Oleh :
Amalia Nurusyifa (1401420012)
Adima Putri widanti (1401420021)
Vera Amelia (1401420022)
Berlian Hariratul Mahya (1401420032)
Liha Nur Faizah (1401420041)
Annastasyya (1401420042)
Dellayla Ayu Az Zahra (1401420061)
Naviatul Rizqia (1401420062)
Laysa Astri Rosemarry (1401420082)
Desy Nursafitri (1401420092)
Dengan adanya pandemi, guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara
ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin. Guru mempelajari
teknologi, menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak
belajar dibawah tekanan. Akan tetapi tidak ada kata putus asa dari guru untuk
mengajar muridnya. Pandemi tidak memadamkan semangat para guru, tapi justru
menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginkan perubahan, mereka
menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusia,
menginginkan akses teknologi yang relevan dan praktis, menginginkan kurikulum
yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang
berbeda-beda, menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah untuk berpihak kepada
murid bukan birokrasi, mereka ingin kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh
keseragaman.
Sejak pertama kali dicetuskan Merdeka Belajar sudah berubah dari sebuah kebijakan
menjadi suatu gerakan. Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu
kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran.
Gerakan ini makin kuat karena ujian yang dihadapi bersama. Gerakan ini tidak
bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam setiap insan
guru yang punya keberanian untuk melangkah ke depan menuju satu tujuan utama,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tahun lalu adalah tahun yang penuh pujian kita semua tersandung dengan
adanya pendiri dari Sabang sampai Merauke secara ekonomi Terpukul secara
kesehatan dan Terpukul secara batin mau tidak mau mendatangi rumah-rumah untuk
memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran mau tidak mau mempelajari teknologi
yang belum pernah mereka kenal guru menyederhanakan kurikulum untuk
memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan di seluruh Indonesia
menangis melihat mereka semakin hari semakin besar semakin kesepian dan
kehilangan disiplin tidak hanya tekanan psikologis karena pembelajaran jarak jauh
banyak mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar
bisa makan
Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang ter demotivasi tapi
ternyata ada fenomena yang tidak ter saat saya menginap di rumah guru honorer di
Lombok Tengah saat saya menginap di rumah guru penggerak di Yogyakarta bersama
para santri di pesantren di Jawa Timur saya sama sekali tidak mendengar kata asa.
Saat sarapan dengan mereka saya mendengarkan terobosan-terobosan yang
mereka inginkan di sekolah mereka wajah Mereka terlihat semangat membahas
teknologi yang cocok dan yang tidak cocok untuk mereka dengan penuh percaya diri
mereka memuji dan mengkritik kebijakan dengan hati nurani mereka di situlah saya
baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru tapi justru
menyalakan obor pribadi Indonesia menginginkan perubahan kami mendengar
Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang
manusiawi. guru se-indonesia menginginkan akses terhadap teknologi dan pelatihan
yang relevan dan taktis menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa
mengakomodasi kemampuan dan bakat muridnya yang berbeda-beda.
guru se-indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah yang berpihak kepada
murid bukan pada birokrat .
Indonesia ingin kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman
Sejak pertama kali Kami cetuskan sekarang Merdeka belajar sudah berubah dari
sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan dengan kurikulum sebagai salah satu
kebijakan Merdeka belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran
makin kuat karena ujian yang kita hadapi bersama gerakan ini tidak bisa dibendung
tidak bisa diputar balikkan karena gerakan ini hidup dalam setiap Insan guru yang
punya keberanian untuk melangkah kedepan menuju satu tujuan utama mencerdaskan
kehidupan bangsa Karena itu saya tidak akan menyerah untuk memperjuangkan
Merdeka belajar demi kehidupan dan masa depan guru se-indonesia.