Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Strategi Imitasi

Indeed, what looks like innovation is often actually artful imitation — tech-savvy observers see Apple’s
real genius not in how it creates new technologies (which it rarely does) but in how it synthesizes and
packages existing ones.” (Drake Bennett, artikel The Imitation Economy untuk media Boston Globe)

Kemajuan teknologi dan keberadaan internet diklaim sebagai dalang berkembangnya budaya
percontekan dalam dunia bisnis, terutama UMKM.

Dalam beberapa keadaan, strategi imitasi bisa lebih menguntungkan dibanding strategi inovasi. Begitu
juga sebaliknya.

Konsep Strategi Imitasi

Beberapa keuntungan strategi imitasi (Schnaars,1994 dan Gun Lee et.al, 2012 dalam Wawan Dhewanto
dkk):

1. Mengkritisi Innovator

2. Menghindari Produk yang Tidak Potensial

3. Menghindari Kegagalan Pasar

4. Rendahnya Belanja R&D

5. Rendahnya Harga Jual

6. Rendahnya biaya mengedukasi Pasar

7. Kesempatan untuk Mendapatkan Pasar dengan Promosi yang Intens.

8. Menyerang inovator dengan Standar yang Baru

9. Kesempatan Adapatasi terhadap Perubahan Pasar

10. Kesempatan Menggunakan Pengetahuan Innovator

Kotler (2004) membagi market follower (industry berorientasi imitasi) dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Counterfeiler (penduplikat)

2. Coler (pengkloningan)

3. Initator (pengkopi)

4. Adapter (pengadaptasi)
Schanner (1994) dan Lukas dan Ferrel (2020)

Imitasi bagi UKM dapat dilakukan dalam 3 cara:

1. Harga lebih Rendah

2. Mengimitasi dan Meningkatkan

3. Kekuatan Pasar

Innovator Imitator

Pionir Inovator adalah yang pertama kali memasuki Imitator mengalahkan


pasar melalui inovasi produk. dengan produk imitasi,
inovator melakukan uji
Rollerblades adalah yang pertama
memperkenalkan in-line skate. Reynolds memperkena
pertama, yang merupa
produk inovator.

Later Entrant Satu inovator dikalahkan dalam pasar oleh Imitator memasuki pas
inovator lain. Tiap inovator mengembangkan dengan men-copy prod
produk barunya secara terpisah.
Diet coke dalam katego
VCR Matsusitha memasuki pasar setelah kalori (men-copy Royal
Sony, namun itu merupakan hasil inovasi
Matsushita sendiri.

Imitator dan later entrants menggunakan salah satu atau kombinasi dari 3 strategi berikut:

1. Menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan pioneer

2. Menjual produk superior

3. Menggunakan kekuatan pasar untuk menekan pioneer yang lebih lemah

Ada dua cara dalam menerapkan lower price strategy , yaitu:

1. Menjual produk yang sama persis dengan produk pioneer dengan harga yang lebih murah

2. Menjual produk dalam versi yang lebih sederhana/fungsi dasar dengan harga yang lebih
murah.

Lower Costs Equal Lower Prices

Imitator dapat menekan biaya sehingga menghasilkan produk yang lebih murah karena:

a. tidak mengeluarkan biaya riset dan pengembangan produk


b. tidak mengeluarkan biaya promosi yang besar

c. Lower Costs Equal Lower Prices

d. Dalam mempromosikan produknya, imitator yang menerapkan price-point strategy biasanya


menciptakan kesan bahwa mereka menjual produk atau jasa yang sama dengan innovator,
dengan harga yang lebih murah.

e. Contoh kasus: Malt-O-Meal menjual cereal Toasty O’s yang harganya adalah setengah dari harga
produk Kellog, General Mills, dan Quaker.

Timing entry yang tepat dalam memasuki pasar mendukung kesuksesan penerapan price-point strategy
karena mencocokkan antara penawaran dengan kebutuhan pasar yang semakin berkembang.

a. Contoh kasus : Pangsa pasar Cuisinart, pioneer untuk food processor, diambil alih oleh Sunbeam
yang menawarkan produk dengan harga lebih murah

b. Seiring waktu, price point imitators semakin mampu untuk mendominasi pasar walaupun
mereka memasuki pasar jauh setelah pioneer.

c. Sebagai contoh, dalam industri kamera 35mm, VCRs, dan kalkulator saku, pada saat saat produk
tersebut distandarisasi, produsen yang berorientasi low-cost dapat memaksimalkan efisiensi
dalam manufaktur sehingga dapat mendominasi pasar dengan produk generik yang harganya
yang lebih murah

Seiring waktu, price point imitators semakin mampu untuk mendominasi pasar walaupun mereka
memasuki pasar jauh setelah pioneer.

Sebagai contoh, dalam industri kamera 35mm, VCRs, dan kalkulator saku, pada saat saat produk
tersebut distandarisasi, produsen yang berorientasi low-cost dapat memaksimalkan efisiensi
dalam manufaktur sehingga dapat mendominasi pasar dengan produk generik yang harganya
yang lebih murah

Contoh kasus yang identik dengan Two-Step Imitation Process

• Kalkulator saku, pada awalnya diciptakan oleh beberapa perakit yang melihat peluang
pasar, kemudian diikuti oleh perusahaan elektronik besar yang memproduksi sirkuit
terintegrasi dan mampu memproduksi kalkulator saku yang lebih diminati pasar. Seiring
dengan berkembangnya pasar, selanjutnya, copy-cat Asia memaksimalkan efisiensi
manufakturnya dan berhasil menjual kalkultor murah yang mendominasi pasar

• Oven microwave pada awalnya dipoduksi oleh perusahaan Amerika, kemudian diikuti
oleh perusahaan Jepang yang memproduksi produk serupa dengan harga yang lebih
terjangkau sehingga microwave menjadi populer. Selanjutnya, pasar didominasi oleh
produk Korea dengan harga yang lebih murah dibanding microwave Jepang

Technological Leapfrog

• Technolgical Leapfrog adalah strategi yang digunakan imitator dan later entrants untuk
menyaingi pioneer bukan dari sisi harga, namun bagaimana menciptakan produk dengan
teknologi dan design yang unggul
• Contoh kasus: Pada pertengahan tahun 80’an, pangsa pasar P&G untuk disposable diapers di
Jepang merosot menjadi 15% karena didominasi Unicharm dan Kao yang meluncurkan produk
disposable diapers dengan teknologi gel penyerap.

Lower Costs Equal Lower Prices

Imitator dapat menekan biaya sehingga menghasilkan produk yang lebih murah karena:

a. tidak mengeluarkan biaya riset dan pengembangan produk

b. tidak mengeluarkan biaya promosi yang besar

Faktor penentu kesuksesan imitator yang menerapkan imitate & improve strategy

1. Peluang memasuki pasar dengan menawarkan produk yang lebih baik dibanding
pendahulunya (inovator).

2. Melakukan riset dan pengembangan produk secara kontinyu

Pemimpin industri memiliki tiga kekuatan untuk menyaingi pioneer yaitu:

1. Kekuatan pemasaran dalam mempromosikan produk tiruan, brand dan reputasi yang dikenal
serta pelanggan tetap

2. Jaringan distribusi yang mendukung produk tiruan

3. Sumber daya finansial untuk mengembangkan bisnis.

4. Contoh kasus:

5. Inovasi Royal Crowned dalam industri minuman ringan, termasuk untuk produk diet cola,
caffeine free cola, dan cherry cola, menarik minat Pepsi dan Coca Cola untuk mengembangkan
produk serupa. Didukung dengan promosi dan jaringan distribusi, produk Pepsi dan Coke
kemudian mendominasi pasar.

Proses Imitasi yang dapat dilakukan antara lain (Rosenberg and Steinmueller, 1988):

1. Pembajakan

2. Kloning

3. Kreatif Adaptasi

4. Lompatan Teknologi

Hal yang dapat diimatsi (Wawan Dhewanto dkk, 2015)

1. Produk atau Jasa

2. Prosedur, Proses, dan Strategi

Pada dasarnya ada dua alasan kenapa sebuah bisnis melakukan strategi imitasi (Rosenberg and
Steinmueller, 1988):
1. Tidak mampu melihat potensi pasar untuk menghasilkan sebuah produk baru.

2. Sebagian industri ingin melihat pasar dulu dan tidak mau mengambil resiko dengan masuk
terlebih dahulu ke pasar.

Peluang untuk Melakukan Imitasi (Robinson, 1988):

1. Ketika Tidak Ada Paten/Hak Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual

2. Ketika Hadir dengan Desain Produk atau Jasa Alternatif dengan Fungsi yang Sama

3. Ketika Industri yang Memimpin Pasar hanya berada pada Satu Bagian Pasar Saja

Meningkatkan Peluang Keberhasilan Imitasi (Robinson, 1988 dan Schnaars, 1994):

1. Menghambat Pemimpin Pasar dengan Perubahan Hukum dan Peraturan

2. Secepatnya Mengikuti Pesaing yang Memimpin Pasar

Hindari Melakukan Imitasi dengan Mengimitasi Terlalu Mirip

Pola umum yang bisa dilakukan pada proses Imitasi

(Shnaars, 1994 dalam Wawan Dhewanto dkk, 2015):

1. Proses Panjang yang Kurang Bermanfaat

2. Memulai dengan Produk yang Lama

3. Waktu yang Tepat Sangat Penting

4. Inersia Pemimpin Pasar

5. Merusak Diri Sendiri

Ada 4 alasan para pemimpin pasar menjadi tidak peka atau terkena inersia sulit berubah dan tidak
melihat ancaman:

a. Seringkali tidak menganggap follower market sebagai sebagai sebuah ancaman

b. Seringkali menganggap mereka sudah besar sehingga tidak terasa ada tekanan dari industri kecil
yang melakukan perubahan

c. Seringkali tidak bisa melihat pasar secara detail dan mendalam

d. Seringkali tidak mau menganibalkan produk mereka yang sudah stabil dan bagus di pasar untuk
digantikan dengan produk inovasi baru.

Beberapa Contoh Penerapan Imitasi

1. Diet Soft Drink

Royal Crown merupakan perusahaan kecil yang menciptakan minuman ringan diet tanpa gula diberi
nama Dier Rite Cola di saat Pepsi Cola dan Coca-Cola mendominasi pasar minuman ringan
2. Bir Tanpa Alkohol

Kingsbury merupakan perusahaan kecil yang melihat adanya potensi pasar produk minuman bir
tanpa alkohol.

Lower Imitate & Market


No Product
Price Improve Power

1 35mm cameras X X  

2 ATM     X

3 Ballpoint pens X X  

4 Caffeine-free soft drinks     X

5 CAT scaners   X X

6 Commercial jet aircraft   X  

7 Computerized ticketing services   X  

8 Credit/charge cards     X

9 Diet soft drinks     X

10 Dry beer     X

11 Food processor X    

12 Light beer     X

13 Mainframe computer      

14 Microwave ovens X    

15 Money-market mutual funds     X

Lower Imitate & Market


No Product Price Improve Power

16 MRI (magnetic resonance imaging)     X


17 Nonalcoholic beer     X

18 Operating systems for PC   X X

19 Paperback books     X

20 Personal computer X   X

21 Pocket calculator X    

22 ProjectIon television X X X

23 Spreadsheets   X  

24 Telephone answering machines X   X

25 VCRs X X  

26 Videogames   X  

27 Warehouse club     X

28 Word processing software   X  

Anda mungkin juga menyukai