Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

HUBUNGAN IMAN, AMAL, DAN IKHSAN

DI SUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD ARIF
2. MUHAMMAD RAFIQ AMILUDDIN
3. RAUDATUL JANNAH
4. SULAFIFA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta limpahan ilmu pengetahuan. Berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini dsusun untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama yang berjudul “Hubungan Iman, Amal, dan
Ikhsan”
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini telah disusun berdasarkan sumber – sumber yang ada, namun saya
pribadi menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan
saran demi perbaikan dan penyempurnaan akan saya terima dengan senang hati. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih.

Palu, 10 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita sebagai manusia menginginkan kehidupan yang tenang, tentram, dan bahagia.
Untuk mencapai keinginan tersebut kita pasti memerlukan tuntunan dalam menjalankan
hidup, yaitu agama. Dengan agama hidup kita akan lebih terarah karena kita senantiasa
dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam mendalami agama kita juga
membutuhkan sebuah keyakinan karena kita mempelajari hal yang ghaib.
Dalam agama islam kita mengenal konsep Amal, Iman, dan ikhsan kedudukan ikhsan
dalam kehidupan merupakan hal yang penting. Kadang kala kita sebagai seorang muslim
yang sudah diberikan tuntunan masih saja melakukan hal – hal yang kurang bahkan yang
tidak baik, hal ini di akibatkan karena tingkat keimanan yang tidak stabil. Manusia
merupakan makhluk yang memiliki hawa nafsu sehingga sangat wajar jika ia futur, akan
tetapi jangan jadikan kata futur untuk melakukan kesalahan yang sama. Melakukan kesalahan
adalah kegiatan manusiawi akan tetapi yang salah adalah mereka yang tidak ingin mengaku
salah dan tidak ingin belajar dari kesalahan. Ikhsan merupakan realisasi dari iman. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui bagaiman kaitan antara iman, amal, dan ikhsan. Karena dari
tiga konsep diatas merupakan kunci untuk mencapai kehidupan yang tenang, tentram, dan
bahagia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu iman, amal dan ikhsan?
2. Bagaimana hubungan antara iman, amal, dan ikhsan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu iman, amal, dan ikhsan
2. Untuk memahami hubungan antara iman, amal, dan ikhsan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman, Amal Dan Ihsan


1. IMAN
a. Pengertian Iman
Definisi dari iman secara etimologi berasal dari bahasa arab “amana-yukminu-
imanan” yang artinya percaya. Sedangkan secara terminologi menurut jumhur ulama
iman adalah at-tasdiqu bil qolbi, al-qoulu bil lisan, wa al a’malu bil arkaan artinya
membenarkan atau dalam hati, mengucapkan atau mengikrarkan dengan lisan,
mengamalkan dengan perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin
(orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, kemudian
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Iman sendiri sebenarnya adalah sebuah pembuktian terhadap penyerahan diri kepada
Tuhan yang maha esa (Allah) sebagai pencipta sekeligus penguasa mutlak semesta
alam.
Dalam al-qur’an surat Al-hujarat ayat 15, Allah Subhanallahu ta’ala berfirman :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang


percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka
Itulah orang-orang yang benar.
b. Penjelasan definisi iman
 Membenarkan dengan hati
Membenarkan dengan hati maksudnya adalah menerima kebenaran atas segala
sesuatu yang di sampaikan dan di ajarkan oleh rasulullah salallahu alaihi wasalam serta
rasul sebelumnya.
Allah Subhanallahu ta’ala berfirman yang Artinya : “Dan tiada Kami jadikan penjaga
neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi
Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya
orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan
supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatakan) : "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu
perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang di kehendaki-Nya
dan memberi petunjuk kepada siapa yang di kehendaki-Nya. Dan tidak ada yang
mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah
peringatan bagi manusia.” (QS.AL-Mudatsir : 31).
 Mengucapkan dengan lisan
Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan maksudnya adalah menyatakan
dengan lisan bahwa dirinya beriman kepada allah dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat yaitu “Asyhaduallah Ilaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammad Rasulullah”
yang artinya ( Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah ).
Di riwayatkan Imam Muslim dari abu hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata
bahwasanya Rasulullah salallahu alaihi wasalam bersabda :”Iman itu tujuh puluh
cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan “LA
ILAHA ILLALLAHU” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan
(kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu (juga) salah satu cabang dari
iman.”(HR.Muslim).
 Mengamalkan dengan perbuatan
Mengamalkan dengan perbuatan maksudnya adalah sesuatu yang di yakininya dalam
hati dan yang di ikrarkannya dengan lisan di implementasikan dengan perbuatan
sebagai bukti bahwa dirinya benar-benar beriman kepada allah. Mengamalkannya
dengan ibadah-ibadah yang di perintahkan allah kepadanya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
Allah subhanallahu ta’ala berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(2) Orang-
orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami
berikan kepada mereka.(3) Itulah orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezeki (nikmat) yang mulia.(4).
Ulama terdahulu yang biasa di kenal saat ini dengan sebutan Ulama’ salaf
menggolongkan amal termasuk dalam kategori pengertian Iman.Oleh sabab itu Ulama’
salaf menganggap dan meyakini bahwa iman dapat bertambah dan berkurang atas
sesuatu yang di lakukannya.
c. Bertambah dan berkurangnya iman
Dalam masalah bertambah dan berkurangnya iman dapat di ketahui dari segi amal
perbuatan meskipun hanya terkadang sedikit salah menilainya,kita dapat mengetahui
bertambahnya iman bila seseorang mengerjakan hal-hal yang baik atau menjauhi
perbuatan yang buruk, dan sebaiknya apabila seseorang melakukan perbuatan yang
menentang syari’at atau perbuatan yang dilarang oleh allah maka imannya telah
meredup dan berkurang.
d. Rukun-rukun iman
Ada 6 rukun iman yang harus tertanam dan yang kita imani dalam hati. Enam rukun
tersebut adalah yang paling utama dan menjadi inti dari cabang-cabang iman dan
hukumnya wajib kita imani, sebagaimana yang telah di sebutkan dalam Sabda
rasulullah di atas. Adapun enam rukun tersebut ialah :
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya.
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya.
5. Iman kepada hari akhir.
6. Iman kepada takdir yang baik dan buruk.
Keenam rukun iman ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-
Khaththab Radhiyallahu anhu dalam jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam atas
pertanyaan Malaikat Jibril Alaihissallam tentang iman, yaitu:

ِ‫ش ِّره‬
َ ‫َو‬ ‫ َوتُْؤ ِمنَ بِا ْلقَ َد ِر َخ ْي ِر ِه‬،‫آلخ ِر‬ ُ ‫ َو ُر‬،‫ َو ُكتُبِ ِه‬،‫ َو َمالَِئ َكتِ ِه‬،ِ‫َأنْ تُْؤ ِمنَ بِاهلل‬
ِ ‫ َوا ْليَ ْو ِم ْا‬،‫سلِ ِه‬

Artinya: “Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,


Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan buruk.”

2. AMAL
a. Pengertian Amal
Amal (dari bahasa Arab: ‫ َل‬G‫ ) َع َم‬berarti mengamalkan, berbuat, bekerja. Kata ini
sering dipertukarkan dengan sedekah. Sedangkan menurut istilah amal saleh ialah
perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan
pahala yang berlipat di akhirat.
Sebgaimana Allah Swt.berfirman dalam surah Al-kahfi ayat 88

Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala
yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah
dari perintah-perintah kami". (QS. Al-Kahfi Ayat 88).

Dalam pandangan islam amal saleh adalah perbuatan yang sungguh-sungguh dalam
menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama. Di dalam amal saleh terdapat
amal ibadah dan amal jariyah yang meliputi habluminallah dan habluminannas. Amal
Shaleh adalah segala perbuatan yang bersifat baik dan berguna atau dapat diartikan
sebagai kebaikan-kebaikan yang dilakukan menurut perintah-perintah dan larangan-
larangan yang ditentukan oleh Allah SWT. agar sebuah perbuatan dikatakan amal saleh
atau terhitung bernilai amal baik yaitu yang mengawali setiap pekerjaan dengan doa
yang di tunjukan langsung kepada allah swt.
Islam merupakan agama yang sangat lengkap mengatur segala hal termasuk setiap
aktivitas manusia, sebagaimana dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu
Abbas, beliau mengatakan “kebiasaan nabi Saw ketika bangun tidur beliau duduk
terlebih dahulu, kemudian menghapus bekas ngantuknya, setelah itu beliau membaca
10/11 ayat terakhir dari surah Ali imran, kemudian membaca doa bangun tidur, lantas
beliau pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.”
b. Jenis-jenis amal saleh
1. Dari sisi Perbuatan
Amal Jariah adalah perbuatan kebajikan yang dilakukan secara sukarela dengan
mengharap ridha Allah SWT. dan mendatangkan balasan kebajikan (pahala) bagi orang
yang melakukannya, meskipun orang tersebut telah meninggal.
Amal ibadah adalah perbuatan yang merupakan pengabdian kepada Allah SWT
yang merupakan hubungan manusia dengan Allah. Hubungan inilah yang disebut
dengan istilah habluminallah.
2. Dari segi subjek pelakunya
Dari segi subjek pelakunya amal di bagi menjadi dua yaitu batinia dan amal lahiriyah.
Amal Batiniah adalah amal yang dilakukan oleh hati (al-qalb). Amal batiniah
meliputi perbuatan yang baik. Beberapa contoh amal batiniah yang termasuk amal baik
ialah Bersabar, Berniat sepenuhnya karena Allah SWT, Beriman adalah menyakini
dengan sepenuh hati keesaan Allah SWT., adanya para malaikat, para rasul, kitab-kitab
Allah SWT., dan beriman kepada Hari Akhirat, serta menyakini adanya Qada dan
Qadar Allah SWT.
Amal Lahiriah adalah perbuatan yang dilakukan dengan anggota badan dan dapat
diketahui melalui pengelihatan atau pendengaran. Amal lahiriah dibagi dua macam,
yaitu yang pertama Amal lahiriah melalui ucapan seperti menasihati dalam hal
kebajikan dan mencegah hal yang buruk, berbicara dengan pembicaraan yang baik, dan
membaca Al-Qur’an. Yang kedua yaitu Amal lahiriah dengan anggota badan Seperti
Menolong orang dalam melakukan kebajikan, melakukan jual beli sesuai dengan
tuntunan Allah SWT. dan Rasul-Nya, Menjenguk orang sakit, dan Mengiringi jenazah
ke kuburan.

3. IHSAN
a. Pengertian ihsan
Defenisi ihsan secara etimologi berasal dari bahasa arab (isim masdar) ahsana-
yuahsinu-ihsanan berarti baik atau penuh perhatian. Sedangkan secara terminologi ihsan
adalah menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya, atau setidaknya kita selalu
merasa di awasi oleh-Nya.
ada beberapa definisi dan pengertian yang diberikan oleh ulama yaitu :
1) Muhammad Amin Al-Kurdi, Ihsan ialah selalu dalam keaaan diawasi oleh Allah dalam
segala ibadahyang terkandung di dalam iman dan islam sehingga seluruh ibadah
seorang hamba ikhlas benar-benar karena Allh Swt.
2) Menurut Imam Nawawi ihsan adalah iklas dalam beribadah dan seorang hamba merasa
selalu di awasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk dan sebagainya.
Ihsan sendiri merupakan usaha untuk selalu melakukan yang lebih baik, yang lebih
afdhal, dan bernilai lebih sehingga seseorang tidak hanya berorientasi untuk
menggugurkan kewajiban adalah beribadah, melainkan justru berusaha bagaimana amal
ibadahnya diterima dengan sebaik-baiknya oleh Allah. SWT. Karena dia akan merasa
diawasi oleh Allah, maka akan terus timbul dihatinya tuntutan untuk selalu meng
upgrade amal perbuatannya dari yang kurang baik menjadi yang baik, dari yang sudah
baik, terus berusaha untuk yang lebih baik demi diterimanya amal perbuatan mereka.
Di riwayatkkan Dalam sebuah hadist Rasulullah Saw. Bersabda “wahai Rasulullah,
apakah ihsan itu?’ kemudian beliau menjawab, kamu menyembah Allah Swt. Seakan-
akan kamu melihat-nya. Jika kamu tidak bisa beribadah seolah-olah melihat-nya maka
sesungguhnya dia melihatmu.(HR. Muslim 8).
Allah Swt memerintahkan untuk berperilaku ihsan sebagaiman dalam surah Al-
Baqarah ayat 83, yang berbunyi :
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika kamu mengambil janji dari bani isril, “janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia,
laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling
(mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi)
pembangkang.
b. Tingkatan ihsan
Tingakatan dalam ihsan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Tingkatan Musyahadah yaitu golongan orang-orang yang melakukan ibadah seakan-
akan selalu merasa, melihat, dan menyaksikan Allah Swt secara langsung. Mereka
merasa Allah beanr-benar hadir dalam setiap ibadah yang mereka lakukan.
2. Tingkatan Muraqabah yaitu golongan orang yang melakukan ibadah merasa seluruh
gerak-geriknya dan getar hatinya diawasi oleh Allah Swt.
3. Tingkatan ihsan yang paling rendah yaitu golongan orang yang beribadah bagaikan
seorang pedagang, apa yang dilakukan dalam ibadahnya bertujuan untuk mencari
keuntungan.

B. HUBUNGAN IMAN, AMAL DAN IHSAN


Iman, amal dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, ketiganya
saling berhubungan atau terdapat sangkut paut yang perlu di terapkan untuk menuju
keridhoa-Nya. Iman itu bisa dikatakan sebagai landasan awal. Iman adalah keyakinan
yang menjadi dasar akidah. Amal saleh merupakan wujud atau manifestasi dari keimanan
seseorang artinya orang yang beriman kepada Allah Swt harus menampakkan
keimanannya dalam bentuk perbuatan amal saleh. Sedangkan dalam melaksanakan amal
saleh harus dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Iman, amal dan ihsan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan karena
apabila salah satu dari ketiganya tidak ada maka salah satunya akan berkurang. Iman
tanpa amal itu hampa sedangkan amal tanpa iman itu percuma. Sebagaimana sabda Nabi
Saw. “Allah Swt tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Thabrani).
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai