Kelas : 2F
Nim : 1930277
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah
Negara, ideologi Negara. Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk
mengatur penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya adalah seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan
Negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala
bidang harus dilandasi oleh nilai-nilai pancasila. Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas
kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber
nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia. setiap
produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum
dalam ketentuan tertinggi yaitu pada Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan dalam pokok-pokok
pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dijabarkan pada pasal-
pasal UUD1945, serta hukum positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup
bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah
namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang kehidupan
bermasarakat, berbangsa dan bernegara.
Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara, Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945.
Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan pemerintah maupun
penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Artinya: aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan
sanksi yang tegas dan nyata. Para ahli membedakan sumber hukum ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu
Sumber dalam sumber material dan formal.
1. Sumber Hukum dalam arti material, yaitu: suatu keyakinan/ perasaan hukum individu
dan pendapat umum yang menentukan isi hukum. Dengan demikian keyakinan/
perasaan hukum individu (selaku anggota masyarakat) dan juga pendapat umum yang
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan hukum.
2. Sumber hukum dalam arti Formal, yaitu: bentuk atau kenyataan dimana kita dapat
menemukan hukum yang berlaku. Jadi karena bentuknya itulah yang menyebabkan
hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati.
Yang termasuk sumber hukum dalam arti formal adalah :
1. Undang-undang
Undang-undang merupakan salah satu contoh dari hukum tertulis. Jadi, Undang-
undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan negara yang
berwenang untuk itu dan mengikat seluruh masyarakat umum.
2. Kebiasaan atau hukum tak tertulis
Kebiasaan (custom) adalah: semua aturan yang walaupun tidak ditetapkan
oleh pemerintah, tetapi ditaati oleh rakyat, karena mereka yakin bahwa aturan itu
berlaku sebagai hukum.
3. Yurisprudensi
Adalah keputusan hakim terdahulu yang kemudian diikuti dan dijadikan pedoman
oleh hakim-hakim lain dalam memutuskan suatu perkara yang sama.
4. Traktat
Adalah: perjanjian yang dilakukan oleh kedua negara atau lebih. Perjanjian yang
dilakukan oleh 2 (dua) negara disebut Traktat Bilateral, sedangkan Perjanjian yang
dilakukan oleh lebih dari 2 (dua) negara disebut Traktat Multilateral. Selain itujuga
ada yang disebut sebagai Traktat Kolektif yaitu perjanjian antara beberapa negara
dan kemudian terbuka bagi negara-negara lainnya untuk mengikatkan diri dalam
perjanjian tersebut.
5. Doktrin
Adalah pendapat para ahli atau sarjana hukum ternama/ terkemuka. Dalam Yurispudensi
dapat dilihat bahwa hakim sering berpegangan pada pendapat seorang atau beberapa
sarjana hukum yang terkenal namanya. Pendapat para sarjana hukum itu menjadi dasar
keputusan-keputusan yang akan diambil oleh seorang hakim dalam menyelesaikan suatu
perkara.
DASAR HUKUM :
TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 jo TAP MPR No. V/MPR/1973 dan TAP MPR No.
IX/MPR/1978
Pasal 1 ayat (3) TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan
Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara (Pasal 2 UU No. 12 Tahun
2011)
Pancasila menjadi cita hukum (rechts ide ) yang mendasari setiap hukum di
Indonesia.
Pengertian Hukum
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat lembaga yang berwenang untuk membatasi
tingkah laku manusia di masyarakat agar tingkah lakunya dapat terkontrol . Hukum adalah
aspek terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Hukum adalah
peraturan atau ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan
masyarakat dan menyediakan sanksi bagi pelanggarnya.
Tujuan Hukum
Menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya
sendiri.
Menurut sumbernya:
Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam
perjanjian Negara.
Hukum doktrin, yaitu hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau beberapa
orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.
Menurut bentuknya:
Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan perundangan.
Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum dalam dunia
internasional.
Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.
Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana
cara melaksanakan hukum material
Menurut sifatnya:
Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai
paksaan mutlak.
Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.
Menurut wujudnya:
Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.
Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku pada orang
tertentu atau lebih. Disebut juga hak.
Menurut isinya:
Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat
kelengkapannya ata hubungan antara negara dengan warganegara.
Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan
hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang. Penegakan aturan hukum
bersifat memaksa. Hukum memiliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan
hukum akan dikenakan sanksi yang tegas.
• hukum haruslah bertujuan membangun dan menjamin integrasi negara dan bangsa
• hukum harus ditujukan untuk membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Pelaksanaan Obyektif adalah pelaksanaan Pancasila di dalam semua peraturan dari yang
tertinggi sampai terendah yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan-peraturan hukum
yang ada di bawahnya.
Pelaksanaan sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa, dilaksanaan di dalam pasal 29 UUD 1945
Pelaksanaan sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab, dilaksanaan di dalam pasal 14, 27,
28, 31 ayat 1 UUD 1945
Pelaksanaan sila ketiga : Persatuan Indonesia dilaksanakan di dalam pasal 1 ayat 1, 26, 31 ayat
2, 32, 35, dan 36 UUD 1945
Pelaksanaan sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan di dalam pasal 1 ayat 2, 2, 5 ayat 1, 6 ayat 2, 11,
18, 19, 20, 21, 22, 30 ayat 1 UUD 1945.
Pelaksanaan sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dilaksanakan di dalam
pasal 33, 34 UUD 1945.
Pelaksanaan Subyektif Adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang Indonesia yaitu
para penguasa, warga Negara dan setiap orang yang berhubungan dengan Indonesia.
Pelaksanaan subyektif adalah penting sekali karena bagaimanapun baiknya suatu peraturan,
kalau dalam pelaksanaannya tidak melakukan peraturan itu dengan baik hasilnya tentu tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan, Man behind the gun adalah ucapan yang menunjukkan
betapa pentingnya peranan manusia.
SIMPULAN
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai
dengan pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofi bangsa
dan negara sehingga tiap materi muatan peraturan perundang undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
merupakan norma dasar yang fundamental dari negara (Staatsfundamentalnorm). Kedudukan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara merupakan norma dasar
(grundnorm) dalam sistem hukum Indonesia.
Seseorang yang diduga pelaku begal motor tewas dibakar massa di Jalan Raya Ceger ,Ponddok
Karya ,Pondok Aren, Tangerang Selatan. Sebelum dibakar warga “ Pelakunya sempat dipukuli
dulu “ kata Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren Iptu Agung kepada detikcom. Selasa (24/2/2015).
Begal juga sempat ditelanjangi warga yang kesal akan aksi bandit ini. Begal motor yang dibakar
warga ini membawa pedang saat beraksi. Berikut ini adalah kronologi pembakaran maling
motor tersebut berdasarkan data Humas Polda Metro Jaya;
Sehabis membeli makanan, korban pembagalan Wahyu (22)dan Sri (20) menaiki motor Honda
Beat B 6878 WHO untuk kembali kerumahnya. Dalam perjalanan pulang mereka diikuti empat
orang yang menaiki dua sepeda motor.
Keempat pelaku pembegalan lalu menghadang motor korban di Jalan Majid Baiturrahim Rt
02/Rw 03 Kelurahan Pondok Karya , Kecaatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Mereka
menghadang Wahyu dan Sri dengan mengacungkan pedang sambil meminta korban untuk
berhenti.
Namun Wahyu dan Sri memberikan perlawanan. Pedang yang digunakan salah seorang pelaku
pembegalan ini dirampas Sri, akibatnya salah seorang pelaku yang memegang pedang terjatuh.
Korban pun berteriak hingga didengar warga sekitar yang kemudian mengepung pelaku.
Tiga orang pelaku pembegalan bisa kabur, namun satu orang begal ada yang tertinggal dan jadi
bulan - bulanan warga . Massa yang sudah geram, tanpa komando langsung memberikan
bogem mentah ke tubuh pelaku. Tidak hanya itu, pelaku juga ditelanjangi dan puncaknya
pelaku yang bertubuh kurus dengan usia sekitar 26 tahunan tersebut dibakar hidup hidup.
Sampai saat ini polisi masih mendalami kasus tersebut, apa motif dibalik pembegalan yang
sudah terencana itu. Begitu pula aksi warga yang main hakim sendiri dalam mengatasi pelaku
pembegalan, mereka harus memberikan sejumlah keterangan yang jelas mengenai pembelaan
mereka dalam mengatasi si pelaku karena pada dasarnya Indonesia adalah negara hukum yang
tentunya tidak ada lagi istilah main hakim sendiri .
Pembahasan :
pengamalan pancasila
pancasila sebagai sumber asal artinya tempat setiap pembentuk hukum di Indonesia
mengambil atau menimba unsur-unsur dasar yang diperlukan untuk tugasnya itu, dan
merupakan tempat untuk menemukan ketentuan-ketentuan yang akan menjadi sisi dari
peraturan hukum yang akan dibuat, serta sebagai dasar ukuran, untuk menguji apakah isi suatu
peraturan hukum yang berlaku sungguh-sungguh merupakan suatu hukum yang mengarah
kepada tujuan hukum negara republik Indonesia.
Untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat di lakukan dengan cara
sebagai berikut:
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya.
Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak
tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Karena
sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah
dan tidak boleh diubah.
Pancasila diletakkan pada posisi tertinggi dalam hukum di Indonesia, posisi Pancasila
dalam hal ini menjadikan pedoman dan arah bagi setiap bangsa Indonesia dalam
menyusun dan memperbaiki kondisi hukum di Indonesia.
Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelengaraan Negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa
ini dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran
.