Anda di halaman 1dari 4

BAB 7

PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA

A. Pengkajian Kesehatan Wanita

Riwayat kesehatan wanita


1. Data pribadi
2. Riwayat menstruasi
3. Riwayat kehamilan
4. Riwayat kontrasepsi
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Status kesehatan masa kini
7. Gaya hidup
8. Penyakit utama/ masalah kesehatan.

Indikator Kesehatan Wanita


1. Ukuran yang menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan wanita
dalma suatu populasi tertentu.
2. Indikator kesehatan wanita di Indonesia dapat dilihat dari :
a. Angka kematian ibu
b. Tingkat pendidikan ibu
c. Pekerjaan ibu
d. Usia harapan hidup

B. PROMOSI KESEHATAN WANITA


Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku dibidang
kesehatan disertai dengan upaya memengaruhi lingkungan atau hal;hal lain
yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan)
sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan),
dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang
komprehensif.
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

A. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI


Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itu Anda harus
secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap payudara sendiri. Proses ini
memang terkadang membuat frustasi karena Anda bisa saja merasa hal yang
aneh tapi tidak tahu artinya. Walau demikian, semakin sering Anda
memeriksa payudara Anda, maka Anda semakin “mengenal” mereka dan
akan lebih mudah untuk menyadari jika terdapat hal yang tidak normal.
Pemeriksaan payudara sendiri merupakan langkah yang penting untuk
mendeteksi dini kanker payudara.
Tujuan dari pemeriksaan sendiri adalah mendeteksi dini apabila
terdapat benjolan pada payudara, terutamanya yang di jurigai ganas, sehingga
dapat menurunkan angka kematian. Meskipun angka kejadian kanker
payudara rendah pada wanita muda, namun sangat penting untuk diajarkan
SADARI semasa muda agar terbiasa melakukannya di kala tua. Wanita
premenoupause (belum memasuki masa menoupause) sebaiknya melakukan
SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah siklus menstruasinya selesai.

B. CARA MELAKUKAN SADARI


Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri
menghadap cermin pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan
pada kulit payudara, dan puting yang masuk angkat lengannya lurus melewati
kepala atau lakukan gerakan bertolak pinggang untuk mengkontraksikan otot
pektoralis (otot dada) untuk memperjelas kerutan pada kulit payudara sembari
duduk/berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya selanjutnya
sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak, terakhir tekan puting
untuk melihat apakah ada cairan.

C. JENIS JENIS BENJOLAN JINAK PADA PAYUDARA


1. Penyakit Fibrokistik (Fibrokistik Mastopati)
 Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary dysplasia
adalah benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar
wanita. Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan. Penyakit
fibrokistis pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun
(>50%)
 Tanda dan gejala
 Benjolan fibrokistis biasanya multiple (lebih dari 1), keras,
serta teraba dan berfluktasi sesuai dengan siklus
menstruasi.
 Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada
payudara memebesar sesaat sebelum menstruasi.
 Gejala terebut menghilang seminggu setelah menstruasi
selesai. Benjolan biasanya menghilang setelah wanita
memasuki fase menopause.
 Evaluasi
 Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistis harus
dilakukan dengan seksama untuk membedakannya dengan
keganasan.
 Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan benjolan
difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada dibagian
atas luar payudara tanpa ada benjolan ynag dominan, maka
diperlukan pemeriksaan ulangan setelah periode
menstruasi berikutnya.
 Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau
kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk
pemeriksaan sel keganasan.
 Apabila cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan
berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan
benjolan tersebut jinak.

STATEGI PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai resiko dan
melaksanakan pola hidup sehat. pencegahan primer ini juga bisa berupa
pemeriksaan SADARI yang dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil factor resiko terkena kanker payudara.

2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.
Skirining melalui mammograf diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammograf pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammograf tetap
dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
 Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan
cancer risk assessement survey.
 Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukaan
mammografi setiap tahun.
 Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.

3. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi
walaupun tidak berpengruh banyk terhadap ketahanan hidup penderita. Pada
stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap:
 Melihat
 Memijat
 Meraba
 Meraba ketiak.

DAFTAR PUSTAKA

2007. promosi kesehatan. Jakarta: pusat promosi kesehatan Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai