya limbah pasar dan  Penyediaan TPS khusus bagi  Pembangunan pasar di
Pasar di Kecamatan  Alih Fungsi Lahan pertumbuhan ekonomi sampah. kawasan perdagangan. Bugul Kidul yang dilengkapi
Bugul Kidul  Global Warming baru di Kota Pasuruan  Kemacetan pada ruas  Penyediaan saluran limbah dengan fasilitas TPS, saluran
 polusi  Mengurangi tingkat jalan yang dibangun perdagangan aga tidak limbah, RTH, dan lahan parker
pengangguran. pasar. mencemari lingkungan. off street yang memadai.
 Pemerataan/mengurangi  Berkurangnya daerah  Perlu adanya rekayasa
kesenjangan agar timbul resapan air. lalulintas.
pertumbuhan ekonomi.  Meningkatnya polusi di  Penyediaan RTH di kawasan
kawasan sekitar pasar. perdagangan.
 Penyediaan lahan parker off
street yang mampu
menampung kendaraan
pengguna pasar.

7 Pengembangan  Global Warming  Mengembangan  Munculnya sektor  Harus ada perencanaan dan  Penyediaan studi kelayakan
wisata bahari  polusi pelestarian kawasan informal yang tidak pelaksanaan peletarian kembali dan AMDAL dalam proses
terkolaborasi bakau di pesisir utara terkendali. ekosistem pesisir untuk pengembangannya.
dengan wisata kota.  Rusaknya ekosistem mengganti kawasan yang sudah  Penyediaan lahan bagi RTH
religi dan budaya  Mengembangkan wisata pesisir jika tidak dieksploitasi, terutama kawasan untuk resapan air.
bahari sehingga mampu hutan bakau dan tambak.  Standarisasi ramah
dikendalikan dengan baik.
menjadi salah satu  Penyediaan TPS khusus bagi lingkungan untuk kendaraan
 Pengembangan kawasan
sumber perekonomian kawasan yang dikembangkan paket wisata.
wisata juga dapat
kota. untuk kawasan wisata pesisir.
menimbulkan limbah dan
 Melestarikan wisata sampah.  Standarisasi ramah lingkungan
religi dan budaya.  Meningkatnya polusi kota untuk kendaraan paket wisata.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-3


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

karena bertambahnya
jumlah wisatawan dan
kendaraan.
8 Penanggulangan  Menanggulangi semua  Membuat danau buatan,  Penyediaan RTH lebih
Banjir dampak negatif banjir. waduk atau embung di beberapa diperluas hingga mencapai
 Mitigasi bencana banjir. tempat termasuk di tengan kota standart kota yaitu 30%,
untuk menampung kelebihan air guna mengurangi bahaya
hujan agar dapat dimanfaatkan banjir.
saat musim kemarau.  Meningkatkan kapasitas dan
 Pembuatan sumur resapan kualitas saluran drainase
supaya mempercepat aliran air. kota melalui beberapa
 Memanfaatkan situ-situ yang langkah seperti yang telah
ada untuk mengembalikan disebutkan dalam alternatif
keseimbangan air. mitigasi.
 Meningkatkan tanggul  Pembangunan dan
plesengan penahan banjir. revitalisasi fasilitas
pengendalian banjir seperti
 Normalisasi sungai secara
danau buatan,
berkala.
waduk/embung, sumur
 Membuat tanggul laut untuk resapan, situ, tanggul sungai,
mencegah intrusi air laut maupun tanggul laut, boezem, dan
gelombang pasang. pompa air.
 Embangun boezem untuk
menampung air dari saluran
drainase dari catchment area
serta mengurangi dampak dan
resiko banjir.
 Membangun pompa air, pos
pantau banjir, dan bangunan
penahan gelombang.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-4


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

10.1.2 AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH


Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Proyek wajib AMDAL
2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Tabel 10. 8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


(KLHS) (Amdal)
a) Rujukan  UU 32 tahun 2009 tentang  UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Perundangan Lingkungan Hidup.  Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis
 Permen LH 09/2011 tentang kegiatan bidang PU wajib UKL UPL.
Pedoman umum KLHS  Permen LH 5/2012 tentang jenis
rencana usahadan/atau kegiatan Wajib
AMDAL

b) Pengertian  Rangkaian analisis yang sistematis,  Kajian mengenai dampak penting suatu usaha
Umum menyeluruh, dan partisipatif untuk dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
memastikan bahwa prinsip lingkungan hidup yangdiperlukan bagi proses
pembangunan berkelanjutan telah pengambilan keputusan tentang
menjadi dasar dan terintegrasi penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas
dan/atau kebijakan, rencana, yang dapat menimbulkan perubahan terhadap
dan/atau program. rona lingkungan hidup serta menyebabkan
dampak terhadap lingkungan.

c) Kewajiban  Pemerintah dan Pemerintah Daerah  Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang
pelaksanaan masuk kriteria sebagai wajib AMDAL
(Pemerintah/swasta)
d) Keterkaitan  Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP  Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan
studi dan RPJM.
lingkunga  Kebijakan, rencana dan/atau program
n dengan yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau resiko lingkungan.
e) Mekanisme  pengkajian pengaruh kebijakan,  Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang
pelaksanaan rencana, berkompeten sebagai penyusun AMDAL .
dan/atau program terhadap  Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai
kondisi lingkungan hidup di suatu AMDAL
wilayah; yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau
 perumusan alternatif penyempurnaan

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-1


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

kebijakan, rencana, dan/atau program; Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu


dan oleh Tim Teknis.
 . rekomendasi perbaikan untuk  Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi
pengambilan keputusan kebijakan, berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
rencana, dan/atau program yang kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota
mengintegrasikan prinsip pembangunan sesuaidengan kewenangannya.
berkelanjutan.  Menteri, gubernur, dan bupati/walikota
berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL
menerbitkan Keputusan Kelayakan atau
Ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan Studi  Isu Strategis terkait Pembangunan  Kerangka acuan;


Lingkungan Berkelanjutan.  Andal; dan
 Kajian pengaruh rencana/program  RKL-RPL.
dengan isu-isu strategis terkait Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal
pembangunan berkelanjutan. dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan
 Alternatif rekomendasi untuk rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata
rencana/program ruang kawasan.

g) Output  Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau  Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota
program pembangunan dalam suatu sesuai kewenangan tentang kelayakan atau
wilayah. ketidaklayakan lingkungan.

h) Outcome  Rekomendasi KLHS digunakan sebagai  Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau
alat untuk melakukan perbaikan ketidak layakan lingkungan
kebijakan, rencana, dan/atau program  Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang
pembangunan yang melampaui daya diwajibkan.
dukung dan daya tampung lingkungan.  Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
 segala usaha dan/atau kegiatan yang tercantum dalam RKL RPL.
telah melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup sesuai hasil
KLHS tidak diperbolehkan lagi.

i) Pendanaan  APBD Kabupaten/Kota  Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKLRPL)


didanai oleh pemrakarsa,
 Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan
sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada
APBN/APBD,
 Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi
AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
 Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada
anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi
dan kabupaten/kota

j) Partisipasi  Masyarakat adalah salah satu komponen  Masyarakat yang dilibatkan adalah:
Masyarakat dalam kabupaten/kota yang dapat  Yang terkena dampak;
mengakses dokumen pelaksanaan KLHS  Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
 Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan
dalam proses AMDAL

k) Atribut  Hulu siklus pengambilan keputusan  Akhir sklus pengambilan keputusan

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-2


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Lainnya:
a. Posisi

b. Pendekatan  Cenderung pro aktif  Cenderung bersifat reaktif


c. Fokus analisis  Evaluasi implikasi lingkungan dan  Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak
pembangunan berkelanjutan lingkungan
d. Dampak  Peringatan dini atas adanya dampak  Amat terbatas
kumulatif komulatif
e. Titik berat  Memelihara keseimbangan alam,  Mengendalikan dan meminimalkan dampak
telaahan pembangunan berkelanjutan negative

f. Alternatif  Banyak alternatif  Alternatif terbatas jumlahnya


g. Kedalaman  Luas dan tidak rinci sebagai landasan  Sempit, dalam dan rinci
untuk mengarahkan visi dan kerangka
umum
h. Deskripsi  Proses multi pihak, tumpang tindih  Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai
proses komponen, KRP merupakan proses awal dan akhir
iteratif dan kontinu

i. Fokus  Fokus pada agenda pembangunan  Menangani gejala kerusakan lingkungan


pengendalian berkelanjutan
dampak
j. Institusi  Tidak diperlukan institusi yang  Diperlukan institusi yang berwenang memberikan
Penilai berwenang penilaian dan persetujuan AMDAL
memberikan penilaian dan persetujuan
KLHS

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL
adalah sebagai berikut:
Tabel 10. 9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran


A Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem
Control landfill/sanitary landfill:

 Luasan kawasan TPA, atau ≥ 10 ha


 Kapasitas total ≥ 100.000 ton
b. TPA di daerah pasang surut:
 luas landfill, atau semua
 Kapasitas Total kapasitas/
besaran
c. Pembangunan transfer station:
 Kapasitas ≥ 500 ton/hari
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan
Sampah terpadu:
 Kapasitas ≥ 500 ton/hari

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-3


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

e. Pengolahan dengan insinerator:


 Kapasitas semua kapasitas
f. Composting Plant:
 Kapasitas ≥ 500 ton/hari
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
 Kapasitas ≥ 500 ton/hari
B Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas ≥ 25 ha
b. Kota besar, luas ≥ 50 ha
c. Kota sedang dan kecil, luas ≥ 100 ha
d. keperluan settlement transmigrasi ≥ 2.000 ha
Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
 luas, atau ≥ 2 ha
 Kapasitas ≥ 11 m3/hari
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk
fasilitas penunjangnya:
 luas, atau ≥ 3 ha
 Kapasitas ≥ 2,4 ton/hari
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

 luas layanan, atau ≥ 500 ha


 Debit air limbah ≥ 16.000 m3/hari

C Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di


permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang: ≥ 5 km
b. Kota sedang, panjang: ≥ 10 km

D Jaringan Air Bersih Di Kota Besar / Metropolitan

a. Pembangunan jaringan distribusi


 Luas layanan ≥ 500 ha
b. Pembangunan jaringan transmisi
 panjang ≥ 10 km
Sumber: Permen LH 5/2012

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak
wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan
bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam
tabel 10.10

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-4


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Tabel 10. 10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

Sektor Teknis CK Kegiatan Dan Batasan Kapasitasnya


 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill
atau sanitary landfill termasuk
instansi penunjang:
 Luas kawasan, atau < 10 Ha
 Kapasitas total < 10.000 ton
 TPA daerah pasang surut
 Luas landfill, atau < 5 Ha
 Kapasitas total < 5.000 ton
a. Persampahan
 Pembangunan Transfer Station
 Kapasitas < 1.000 ton/hari
 Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
 Kapasitas < 500 ton
 Pembangunan Incenerator
 Kapasitas < 500 ton/hari
 Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
 Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
 Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk
fasilitas
penunjang
 Luas < 2 ha
b. Air Limbah  Atau kapasitas < 11 m3/hari
Domestik/Permuki  Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
man  Luas < 3 ha
 Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
 Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site
sanitation system) diperkotaan/permukiman
 Luas < 500 ha
 Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

 Pembangunan saluran primer dan sekunder


c. Drainase  Panjang < 5 km
Permukaan  Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Perkotaan  Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha
 Pembangunan jaringan distribusi: · luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha
ii.
Pembangunan jaringan pipa transmisi
 Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km
 Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km
 Pedesaan, Panjang : -
 Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan
d. Air Minum
lainnya (debit)
 Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps
 Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps
 Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap
Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:
· Pelayanan masyarakat oleh Penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
· Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps

e. Pembangunan
Gedung

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-5


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

 Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:


1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan Pendidikan,
pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung
pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak
dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
 Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan
atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan,
pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan
bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib
dilengkapi UKL dan UPL.
 Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di
atas air:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan,
pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib
dilengkapi UKL dan UPL
 Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
 Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
 Luas kawasan: < 10 ha
 Pengembangan kawasan permukiman baru
sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal
f. Pengembangan pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi,
kawasan permukiman fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);
baru  Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
 Luas kawasan: < 10 ha
 Pengembangan kawasan permukiman baru
dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap
Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
 Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-6


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

 Luas kawasan: < 10 ha


 Penanganan kawasan kumuh di perkotaan
dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need) pelayanan infrastruktur,
tanpa pemindahan penduduk;
 Luas kawasan: < 10 ha
 Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil,
kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
g. Peningkatan Kualitas
 Luas kawasan: < 10 ha
Permukiman
 Pengembangan kawasan perdesaan untuk
meningkatkan ekonomi lokal (penanganan
kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat
pertumbuhan DPP).
 Luas kawasan: < 10 ha

 Penanganan menyeluruh terhadap kawasan


kumuh berat di perkotaan metropolitan yang
dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota
h. Penanganan Kawasan
(urban renewal), disertai dengan pemindahan
Kumuh
penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan
Perkotaan
penyediaan bangunan rumah susun
 Luas kawasan: < 5 ha

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Tabel 10. 11 hecklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya

No. Komponen Kegiatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH

1 Pengembangan Permukiman

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

3 Pengembangan Air minum

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-7


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

10.2 Aspek Sosial


Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada
masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf
perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang
terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta
pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak
sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun
permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah
keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup
bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Dasar peraturan perundang- undangan yang
menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut
1) UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
 Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan
memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung,
termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil,
tertinggal, dan wilayah bencana.
 Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat
nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.
2) UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
 Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmurann
bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang
Berhak.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-8


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

3) Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
 Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program
pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja,
termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan
pembangunan infrastruktur dasar.
 Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan
partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4) Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan
 Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
5) Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
 Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender
guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-
masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1) Pemerintah Pusat:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun
bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yangbersifat strategis nasional
ataupun bersifat lintas provinsi
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X-9


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya


2) Pemerintah Provinsi
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun
bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional
c. ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
e. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain
dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat
kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

10.2.1 Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu
melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak -lanjuti adalah isu
kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan
kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.
Tabel 10. 12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota Pasuruan

JumlahPenduduk Kondisi Bentuk p enanganan Kebutuhan


No. Lokasi Permasalahan
Miskin Umum yang Sudah Dilakukan Penanganan

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X - 10


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan


keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh
tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan
pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti
sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga
miskin.

 Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta
Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter
Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
(PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang
Cipta Karya.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X - 11


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

10.2.2 Aspek Sosial Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya


Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi
berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima
dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan
pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.
1) Konsultasi masyarakat.
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama
kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di
wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan sert a
saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu
dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
2) Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan.
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi
jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau
telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah
adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki,
pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3) Permukiman kembali penduduk (resettlement).
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya
kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk
tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk
mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan
kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain
bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

10.2.3 Aspek Sosial Pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana
dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi
lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan
akses pelayanan tersebut

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X - 12


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

Tabel 10. 13 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Program/ Jumlah
No. Sektor Lokasi Tahun Ket.
Kegiatan Penduduk yang
memanfaatkan

1 Pengembangan
Permukiman

Penataan Bangunan
2 dan Lingkungan

Pengembangan Air
3 Minum

Penyehatan
4 Lingkungan
Permukiman

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL X - 13


Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN
Kota Pasuruan AKHIR

10 - 14

Anda mungkin juga menyukai