Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Pendidikan jarak jauh (bahasa Inggris: distance education) adalah


pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya
berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi
interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang
diperlukan di dalamnya. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau
pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh
yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi
berbasis internet.

Kemajuan yang terjadi dalam dunia teknologi komunikasi dan


informasi memunculkan peluang maupun tantangan baru dalam dunia
pendidikan. Peluang baru yang muncul termasuk akses yang lebih luas
terhadap konten multimedia yang lebih kaya, dan berkembangnya metode
pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Di sisi lain
kemajuan teknologi dengan beragam inovasi digital yang terus berkembang
juga menghadirkan tantangan baru bagi penyelenggara pendidikan untuk
terus menyesuaikan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru tersebut.

Menurut Munir (2009) pembelajaran jarak jauh merupakan


pembejaran yang mengutamakan kemandirian. Pengajar dapat menyampaikan
materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung.
Pembelajaran semacam ini tidak terikat pada tempat dan waktu. Hamzah
B.Uno menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh merupakan sekumpulan
metode pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah
dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut berupa jarak fisik
maupun non fisik. Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak non fisik yakni
kondisi.

3
Berdasarkan berbagai pendapat tentang pembelajaran jarak jauh,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jarak jauh merupakan
pembelajaran pendidik yang disampaikan kepada peserta didik dengan tidak
bertatap muka secara langsung antara pendidik dan peserta didik tetapi bisa
melalui sistem telekomunikasi secara online.

2.2. Media Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan prmbelajaran..
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru
perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat lebih efektif.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-
lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah memiliki
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui.
Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi
kedua adalah sebagai media sumber belajar. Penjelasan mengenai kedua
fungsi tersebut terdapat di bawah ini.
1.      Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Setiap materi pembelajaran memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada materi yang tidak memerlukan alat bantu,
tetapi di lain pihak ada materi yang sangat memerlukan alat bantu
berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara
lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi pembelajaran
dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh peserta

4
didik. Tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh peserta didik.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi membantu
menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan
bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi
kualitas kegiatan belajar peserta didik dalam tenggang waktu yang cukup
lama. Itu berarti, kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media
akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada
tanpa bantuan media.
2.      Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut
berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori,
yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan
media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar,
ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi
pembelajaran serta dapat memperkaya wawasan peserta didik.
Menurut Levie dan Lentz (1982) media pembelajaran khususnya
media visual memiliki empat fungsi yaitu:
1.   Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian peserta
didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pembelajaran.
2.   Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
3.  Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
4.  Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan peserta didik
yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau secara verbal.

5
2.2. Aplikasi Pembelajaran Daring (PJJ)
Dalam masa pandemi saat ini proses pembelajaran dengan
menggandeng kemajuan teknologi informasi (TI) diharapkan menjadi lebih
baik serta fleksibel, baik dalam sistem yang hendak dikembangkan, materi
yang dapat diakses peserta didik dan guru, media pembelajaran atau media
instruksional dan proses pembelajaran yang akan diterapkan serta bagaimana
mencari alternatif solusi bila ditemukan hambatan dari peserta didik dan guru
atau penyelenggara pendidikan. Penerapan TI di bidang pendidikan,
khususnya dalam proses pembelajaran diyakini dapat memberikan perubahan
yang signifikan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan.
Pembelajaran berbasis TI merupakan proses pembelajaran yang
menggunakan berbagai teknologi informasi sebagai media pembelajaran.
Dalam pembelajaran berbasis TI, peran guru sebagai the sole authority of
knowledge berubah menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk berinteraksi
dengan berbagai sumber belajar.
Menurut Nugroho (2005), ada beberapa permasalahan yang dihadapi
sekolah menengah di Indonesia dalam memanfaatkan TI sebagai media
pembelajaran antara lain:
a) Media pembelajaran berbasis TI membutuhkan dana yang cukup besar
baik untuk pengadaan maupun pemeliharaannya;
b) Belum mendukungnya fasilitas/sarana-prasarana/infrastruktur seperti
listrik;
c) Masih kurangnya guru dan sumber daya pengajar yang berkompeten dalam
memanfaatkan TI sebagai media pembelajaran; dan
d) Sumber informasi dan referensi yang masih sangat kurang

Laman resmi Kemendikbud Republik Indonesia menyampaikan


bahwa ada 12 aplikasi yang bisa diakses oleh peserta didik untuk belajar di
rumah. Aplikasi tersebut adalah:

6
1. Rumah Belajar
Rumah Belajar adalah aplikasi dalam jaringan (Daring) yang
dikembangkan oleh Kemendikbud dengan tujuan untuk menyediakan
alternatif sumber belajar dengan pemanfaatan teknologi. Fitur-fitur yang
terdapat pada Rumah Belajar diantaranya adalah: Sumber Belajar,
Laboratorium Maya, Kelas Digital, Bank Soal, Buku Sekolah Elektronik,
Peta Budaya, Kaya, Bahasa dan Sastra, serta fitur lainnya yang dapat
dimanfaatkan secara gratis melalui https://belajar.kemdikbud.go.id
2. Meja Kita
Menyediakan materi pembelajaran yang cukup lengkap dan
memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan tugas, PR, dan diskusi
daring. Aplikasi ini mendukung peserta didik yang harus belajar di rumah
selama masa pandemi. Aplikasi ini gratis dan dapat diunduh melalui
https://belajar.kemdikbud.go.id
3. Icando
Adalah aplikasi Pendidikan yang sesuai dengan Kurikulum 2013 Revisi
yang dikembangkan secara komprehensif dengan ratusan minigames yang
akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik jenjang PAUD.
Aplikasi ini dapat diunduh di bit.ly/appicando
4. IndonesiaX
Berpengalaman mendukung akses belajar bagi masyarakat melalui
kursus-kursus yang berkualitas. IndonesiaX berkomitmen mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui penyediaan kursus daring gratis untuk
mengurangi disparsitas atau kesenjangan Pendidikan.
5. Google for Education
Menyediakan layanan menggunakan chromebooks dan G-Suite yang
memungkinkan pembelajaran virtual dengan konektivitas internet rendah.
6. Kelas Pintar
Merupakan salah satu penyedia sistem edukasi di era digital dengan
menggunakan teknologi terkini.

7
7. Microsoft Office 365
Menyediakan layanan office 365 secara gratis. Microsoft 365 dapat
diakses dan diperbaharui secara realtime;
8. Quipper School
Quipper School menawarkan cara belajar inovatif, mendukung guru untuk
mengelola tugas dan pekerjaan rumah dengan lebih efektif; Aplikasi ini
dapat diunduh di https://www.quipper.com/id/school/teachers/
9. Ruang Guru
Merupakan layanan belajar berbasis teknologi termasuk layanan kelas
virtual, platform ujian online, video belajar berlangganan, marketplace les
privat serta konten-konten Pendidikan yang bisa diakses melalui web dan
aplikasi Ruang Guru.
10. Sekolahmu
Menyediakan live streaming mata pelajaran dengan jenjang yang telah
disediakan;
11. Zenius
Zenius memiliki program belajar mandiri di rumah. Tersedia Kurikulum
KTSP, Kurikulum 2013, dan Kurikulum 2013 Revisi.Peserta didik juga
dapat mengakses materi pelajaran lengkap dan gratis untuk persiapan
ujian;
12. Cisco Webex
Aplikasi ini memungkinkan guru mengajar seperti biasa melalui video
termasuk berbagi konten presentasi dan berinteraksi dengan papan tulis
digital melalui layer computer/smartphone.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-
pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all diunduh 18
September 2021.

8
Membangun interaksi antara guru dan siswa merupakan salah satu
tantangan dalam kegiatan belajar mengajar secara daring. Dengan bantuan
beberapa aplikasi berikut ini, hal itu bisa ditanggulangi.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi metode yang diterapkan di


hampir seluruh sekolah di Indonesia sejak bulan Maret 2020 saat pandemi
COVID-19 mulai merebak. Langkah tersebut ditempuh Pemerintah demi
melindungi siswa maupun tenaga pengajar dari risiko penularan dan
penyebaran virus corona.

PJJ terkadang menjadi kurang efektif karena interaksi guru dan


murid tidak bisa berlangsung seperti jika KBM berlangsung secara face to
face. Belum lagi adanya distraksi di lingkungan sekitar yang menyebabkan
siswa tidak fokus belajar.

Guna mengantisipasi tantangan tersebut, ada beberapa aplikasi yang


bisa dimanfaatkan para pengajar agar KBM dalam PJJ ini menjadi lebih
interaktif dan efektif. 

1. Google Formulir/ Google Form


Google Formulir atau Google Forms termasuk salah satu aplikasi yang
banyak dimanfaatkan di sekolah, di antaranya karena terintegrasi dengan
Google Suite. Google Forms juga disukai karena dapat melakukan banyak
hal. Selain untuk administrasi survei, aplikasi ini juga bisa digunakan
untuk berbagai keperluan dalam proses belajar mengajar, seperti presensi,
kuis, penyampaian materi, dan pengumpulan database.

Cara penggunaannya pun relatif mudah. Pengguna bisa langsung


mengaksesnya via web dari PC, laptop, maupun smartphone. Ketika
digunakan untuk membuat kuis, ada berbagai tipe soal bisa dibuat di
Google Forms, mulai dari True/False, pilihan berganda, matching,
pertanyaan terbuka (open-ended), dan sebagainya. Aplikasi ini juga
menyertakan fitur scoring sehingga siswa akan lebih tertantang ketika

9
mengerjakan soal kuis. Dalam menyampaikan materi, pengguna dapat
mengunggah gambar maupun video agar materi pelajaran lebih menarik
bagi siswa.

2. Pear Deck
Pear Deck merupakan add-on yang akan bekerja di atas aplikasi
presentasi online, seperti Google Slides. Pear Deck akan "menyulap"
presentasi yang sudah dibuat sebelumnya menjadi lebih interaktif hanya
dengan menambahkan elemen-elemen yang akan membuat Interaksi guru
dan siswa lebih intens. Guru dapat menambahkan misalnya, pertanyaan
model pilihan ganda, pertanyaan terbuka, setelah menyampaikan satu
materi. Guru juga dapat membuat soal di mana siswa menjawab dengan
menggambar atau melakukan drag & drop. Fitur Audio bermanfaat,
terutama di mode Student Pace, misalnya ketika Guru ingin memberikan
instruksi atau membacakan materi pelajaran.

Membuat presentasi interaktif juga tidak harus dari nol karena Pear Deck
menyediakan pula library berisi template siap pakai, yang bisa disunting
(editable) dan bisa diadaptasikan dengan slide presentasi yang sudah
dibuat sebelumnya.

Untuk mulai presentasi, Guru dapat mengatur Pear Deck menjalankan


presentasi dalam mode Student Pace (siswa belajar sendiri tapi tetap
dipantau oleh guru secara online) atau secara live di kelas. Menggunakan
Pear Deck, dengan mode apapun, Guru bisa segera tahu jika ada siswa
yang cepat ataupun kesulitan memahami materi.

3. Nearpod
Nearpod membantu Guru membuat pelajaran di kelas, baik secara face to
face maupun virtual, menjadi lebih interaktif untuk berkompetisi dan
berkolaborasi. Caranya, Guru membuat presentasi interaktif dengan

10
menghadirkan kuis, jajak pendapat (polling), materi pelajaran berupa
video, papan kolaborasi, dan sebagainya.

Materi presentasi bisa diambil dengan drag & drop dari Google Slides,
file PDF, dan file PowerPoint yang sudah dibuat sebelumnya ke Nearpod.
Lalu, Guru tinggal memilih berbagai aktivitas interaktif dan penilaian
formatif yang disediakan Nearpod. Sedikit berbeda dengan Pear Deck,
aplikasi Nearpod tidak akan menambahkan elemen interaktif di slide yang
kita sudah siapkan tapi akan meletakkannya di slide baru.

Selanjutnya presentasi Nearpod akan ditampilkan di perangkat milik tiap


siswa dan siswa tidak harus melihat layar Guru. Namun Nearpod tidak
menyediakan tombol untuk memulai presentasi melalui Google Slide.
Guru harus mengeklik tombol Save & Go To Nearpod untuk memulai
presentasi.

Fitur seperti Fill in the Blanks, Matching Pairs, Open-ended Questions,


Poll, dan Quiz dapat menjadi sarana untuk menilai pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran secara real time.

Setelah siswa menyelesaikan kuis, Nearpod akan membuatkan laporan


dalam format PDF dan CSV. Dengan adanya laporan ini, Guru dapat
melihat perkembangan siswa dalam jangka waktu lebih panjang.

Seperti Pear Deck, Nearpod dapat digunakan untuk proses pembelajaran


langsung di kelas/kelas virtual maupun dijadikan pekerjaan rumah untuk
siswa (student-paced).

4. Youtube
YouTube merupakan satu dari banyaknya situs jejaring sosial yang
sedang banyak digunakan dewasa ini. Dimasukkannya YouTube ke
dalam bidang pendidikan adalah cara yang mudah dan user-friendly
untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dan mengintegrasikan

11
teknologi ke dalam kegiatan pengajaran. YouTube merupakan layanan
file sharing berbasis web, video/ audio yang memungkinkan individu
untuk dapat :
(a) membangun profil publik atau semi-publik dalam sistem yang
dibatasi,
(b) mengartikulasikan daftar pengguna lain dengan siapa mereka akan
berbagi sambungan, dan
(c) melihat daftar koneksi yang dibuat oleh orang lain dalam sistem
tersebut.
Layanan berbasis web memungkinkan pengguna untuk mendownload
video yang bisa dibagi dengan orang lain (teman, mahasiswa, pendidik)
dengan hubungan sosial dalam kondisi belajar. YouTube adalah layanan
video-sharing yang memungkinkan pengguna untuk mengirim video
pribadi yang dikembangkan, dari animasi untuk rekaman pribadi.
YouTube adalah aplikasi sosial yang memungkinkan pengguna untuk
berbagi dan membentuk masyarakat di sekitar konten mereka. Ini
menarik pengguna konten seperti siswa yang mendapatkan literature
dalam proses belajar yang jelas dalam bentuk visual.
Teknologi pembelajaran menggunakan web atau media sosial seperti
YouTube telah di kenal lama oleh negera negar besar dunia, terutama
Amerika. YouTube merupakan metode pembelajaran yang sangat praktis
dan mudah difahami namun dalam pencarian literatur saat ini tidak
menjadikan informasi yang ditemukan di YouTube sebagai referensi.
Dikarenakan YouTube hanya merupakan strategi mengajar dalam
pendidikan.Dimana media ini menyajikan gambaran dari YouTube dan
aplikasi sebagai alat pembelajaran yang efektif dalam pendidikan tinggi,
seperti contoh-contoh yang spesifik digunakan dalam program
pendidikan. Beberapa keuntungan yang di dapatkan menggunakan
YouTube dalam bidang pendidikan, yaitu:
(a) Sebagai strategi mengajar untuk mendapatkan refrensi dalam proses
belajar mengajar.

12
(b) YouTube dapat menjadi sumber instruksional yang baik.
(c) Sebagai sumber alat motivasi mengajar yang dapat melibatkan
peserta didik dan
(d) mendukung gaya pembelajaran yang modern.
Melalui YouTube proses belajar mengajar online lebih praktis hanya
dengan menyisipkan URL video di situs YouTube yang akan dipilih.
Pengguna dapat meng account untuk di tampilkan di depan kelas
YouTube menawarkan alternative sumber pendidikan yang tepat waktu,
namun memilki tantangan yang unik yaitu keterbatasan ketersediaan dari
video tersebut. Para penyelenggara hendaknya meninjau dan
mengevaluasi semua video sebelum di tampilkan ke peserta didik.
pendidikan perlu memperhatikan tanggal konten video tersebut untuk
memastikan bahwa informasi yang akan disampaikan tidak ketinggalan
zaman. Terkadang akurasi dan kualitas video sangat terbatas dan
menampilkan gambar yang tidak senonoh dan kurang dapat diterima.
Tantangan lainnya banyaknya videoyang muncul saat mencari sesuai
pencarian. salah cara untuk mempersempit pilihan adalah fokus pada
nama-nama user yang telah mengupload video tersebut dengan mengklik
pada username dan akan di bawa ke halaman YouTube pribadi pengguna.
Mengintegrasikan video YouTube memungkinkan peserta didik lebih
kreatif dalam belajar dan tidak terbatas hanya dalam materi pelajaran.
Video YouTube benar-benar memberikan kejelasan kepada peserta didik
untuk melihat gambaran visual dari berbagai kondisi dan juga
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk benar-benar melihat
kondisi yang sebenarnya.

13

Anda mungkin juga menyukai