Anda di halaman 1dari 5

Silakan download 2 laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank

Mandiri pada periode tahun 2020

1. Untuk membuat perbedaaan kerangka keuangan untuk kedua laporan


keuangan tersebut

Kerangka pelaporan keuangan (financial reporting framework) adalah


seperangkat kriteria untuk pelaporan keuangan yang memenuhi standar
akuntansi. Kriteria ini adalah dasar untuk mendefinisikan pengukuran,
pengakuan, penyajian, dan pengungkapan semua item material dalam
laporan keuangan. Seperti halnya pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan sehat/tidaknya tubuh, laporan keuangan juga sangat penting
untuk memastikan sehat/tidaknya kondisi usaha. Demikian juga dengan
usaha, laporan keuangan memungkinkan Anda mengetahui problem yang
terjadi lebih awal agar bisa segera ditangani untuk meminimalisir kerugian
yang mungkin terjadi.

Terdapat beberapa perbedaan yang ada pada laporan keuangan


kedua bank tersebut, Lembaga Keuangan Syariah adalah badan usaha yang
kekayaan utamanya berbentuk aset keuangan, memberikan kredit dan
menanamkan dananya dalam surat berharga. Serta menawarkan jasa
keuangan lain seperti: simpanan, asuransi, investasi, pembiayaan,
dll.Berdasarkan prinsip syariah dan tidak menyalahi dewan syariah nasional.
Salah satu bentuk darilembaga keuangan syariah adalah bank syariah.

Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau


prinsipagama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem
bunga atau riba yang memberatkan, makabank syariah beroperasi
berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan
dan keadilan. Karena memiliki landasan dan prinsip yang berbeda dengan
bank konvensional, laporan keuangan yang disajikan pun berbeda.

Kami mengambil contoh pada Bank Mandiri sebagai bank


konvensional dan Bank Syariah Mandiri sebagai bank syariah untuk melihat
perbedaannya. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. NERACA: Terdapat beberapa akun yang tidak terdapat


pada laporan keuangan bankkonvensional dan
menggambarkan transaksi-transansi syariah seperti akun
piutang murabahah,piutang istishna, piutang pendapatan ijarah,
dll.
a) Piutang murabahah adalah piutang atas transaksi jual
beli barang dengan akad murabahah dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

b) Piutang pendapatan ijarah adalah piutang atas transaksi


akad sewa-menyewa antara muajjir (pemilik objek sewa)
dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan
atas objek yang disewakannya.

2. Terdapat tiga segmen pada sisi pasiva (kewajiban, investasi


tidak terikat, dan ekuitas), berbedadengan neraca pada bank
konvensional yang hanya dua segmen (kewajiban dan ekuitas)

a) Investasi terikat (Mudharabah muqayyadah) adalah akad


mudharabah dimana shahibul malmemberikan batasan
kepada mudharib mengenai tempat, cara dan obyek
investasi.

b) Investasi tidak terikat adalah investasi dari anggota dan


calon anggota pada lembaga keuanganberupa tabungan
dan simpanan berjangka dengan prinsip mudharabah al
mutlaqah.

3. Dalam bank Mandiri konvensional, simpanan yang paling lancar


adalah giro, BSM disebut Simpanan Wadiah.

4. Dalam Neraca BSM, ada yang disebut Kewajiban Tidak Terikat,


yang berisikan akun: Tabungan Mudharabah; dan Deposito
Mudharabah dari pihak bank-bank lain dan bukan bank.

5. Pinjaman saham atau obligasi yang terdapat pada bank


konvensional Mandiri, disebutkan pada BSM pembiayaan ijarah,
pembiayaan qardh, dan pembiayaan mudharabah.

6. Terdapat aktiva Istishna’ dalam Neraca BSM, sebelum pajak


tangguhan. LAPORAN LABARUGI.
7. Akun pendapatan pada laporan laba-rugi berasal dari operasi
utama yang terdiri dari pendapatandari jual-beli, pendapatan
sewa bersih, dan pendapatan bagi hasil. Hal ini berbeda pada
bankmandiri (konvensional) yang pendapatannya berasal dari
pendapatan bunga. Ini menggambarkanbahwa BSM sebagai
bank syariah tidak menerapkan bunga yang merupakan riba.

8. Akun pendapatan bunga dalam Arus Kas Mandiri tidak


dicantumkan pada BSM, melainkandicantumkan dengan nama
pendapatan untuk bank, dan ada pengurangan dari hak pihak
ketiga atas Bagi Hasil Investasi tidak terikat.

2. Untuk menganalisis kedua laporan keuangan berdasarkan

A. Struktur organisasi

Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank
syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam
struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan
produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya
ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris.

DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap
tahunnya. Semenjak tahun 1997, seiring dengan pesatnya perkembangan bank
syariah di Indonesia, dan demi menjaga agar para DPS di setiap bank benar-benar
tetap konsisten pada garis-garis syariah, maka MUI membentuk sebuah lembaga
otonom untuk lebih fokus pada ekonomi syariah dengan membentuk Dewan Syariah
Nasional. Penanganan resiko usaha, Bank Syariah menghadapi resiko yang terjadi
secara bersama antara bank dan nasabah. Dalam sistem Bank Syariah, tidak
mengenal negative spread (selisih negatif). Sedangkan pada Bank Konvensional,
resiko yang dialami bank tidak ada kaitannya dengan resiko debitur dan sebaliknya.
Antara pendapatan bunga dengan beban bunga dimungkinkan terjadi negative
spread (selisih negatif) dalam sistem Bank Konvensional.

Kemudian perbedaan lainnya adalah pada lingkungan kerja Bank Syariah.


Sekali-sekali cobalah kunjungi Bank Syariah, pasti ketika kita memasuki kantor bank
tersebut ada nuansa tersendiri. Nuansa yang diciptakan untuk lebih bernuansa
islami. Mulai dari cara berpakaian, beretika dan bertingkahlaku dari para
karyawannya. Nuansa yang dirasakan memang berbeda, lebih sejuk dan lebih
islami. Perbedaan utama yang paling mencolok antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional yakni pembagian keuntungan. Bank Konvensional sepenuhnya
menerapkan sistem bunga atau riba. Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank
sebagai mediator penabung dengan peminjam dilakukan dengan penetapan bunga.

Karena nasabah telah mempercayakan dananya, maka bank harus menjamin


pengembalian pokok beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank adalah selisih
bunga antara bunga tabungan dengan bunga pinjaman. Jadi para penabung
mendapatkan keuntungan dari bunga tanpa keterlibatan langsung dalam usaha.
Demikian juga pihak bank tak ikut merasakan untung rugi usaha tersebut. Hal yang
sama tak berlaku di Bank Syariah. Dana masyarakat yang disimpan di bank
disalurkan kepada para peminjam untuk mendapatkan keuntungan Hasil keuntungan
akan dibagi antara pihak penabung dan pihak bank sesuai perjanjian yang
disepakati. Namun bagi hasil yang dimaksud adalah bukan membagi keuntungan
atau kerugian atas pemanfaatan dana tersebut.

Keuntungan dan kerugian dana nasabah yang dioperasikan sepenuhnya


menjadi hak dan tanggung jawab dari bank. Penabung tak memperoleh imbalan dan
tak bertanggung jawab jika terjadi kerugian. Bukan berarti penabung gigit jari tapi
mereka mendapat bonus sesuai kesepakatan. Dari perbandingan itu terlihat bahwa
dengan sistem riba pada Bank Konvensional penabung akan menerima bunga
sebesar ketentuan bank. Namun pembagian bunga tak terkait dengan pendapatan
bank itu sendiri. Sehingga berapapun pendapatan bank, nasabah hanya
mendapatkan keuntungan sebesar bunga yang dijanjikan saja.

Sekilas perbedaan itu memperlihatkan di Bank Syariah nasabah


mendapatkan keuntungan bagi hasil yang jumlahnya tergantung pendapatan bank.
Jika pendapatan Bank Syariah naik maka makin besar pula jumlah bagi hasil yang
didapat nasabah. Ketentuan ini juga berlaku jika bank mendapatkan keuntungan
sedikit.

B. Informasi yang disajikan

Pada laporan keuangan mandiri syariah, penulis lebih mengutamakan


kenyamanan pembaca dengan mengutamakan keestetikaan suatu bacaan baik itu
dalam hal visual atau struktur laporan, sementara dalam laporan keuangan mandiri
konvensional lebih fokus pada poin yang akan disampaikan.
Selanjutnya, pada bank syariah pos pembukuan terdiri dari piutang murabah,
piutang salam, piutang isthisna, serta piutang qardh. Sedangkan pada bank
konvensonal, pos pembukuan hanya terdiri dato nama pemilik akun piutang dagang.
Laporan keuangan bank konvensional terdiri dari bunga bersih, beban
operasional, laba operasional, pendapatan non operasional, beban non operasional,
laba seteah pajak, laba penghasilan, serta laba bersih. Sedangkan laporan
keuangan bank syariah terdiri dari, pendapatan operasional kegiatan syariah meliputi
pendapatan dari penyaluran dana, pedapatan operasional lainnya, bagi hasil untuk
investor dana terikat, penyisihan dan penghapusan aktivitas beban estimasi,
kerugian dan kontjensi beban operasional lainnya, pendapatan non operasional,
beban operasional, dan masih banyak lainnya.
Laporan keuangan bank syariah secara umum sama dengan laporan
keuangan bank konvensional, yakni neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas dan cash flow, akan tetapi selain itu ada beberapa tambahan serupa laporan
sumber dan penggunaan dana ZIS yang disalurkan melalui qardh. Inilah yang
menjadi pembeda antara laporan keuangan konvensional dan syariah. Dana qardh
pada bank syariah nantinya digunakan sebagai pengemban social, sehingga
didalamnya terdapat laporan perubahan dana investasi tidak terikat.

Anda mungkin juga menyukai