Kelompok 8 :
Muhamad Rizki (1306620051)
Muhammad Rayhan Izzati Yusuf (1306620048)
Muhammad Harits Alifi (1306620021)
Yusuf Niko Fitranto (1306620033)
Bentuk SPAL yang memiliki M buah persamaan dan N peubah ditulis dengan notasi berikut :
Sedemikian rupa sehingga persamaan di atas dapat ditulis dalam notasi matriks berikut:
[ ][ ] [ ]
a 11 a12 a13 … a1 N
x1 x1
a21 a22 a23 … a2 N
x2 = x2
a31 a32 a33 … a3 N (3)
x3 x3
………
¿ xN ¿ xN
a N 1 aN 2 a N 3 … a NN
Dalam sistem persamaan aljabar linier, pada umumnya hanya digunakan matriks bujur-
sangkar sehingga secara sederhana order matriks identik dengan jumlah persamaan. SPAL di
atas memiliki N buah peubah atau bilangan anu (x j , j = 1, 2,…, n) yang dicari nilainya dan
identik dengan jumlah persamaan. Koefisien-koefisien aij (a11 ... aNN) merupakan konstanta
(diketahui), demikian juga bI (b1 . . . bN).
Atau dapat ditulis dengan notasi matriks: Ax = b. Lambang matriks koefisien selalu
ditulis dalam huruf besar dan dicetak tebal, lambang vektor ditulis dalam huruf kecil tetapi
dicetak tebal, sedangkan elemen-elemennya ditulis dalam huruf kecil seperti dalam penulisan
matriks berikut:
[ ][][]
a11 a12 a13 … a1 N
x1 x1
a 21 a22 a23 … a2 N
x2 x
A= a31 a32 a33 … a3 N , x= ,b= 2 (4)
x3 x3
………
¿ xN ¿ xN
a N 1 a N 2 aN 3 … aNN
dengan: A ≡ matriks koefisien berorde N x N , x ≡ vektor peubah, dan b ≡ vektor konstanta yang
dikenal sebagai vektor ruas kanan (VRK). Vektor adalah suatu himpunan obyek berupa skalar
(berdimensi satu) yang kepadanya dapat dilakukan operasi-operasi skalar yang spesifik berupa
‘penambahan vektor’ (vector addition) dan ‘perkalian skalar’ (scalar multiplication).
[ ][ ] [ ]
a11 a12 a 13 … a1 N x1 b1
a21 a22 a 23 … a 2 N x2 b2
a31 a32 a 33 … a3 N x3 = b3 (5)
………… … … …
0 0 0 … ann xN bN
Maka solusinya dapat dihitung dengan teknik penyulingan mundur (backward substitution):
bn
a nn x n=b n → x n= (6)
ann
( b n−1−a n−1, n x n )
a n−1, n−1 x n−1 +an−1 , n x n=b n−1 → xn −1 = (7)
an−1 ,n−1
… …. …. …. … …. … … … … … ….
Dst.
Sekali x n , x n−1 , x n−2 , … , x k+1 diketahui, maka nilai x k dapat dihitung dengan
n
bk − ∑ akj x j
dan a kk ≠ 0. (8)
j=k +1
xk= , k=n−1 , n−2 , … , 1
akk
Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon yang
tereduksi(reduced row echelon form), sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan matriks
sampai padabentuk baris eselon (row echelon form). Metode Eliminasi Gauss adalah metode
yang dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu menghilangkanatau mengurangi jumlah
variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas. Eliminasi Gauss-Jordan
adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah
dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang
Eselon-baris. Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.
Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks. Prosedur umum untuk
metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung
menjadi matriks augmentasi. Lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi (A|b)
untuk mengubah matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi.
[ ][ ]
a11 a12 a 13 … a 1 N b1 1 0 0 … 0 d1
a21 a22 a 23 … a 2 N b2 01 0 … 0 d 2
a31 a32 a 33 … a3 N b3 =¿ 0 01 … 0 d 3 (9)
……………… ………………
0 0 0 … ann b n 00 0 …1 d n
[ A∨I ] → [ I ∨ A−1 ]
[ ] [ ] [ ][ ]
a11 a12 a13 a14 1000 1000 p 11 p12 p13 p14
a 21 a22 a23 a24 01 0 0 = 0 1 0 0 p 21 p 22 p23 p24
(16)
a31 a32 a33 a34 0 01 0 0 0 1 0 p 31 p32 p33 p34
a41 a42 a43 a44 0 0 01 0 0 0 1 p41 p 42 p43 p 44
beda.
Gambar 1. Mentransformasi matriks menjadi matriks segitiga atas dan matrks segitiga bawah.
A=LU
[ ] [ ][ ]
a11 a12 a13 a14 1000 U 11 U 12 U 13 U 14
a 21 a22 a23 a24 I 100 0 U 22 U 23 U 24
= 21 (17)
a31 a32 a33 a34 I 21 I 21 1 0 0 0 U 33 U 34
a41 a42 a43 a44 I I
21 21 21I 1 0 0 0 U 44
Jika diandaikan Ux = y, maka Ly = b sehingga Ax = b dapat dicari solusinya lewat dua tahap,
pertama menghitung y dari Ly = b dengan substitusi maju (karena L matrix segitiga bawah):
Ly =b
[ ][ ] [ ]
1000 y1 b1
I 21 1 0 0 y2 b
= 2 (18)
I 21 I 21 10 y3 b3
I 21 I 21 I 21 1 y4 b4
Dengan modal harga y yang diperoleh kemudian menghitung x dari Ux = y dengan substitusi
mundur (karena U matriks segitiga atas).
Ux= y
[ ][ ] [ ]
U 11 U 12 U 13 U 14 x1 y1
0 U 22 U 23 U 24 x2 y
= 2 (19)
0 0 U 33 U 34 x3 y3
0 0 0 U 44 x4 y4
BAB II
PROBLEM
Selanjutnya, jika muatan mulai bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang
kita miliki akan mendapatkan tambahan energi atau kehilangan sebagian energinya saat melalui
resistor baterai atau elemen lainnya. Namun saat kembali ke titik awalnya, energinya akan
kembali menjadi QV. Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah “Jumlah keseluruhan voltase yang ada
di sekitar loop tertutup di dalam rangkaian memiliki besar yang sama dengan nol”.
Hukum II Kirchhoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan beda potensial sama
dengan nol artinya tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian atau semua energi listrik
diserap dan digunakan. Untuk menganalisis suatu rangkaian listrik menggunakan Hukum II
Kirchhoff diperlukan beberapa aturan atau perjanjian.
1. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pada dasarnya
pemilihan arah loop bebas namun jika memungkinkan usahakan searah dengan arah arus.
Maksudnya bebas disini bebas yah arahnya mau searah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam.
2. Pada suatu cabang, jika arah loop sama dengan arah arus maka penurunan tegangan (IR)
bertanda positif, jika berlawanan arah maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
Contohnya gini. Kalo misalkan arah loop searah jarum jam terus arah arusnya juga searah
jarum jam, maka nanti penurunan tegangan (IR) positif karena sama-sama searah jarum jam.
Penyelesaian :
Dengan mengunakan hukum Kirchoff 2, tentukan 4 buah loop sembarangan seperti pada
gambar berikut ini.
2. Loop 2
2 i2 + 4 i 2+ 2 ( i 2−i 3 ) + 4 ( i 2−i 1 )=0
1 2i 2−2 i 3−4 i1 =0
3. Loop 3
4 i3 +2 i 3+ 4 ( i 3 −i 4 ) +2 ( i 3−i 2) =0
12 i3 −4 i 4 −2 i2=0
4. Loop 4
2 i 4 +4 i 4−10+ 4 ( i 4 −i3 ) =0
1 0 i 4−4 i 3=10
Kemudian dibuat menjadi sistem persamaan linear dari 4 persamaan yang diperoleh dari
hukum kirchoff sebagai berikut:
1 0 i1−4 i 2 +0 i 3+ 0i 4 =−10
−4 i1 +12 i 2−2i 3 +0 i 4 =0
[ ]{ } [ ]
10−4 0 0 i 1 −10
−4 12−2 0 . i 2 = 0
0−212−4 i 3 0
0 0−4 10 i4 10
Σ ε + Σ IR=0
10 i 1−4 i 2=−10
12 i2 −2i 3−4 i 1=0
12 i3 −4 i 4 −2 i2=0
10 i 4−4 i 3=10
BAB III
METODE
Algoritma Utama
1. Memulai program
2. Mengimport numpy as np
3. Menginisiasi a = np.array ([[10.0, -4.0, 0.0, 0.0, -10.0], [-4.0, 12.0, -2.0, 0.0, 0.0], [0.0, -2.0,
12.0, -4.0, 0.0], [0.0, 0.0, -4.0, 10.0, 10.0]])
4. Menginisiasi result = gaussnaive(a)
5. Mencetak("-"*140)
6. Mencetak("The result is [I4, I3, I2, I1] =", result)
7. Mengakhiri program
B. Flowchart
1. Flowchart Fungsi
2. Flowchart Utama
Algoritma Utama
1. Memulai program
2. Mengimport numpy sebagai np
3. Menginisiasi a = [[10.0, -4.0, 0.0, 0.0], [-4.0, 12.0, -2.0, 0.0], [0.0, -2.0, 12.0, -4.0], [0.0,
0.0, -4.0, 10.0]]
4. Menginisiasi b = [-10.0, 0.0, 0.0, 10.0]
5. Menginisiasi X, A = gaussjordan(a, b)
6. Mencetak("The transformed [a]:")
7. Mencetak(A)
8. Mencetak("-"*100)
9. Mencetak("Hasil dari [I1, I2, I3, I4] =", X)
10. Mengakhiri program
B. Flowchart
1. Flowchart Fungsi
2. Flowchart Utama
3.3 Metode Matriks Balikan (Algoritma dan Flowchart metode Matriks Balikan)
A. Algoritma
Algoritma Utama
1. Memulai program
2. Mengimpor numpy sebagai np
3. Menginisiasi A = np.array([[10.0, -4.0, 0.0, 0.0], [-4.0, 12.0, -2.0, 0.0], [0.0, -2.0, 12.0, -
4.0], [0.0, 0.0, -4.0, 10.0]])
4. Menginisiasi B = np.array([10.0, 0.0, 0.0, 10.0])
5. Menginisiasi result = np.linalg.solve(A,B)
6. Mencetak("The result is [I1, I2, I3, I4] =", result)
7. Mengakhiri program
B. Flowchart
B. Flowchart
1. Flowchart Utama
2. Flowchart Fungsi 1
3. Flowchart Fungsi 2
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks
sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan melakukan operasi baris sehingga
matriks tersebut menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan menggunakan metode ini
lebih mudah untuk memecahkan sistem persamaan liner, tetapi memiliki masalah akurasi saat
pembulatan desimal. Dari segi kecepatan, metode eliminasi Gauss lebih cepat dari metode Gauss
Jordan. Untuk system yang kecil, lebih nyaman dalam menggunakan eliminasi Guass Jordan.
Eliminasi Gauss lebih efisien untuk computer secara komputasi.