III. DASAR TEORI
Titrasi redoks merupakan titrasi yang di dasarkan pada reaksi oksidasi reduksi antara analit
dan titran. Titrasi redoks banyak digunakan untuk penentuan sebagian besar logam – logam .
indicator yang digunakan pada titrasi ini menggunakan berbagai cara kerja. Pada titrasi yang
menggunakan KMnO4 tidak menggunakan suatu larutan indicator , tetapi larutan KMnO4 itu
sendiri dapat bertindak sebagai indicator.
A. Kalium Permanganat
Kalium permanganate digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun
lebih . zat ini merupakan pereaksi yang mudah diperoleh , tidak mahal , dan tidak memerlukan
indicator kecuali kalau digunakan larutan – larutan yang sangt encer . satu tetes KMnO4 0,1 N
memberikan suatu warna merah muda yang jelas pada larutan dalam titrasi. Permanganate
mengalami reaksi kimia yang bermacam – macam , karena mangan dapat berada dalam keadaan
– keadaan oksidasi +2, +3 , +4 , +6 , +7 . untuk reaksi yang berlangsung dalam larutan yang
sangat asam akan terjadi reaksi :
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
Sedangkan untuk reaksi dalam larutan berasam rendah :
MnO4- + 8H+ MnO2(p) + 2H20
Reaksi yang paling banyak digunakan adalah reaksi pada larutan yang sangat asam , dimana
permanganat bereaksi dengan sangat cepat.
B. Natrium Oksalat
Senyawa ini merupakan standar primer yang baik bagi permanganate dalam larutan berasam.
Dapat diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi . stabil pada pemanasan dan tidak
hidrokopis . reaksi dengan permanganat agak kompleks dan sekalipun banyak penelitian yang
telah dilakukan , namun mekanisme yang tepat tidak jelas. Reaksinya lambat pada suhu kamar .
oleh , karena itu biasanya larutan dipanaskan pada suhu 600c . pada kenaikan suhu awalnya
reaksi berjalan lambat , tetapi kecepatan meningkat setelah ion mangan (II) terbentuk . mangan
(II) bertindak sebagai suatu katalis dan reaksinya dinamakan otokatalitik karena katalis
dihasilkan oleh reaksinya sendiri.
Ionnya mungkin mempengaruhi efek katalik nyadengan cepat bereaksi dengan permanganate
untuk membentuk mangan dari keadaan oksidasi antara +3 dan +4 yang selanjutnya dengan
cepat mengoksidasi ion oksalat , kembali ke keadaan divalent . adapun reaksinya adalah :
5C2O42- + 2 MnO4 + 16H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Flower dan bright melakukan suatu penelitian yang sangat mendalam terhadap kesalahan –
kesalahan yang mungkin di dalam titrasi. Mereka menemukan beberapa bukti dan pembentukan
peroksida.
O2 + H2C2O4 H2O + 2CO2
Dan apabila peroksida terurai sebelum berekasi dengan permanganate , terlalu sedikit larutan
permanganate yang diperlukan sehingga dari perhitungan normalitasnya tinggi. Mereka
menyarankan agar hampir semua permanganate ditambahkan dengan cepat dalam larutan yang
telah diasamkan pada suhu kamar. Setelah reaksi sempurna larutan dipanaskan sampai 600c dan
titrasi diselesaikan pada suhu ini .
IV. ALAT YANG DIGUNAKAN.
Neraca analitis
Kaca arloji
Erlenmenyer 250 mL , 500 ml 3,3
Buret 50 mL 2
Pipet ukur 25 mL 4
Gelas kimia 250 mL 3
Labu takar 100mL , 250 mL , 500 mL 2,3,1
spatula 2
Bola karet 4
Hot plate 3
termometer 3
VI. KESELAMATAN KERJA
Menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan dan masker untuk
menangani larutan asam sulfat .
VII. LANGKAH KERJA
X. PERTANYAAN.
1. Tuliskan beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan larutan standar KMnO4 sebagai
pereaksi oksidasi. ?
2. A. mengapa pada standarisasi dengan Na-oksalat , KMnO4diberikan secara cepat ?
B.mengapa larutan tersebut harus dipanaskan sampai 600C
3. suatu sampel As2O3 seberat 0,2248 gram dilarutkan dan memerlukan 44,22 mL.
KMnO4 untuk titrasi . hitung molaritas dan normalitas KMnO4 ?
Penyelesain :
1. Keuntungan
Mudah diperoleh
Tidak mahal
Tidak memerlukan indicator
Kerugian
Reaksi lambat pada suhu kamar
Mekanisme yang tepat tidak jelas
Permangat harus di tambah dengan cepat .
2. a. KMnO4 diberikan secara cepat karena apabila peroksida terurai sebelum bereaksi dengan
permanganate , terlalu sedikit larutan permanganate yang diperlukan dan perhitungan normalitas
tinggi.
b. larutan harus dipanaskan sampai 60oC karena pada suhu kamar reaksinya berjalan lambat ,
tetapi kecepatannya meningkat setelah ion mangan (II) terbentuk . ion tersebut bertindak sebagai
suatu katalis. Yang dihasilkan oleh rekasinya sendiri .
3.
Gram As2O3 = 0,2248 gram = 224,8 mg
VKMnO4 = 44,22 ml
BE As2O3 = BM As2O3 197, 8422 mg/mek
Gram As2O3
= VKMnO4 X NKMnO4
BE As2O3
224,8 mg
= 44,22 ml X NKMnO4
197 , 8422 mg / mek
9. DATA PENGAMATAN
9.1 STANDARISASI LARUTAN KMNO4
NO Gram analit (Na2C2O4)) Volume titran (KmnO4) Perubahan warna
)
8.2 PENENTUAN BESI DENGAN KMNO4
NO Volume analit Volume titran Perubahan warna
(KmnO4)
1 25ml 37 ml Larutan berubah warna secara
2 25ml 37,4 ml Betahap dari ungu gelap-merah gelap-
3 25ml 37,2 ml Jingga-kuning-bening-merah muda
Volume rata-rata 37,2 ml
10. PERHITUNGAN
10.1 STANDARISASI LARUTAN KmnO4
Menentukan normalitas KMn04
gr Na2C2O4/Be Na2C2O4 = V KmnO4 x N KmnO4
300gr/67 = 46,4ml x N KmnO4
= 0,09650 N
% Kesalahan = teori – praktek /teori x1oo%
= 0,1 – 0,09650 /0,1 x 100%
= 0,35 %
9.2 PENENTUAN BESI DENGAN KMNO4
Menentukan % besi dalam cotoh :
Gr KmnO4 = M x V x BE
= 0,1 x 0,5 x (158/5)
= 0,1 x 0,5 x 31,6
= 1,58 g
XII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
NKMnO4 = 0.09650 mek / ml
VKMnO4 = 46,4 ml
Gram KMnO4 secara teori = 1,58 gram
% Fe secara praktik = 20,047 %
%Fe secara teori = 20,086 %
%Fe = 0,194 %
% N KmnO4 = 0,35%
Kegagalan dalam praktikum disebabkan oleh banyak faktor kesalahan dalam pembuatan larutan
KmnO4 , FeSO4 yang terlalu lama dibiarkan akan berubah menjadi Fe2+.
GAMBAR ALAT