A. Struktur organisasi
Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank
syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam
struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan
produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya
ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris.
DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap
tahunnya. Semenjak tahun 1997, seiring dengan pesatnya perkembangan bank
syariah di Indonesia, dan demi menjaga agar para DPS di setiap bank benar-benar
tetap konsisten pada garis-garis syariah, maka MUI membentuk sebuah lembaga
otonom untuk lebih fokus pada ekonomi syariah dengan membentuk Dewan Syariah
Nasional. Penanganan resiko usaha, Bank Syariah menghadapi resiko yang terjadi
secara bersama antara bank dan nasabah. Dalam sistem Bank Syariah, tidak
mengenal negative spread (selisih negatif). Sedangkan pada Bank Konvensional,
resiko yang dialami bank tidak ada kaitannya dengan resiko debitur dan sebaliknya.
Antara pendapatan bunga dengan beban bunga dimungkinkan terjadi negative
spread (selisih negatif) dalam sistem Bank Konvensional.