RADIOLOGI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
/RO/SPO/2016
RSUD dr.H.MOH.ANWAR
KABUPATEN SUMENEP
/RO/SPO/2016
RSUD
dr.H.MOH.ANWAR
KABUPATEN
SUMENEP
Unit terkait 1. IGD
2. Rawat Jalan.
3. Rawat Inap
2
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX AP/PA
3
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX AP/PA
4
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX
LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 ½
/RO/SPO/2016
5
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX
LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
6
PROSEDUR PEMERIKSAAN THORAX
OBLIQUE
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
/RO/SPO/2016
7
PEMERIKSAAN THORAX DECUBITUS
8
PEMERIKSAAN THORAX DECUBITUS
IRD
Rawat Jalan.
Unit terkait
Rawat Inap
9
PEMERIKSAAN THORAX LORDOTIC
/RO/SPO/2016 0 1/1
Tanggal terbit
Ditetapkan oleh Direktur :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016
10
PEMERIKSAAN BOF
/RO/SPO/2016 0 2/2
STANDAR
PROSEDUR dr. Fitril Akbar, M.Kes
OPERASIONAL 2 Januari 2016 Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Adalah suatu pemeriksaan BOF atau organ perut dengan
proyeksi sinar x dari anterior ke posterior .
Tujuan Untuk melihat gambaran polos contour kedua ginjal dan
kandung kencing.
Kebijakan Kebijakan Direktur no 188/22/435.210/2015
tentang pelayanan radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur Persiapan pasien :
Sehari sebelumnya makan bubur, kecap, nasi tim atauroti
panggang.
Malam harinya ± jam 18.ºº WIB minum obat urus-urus
castor oil 30 cc di campur dengan 3 gelas air hangat.
Jam 19.ºº WIB puasa tidak boleh makan, minum
merokok dan jangan banyak bicara.
Jam 07.ºº WIB, pasien bisa datang ke RS sudah dalam
keadaan puasa.
Posisi Pasien :
Sebelum di kerjakan foto, pasien di suruh
kencingterlebih dahulu.
Pasien tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dengan
tangan di samping tubuh dan kaki lurus.
Titik sentrasi :
2,5 cm atau dua jari bawah pusar.
Film : 1 lembar.
Struktur yang terlihat :
- Contour kedua ginjal.
- Tulang Lumbosaral.
- Tulang pelvis.
- Kandung kencing.
11
PEMERIKSAAN BOF
Prosedur Indikasi :
- Batu di ginjal.
- Batu ureter.
- Batu buli-buli.
- Retensio urine.
- BPH.
Unit terkait IRD
Rawat Jalan.
Rawat Inap
12
PEMERIKSAAN BOF/LLD
13
PEMERIKSAAN BOF/LLD
14
PROSEDUR PEMERIKSAAN PELVIS
15
PROSEDUR PEMERIKSAAN PELVIS
Prosedur
E. Indikasi :
Kelainan pada tulang :
Sacrum, ilium, coccyx, pubis, symphysis pubis, ischium,
femoral head, femoral neck, greater trochanter, lesser
trochanter.
16
PROSEDUR PEMERIKSAAN PELVIS
LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 ½
/RO/SPO/2016
17
PROSEDUR PEMERIKSAAN PELVIS
LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
18
PROSEDUR PEMERIKSAAN V. THORACAL
AP
19
PEMERIKSAAN V. THORACAL LATERAL
20
PEMERIKSAAN V. THORACAL LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2
/RO/SPO/2016
21
PEMERIKSAAN V. THORACAL OBLIQUE
22
PEMERIKSAAN V. THORACAL OBLIQUE
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2
/RO/SPO/2016
23
PEMERIKSAAN VERTEBRA
LUMBOSACRAL AP
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
/RO/SPO/2016
Tanggal Terbit
STANDAR
Ditetapkan,
PROSEDUR
DIREKTUR RSUD S Ditetapkan
OPERASIONAL oleh Direktur :
2 Januari 2016
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Posisi AP adalah suatu pemeriksaan os V lumbosacral atau
tulang tulang belakang antara tulang punggung dan tulang
ekor dengan proyeksi sinar x dari anterior ke posterior .
Tujuan Untuk melihat gambaran tulang-tulang lumbosacral pada
posisi AP.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan
radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi pasien :
Pasien tidur terlentang dengan kaki di tekuk, kepala di
beri bantal.
B. Posisi punggung :
Luruskan mid sagital plane ke mid line meja.
Tempatkan kedua lengan di samping tubuh.
C. Sentrasi sinar :
Arah sinar tegak lurus dengan film.
Titik sentrasi ke pusar ( umbilicus ).
Letakkan marker R / L sesuai dengan lumbal yang di
periksa.
D. Struktur yang terlihat :
Vertebra L1-5 dan sacrum.
E. Indikasi :
Kelainan vertebra lumbal dan sacrum.
Unit terkait IRD
Rawat Jalan.
Rawat Inap
24
PEMERIKSAAN VERTEBRA
LUMBOSACRAL LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 ½
/RO/SPO/2016
25
PEMERIKSAAN VERTEBRA
LUMBOSACRAL LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2
/RO/SPO/2016
26
PROSEDUR PEMERIKSAAN VERTEBRA
LUMBOSACRAL OBLIQUE
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
27
PROSEDUR PEMERIKSAAN VERTEBRA
LUMBOSACRAL OBLIQUE
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
E. Indikasi
- Fraktur tulang lumbo sacral.
- Compressi tulang lumbal atau sacrum.
- LBP.
HNP
28
PEMERIKSAAN CLAVICULA AP
PEMERIKSAAN CLAVICULA AP
29
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2
/RO/SPO/2016
PEMERIKSAAN SCAPULAE AP
30
No Dokumen No Revisi Halaman
0 ½
/RO/SPO/2016
31
PEMERIKSAAN SCAPULAE AP
32
PROSEDUR PEMERIKSAAN COXAE AP
2. POSISI OBJEK
a. pertengahan MSP tubuh pada pertengahan meja
pemeriksaan
b. atur kedua SIAS berjarak sama terhadap meja
pemeriksaan
c. dengan memperhatikan proteksi radiasi terhadap
pasien, maka atur luas kolimasi secukupnya sesuai
dengan objek yang diperiksa
d. pertengahan kaset 2 inches superior dari symphysis
pubis
33
PROSEDUR PEMERIKSAAN COXAE AP
34
PROSEDUR PEMERIKSAAN COXAE
LATERAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
oleh Direktur :
STANDAR
PROSEDUR 2 Januari 2016 dr. Fitril Akbar, M.Kes
OPERASIONAL Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Posisi lateral adalah posisi yang terlihat dari samping. True
lateral akan selalu diputar 90º dari posisi AP.
Tujuan Untuk mengetahui gambaran tulang coxae
Kebijakan Kebijakan Direktur no:
tentang pelayanan radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur 1. POSISI PASIEN
a. Tempatkan pasien dalam keadaan miring atau lateral.
2. POSISI OBJEK
a. posisikan tubuh sehingga 3 inchi(7,5 cm) ke
belakang dari MCP di pusatkan ditengah garis
meja.Hip joint dan knee joint dalam keadaan flexio
untuk kenyamanan pasien
b. Kedua lengan diletakkan diatas kepala
c. Gunakan Grid.
3. Central Point : Selevel SIAS dan 3 inci kebelakang MCP
4. Central Ray : tegak lurus bidang film
5. KRITERIA GAMBAR
a. tampak jelas gambaran tulang coxae
b. tampak pembatasan luas lapangan penyinaran pada
sisi lateral tubuh
35
PROSEDUR PEMERIKSAAN COXAE
LATERAL
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
36
PROSEDUR PEMERIKSAAN FEMUR AP
No Dokumen No Revisi Halaman
0 ½
/RO/SPO/2016
37
PEMERIKSAAN FEMUR AP
E. Indikasi :
- Fraktur tulang femur.
- Fraktur collum femur.
38
PEMERIKSAAN FEMUR LATERAL
39
PEMERIKSAAN FEMUR LATERAL
40
PEMERIKSAAN GENU AP
41
PEMERIKSAAN GENU AP
42
PEMERIKSAAN GENU LATERAL
43
PEMERIKSAAN GENU LATERAL
44
No Dokumen No Revisi Halaman
0 ½
/RO/SPO/2016
45
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2
/RO/SPO/2016
E. Indikasi :
- Fraktur os patella.
46
PEMERIKSAAN CRURIS AP
47
PEMERIKSAAN CRURIS AP
48
PEMERIKSAAN CRURIS LATERAL
49
PEMERIKSAAN CRURIS LATERAL
50
PEMERIKSAAN ANKLE AP
51
PEMERIKSAAN ANKLE AP
52
PEMERIKSAAN ANKLE LATERAL
53
PEMERIKSAAN ANKLE LATERAL
54
PEMERIKSAAN PEDIS AP
Tanggal Terbit
STANDAR
Ditetapkan,
PROSEDUR
DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
OPERASIONAL
2 Januari 2016 Direktur :
55
PEMERIKSAAN PEDIS AP
IRD
Rawat Jalan.
Unit terkait
Rawat Inap
56
PEMERIKSAAN PEDIS LATERAL
57
PEMERIKSAAN PEDIS LATERAL
C. Titik sentrasi :
Tegak lurus film 90°.
Letakkan marker R/L pada cassette sesuai kaki yang
difoto.
Sentrasi pada :
- Posisi medio lateral pada pertengahan pedis.
- Posisi latero medial pada head metatarsal 5.
D. Struktur yang terlihat :
- Pedis true lateral, navicular, calcaneus, kuneiform,
talus,
maleolus, metatarsal, phalanx, ankle joint, tibia dan
fibula bagian distal.
E. Indikasi :
- Trauma pada kaki
IRD
Rawat Jalan.
Unit terkait
Rawat Inap
58
PEMERIKSAAN PEDIS OBLIQUE
A. Posisi Pasien :
Prosedur
Pasien duduk atau tidur terlentang.
Kaki yang tidak di foto di jauhkan dari obyek.
Flexikan kaki yang akan di foto sehingga pedis
menempel pada cassette.
B. Posisi kaki :
Medial oblique :
Dari posisi Ap rotasikan kaki ke arah medial
sehingga kaki membentuk sudut ±30º dengan
cassette .
Lateral oblique:
Dari posisi AP rotasikan kaki ke arah lateral
Sehingga pedis membentuk sudut ± 30° dengan
cassette.
C. Titik sentrasi :
Tegak lurus film / 90°
Letakkan marker R / L dicassette sesuai dengan kaki
yang di foto.
59
PEMERIKSAAN PEDIS OBLIQUE
IRD
Unit terkait
Rawat Jalan.
Rawat Inap
60
PEMERIKSAAN CALCANEUS AXIAL
61
PEMERIKSAAN CALCANEUS AXIAL
62
PEMERIKSAAN CALCANEUS LATERAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian - Posisi lateral adalah suatu pemeriksaan os calcaneus atau
tulang
tungkai dengan posisi yang terlihat dari samping.
-True lateral os calcaneus atau tulang tungkai diputar 90º
dari
posisi AP
Tujuan Untuk melihat gambaran calcaneus seutuhnya.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang
pelayanan radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi pasien :
Pasien tidur atau duduk di atas meja pemeriksaan.
Kaki yang tidak di periksa di jauhkan di tempatkan di
belakang.Flexikan lutut 45°.
B. Posisi kaki :
Tempatkan ankle joint pada tengah film, dengan
sepanjang
kaki yang di periksa ( calcaneus ) sejajar dengan film.
Tempatkan lutut dan kaki bagian bawah yang diinginkan
untuk menempatkan permukaan plantar supaya tegak
lurus
dengan film.
Posisikan ankle dan kaki pada posisi true lateral
yang mana menempatkam malleolus bagian lateral ±
15°-
20° ke belakang menuju bagian medial malleolus
63
PEMERIKSAAN CALCANEUS LATERAL
64
PEMERIKSAAN MANUS AP
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016 dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Adalah suatu pemeriksaan os manus atau tulang-tulang tangan
Pengertian mulai dari pergelangan tangan sampai jari – jari dengan proyeksi
sinar x dari anterior ke posterior.
Tujuan Untuk mengetahui gambaran semua tulang tangan pada posisi AP
Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
Kebijakan
diagnotik imajing
A. Posisi pasien
Pasien duduk disamping meja pemeriksaaan dengan
tangan yang sakit diatas meja.
Pasien dibuat serilex mungkin, supaya tidak terjadi rotasi.
B. Posisi tangan
Siku ditekuk 90º dengan tangan dan lengan tangan diatas
meja.
Sesuai dengan klinis yang fraktur ditengah cassette.
Prosedur Pergelangan sejajar dengan manus.
Palmar manus menempel pada bagian atas cassette.
Antara digiti dibuat renggang.
C. Titik sentrasi :
Tegak lurus 90º ke arah metacarpal III.
Letakkan marker R atau L sesuai tangan yang di periksa
pada cassette.
Film : deetector = 1 lembar di split.
65
PEMERIKSAAN MANUS AP
66
PEMERIKSAAN MANUS LATERAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR
OPERASIONAL 2 Januari 2016 dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian - Posisi lateral adalah suatu pemeriksaan os manus atau tulang
tulang tangan mulai dari pergelangan tangan atau jari-jari
yang terlihat dari samping.
- True lateral akan selalu diputar 90º dari posisi AP.
Tujuan Untuk mengetahui semua tulang tangan pada posisi lateral.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi pasien :
Penderita duduk di samping meja pemeriksan
dengan tangan yang sakit di atas meja.
Pasien di buat serilex mungkin.
B. Posisi tangan :
Siku di tekuk 90º dengan tangan dan lengan tangan di
atas meja.
Putar tangan dan pergelangan tangan ke posisi lateral
dengan ibu jari diatas.
Atur jari-jari tangan paralel dengan cassette supaya
tidak overlap dan dalam keadaaan benar-benar posisi
lateral.
67
PEMERIKSAAN MANUS LATERAL
68
PEMERIKSAAN MANUS OBLIQUE
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Posisi oblique adalah garis tengah tubuh, tidak tegak lurus atau
tidak sejajar dengan cassette tetapi yang mana posisi tangan
setengan miring dan telapak tangan menghadap caset/film.
Tujuan Untuk mengetahui semua tulang tangan pada posisi oblique.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan
radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi Penderita :
Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan tangan
yang sakit diatas meja.
Pasien dibuat serilex mungkin, supaya tidak terjadi rotasi.
B. Posisi tangan :
Siku di tekuk 90º dengan tangan dan lengan diatas meja.
Putar tangan dan pergelangan tangan ke lateral 45º.
Atur jari-jari tangan sejajar dengan cassette.
C. Titik sentrasi :
Tegak lurus 90º ke metacarpal III
Letakkan marker R atau L ke cassette sesuai tangan yang di
periksa.
Film 24 x 30 = 1 lember
69
PEMERIKSAAN MANUS OBLIQUE
70
PEMERIKSAAN WRIST AP
71
PEMERIKSAAN WRIST AP
Unit terkait
72
PEMERIKSAAN WRIST LATERAL
73
PEMERIKSAAN WRIST LATERAL
74
PEMERIKSAAN ANTEBRACHII AP
75
PEMERIKSAAN ANTEBRACHII AP
E. Indikasi :
- Trauma pada lengan bawah.
- Suspect fraktur lengan bawah
76
PEMERIKSAAN ANTEBRACHII LATERAL
77
PEMERIKSAAN ANTEBRACHII LATERAL
78
PEMERIKSAAN CUBITI AP/ELBOW/AP
79
PEMERIKSAAN CUBITI AP/ELBOW/AP
Prosedur
E. Indikasi :
- Trauma pada siku.
- Dislokasi
- Suspect fraktur siku.
- Suspect fraktur supracondyler.
80
PEMERIKSAAN CUBITI LAT./ELBOW LAT.
81
PEMERIKSAAN CUBITI LAT./ELBOW LAT.
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 01 2/2
C. Titik sentrasi :
Tegak lurus dengan cassette, sentrasi ditengah siku.
Prosedur
Letakkan marker R / L ke cassette sesuai siku yang di
periksa.
Film : detector : 1 lembar di split.
D. Struktur yang terlihat :
Gambaran bagian distal lengan atas dan proximal
lengan bawah lateral.
Olecranon process.
Epicondyles.
E. Indikasi :
- Trauma pada siku.
- Dislokasi
- Suspect fraktur siku.
- Suspect fraktur supracondyler
IRD
Unit terkait
Rawat Jalan.
Rawat Inap
82
PEMERIKSAAN HUMERUS AP
83
PEMERIKSAAN HUMERUS AP
IRD
Unit terkait
Rawat Jalan.
Rawat Inap
84
PEMERIKSAAN HUMERUS
LATERAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian - Posisi lateral adalah suatu pemeriksaan os humerus atau
tulang- tulang tangan mulai dari siku sampai sendi bahu
dengan posisi yang terlihat dari samping.
-True lateral os humerus atau lengan tangan diputar 90º
dari posisiAP
Tujuan Untuk melihat gambaran lengan atas pada posisi lateral.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan
radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi Pasien :
Pasien duduk atau tidur atau berdiri , dengan melihat
kondisi pasien.
B. Posisi lengan atas :
Bila memungkinkan pasien lebih bagus brdiri.
Letakkan cassette, yang mana bahu dan siku nempel
cassette.
Putar badan ke samping sampai membawa bagian
proximal humerus nempel dengan cassette.
C. Titik sentrasi :
Tegak lurus dengan cassette, sentrasi bagian tengah
humerus.
Letakkan R / L di cassette sesuai lengan atas yang di
periksa.
D. Struktur yang terlihat :
Seluruh lengan atas.
85
PEMERIKSAAN HUMERUS
LATERAL
. Indikasi :
- Trauma pada lengan atas.
- Dislokasi.
IRD
Unit terkait
Rawat Jalan.
Rawat Inap
86
PEMERIKSAAN SHOULDER
EXOROTASI
87
PEMERIKSAAN SHOULDER
EXOROTASI
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
E. Indikasi :
- Trauma bahu.
Prosedur
- Dislokasi humerus
.
88
PEMERIKSAAN SHOULDER
ENDOROTASI
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Posisi AP adalah suatu pemeriksaan os shoulder atau sendi
Pengertian bahu dengan proyeksi sinar X dari anterior ke posyerior
Untuk melihat gambaran clavicula, scapula dan humerus bagian
Tujuan atas.
89
PEMERIKSAAN SHOULDER
ENDOROTASI
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
90
PEMERIKSAAN SKULL AP
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Posisi AP adalah suatu pemeriksaan os skull atau tulang tulang
kepala dengan proyeksi sinar x dari anterior ke posterior
Tujuan Untuk mengetahui gambaran tulang tengkorak pada posisi AP.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi pasien :
Semua benda atau logam yang menempel di kepala di
lepas.
Pasien tengkurap atau duduk.
Os frontal menempel cassette.
B. Posisi kepala :
Letakkan hidung pasien dan kepala bagian atas pada
puncak cassette.
Center orbitomeatal line ( OML ) tegak lurus dengan
cassette.
Pastikan seluruh kepala masuk pada cassette.
91
PEMERIKSAAN SKULL AP
92
PEMERIKSAAN SKULL LATERAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
93
PEMERIKSAAN SKULL LATERAL
94
PEMERIKSAAN WATER’S
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Posisi PA adalah suatu pemeriksaan os water's atau tulang
kepala bagian muka khususnya daera sinus dengan proyeksi
sinar x dari posterior ke anterior .
Tujuan Mengetahui gambaran semua sinus paranasalis.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur Posisi pasien :
Semua logam yang melekat di daerah kepala dilepas.
Di usahakan sedapat mungkin posisi tegak terutama
pada
kasus sinusitis.
Posisi kepala PA :
Tengadahkan kepala sehingga mento meatal line tegak
lurus dengan film.
Tempelkan dagu pada film.
Buka mulut selebar-lebarnya.
Titik sentrasi :
Arah horizontal tegak lurus ke tengah film.
Film 18x24 cm : 1 lembar.
Struktur yang terlihat :
- Sinus paranasalis, os orbita, os maxilla, os
zygomatic,
osnasal septum.
Indikasi :
- Kelainan sinus paranasalis.
Kelainan / fraktur pada tulang-tulang seperti
misalnya orbita, maxilla, zygomatic, septum nasi
95
PEMERIKSAAN WATER’S
96
PEMERIKSAAN EISLER / MANDIBULA
97
PEMERIKSAAN EISLER / MANDIBULA
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
Unit terkait
IRD
Rawat Jalan.
Rawat Inap
98
PEMERIKSAAN TOWNE
99
PEMERIKSAAN TOWNE
100
PEMERIKSAAN BASIS CRANII
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur :
OPERASIONAL 2 Januari 2016
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Tangensial adalah suatu pemeriksaan yang menggambarkan
kurva atau permukaan organ yang di perlukan dalam satu
titik. Satu struktur tubuh yang di perlukan keluar dari struktur
anatomi tubuh.
Tujuan Mengetahui gambaran :
Foramen ovale dan spinosum.
Tertumpuknya gambaran symphysis dengan frontalis.
Condylus mandibula pada posisi anterior dari petrous
pyramids.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur Posisi pasien :
Pasien dalam posisi duduk, jika tidak bisa dengan
posisi berbaring.
Posisikan pasien dalam keadaan rileks.
Posisi kepala :
Posisikan dagu dan leher hyperextending sehingga
infraorbita meatal line (IOML) sejajar dengan film.
Vertex kepala menempel pada film.
Luruskan midsagitatal plane tegak lurus pada garis
tengah meja pemeriksaan, hindari kemiringan dan
pergerakan.
101
PEMERIKSAAN BASIS CRANII
102
PEMERIKSAAN SCHULLER / MASTOID
STANDAR Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
OPERASIONAL Direktur :
2 Januari 2016
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Adalah suatu pemeriksaan sebagian organ kepala khususnya
daerah mastoid dengan cara memutar kepala atau merubah
kepala dari anatomi.
Tujuan Untuk mengetahui gambaran mastoid air cell.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur Posisi pasien :
Pasien tidur tengkurap dengan posisi salah satu tangan
disamping kepala untuk menyangga fixasi kepala, tangan
satunya lurus disamping badan.
B. Posisi kepala :
True lateral (infra orbita meatal line tegak lurus film, OML
sejajar dengan film.
Mastoid yang di periksa di letakkan dengan film dengan
daun telinga di flexikan.
C. Titik sentrasi :
2,5 cm keatas dan 2,5 cm posterior dari MAE dengan tube
di sudutkan 25° ke caudal.
Film 18x24 cm : 1 lembar.
Posisinya di buat kanan dn kiri sebagai perbandingan.
103
PEMERIKSAAN SCHULLER / MASTOID
104
PEMERIKSAAN TMJ
STANDAR Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
OPERASIONAL Direktur :
2 Januari 2016
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Adalah suatu pemeriksaan os TMJ atau tulang tulang kepala
atau sepanjang organ struktur yang di perlukan dengan cara
memutar kepala atau merubah kepala dari anatomi.
Tujuan Untuk melihat sendi antara os temporal dengan os mandibula.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur Posisi pasien :
Pasien tidur tengkurap dengan posisi salah satu tangan
disamping kepala untuk menyangga fixasi kepala, tangan
satunya lurus disamping badan.
Posisi kepala :
True lateral.
TMJ yang di periksa dekat dengan film.
Di buat dengan mulut tertutup ( close mouth ) dan mulut
terbuka ( open mouth ).
Titik sentrasi :
2,5 cm ke atas dan 2,5 cm ke belakang dari MAE
dengan tube di sudutkan 25° ke caudal.
Foto TMJ di buat kanan dan kiri.
Struktur yang terlihat :
Temporal mandibular joint.
105
PEMERIKSAAN TMJ
Indikasi :
- Kelainan pada temporal mandibular joint
- Dislokasi.
106
PROSEDUR PEMERIKSAAN NASAL
107
PROSEDUR PEMERIKSAAN NASAL
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
108
PEMERIKSAAN V. CERVICAL AP
STANDAR Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
OPERASIONAL oleh Direktur :
2 Januari 2016
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Posisi AP adalah suatu pemeriksan os cervical atau tulang
tulang leher dengan proyeksi sinar x dari anterior ke posterior
Tujuan Untuk mengetahui gambaran vertebra cervical 1-7.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi pasien :
Supine atau tegak.
B. Posisi leher :
Mengikuti posisi pasien ( anatomi ).
Kepala di extensikan.
C. Titik sentrasi :
Luruskan midsagittal plane pada garis tengah meja.
Arah sinar 15° ke cranial melewati tepi bawah pada
cartigo
tyroid ke tengah film.
Letakkan R / L pda daerah cervical mana yang di periksa.
Film: 1 lembar.
C. Struktur yang terlihat
Vertebra cervicalis 1 – 7.
E. Indikasi :
- Trauma pada leher.
- Nyeri / kaku leher .
- CRS.
109
PEMERIKSAAN V. CERVICAL AP
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
110
PEMERIKSAAN V. CERVICAL LATERAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian - Posisi lateral adalah suatu pemeriksaan os cervical dengan
posisi yang terlihat dari samping dengan proyeksi sinar X
dari anterior ke posterior
- True lateral os cervical atau tulang tulang leher diputar 90º
dari posisi AP
Tujuan Untuk mengetahui vert. Cervicalis 1 sampai 7 termasuk di
dalamnya bodi vertebre, intervertebra joint space, articular
pillers, spinosus processus dan cyaapophyseal joint.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur A. Posisi pasien :
Duduk atau berdiri pada posisi lateral.
B. Posisi leher :
Mengikuti posisi tubuh ( anatomi ).
Dagu / kepala di extensikan.
Kedua tangan dibelakang sambil agak di tarik supaya
bahu
bisa turun supaya tidak menutupi cervical 7.
C. Titik sentrasi :
Luruskan mid coronal plane pada garis tengah meja atau
cassette.Arah sinar tegak lurus ke film melalui C4-5 (
batas tepi atas
Letakkan marker R / L pada posisi yang di buat.
Film detector cm : 1 lembar.
D. Struktur yang terlihat :
Vertebra cervicalis 1 – 7.
111
PEMERIKSAAN V. CERVICAL LATERAL
E. Indikasi :
- Trauma pada leher.
- Nyeri / kaku leher.
- CRS.
112
PEMERIKSAAN V. CERVICAL OBLIQUE
113
P PEMERIKSAAN V. CERVICAL OBLIQUE
Unit terkait
IRD
Rawat Jalan.
Rawat Inap
114
PROSEDUR PEMERIKSAAN OESOPHAGUS
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
115
PROSEDUR PEMERIKSAAN OESOPHAGUS
116
PROSEDUR PEMERIKSAAN UGI
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
117
PROSEDUR PEMERIKSAAN UGI
118
PEMERIKSAAN PROSEDUR COLON IN
LOOP / BARIUM ENEMA
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/201 0 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
119
PROSEDUR PEMERIKSAAN COLON IN
LOOP / BARIUM ENEMA
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
120
Rawat Jalan.
Rawat Inap
PROSEDUR PEMERIKSAAN
APPENDICOGRAPHY
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
121
bisa tunggu beberapa menit/jam sampai kontras masuk
ke appendix.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
APPENDICOGRAPHY
122
PROSEDUR PEMERIKSAAN HSG
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur :
PROSEDUR 2 Januari 2016
OPERASIONAL dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Suatu pemeriksaan Radiologi pada daerah rahim (uterus, sal
telur, indung telur ) beserta salurannya dengan kontras media .
Tujuan Mengetahui kelainan system reproduksi (pembuahan) pada
wanita.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur A. Persiapan pasien :
Bisa dilakukan 6 – 10 hari dihitung setelah menstruasi
bersih.
3 – 4 hari sebelum pemeriksaan pasien tidak boleh
berhubungan dengan suami.
Membawa pembalut 2 (dua) buah.
B. Persiapan alat :
Kontras media hystero 20 cc.
Salphingography instrument 1 set.
Sonde uterus, 2 (dua) buah speculum.
2 (dua) buah portio tang, canule, conus.
Handschoen, doek, mangkok, kassa steril.
Spuit 20 cc, savlon, jarum 18/21 cc.
Lampu penerangan, bengkok.
C. Tehnik pemeriksaan :
1. Pasien diberi obat penenang (bila perlu).
2. Buli-buli dikosongkan terlebih dahulu (pasien diminta
buang air kecil).
3. Daerah os pubis dibersihkan dahulu dengan kassa yang
telah diberi savlon.
4. Pasang spekulum bagian bawah kemudian bagian atas.
123
RSI SITI HAJAR
SIDOARJO
PROSEDUR PEMERIKSAAN HSG
124
RSI SITI HAJAR
SIDOARJO
PROSEDUR PEMERIKSAAN HSG
Prosedur D. Indikasi :
1. Mencari kelainan uterus.
- Myoma yang menonjol ke dalam rongga uterus.
- Besar dan bentuk uterus.
- Sifat selaput lendir.
2. Mencari kelainan pada tuba uterus dan ampulla.
- Infeksi dalam tuba .
- Tuba atau ampulla buntu atau tidak.
- Lebar tuba.
3. Infertilitas / fertilitas primer atau sekunder.
E. Kontra indikasi :
- Kehamilan,
- Habis dikuret,
- Perdarahan vagina,
- Vagina discharge (tanda infeksi / keputihan ).
Unit terkait IRD
Rawat Jalan.
Rawat Inap.
125
PROSEDUR PEMERIKSAAN IVP
126
PROSEDUR PEMERIKSAAN IVP
127
PROSEDUR PEMERIKSAAN CYSTOGRAPHY
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
B. Persiapan alat :
Kontras media, 1 : 6 dicampur dengan water for
injection ± 150-200 cc.
Spuit 50 cc, jarum 21, 18.
Handschoen, klem, folley catheter.
Mangkok, doek steril.
Alkohol, plester.
C. Tehnik pemeriksaan :
1. Buli-buli harus dikosongkan sebelum dilakukan
pemeriksaan.
2. Tidurkan pasien posisi supine, buat plain foto buli-buli
(film 24x30).
3. Pasang folley catheter tanpa balon pada pasien ( untuk
pasien rawat inap folley catheter sudah terpasang di
ruangan).
4. Kontras media dimasukkan secara pelan-pelan sampai
buli-buli terisi penuh sambil di fluoroscopy.
128
PROSEDUR PEMERIKSAAN CYSTOGRAPHY
129
PROSEDUR PEMERIKSAAN BIPOLAR
URETHRO CYSTOGRAPHY
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
130
PROSEDUR PEMERIKSAAN BIPOLAR
URETHRO CYSTOGRAPHY
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
131
PROSEDUR PEMERIKSAAN
FISTULOGRAPHY
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Pemeriksaan radiologi dengan kontras untuk melihat kedalaman
lubang dan pengaruhnya pada organ tubuh.
Tujuan Mengetahui letak lubang (fistel)
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur A. Persiapan pasien :
Pasien tanpa persiapan
B. Persiapan alat :
Kontras media dicampur dengan water for injection (1 :
2).
Abbocath, spuit 10 cc,
Savlon , betadine.
Mangkok, kassa, doek, handschoen steril
C. Tehnik pemeriksaan :
a. Bersihkan daerah/lubang yang akan diperiksa dengan
savlon/ betadine (buat pasien dalam keadaan rilex).
b. Buat plain foto obyek yang akan diperiksa, posisi AP
c. Kontras dimasukkan pelan-pelan sambil di fluoroscopy.
d. Ikuti alur masuknya kontras sampai pada ujung fistel.
e. Buat gambar dalam posisi AP, obliq, lateral.
D. Indikasi :
- Sejauh mana letak kedalam dari fistel.
E. Kontra indikasi :
- Reaksi alergi pada pasien
132
PROSEDUR PEMERIKSAAN
FISTULOGRAPHY
133
PEMERIKSAAN FOTO GIGI PERIAPICAL
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Pemeriksaan Foto Gigi Periapical yang dimaksud adalah Salah
satu pemeriksaan Radiologi untuk mendapatkan gambaran gigi
secara keseluruhan dari berbagai sudut .
IRD
Rawat Jalan.
Unit terkait
Rawat Inap
134
PEMERIKSAAN FOTO PANORAMIC
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Pemeriksaan Foto Panoramic yang dimaksud adalah Salah satu
pemeriksaan Radiologi untuk mendapatkan gambaran gigi
secara keseluruhan dari berbagai sudut .
IRD
Unit terkait
Rawat Jalan.
Rawat Inap
135
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
ABDOMEN ATAS
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Merupakan suatu pemeriksaan Radiologi yang tidak infasif
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik
Tujuan Untuk mengetahui adanya kelainan organ di Abdomen bagian
atas
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur A. Persiapan Penderita :
6 Jam sebelum pemeriksaan, puasa tidak boleh
makan / minum dan merokok
Bila pasien tidak kuat, boleh minum air putih
dicampur dengan gula ± 1 gelas
B. Teknik Pemeriksaan :
1. Penderita tidur terlentang / supine atau sesuai dengan
organ yang akan diperiksa
2. Organ yang diperiksa untuk USG Abdomen atas adalah
hepar, gallbladder, lien , pancreas dan ren dextra dan
sinistra.
3. Area yang akan dilakukan pemeriksaan harus terbebas
dari pakaian atau logam , area yang tidak diperiksa
ditutup dengan selimut
4. Area yang akan diperiksa diberi jelly untuk penghantar
gelombang elektromagnetik
5. Gunakan tranducer convex 3,5 MHz
6. Posisi transducer menysuaikan organ yang diperiksa
(sagital, transeval, oblique)
7. Posisikan tranducer pada organ yang diperiksa berikan
instruksi pada pasien (tahan nafas) lalu tekan freeze
136
ABDOMEN ATAS
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
137
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
ABDOMEN BAWAH
138
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
ABDOMEN BAWAH
139
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Merupakan suatu pemeriksaan Radiologi yang tidak infasif
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik
Tujuan Untuk mengetahui adanya kelainan organ di Abdomen bagian
dikandungan
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur A. Persiapan Penderita :
6 Jam sebelum pemeriksaan, puasa tidak boleh
makan / minum dan merokok
Bila pasien tidak kuat, boleh minum air putih
dicampur dengan gula ± 1 gelas
B. Teknik Pemeriksaan :
1. Penderita tidur terlentang / supine atau sesuai
dengan organ yang akan diperiksa
2. Organ yang diperiksa untuk USG kandungan adalah
uterus, adnexa dan buli
3. Area yang akan dilakukan pemeriksaan harus
terbebas dari pakaian atau logam , area yang tidak
diperiksa ditutup dengan selimut
4. Area yang akan diperiksa diberi jelly untuk
penghantar gelombang elektromagnetik
5. Gunakan tranducer convex 3,5MHz atau taranducer
linier sesuai kebutuhan
6. Posisi transducer menysuaikan organ yang diperiksa
(sagital, transeval, oblique)
7. Posisikan tranducer pada organ yang diperiksa
berikan instruksi pada pasien (tahan nafas) lalu
tekan freeze
8.
140
KANDUNGAN
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
141
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
TIROID
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
142
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
PAYUDARA
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 1/1
Tujuan
Untuk memastikan ada/tidak massa pada payudara dan bila ada
tumor, ditentukan solid atau kistik, jinak atau ganas
143
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
GINEKOLOGI
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 1/1
144
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)
PLEURA
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
2 Januari 2016
OPERASIONAL
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian
Suatu pemerikasaan yang menggunakan gelombang suara pada
daerah pleura
Tujuan
Untuk menentukan :
1. Ada tidak ada cairan di covum pleura.
2. Covum pleura tersebut jernih atau pus (nanah)
3. Apakah sudah terjadi penebalan pleura (schwarte)
4. Tanda untuk tempat pungsi cairan pleura
5. Ada tidak ada tumor yang melekat pada dinding Thorax
(yang terletak pada foto polos dada)
145
PLEURA
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
146
PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA TANPA
KONTRAS
147
KONTRAS
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
148
PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA DENGAN
KONTRAS
149
PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA DENGAN
KONTRAS
150
PEMERIKSAAN CT SCAN ORBITA
2. Prosedur Pemeriksaan :
Potongan axial 3-5mm dari inferior sampai dinding
superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus,
tanpa dan dengan kontras, setelah itu dibuat potongan
coronal 3-5mm mencakup seluruh covum orbita F.O.V.
kecil (160-200).
151
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
152
PEMERIKSAAN CT SCAN TELINGA/OS
PETROSUM
153
PEMERIKSAAN CT SCAN TELINGA/OS
PETROSUM
154
PEMERIKSAAN CT SCAN
PARANASALIS/SINUS
155
PEMERIKSAAN CT SCAN
PARANASALIS/SINUS
156
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 ½
2.Prosedur teknik
Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar
thyroid sampai bagian bawah.
Biasanya mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet.
Tanpa atau dengan kontras.
Delayed scan FOV 160-200mm
157
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
158
PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX
DENGAN KONTRAS
Indikasi
Tumor thorax
Abses paru
Persiapan alat
- Ct scan sudah di warm up
159
PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX
DENGAN KONTRAS
160
PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX
DENGAN KONTRAS
161
PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
DENGAN KONTRAS
162
PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
DENGAN KONTRAS
163
PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
DENGAN KONTRAS
164
PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
DENGAN KONTRAS
Format
Pre kontras, klik MPR, klik volume ‘tanpa CE’,klik
load
Topo : coronal
Thicknes : 5
Irisan : dari atas ke bawah 39 slice ( 2 film )
165
PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
SPINE
166
PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN
SPINE
167
PEMERIKSAAN CT SCAN VERTEBRA
LUMBAL
168
PEMERIKSAAN CT SCAN VERTEBRA
LUMBAL
169
PEMERIKSAAN CT SCAN VERTEBRA
LUMBAL
170
PEMERIKSAAN CT SCAN EXTREMITAS
1. Procedur Medik
Pasien tidak perlu puasa.
2. Prosedur Pemerikasaan :
1. Tanpa kontras atau dengan kontras.
2. Isi data pasien pada kolom registrasi pasien .
3. Setelah prosedur registrasi selesai pilih protocol
sesuai dengan yang akan diperiksa ( Extremitas atas
atau bawah ).
4. Klik OK
5. Kemudian Klik LOAD tunggu sampai muncul
start ,
171
No Dokumen No. Revisi Halaman
/RO/SPO/2016
0 2/3
172
PEMERIKSAAN CT SCAN DENGAN SEDASI
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD Ditetapkan
STANDAR oleh Direktur :
PROSEDUR
OPERASIONAL
2 Januari 2016
dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
Pengertian Cara melakukan pemeriksaan Ct Scan yang menggunakan obat
penenang/ bius pada pasien yang kurang kooperatif
Tujuan Agar tidak pasien bisa tenang / tidak bergerak ketika dilakukan
pemeriksaan Ct scan
Kebijakan Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi
dan diagnotik imajing
Prosedur 1. Indikasi : pasien tidak koopratif
2. Pasien harus rawat inap
3. Petugas rawat inap mendaftar ke instalasi radiologi dengan
membawa surat permintaan pemeriksaan ct scan
4. Petugas radiologi menerima da memeriksa surat
permintaan pemeriksaan Ct Scan tersebut
5. Petugas radiologi berkonsultasi dengan dokter spesialis
radiologi
6. Petugas radiologi memberikan jadwal waktu pemeriksaan
kepada petugas rawat inap\
7. Petugas rawat ianp berkonsultasi dengan dokter anastesi
8. Petugas radiologi berkoordinasi dengan petugas anastesi
tentang pelaksanaan pemeriksaan
9. Pelaksanaan pemeriksaan ct scan didampingi dokter
anastesi
10. Pasca pemeriksaan pasien dalam pantauan perawat
anastaesi
11. Setelah pasien dinyatakan baik oleh perawat anastaesi baru
kembali ke ruang perawatan
173
PEMERIKSAAN CT SCAN DENGAN SEDASI
-
Unit terkait
IGD
R.Jalan
R. Inap
Unit Anastesi
174
PEMERIKSAAN CT SCAN NASOPHARYNX,
OROPHARYNX, LIDAH
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD S Ditetapkan
oleh Direktur :
Standar Prosedur
Operasional 2 Januari 2016 dr. Fitril Akbar, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19610318 1968901 1 005
175
PEMERIKSAAN CT SCAN NASOPHARYNX,
OROPHARYNX, LIDAH
176
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
/RO/SPO/2016
177
PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DENGAN BAHAN KONTRAS TRACTUS
URINARIUS
178
PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DENGAN BAHAN KONTRAS TRACTUS
URINARIUS
179
PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DENGAN BAHAN KONTRAS UNTUK TRACTUS
DIAGESTIVUS
180
PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DENGAN BAHAN KONTRAS UNTUK TRACTUS
DIAGESTIVUS
181
PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DENGAN BAHAN KONTRAS UNTUK TRACTUS
DIAGESTIVUS
182
PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DENGAN BAHAN KONTRAS UNTUK TRACTUS
DIAGESTIVUS
No Dokumen No. Revisi Halaman
/RO/SPO/2016
0 4/4
183
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
BNO (POLOS ABDOMEN)
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
persiapan pada pasien yang akan menjalani pemeriksaan
radiologi secara khusus demi kelancaran pemeriksaan tersebut.
Kebijakan
Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur
1. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Urus – urus (cuci perut) dengan dulkolax tiga tablet atau
garam inggris/lavement tinggi.
3. Pasien harus puasa.
IGD
Unit terkait R.Jalan
R. Inap
184
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
HISTERO SALPINGOGRAPHY
185
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
HISTERO SALPINGOGRAPHY
1. Instalasi Radiologi
Unit terkait
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
186
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
INTRAVENOUS URETHROGAPHY
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
melaksanakan persiapan pada pasien yang akan menjalani
pemeriksaan radiologi secara khusus demi kelancaran
pemeriksaan tersebut
187
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
INTRAVENOUS URETHROGAPHY
1) Instalasi Radiologi
Unit terkait
2) Rawat Jalan
3) Rawat Inap
188
PEMERIKSAAN RADIOLOGI SECARA
KHUSUS PEMERIKSAAN MAAG-
DUODENUM
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. IRD
189
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
MICTURITION CYSTO URETRHOGRAPHY
190
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
INTRAVENOUS URETHROGAPHY
1. Instalasi Radiologi
2. Rawat Jalan
Unit terkait
3. Rawat Inap
191
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
RADIOLOGI SECARA KHUSUS
PEMERIKSAAN OESOPHAGUS
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
persiapan pada pasien yang akan menjalani pemeriksaan
radiologi secara khusus demi kelancaran pemeriksaan tersebut.
Kebijakan
Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur
1. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Pada pemeriksaan nanti menggunakan bahan kontras
media
3. Pasien tetap boleh makan dan minum sebelum
pemeriksaan
1. Instalasi Radiologi
2. Rawat Jalan
Unit terkait
3. Rawat Inap
192
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
USUS HALUS
(FOLLOW THROUGH)
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
melaksanakan persiapan pada pasien yang akan menjalani
pemeriksaan radiologi secara khusus demi kelancaran
pemeriksaan tersebut
Kebijakan
Kebijakan Direktur no: tentang pelayanan radiologi dan
diagnotik imajing
Prosedur
1. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Pada pemeriksaan menggunakan bahan kontras media
per oral.
3. Pasien diberitahu puasa (tanpa makan, minum) selama 6
s/d 8 jam sebelum pemeriksaan.
1. Instalasi Radiologi
2. Rawat Jalan
Unit terkait
3. Rawat Inap
193
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
USG (ULTRASONOGRAPHY)
1. Instalasi Radiologi
2. Rawat Jalan
Unit terkait
3. Rawat Inap
194
PENGOPERASIAN ALAT X-RAY FOTO
195
PENGOPERASIAN ALAT X-RAY FOTO
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
-Radiografer /Operator
Unit terkait
196
PENGOPERASIAN
ALAT X-RAY MOBILE UNIT
Tujuan
Untuk membantu menentukan diagnosa yang tepat untuk
mengetahui kelainan pada organ tubuh.
PENGOPERASIAN
ALAT X-RAY MOBILE UNIT
197
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
-Radiografer /Operator
Unit terkait
198
PENGOPERASIAN PANORAMIC X-RAY
199
PENGOPERASIAN PANORAMIC X-RAY
-Radiografer /Operator
Unit terkait
200
PENGOPERASIAN ALAT CR
201
PENGOPERASIAN ALAT CR
-Radiografer /Operator
Unit terkait
202
PENGOPERASIAN ALAT USG
203
PENGOPERASIAN ALAT USG
- Radiolog
Unit terkait
- Perawat Radiologi
204
PENGOPERASIAN ALAT CT SCAN
205
No Dokumen No. Revisi Halaman
/RO/SPO/2016
0 2/7
0 3/7
/RO/SPO/2016
206
6. Klik “Load”
7. Pilih preset “Bone”
8. Ambilgambar, klik “Image Save”
Langkah-langkah ngeprint film
1. Pilih icon filming, klik “Autoview S”
2. Klik “Filming”
3. Klik “Directory”
4. Klik “Load”
5. Pilihgambar yang ingindiprint, lalu Tarik
kedalamkotak-kotak
6. Atur format film, klik “Make Preset”
7. Klik “Print”
Langkah – langkah merekontruksi data di raw data
1. Klik “Raw Data”
2. Pilihnamapasien yang ingindirekontruksiulang,
pilih data HE (helical)
3. Klik “Load”
4. Klik “Volume”
5. Klik “On”
6. Atur area yang ingindirekontruksiulang, set start
untukawalgambardan set end untukakhirgambar,
aturluas
area/kolimasidenganmengaturbesarkecilnyalingka
ran
7. Atur Slice thickness 1.0 mm dan slice interval
0.8/0.5 mm
8. Atur Sure IQ sesuaidengan organ yang diinginkan,
9. misalinginmerekontruksi Sinus, Klik “Sure
207
Tulangbelakang di Aplikasi Spine MPR
1. Klik “Autoview S”
2. Klik “Clinical”
3. Klik “Directory”
4. Pilihnamapasien, lalupilih data volume
5. Klik “General””Spine MPR”
6. Double Klik protocol yang sudahada, cth:
lumbalatauthoracal
7. Aturtebaldanbanyaknyapotongan, kliki “preview”
”save”
Langkah-Langkah menyimpan gambar di DVD
1. Masukkan DVD-R
2. Klik Directory atauGambarTabungdiatas
3. Pilihnamapasien yang ingindisimpan
4. KlikDicom Media Send, cek di Icon samping Icon
Printer, apakah data yang tadi
disendsudah completed
208
Garis sinar vertical : di mid axillary line
4. Abdomen, posisi feet first (kaki duluan), tangan
ditaruh diatas kepala
Garis sinar horizontal : di bawah xhypodeus atau
pertengahan thorax
Garis sinar ertical : di mid sagittal plan
5. Pelvis, posisi feet first (kaki duluan), tangan
ditaruh diatas kepala
209
format film 4 x 5 sebanyak 1 lembar
0 7/7
/RO/SPO/2016
210
PEMELIHARAAN ALAT MEDIS RADIOLOGI
211
PEMELIHARAAN ALAT MEDIS RADIOLOGI
212
PERBAIKAN KERUSAKAN PERALATAN
RADIOLOGI
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemeliharaan maupun perbaikan peralatan
Radiologi.
Kebijakan
Kebijakan Direktur no: 188/22/435.210/2015
tentang pelayanan radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur
1. Melaporkan pada teknisi tentang kerusakan.
2. Teknisi mengecek tentang peralatan yang rusak.
3. Bila tidak bisa diatasi oleh teknisi setempat dan harus
diganti, dibuatkan kembali berita acara sesuai dengan
prosedur yang berlaku untuk dilaporkan ke Direktur.
213
PENGADAAN FILM X – RAY FOTO
214
PENGADAAN FILM X – RAY FOTO
215
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS
Tujuan
Sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan pengadanaan obat
dan bahan medis di Instalasi Radiologi.
216
PENGADAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS
217
PENYIMPANAN FILM X – RAY FOTO
218
PENYIMPANAN FILM X – RAY FOTO
219
PENYIMPANAN DOKUMEN HASIL
Tujuan
Sebagai langkah – langkah untuk mengamankan semua
dokumen hasil pemeriksaan radiographi maupun ultrasonografi
bila terjadi pengingkaran dari pasien maupun keluarganya dan
dokter yang memeriksa.
220
PENYIMPANAN DOKUMEN PAPARAN
RADIASI
Tujuan
1. Sebagai langkah-langkah untuk mengamankan suatu
dokumen hasil paparan radiasi dan mengevaluasi atau
memantau pemanfaatan tenaga nuklir dan radiasi pengion
dengan aktivitas dan paparan radiasi sangat renda yang tidak
membahayakan masyarakat.
2. Sebagai pelengkap suatu persyaratan dan tata cara
memperoleh ijin pemanfaatan tenaga nuklir dan radiasi
pengion.
Kebijakan Kebijakan Direktur no: 188/22/435.210/2015
tentang pelayanan radiologi dan diagnotik imajing
Prosedur 1. Petugas Instalasi radiologi mengajukan kepada BPFK
Surabaya tentang Kalibrasi pesawat X-Ray untuk
paparan radiasi.
2. Pengajuan dilaksanakan 1 tahun sekali.
3. Petugas kalibrasi atau paparan radiasi (BPFK Surabaya )
meninjau peralatan yang akan dikalibrasi sesuai
permintaan dari Instalasi Radiologi RSPN.
4. Hasil paparan radiasi akan diterima paling lambat 2
minggu setelah dilaksanakan.
Hasil disimpan dalam dfokumen radiologi dalam jangka
waktu 30 tahun.
221
RADIASI
222
PENGGUNAAN APD
223
PENGGUNAAN APD
224
PROTEKSI DAN KESELAMATAN
RADIASI UNTUK PERSONIL
225
PROTEKSI DAN KESELAMATAN
RADIASI UNTUK PERSONIL
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
226
PROTEKSI DAN KESELAMATAN
RADIASI UNTUK PASIEN
227
PROTEKSI DAN KESELAMATAN
RADIASI UNTUK PASIEN
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
228
PROTEKSI DAN KESELAMATAN
RADIASI PENDAMPING PASIEN
229
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
230
PEMAKAIAN FILM BADGE / TLD
231
PEMAKAIAN FILM BADGE / TLD
232
INTERVENSI PENANGGULANGAN
KEADAAN GAWAT DARURAT
233
INTERVENSI PENANGGULANGAN
KEADAAN GAWAT DARURAT
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
234
PENUNDAAN PELAYANAN RADIOLOGI
KARENA TERDAPAT GANGGUAN ALAT
235
PENUNDAAN PELAYANAN RADIOLOGI
KARENA TERDAPAT GANGGUAN ALAT
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
236
PENUNDAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KARENA HARUS ANTRI
(PASIEN IGD / RAWAT INAP)
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
/RO/SPO/2016
237
PENUNDAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KARENA HARUS ANTRI
(PASIEN IGD / RAWAT INAP)
No Dokumen No Revisi Halaman
/RO/SPO/2016 0 2/2
238
PENUNDAAN PENYERAHAN HASIL
RADIOLOGI
239
PENUNDAAN PENYERAHAN HASIL
RADIOLOGI
240
PEMERIKSAAN ULANG KARENA
KEGAGALAN RADIOGRAPHY
241
PELAPORAN HASIL
242
PELAPORAN HASIL
243
PENGAMBILAN / PENYERAHAN HASIL
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
244
PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
245
HASIL PEMERIKSAAN NILAI KRITIS
DI INSTALASI RADIOLOGI
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar diperoleh
pelayanan pemeriksaan dan hasil expertise dengan segera untuk
menegakkan diagnose, sehingga dapat dilakukan tindakan
medis dengan segera. guna memberikan tindakan/terapi
selanjutnya.
246
HASIL PEMERIKSAAN NILAI KRITIS
DI INSTALASI RADIOLOGI
247