Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT MENULAR DEMAM BERDARAH DENGUE

DOSEN PENGAMPU
Hary Satrisno, SKM., MPH

DISUSUN OLEH
Alya Mahmudah
NIM. 20D30659

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA BORNEO


PROGRAM STUDI DIII PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Epidemiologi
Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue" dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang perlunya perlindungan untuk
menghindari penyakit menular deman berdarah dengue bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Hary Satrisno,
SKM., MPH selaku Dosen Mata Kuliah Epidemiologi. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarbaru, 06 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue .......................................... 6
B. Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue ........................................... 6
C. Tanda dan Gejala Penyakit Deman Berdarah Dengue .............................. 8
D. Cara Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue ................................. 9
E. Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue ........................... 10
F. Cara Pengobatan Atau Tatalaksana Penyakit Demam Berdarah Dengue
12
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bahasa medisnya disebut
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan merupakan vector borne disease atau ditularkan
melalui vektor, yaitu nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit
ini merupakan salah satu masalah kesehatan utama karena dapat menyerang
semua golongan umur dan menyebabkan kematian khususnya pada anak dan
kejadian luar biasa (wabah). Namun dalam dekade terakhir terlihat adanya
kecenderungan kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa.
Gejalanya antara lain demam atau panas tinggi mendadak disertai dengan
pendarahan, kebocoran plasma dan berisiko menimbulkan syok.
World Health Organization (WHO) memperkirakan tiap tahunnya
sebanyak 500.000 pasien DBD membutuhkan perawatan di rumah sakit
dimana sebagian besar pasiennya adalah anak-anak. Lebih dari 40%
penduduk dunia hidup di daerah endemis DBD membutuhkan pengendalian
atau eradikasi dari nyamuk pembawa virus. Sekitar 2,5% diantara pasien anak
tersebut diperkirakan meninggal dunia. Tanpa perawatan yang tepat, case
fatality rate (CFR) DBD dapat saja melampaui angka 20%. Adanya akses
yang lebih baik untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan dan
penanganan yang tepat baik sejak gejala awal maupun perawatan lanjutan
serta peningkatan tentang DBD dapat menurunkan tingkat kematiannya
hingga dibawah 1% (WHO,2009).
Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992
tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/ MENKES/SK/1992, dimana
menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD dengan
memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat
surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap Kejadian
Luar Biasa (KLB) DBD. Manajemen pengendalian vektor secara umum diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit deman berdarah dengue?
2. Apa penyebab dari penyakit deman berdarah dengue?
3. Apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit demam berdarah dengue?
4. Bagaimana pola penyebaran penyakit demam berdarah dengue?
5. Bagaimana tindakan pengendalia atau pencegahan yang dilakukan untuk
menangani penyakit deman berdarah dengue?
6. Bagaimana cara mengobati penyakit deman berdarah dengue?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan tentang riwayat alamiah, epidemiologi deskriptif,
kriteria wabah, serta tindakan pengendalian wabah pada penyakit demam
berdarah dengue
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang riwayat alamiah penyakit demam berdarah
dengue.
b. Mengetahui tentang epidemiologi deskriptif pada penyakit demam
berdarah dengue.
c. Mengetahui kriteria wabah penyakit demam berdarah dengue.
d. Mengetahui tentang tindakan pengendalian pada wabah penyakit
demam berdarah dengue.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyakit demam
berdarah dengue.
2. Dapat mengetahui tingkat-tingkat pencegahan penyakit sebelum sakit
dan sesudah sakit.
3. Dapat melaksanakan perlidungan khusus kesehatan baik dalam teori
maupun praktek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemi akut
yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa
demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata,
otot dan persendian, hingga pendarahan spontan (WHO, 2010).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes
albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, yang dapat
menyebabkan penyakit demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari
genus Flaviviridae, famili flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di
daerah tropis dcm subtropis di berbagai belahan dunia terutama di musim
hujan yang lembab. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan setiap
tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
Penyakit demam berdarah akut yang disertai dengan adanya manifestasi
pendarahan yang bertendensi mengakibatkan rejatan yang dapat
menyebabkan kematian, penyakit ini berlangsung akut menyerang baik orang
dewasa maupun anak-anak berusia di bawah 15 tahun (Alfaris, 2011).
B. Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue
Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan dengan konsep segitiga
yaitu agent (agen/vektor), Host (Manusia), Environment (Lingkungan).
1. Agent (virus dengue)
Agent penyebab penyakit DBD berupa virus dengue dari genus
Flavivirus (Arbovirus Grup B) salah satu genus Familia Togaviradae,
dikenal ada empat serotlpe virus dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-
4, virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu
antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam masa
tersebut penderita merupakan sumber penular penyakit DBD
2. Host (Manusia)
Host adalah manusia yang peka terhadap infeksi dengue, beberapa
faktor yang mempengaruhi manusia adalah:
a. Umur
Umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan
terhadap infeksi virus dengue, semua golongan umur dapat
terserang virus dengue, meskipun baru berumur beberapa hari
setelah lahir, saat pertama kali epidemi dengue di Indonesia
kebanyakan anak-anak berumur antara 5-9 tahun dan selama tahun
1968-1973 kurang lebih 95% kasus DBD menyerang anak-anak di
bawah 15 tahun (Widia Eka, 2009).
b. Jenis Kelamin
Sejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap
serangan DBD dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin (gender).
Di Filipina dilaporkan bahwa rasio antar jenis kelamin adalah 1:1. Di
Thailand tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan
DBD antara laki-laki dan perempuan namun perbedaan angka
tersebut tidak signifikan, Singapura menyatakan bahwa Insiden DBD
pada anak lakilaki lebih besar dari pada anak perempuan.
c. Nutrisi
Teori Nutrisi mempengaruhi derajat berat ringan penyakit tidak
ada hubungannya dengan teori imonulogi, bahwa pada gizi yang baik
mempengaruhi peningkatan antibodi yang cukup baik, maka terjadi
infeksi virus dengue yang berat.
d. Populasi
Kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya
infeksi virus dengue, karena daerah yang berpenduduk padat akan
meningkatkan jumlah insiden kasus DBD.
e. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk memegang peranan penting pada transmisi
penularan infeksi virus dengue sehingga mempengaruhi penyebaran
epidemik virus dengue.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengue adalah:
a. Letak geografis
Penyakit akibat infeksi virus dengue ditemukan tersebar luas di
berbagai negara terutama di negara tropis dan subtropis yang
terletak antara 30° lintang utara dan 44° lintang selatan sepeati Asia
Tenggara, Pasifik Barat dan Caribbean dengan tingkat kejadian
sekitar 50-100 juta setiap tahunnya. Infeksi virus dengue di Indonesia
telah ada sejak abad ke-18 seperti yang dilaporkan oleh david Bylon
seorang dokter berkebangsaan Belanda. Pada saat itu virus dengue
menimbulkan penyakit demam lima hari, disertai nyeri otot, nyeri
pada sendi. Disebut demikian karena demam yang terjadi
menghilang dalam lima hari, disertai nyeri otot, nyeri nyeri pada sendi
dan nyeri kepala. Sehingga sampai saat ini penyakit tersebut masih
merupakan problem kesehatan masyarakat dan dapat muncul secara
endemik maupun epidemik yang menyebar dari suatu daerah ke
daerah lain atau dari suatu negara ke negara lain.
b. Musim
Negara dengan 4 musim, epidemi DBD berlangsung pada
musim panas, meskipun ditemukan kasus DBD sporadik pada musim
dingin. Di asia tenggara epidemik DBD terjadi pada musim hujan,
seperti di Indonesia, Thailand, Filipina, dan Malaysia epidemi DBD
terjadi beberapa minggu setelah musim hujan, periode epidemik
yang terutama berlangsung selama musim hujan dan erat kaitannya
dengan kelembaban pada musim hujan. Hal tersebut menyebabkan
peningkatan aktifitas vektor dalam menggigit karena didukung oleh
lingkungan yang baik untuk masa inkubasi (Widia Eka, 2009).
C. Tanda dan Gejala Penyakit Deman Berdarah Dengue
Tanda-tanda demam berdarah mudah dikenali, tapi tak jarang terlewat
atau dianggap sebagai gejala penyakit lain. Penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue dari nyamuk betina Aedes aegypti dan dalam kasus yang lebih
jarang, Aedes albopictus ini memiliki tanda khusus baik yang terlihat maupun
tidak terlihat secara langsung.
Ketika muncul tanda-tanda demam berdarah tapi tak segera dilakukan
penanganan, akibatnya bisa fatal. Tanda-tanda demam berdarah berupa
bintik merah bisa disalahartikan sebagai campak. Terutama jika penderitanya
belum pernah mengalami demam berdarah atau campak dan tak ada orang
di sekitarnya yang terkena demam berdarah. Padahal terdapat perbedaan
signifikan antara bintik merah demam berdarah dan campak. Bintik merah
demam berdarah umumnya muncul dua hari setelah demam dan berangsur
hilang pada hari keempat atau kelima. Sedangkan bintik merah campak
tampak sesudah tiga hari demam dan terus bertahan hingga lebih dari
sepekan. Bintik merah demam berdarah juga biasanya berada di area tertentu
saja, sementara campak di seluruh tubuh. Selain bintik merah, tanda-tanda
demam berdarah antara lain:
1. Demam tinggi hingga 40°C
2. Badan lemas
3. Kepala nyeri, terutama di bagian belakang mata
4. Sendi nyeri
5. Mual dan muntah
6. Batuk-batuk
7. Sulit menelan makanan karena nyeri
8. Sesak napas
9. Nyeri perut
D. Cara Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Ada tiga cara penularan penyakit demam berdarah dengue, antara lain:
1. Penularan demam berdarah dari nyamuk ke manusia
Virus dengue bisa menular lewat gigitan nyamuk betina Aedes
aegypti yang terinfeksi biang penyakit. Setelah masuk ke tubuh penderita,
virus akan berkembang ke sejumlah organ. Lalu, virus akan menginfeksi
sel darah putih dan jaringan limfatik. Virus lantas terlepas dan beredar
dalam sirkulasi darah. Pada nyamuk yang baru menggigit penderita DBD,
virus dengue akan berkembang di usus nyamuk, lalu menyebar ke bagian
tubuh lainnya, termasuk kelenjar ludah. Kemudian, nyamuk pembawa
virus penyebab DBD ini bisa menularkan biang penyakitnya selama sisa
hidupnya.
2. Penularan demam berdarah dari manusia ke nyamuk
Nyamuk juga dapat tertular DBD dari penderita yang terinfeksi virus
dengue. Penularan demam berdarah dari manusia ke nyamuk ini bahkan
dapat terjadi sebelum gejala penyakit muncul atau setelah demam
mereda. Risiko penularan DBD dari manusia ke nyamuk ini meningkat
apabila penderita mengalami viremia, atau kadar virusnya tinggi.
Kebanyakan penderita DBD mengalami viremia sekitar empat sampai
lima hari. Tapi, terkadang viremia dapat bertahan selama 12 hari.
3. Penularan demam berdarah dari ibu hamil ke bayinya
Penularan demam berdarah utamanya lewat gigitan nyamuk Aedes
aegypti betina. Namun, ada bukti kemungkinan penularan DBD dari ibu
hamil ke bayinya. Risiko penularan yang relatif jarang ini bisa dipengaruhi
infeksi dengue selama kehamilan. Ketika ibu hamil terkena penyakit
demam berdarah, bayi yang lahir berisiko prematur sampai lahir dengan
berat badan rendah.
E. Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Berikut adalah cara mencegah demam berdarah:
1. Gunakan kelambu nyamuk dan kasa
Dengan menggunakan kelambu di tempat tidur cukup efektif untuk
menghindari gigitan nyamuk saat tidur.
2. Mengenakan pakaian tertutup
Baju berlengan panjang, kaus kaki, dan penutup kepala juga cukup efektif
mencegah gigitan nyamuk.
3. Menggunakan obat nyamuk
Menggunakan obat nyamuk yang setidaknya mengandung konsentrasi
10% dietiltoluamida (DEET), atau konsentrasi yang lebih tinggi untuk
paparan yang lebih lama.
4. Hindari wewangian
Sabun dan parfum yang beraroma kuat dapat menarik nyamuk. Selain itu,
hindari waktu-waktu tertentu seperti saat fajar, senja, dan sore hari untuk
tidak berada di luar ruangan agar mencegah gigitan nyamuk.
5. Hindari air tergenang
Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air yang bersih dan
tergenang. Memeriksa dan membuang air yang tergenang dapat
membantu mengurangi risiko terkena gigitan nyamuk. Untuk mengurangi
risiko perkembangbiakan nyamuk di genangan air yakni:
a. Balik ember dan kaleng agar tidak tergenang air saat hujan.
b. Hilangkan kelebihan air dari piring pot tanaman untuk menghilangkan
telur nyamuk
c. Jangan letakkan wadah di bawah unit AC
d. Ganti air dalam vas bunga setiap hari kedua dan gosok dan bilas
bagian dalam vas.
Cara mencegah demam berdarah dengan 3M PLUS dari Kementerian
Kesehatan
1. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan atau seperti bak mandi,
kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak
maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan
membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.
Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap
hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat
kering selama 6 bulan.
2. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat
penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat
diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar
tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi
sarang nyamuk.
3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis
(daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau
mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan
seperti berikut:
1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
2. Menggunakan obat anti nyamuk
3. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
4. Gotong royong membersihkan lingkungan
5. Periksa tempat penampungan air
6. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
7. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
8. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
9. Menanam tanaman pengusir nyamuk
F. Cara Pengobatan Atau Tatalaksana Penyakit Demam Berdarah Dengue
1. Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pengobatan pasien DBD disesuaikan dengan kondisi setiap pasien.
Jika pasien tidak mengalami kebocoran plasma, dehidrasi, atau gejala
yang mengkhawatirkan, maka boleh melakukan rawat jalan. Sementara
bila kondisi pasien sudah kritis atau berisiko mengalami kondisi yang
membahayakan, maka akan dianjurkan untuk rawat inap.
Baik dirawat di rumah atau diopname, diperlukan pengobatan yang
mampu membantu proses pemulihan serta mengurangi gejala DBD. Hal
ini dikarenakan tidak ada penanganan spesifik untuk DBD, kebanyakan
pasien biasanya pulih dalam 2 minggu.
Jika mengalami gejala demam berdarah ringan, ada baiknya
lakukan hal-hal berikut sebagai pengobatan awal untuk mencegahnya
agar tidak semakin parah.
a. Mengonsumsi cairan dalam jumlah banyak
b. Minum oralit
c. Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri
d. Mengonsumsi jambu biji dan makanan sehat yang mudah dicerna
e. Minum suplemen dan vitamin
f. Melakukan istirahat secara total
g. Menggunakan obat-obatan alami
h. Mendapatkan transfusi darah
2. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
Pasien Deman Berdarah Dengue sebaiknya dirawat inap untuk observasi
ketat, terutama saat fase kritis. Penanganan DBD tergantung tanda
bahaya pada pasien, terdiri dari rehidrasi intravena. Pemberian transfusi
darah, berupa packed red cells atau fresh whole blood, umumnya
diperlukan pada komplikasi pendarahan.
a. Rehidrasi Intravena
Pada pasien DBD diberikan cairan isotonik secara intravena, seperti
salin normal (NaCl 0,9%), ringer laktat, atau cairan Hartmann dengan
dosis pemberian:
1) Berikan awal 5−7 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam
2) Kurangi menjadi 3−5 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam
3) Kurangi kembali menjadi 2−3 mL/kgBB/jam, kemudian cek
hematokrit
4) Jika hematokrit tetap atau membaik, maka tetap berikan 2−3
mL/kgBB/jam selama 2−4 jam
5) Jika hematokrit meningkat atau pasien memburuk, maka berikan
5−10 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam
6) Lakukan pemeriksaan klinis pasien dan hematokrit secara
berulang setiap 1-4 jam untuk menentukan dosis terapi cairan
7) Berikan dosis rumatan (1-3)
b. Monitoring Berkala
Pada pasien DBD, harus dilakukan monitoring untuk memantau
perkembangan penyakit dan menentukan tata laksana. Monitoring
terdiri dari:
1) Urine output setiap 4−6 jam, dengan sasaran 0,5 mL/kgBB/jam
2) Tanda-tanda vital dan perfusi perifer setiap 1−4 jam, sampai
pasien keluar dari fase kritis
3) Hematokrit sebelum dan sesudah pemberian cairam, atau setiap
6−12 jam
4) Gula darah dan fungsi organ, seperti ginjal, liver, dan profil
koagulasi (phrothrombin time, activated partial thromboplastin
time, fibrinogen, dan D dimer)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemi akut
yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan
Aedes albopictus.
2. Timbulnya penyakit DBD dapat diterangkan dengan konsep segitiga yaitu
agent (agen/vektor), Host (Manusia), Environment (Lingkungan).
3. Gejala apabila terjangkit DBD yaitu: demam tinggi hingga 40°C, badan
lemas, kepala nyeri (terutama di bagian belakang mata), sendi nyeri, mual
dan muntah, batuk-batuk, sulit menelan makanan karena nyeri, sesak
napas, serta nyeri perut.
4. Tiga cara penularan penyakit demam berdarah dengue, antara lain:
penularan demam berdarah dari nyamuk ke manusia, penularan demam
berdarah dari manusia ke nyamuk, Penularan demam berdarah dari ibu
hamil ke bayinya
5. Cara mencegah DBD antara lain: menggunakan kelambu nyamuk dan
kasa, mengenakan pakaian tertutup, menggunakan obat nyamuk,
menghindari wewangian, menghindari air tergenang, menguras tempat
yang sering menjadi penampungan air, menutup tempat penampungan
air, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.
6. Cara mengobati DBD antara lain: mengonsumsi cairan dalam jumlah
banyak, minum oralit, mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri,
mengonsumsi jambu biji dan makanan sehat yang mudah dicerna, minum
suplemen dan vitamin, melakukan istirahat secara total, menggunakan
obat-obatan alami, dan mendapatkan transfusi darah
B. Saran
1. Lebih memperhatikan keadaan rumah seperti mengurangi kepadatan
rumah, membersihkan tanaman hias, memelihara ikan, memperhatikan
pencahayaan rumah sehingga tidak lembab, menyingkirkan barang-
barang yang mampu menampung air.
2. Memperhatikan keadaan lingkungan sekitar, jangan sampai ada air
tergenang agar tidak menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, M. N. (2021, November 25). 3 Cara Penularan Demam Berdarah (DBD).
From Kompas.com.
Aini, D. A. (2015, Desember 13). Demam Berdarah Dengue. From Academia.edu.
Andini, W. C. (2021, Februari 23). Panduan Pengobatan Pasien Demam Berdarah
(DBD) di Rumah atau Dirawat Inap. From hellosehat.
Ratriani, V. (2021, November 18). Inilah cara mencegah demam berdarah, gejala,
dan penyebabnya. From kontan.co.id.
World Health, O. (2022, Januari 10). Dengue and severe dengue. From World
Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai