Anda di halaman 1dari 2

Sebelum adanya internet, manusia bisa mendapatkan informasi melalui surat kabar, buku,

atau penyampaian informasi dari orang ke orang. Penyebaran informasi waktu itu terbilang
lambat nan sempit. Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang hingga menciptakan
sebuah jaringan internet seperti sekarang yang mampu menyebarkan informasi secara cepat
dan luas. Di tahun 2022 ini, teknologi smartphone, media sosial, dan jaringan internet adalah
teknologi yang memiliki peran penting dalam penyebaran informasi yang mudah, cepat, dan
luas. Berita sudah tidak hanya didapatkan melalui koran dan televisi saja, namun berita juga
hadir di situs web yang dapat diakses melalui smarphone asalkan terhubung jaringan.
Sekarang ini, penggunaan media sosial menjadi hal yang sangat lumrah karena media sosial
memiliki manfaat dapat menghubungkan dengan berbagai orang tanpa terbatas oleh waktu
dan jarak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks memiliki definisi sebagai informasi bohong.
Kemudahan penyebaran informasi bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau golongan yang dapat merugikan orang lain.
Bahkan, dilansir dari laman web kominfo.go.id, ada sekitar 800.000 situs penyebar hoaks dan
hate speech yang ada di Indonesia (Kominfo, Ada 800.000 Situs penyebar hoax di Indonesia 2017).
Tindakan penyebaran hoaks sangat tidak sesuai dengan nilai ketuhanan, karena menyesatkan
seseorang merupakan suatu tindakan tercela. Penyebaran hoaks juga menciderai nilai
kemanusiaan dan nilai keberadaban. Tindakan ini dapat dilihat sebagai tingkah laku yang
tidak beradab dan semena-mena terhadap manusia. Tahun 2019, Perhelatan pemilu untuk
pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 sempat mempolarisasi masyarakat
di Indonesia. Isu hoaks pun tak luput dari euphoria pemilu di tahun tersebut. Munculnya
banyak kesalahpahaman antar pendukung menciderai nilai yang terkandung di sila keempat
Pancasila, yakni menghargai perbedaan pendapat dari berbagai golongan.

Melihat banyaknya potensi bahaya informasi hoaks yang dapat menyerang seseorang, maka
di saat inilah perlu dipahami dengan baik tentang literasi digital.

Menurut American Library Association, Literasi Digital adalah kemampuan untuk


menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,
membuat dan mengkomunikasikan informasi yang memerlukan keahlian kognitif dan
teknikal. Literasi digital memungkinkan seseorang untuk mengolah informasi yang didapat
sebelum menerimanya sebagai suatu kebenaran dan membagikannya ke orang lain. Artinya

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


kesadaran literasi digital mampu menghalangi seseorang dalam menangkal hoaks-hoaks yang
tersebar di dunia maya.

Office of Information Technology Policy (OITP), & Force, D. L. T. (1970, January 1). What
is Digital Literacy? ALAIR Home. Retrieved March 21, 2022, from
https://alair.ala.org/handle/11213/16260?show=full

Oktaviani Hidayat, D., Eltariant, I., Kevin Priyatna, R., & Agustina Fernanda, S. (n.d.). IMPLEMENTASI NILAI-
NILAI PANCASILA DALAM MENCEGAH DEGRADASI MORAL TERHADAP ISU SARA DAN HOAX.

Kominfo, P. (n.d.). Ada 800.000 Situs penyebar hoax di Indonesia. Website Resmi
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Retrieved March 21, 2022, from
https://kominfo.go.id/content/detail/12008/%20ada-800000-situs-penyebar-hoax-di-
indonesia/0/sorotan_media

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai