Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

KOMUNIKASI DAN KONSELING


“ KASUS PELANGGARAN KODE ETIK“

Nama : Mega Silvia


NIM : 2130122184
Kelas :A
Dosen Pengampu : Apt. Lola Azyenela, M. Farm

KASUS 1

Apoteker B mengelola apotek yang cukup ramai. Suatu saat, ia menerima


resep racikan berisi campuran 2 tube salep masing-masing 5 gram. Di apotek
tersebut tersedia salep dimaksud 10 gram. Salep racikan tetap dibuat namun
dengan pertimbangan bahwa separo dari persediaan nanti tidak dapat digunakan
(kecuali ada resep yang sejenis maka apoteker B menggunakan salep sesuai resep)
tetapi harga menggunakan salep 10 gram.

PENYELESAIAN

Menurut saya, pada kasus ini Apoteker B telah merugikan pasien karena
pasien harus membayar obat lebih mahal dari harga yang seharusnya. Tetapi,
disisi lain, apabila Apoteker B memberikan harga setengah tube (5 gram), maka
apotek akan rugi. Pada kasus ini, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
oleh apoteker. Sehingga Apoteker harus dapat membuat keputusan yang bijak.

SOLUSI

Sebelum melakukan peracikan, Apoteker B harus memberitahukan


terlebih dahulu kepada pasien, bahwa salep yang diperlukan untuk peracikan yang
tersedia di apotek hanyalah yang 10 gram, sehingga jika ingin menebus resep ini,
pasien harus membayar dengan harga salep 10 gram tersebut. Sisa salep yang ada
di dalam tube dapat dibawa oleh pasien. Apabila pasien masih diresepkan salep
yang sama, maka pasien dapat datang kembali ke apotek dan memberikan tube
salep tadi, sehingga apoteker dapat meracik resep yang sama dan pasien tidak
perlu membayar untuk racikan kedua. Akan tetapi, perlu diperhatikan cara
penyimpanan dan lama penyimpanan. Apoteker harus memberikan informasi
yang baik dan benar mengenai cara penyimpanan dan lama penyimpanan salep
yang belum diracik tadi. Perhatikan suhu dan kondisi penyimpanan salep yang
belum diracik tadi untuk menjaga salep tetap dalam kondisi yang baik dan
stabilitasnya juga masih baik, sehingga masih dapat memberikan efek terapi yang
maksimal. Karena salep telah dibuka, maka sebaiknya salep digunakan paling
lama sebulan setelah tube dibuka. Apabila pasien setuju, maka Apoteker B dapat
meracik salep tersebut.

Kode Etik yang dilanggar oleh Apoteker B adalah :


Lafal Sumpah Profesi Apoteker
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan terutama
dalam bidang Kesehatan.

Pelanggaran Etika:
Pasal 5:
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker/Farmasis harus menjauhkan diri
dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Bab II
Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien
Pasal 9:
Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat, menghormati hak asasi pasien, dan melindungi makhluk
hidup insani.

- Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang utama.


- Setiap keputusan dan tindakan professional harus berpihak pada pasien dan
berusaha dapat mendorong keterlibatan pasien dalam keputusan pengobatan.
- Harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan pasien
khususnya bayi, anak-anak, serta orang yang dalam kondisi lemah.
- Yakin bahwa obat yang diberikan adalah obat yang terjamin mutu,
keamanan, dan khasiat dengan cara pemakaian yang benar.
Pelanggaran undang-undang:
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen
Hak dan Kewajiban Konsumen
Pasal 4
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
Kewajiban Pelaku Usaha
Pasal 7
a). beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b). memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
c). memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha
Pasal 8 ayat 1
e). tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau
keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
f). tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan
atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;
KASUS 2

Pemerintah daerah Kab “S” mensyaratkan bahwa dalam pendirian apotek


harus telah ditunjuk apoteker pendamping agar proses pelayanan kefarmasian
selalu dilakukan apoteker.

 Guna penuhi syarat tersebut APA buka lowongan aping dan banyak yang
melamar.
 Salah satu pelamar digunakan untuk syarat pendirian apotek sebagai
apoteker pendamping tanpa konfirmasi apoteker yang bersangkutan.
 Surat pernyataan kesediaan jadi aping dibuat dan ditandatangani calon
APA. Semua persyaratan administrasi terpenuhi.

Penyelesaian:
Pada kasus ini, APA telah merugikan sejawat calon aping dan telah melanggar
beberapa kode etik Apoteker Indonesia, yaitu:
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN
SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat
jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam
menunaikan tugasnya.
- Penghargaan apoteker terhadap teman sejawat seperti terhadap diri sendiri.
Termasuk teman rekan kerjanya.
- Apabila ada persoalan baik secara moral maupun peraturan, sebaiknya
dikomunikasikan secara baik dan santun tanpa menimbulkan rasa
ketersinggungan.
- Berkoordinasikan dengan IAI atau MPEAD / MPEA
- Berkewajiban memberikan nasehat dan ajakan dalam kebaikan terhadap
sejawat
- Menjalin dan memelihara kerjasama dalam kebaikan dengan sejawat
Apoteker
- Tolong menolong dalam kebaikan
- Saling mempercayai dan saling dapat dipercaya
SOLUSI :

APA sebaiknya memilih satu aping dari sekian banyak aping yang
melamar. Apabila sudah menetapkan satu aping, maka APA tersebut harus
mengkonfirmasi kepada aping yang telah dipilih bahwa identitasnya akan
digunakan untuk memenuhi persyaratan pendirian apotek. Apabila sudah
disetujui, maka identitas aping dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan
administrasi pendirian apotek yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai