Anda di halaman 1dari 7

Ilham Muharam Rivai – 202143500929

Sikap Positif Terhadap Kampus Kita Unindra

A. Pendahuluan

Diperlakukan berbeda, ditolak, atau merasakan diskriminasi tentulah tidak


menyenangkan. Sayangnya, perlakuan ini masih ada di sejumlah perguruan tinggi yang
seharusnya menjadi kumpulan pelaku akademisi yang berwawasan luas dan sadar dengan
hak-hak mereka yang berbeda.

B. Pembahasan

RASISME DAN DISKRIMINASI TERJADI DI KAMPUS UNINDRA TERHADAP


MAHASISWA TIMUR

(Foto yang beredar)


Ilham Muharam Rivai – 202143500929
2

Fakta rasis itu terungkap dari hasil selembar gambar yang tersebar dengan judul "Isu
Kampus" mengatakan bahwa,  "Isu terkait masyarakat timur yang mulai mendominasi
UNINDRA mulai dari civitas akademika, UKM, tempat fotocopy."  hal ini sangat di
sayangkan, karena secara tidak langsung sudah menyerang etnis tertentu dan bisa di katakan
ini sebagai Rasisme dan Diskriminasi terhadap suatu kelompok atau golongan.

Karena kita tauh bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia mempunyai Hak yang sama, mulai
dari Hak hidup, Hak memilih dan dipilih, Hak berdemokrasi, Hak berkumpul, dan Hak
menentukan jalan hidup masing-masing.  Gambar yang kami dapat terkait dengan bahasa
yang di pakai adalah bentuk diskriminasi terhadap kami sebagai orang timur. (Ujar SR salah
satu mahasiswa timur).

SR pun menambahkan Kami berharap bahwa kampus jangan cuma diam melihat Rasisme
dan diskriminasi di lingkungan kampus, karena itu sama saja membatasi hak kebebasan
individu ataupun kelompok bahkan dapat memper keruh suasan diwilayah kampus. 

Dimana kita ketahui bahwa kampus sebagai ruang untuk kita belajar dan mengembangkan
diri, sebagai seorang akademisi. dan untuk masuk ke Unindra sendiri kami rasa itu adalah
pilihan kita untuk menempuh pendidikan, bukan untuk merebut apapun, jika ada anak-anak
dari timur yang masuk  mengikuti organisasi di kampus itu adalah bentuk cara mereka untuk
mengembangkan diri. Karena kita tauh bahwa hadirnya organisasi untuk siapa saja
mahasiswa unindra yang ingin belajar dan mengembangkan diri.

SR berharap bahwa kampus bisa menyikapi gambar yang tersebar di media sosial, jangan
sampai kampus membiarkan adanya Rasisme dan Diskriminasi terhadap etnis tertentu
ataupun sekelompok orang, karena UNINDRA hadir untuk siapa saja, dari golongan apa saja,
yang ingin menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Ilham Muharam Rivai – 202143500929
3

Respon Presma Unindra, Habel Latunussa Terhadap RUU - TPKS Yang Tak Kunjung
Disahkan

(Foto PresMa – UNINDRA, Habel Latunassa)

Rancangan Undang-Undang - Perlindungan Kekerasan Seksual (RUU - PKS) yang telah


diubah menjadi Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) kembali tak diagendakan oleh
dalam sidang paripurna sebelum reses.

Diketahui, tidak masuknya agenda terkait RUU TPKS itu melalui surat bernomor
B/16798/LG.01.03/12/2021 hal undangan rapat paripurna DPR RI tanggal 16 Desember
2021.

Habel Latunussa, selaku Presiden Mahasiswa - Universitas Indraprasta (Presma - Unindra)


PGRI sekaligus pemerhati isu-isu feminis menilai bahwa tidak dimasukkannya RUU - TPKS
dalam pembahasan paripurna kali ini sebagai sifat asli yang ditampilkan oleh Anggota
Legislatif Republik Indonesia yang tidak fair dan berpihak kepada rakyat indonesia
terkhususnya kaum perempuan. 

"RUU - TPKS tidak masuk dalam pembahasan paripurna kali ini adalah sebagai sifat asli
yang ditampilkan oleh anggota dewan di DPR Republik Indonesia yang tidak fair dan
berpihak kepada rakyat indonesia terkhususnya kaum perempuan" tegas habel
Ilham Muharam Rivai – 202143500929
4

Ia menyampaikan, banyak kasus kekerasan seksual pada akhir tahun ini yang meluap pada
permukaan, seharusnya diijadikan sebagai pijakan untuk segera mengundangkan RUU-
TPKS.

Habel menyampaikan, urgensi untuk RUU TPKS menjadi Hukum Positif yang berlaku di
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah hal yang mutlak. Pasalnya, banyak para predator
kejahatan seksual yang sudah dijebloskan ke penjara namun belum membuahkan hasil yang
menjerahkan bagi para predator seksual yang berkeliaran di masyarakat. 

Ia juga menjelaskan, para korban pelecehan seksual yang mengalami trauma harus menjadi
tanggung jawab negara dalam hal ini pemerintah untuk proses penyembuhannya

"Para korban pelecehan seksual yang mengalami trauma harus menjadi tanggung jawab
negara dalam hal ini pemerintah untuk segala proses penyembuhannya" tutur Habel, Presma
Unindra

Habel menekankan, DPR-RI yang notabene adalah representatif rakyat, seharusnya berani
membuat kebijakan seperti kemendikbud yang mengeluarkan aturan berbentuk permen untuk
menjamin hak-hak korban pelecehan seksual di dalam dunia kampus. 

"DPR-RI yang notabene adalah representatif rakyat, harus berani membuat kebijakan seperti
kemendikbud-ristek mengeluarkan aturan berupa permen untuk menjamin hak-hak korban
pelecehan seksual di dalam dunia kampus" tegas habel
Ilham Muharam Rivai – 202143500929
5

C. Penutup

Kami mengutuk keras terhadap oknum yang sengaja maupun tidak sengaja melakukan
tindakan Rasisme dan diskriminasi terhadap seluruh mahasiswa timur yang ada di Universitas
Indraprasta PGRI, tanpa terkecuali. Habel Latunussa mengatakan, ia "mengutuk keras setiap
tindakan kejahatan pelecehan seksual yang merendahkan harkat dan martabat manusia secara
verbal, non verbal maupun berbentuk fisik, yang dilakukan di dalam kampus dan di
masyarakat umum.
Ilham Muharam Rivai – 202143500929
6

Daftar Pustaka

Unindra, Progress. 2021. RASISME DAN DISKRIMINASI TERJADI DI KAMPUS


UNINDRA TERHADAP MAHASISWA TIMUR.
http://www.mediaprogressunindra.com/2021/12/rasisme-dan-diskriminasi-terjadi-di.html
(diakses tanggal 26 Februari 2022)

Unindra, Progress. 2021. Respon Presma Unindra, Habel Latunussa Terhadap RUU - TPKS
Yang Tak Kunjung Disahkan. http://www.mediaprogressunindra.com/2021/12/respon-
presma-unindra-habel-latunussa.html (diakses tanggal 26 Februari 2022)
Ilham Muharam Rivai – 202143500929
7

Lampiran

Gambar 1

Gambar 2

Anda mungkin juga menyukai