Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA (Analisis Video)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mikrobiologi

Dosen Pengampu: Ukit, M.Si

Oleh:

Rizka Nurwati Yanuar 1192060084

Kelas 5 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA (Analisis Video)

A. Tujuan Praktikum
1. Mampu membuat media dasar untuk biakan mikroba dengan menggunakan
medium NA, NB, dan PDA.
2. Mampu memprediksi hasil percobaan medium NA, NB dan PDA.
3. Mampu mengkomunikasikan langkah-langkah praktikum dalam diagram alir dan
hasil observasi berbentuk gambar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat media dasar untuk biakan mikroba dengan
menggunakan medium NA, NB dan PDA?
2. Bagaimana cara memprediksi hasil percobaan medium NA, NB dan PDA?
3. Bagaimana cara langkah-langkah praktikum dalam diagram alir dan hasil
observasi berbentuk gambar?

C. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba adalah penambahan ukuran,
volume, dan jumlah sel secara teratur serta berkaitan dengan kesiapan sel dalam
melakukan perkembangbiakan. Penambahan jumlah sel terjadi karena sel mengalami
pembelahan. Pada mikroba uniseluler seperti bakteri, terjadi pembelahan biner.
Sedangkan pada mikroba multiseluler, seperti fungi yaitu pertumbuhan terjadi karena
pembentukan jaringan atau pertambahan ukuran sel (Trio Ageng, 2017: 161).
Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Mikroba
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroba
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (:
1.32).
Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3, yaitu Media padat, Media semi
padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri atas
Media Sintesis, semi sintesis, dan media non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media
selektif atau penghambat dan media diperkaya. contoh macam Jenis Media yang
sering digunakan, yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA (Potato Dextrose
Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Selain
ketiga media biakan tersebut di atas ada pula Media Biak Kompleks untuk banyak
mikroorganisme bertuntutan tinggi belum dikenal benar bahanbahan makan yang
diperlukan. Orang membiakannya dalam larutan biak yang mengandung ekstrak ragi,
otolisat ragi, pepton atau ekstrak daging. Untuk beberapa kelompok organisme lazim
juga digunakan: rempah-rempah, dekok rumput kering, sari buah prem, sari wortel,
santan, dan untuk cendawan koprofil juga sari perasan tahi kuda. Sedangkan Media
Biak Padat yaitu media cair yang ditambahkan dengan bahan pemadat yang memberi
konsistensi seperti selai pada larutan air, hanya untuk keperluan tertentu masih
digunakan gelatin, karena sudah mencair pada suhu 26-30℃ dan banyak
mikroorgansme mampu mencairkan gelatin, bahan pemadat yang hampir ideal adalah
agar, agar ditambahkan dalam kadar 15- 20g/l. Agar baru mencair pada 100℃, masih
tetap cair kalau didinginkan 45℃, agar hanya dipengaruhi oleh sejumlah kecil
bakteri, bila diperlukan media biakan padat tanpa komponen-komponen organik,
maka dipakai silika gel sebagai bahan pemadat (Meganada Hiranya, 2017: 221).
Banyaknya persyaratan nutrient mikroorganisme amat beragam, namun
sebagai makhluk hidup mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu
meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Bagi organisme bersel
tuggal, air amat penting karena merupakan komponen utama protoplasma serta
wahana bagi masuknya nutrient ke dalam sel. Dalam pembuatan medium sebaiknya di
gunakan air suling, pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air
dengan kulitas semacam ini dapat menyebabkan terbetuknya endapat fosfat dan
magnesium fosfat. Berdasarkan pada sumber karbon yang di gunakan, sebagaian
besar bakteri memerlukan sumber energi organik seperti glukosa atau asam-asam
amino. Faktor tumbuh juga diperlukan dikarenakan di dalam faktor tumbuh terdapat
komponen seluler esensial yang tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu organisme
dari sumber dasar karbon dan nitrogenya (Aqmarin Septian, 20: 194).
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengukultur bakteri,
jamur, dan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan
mikroorgnisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik
bila memenuhi persyaratan antara lain kelembapan yang cukup, pH yang sesuai, kadar
oksigen baik, media steril dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
digunakan mikroorganisme. Unsur-unsur yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor,
unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Siti
Juariah, 2018: 25).

D. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba
No Alat Jumlah
1 Alumunium Foil Secukupnya
2 Beaker Gelas 200 ml 1 Buah
3 Botol Saus 3 Buah
4 Cawan Petri Secukupnya
5 Cutter 1 Buah
6 Erlenmeyer Secukupnya
7 Gelas Ukur 1 Buah
8 Hot plate 1 Buah
9 Kapas Secukupnya
10 Karet Secukupnya
11 Kompor 1 Buah
12 Koran Secukupnya
13 Korek Api 1 Buah
14 Magnet Stirer 1 Buah
15 Neraca Analitic/Timbangan 1 Buah
16 Otoklaf 1 Buah
17 Panci 1 Buah
18 Presto 1 Buah
19 Saringan 1 Buah
20 Spatula 1 Buah
21 Spirtus 1 Buah
22 Tabung Reaksi Secukupnya
23 Teko Plastik 1 Buah
24 Tisu Secukupnya
25 Toples Kaca 1 Buah
26 Laminar 1 Buah

Tabel 2. Bahan Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba


No Bahan Jumlah
1 Agar-agar 1 Bungkus
2 Air 1 Liter
3 Aquadest Secukupnya
4 Gula Dekstrosa 20 gr
5 Kentang 200 gr
6 Natrium Both Secukupnya
7 Nutrient Agar Secukupnya

E. Langkah Kerja
Langkah Kerja 1. Pembuatan Media NA dengan Laminar

Setelah aquadest
kemudian bakar hingga
berembun dimasukan NA
Siapkan alat dan bahan homogen dan dipanaskan
sebanyak 5,4 gr ke dalam
dalam hotplate
tabung elenmeyer

Tabung elemeyer
Kemudian pada tabung
dimasukan ke dalam
elemeyer dimasukan Serbuk NA ditimbang
autuklaf untuk di
aquadest sebanyak 270 sampai 5,4 gr
sterilisasi selama 8 menit
ml dan magnet stirer
pada suhu 121℃

Kemudian media
Letakan tabung elemeyer
letakan alumunium foil diangkat ke ruang
diatas hot plate dan
diatas neraca dan di TER- laminar dan dituangkan
panaskan pada suhu 50℃
kan ke dalam cawan petri
dengan kecepatan 7
yang sudah di sterilisasi

Setelah panas tutup


tabung elenmeyer Sambungkan neraca
Media siap digunakan
dengan menggunakan analitic pada stopkontak
alumunium foil
Langkah Kerja 2. Pembuatan Media NA Tanpa Laminar

Bersihkan tempat Takar aquadest ke


kerja dengan teknik Siapkan alat dan bahan dalam gelas ukur 100
aseptik dan lap searah ml

Masukan 2 gr NA ke
Letakan beaker glass
Aduk dengan spatula dalam beaker glass
berisi larutan diatas
sampai tercampur 200 ml dan dialrutkan
waterbath dan
serbuk NA larut dengan aquadest 100
panasakan
ml

larutan dimasukan ke
Tabung reaksi tersebut
Aduk sesekali sampai dalam tabung reaksi
digabungkan dengan
larutan tercampur rata masing-masing 15 ml
karet dan di bungkus
dan bening dan tutup tabung
dengan kertas koran
reaksi

Pindahkan media ke Masukan tabung reaksi dan


cawan petri, tunggu cawa petri yang telah
hingga beku dan dibungkus koran ke dalam
media yang telah di autoklaf panaskan hinggan
sterilisasi siap 15 menit dengan suhu
digunakan 121℃

Langkah Kerja 3. Pembuatan Media NB Tanpa Laminar

Bersihkan tempat
Takar aquadest ke
kerja dengan teknik Siapkan alat dan
dalam gelas ukur
aseptik dan lap bahan
100 ml
searah

Masukan Nutrient Broth larutan dimasukan


Aduk dengan
sebanyak 0,8 gr ke dalam ke dalam tabung
spatula sampai
beaker glass 200 ml dan reaksi masing-
tercampur dan tidak
dialrutkan dengan masing 15 ml dan
ada serbuk NB
aquadest 100 ml tutup tabung reaksi

Masukan tabung
Tabung reaksi reaksi dan cawa
tersebut petri yang telah Pindahkan media ke cawan
digabungkan dibungkus koran ke petr, tunggu sampai beku dan
dengan karet dan di dalam autoklaf media yang telah di sterilisasi
bungkus dengan panaskan hinggan siap digunakan
kertas koran 15 menit dengan
suhu 121℃
Langkah Kerja 4. Pembuatan Media PDA dengan Presto

Kentang di potong
Siapkan alat dan bahan Cuci kentang dan kupas menjadi dadu dengan
ukuran 1 cm x 1cm

Kentang dimasukan ke
Saring air rebusan ke
Timbang hingga 200 dalam panci dan di rebus
dalam toples kaca dan
gram dengan 1 liter air sampai
dinginkan
teksturnya lunak

Campur gula dekstrosa


sebanyak 20 gr, agar- Panaskan dan aduk
Masukan larutan media
agar instant 1 bungkus, secara terus-menerus
dalam teko plastik
dan air kaldu kentang ke agar tidak menggumpal
dalam panci

Masukan larutan media Larutan media juga


ke dalam botol saus disalin ke dalam tabung
Botol saus dan tabung
sebagai stock dan tutup reksi/botol pipih dan
reaksi dimasukan ke
dengan kapas lalu tutup dengan kapas lalu
dalam presto
dengan koran diikat dengan koran diikat
menggunakan karet menggunakan karet

Sterilkan dengan presto Media sudah di


selama 30-45 menit sterilisasi, tunggu Simpan dapat tempat
dengan tekanan sampai membeku dan yang bersuhu rendah
maksimal siap digunakan

F. Hasil Pengamatan

Gambar 1. Hasil Pembuatan Media NA dengan Laminar


Gambar 2. Hasil Pembuatan Media NA Tanpa Laminar

Gambar 3. Hail Pembuatan Media NB Tanpa Laminar

Gambar 4. Hasil Pembuatan Media PDA dengan Presto

G. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam video mengenai pembuatan
media nutrient agar (NA) dengan menggunakan laminar. Media tersebut memiliki
bahan agar sebagai pemadat, sehingga dalam pembuatannya membutuhkan
pemanasan dengan hotplate. Hal tersebut dilakukan agar media NA ini dapat
tercampur secara sempurna dengan aquadest dan tidak menggumpal. Seperti
penyataan Mila Fatmariza (2017: 2) nutrient agar terbuat dari campuran ekstrak
daging dan pepton dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar
digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Kondisi larutan menjadi bening setelah dipanaskan diatas hotplate.
Setelah dipanaskan media NA ini masih harus di sterilisasi menggunakan autoklaf
sebelum di biarkan membeku di dalam laminar. Laminar ini merupakan meja kerja
yang dibutuhkan khusus agar media tetap steril terutama dalam laboratorium
mikrobiologi. Selaras dengan pernyataan Sri Harjanto (2019: 2) laminar air flow pada
penanganan mikrobiologi memang sangat dibutuhkan dan keberadaannya sendiri
merupakan suatu tempat atau meja steril untuk kegiatan praktikum. Adapun kegiatan
yang dilakukan pun juga bervariasi sesuai kebutuhan dari mahasiswa mulai dari
penanaman mikroorganisme, pembuatan media padat ataupun cair, pembuatan
suspensi spora, pengenceran biakan bakteri sampai dengan streak bakteri. Ini semua
dilakukan didalam Laminar Air Flow dengan bervariasi aliran udara steril / air flow
nya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam video mengenai pembuatan
media nutrient agar (NA) tanpa laminar. Pembuatan media ini sama seperti
pembuatan media NA dengan laminar. Akan tetapi sebelum pada pengerjaan
pembuatan media ini dilakukan pembersihan meja kerja secara aseptic dengan
menggunakan alcohol dan dinyalakan spirtus ketika akan dimulai pekerjaan. Seperti
pernyataan R.A Oetari (2018: 2) kondisi aseptic ini adalah suatu keadaan yang
dirancang ntuk menghindari adanya kontaminasi oleh mikroorganisme, pyrogen,
ataupun partikel, baik padat alat, kemasan, maupun bentuk sendian selama proses
percampuran. Kemdudian sejalan juga dengan pernyataan tersebut menurut Insan
Sunan Kurniawansyah (2016: 66) pembersihan meja kerja dilakukan dengan
menggunakan disinfektan yang digunakan yaitu alkohol 70 % dan fenol. Alkohol
merupakan disinfektan dengan mekanisme kerja mendenaturasi protein dengan daya
bunuh yang cepat tetapi mudah menguap dan terbakar, tidak bersifat sporoidal, dan
perlu waktu kontak minimum 5 menit untuk mencapai tingkat disinfeksi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam video mengenai pembuatan
media nutrient broth (NB) tanpa laminar. Media NB ini memiliki komposisi sama
seperti NA, akan tetaatpi pada pembuatannya media ini tidak memerlukan pemanasan
dan tidak memiliki pemadat seperti agar. Sehingga media ini termasuk ke dalam
media cair karena cara pembuatannya cukup dengan dilarutkan dengan aquadest saja
akan terlarut dengan sempurna dan tinggal di sterilisasi. Selaras dengan pernyataan
Lesanto Unggul Widodo (2015: 1.39) mengenai komposisi untuk media NB sama
dengan NA, tetapi tidak memakai agar sebagai pemadat. Proses pembuatannya pun
lebih sederhana, tinggal melarutkan peptone dan beef extract kemudian ditampung
dalam labu erlenmeyer atau tabung reaksi dan siap disterilisasi. Proses pembuatan ini
tidak memerlukan panas, peptone dan beef extract akan mudah larut sempurna pada
air suhu kamar jika diaduk.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam video mengenai pembuatan
media PDA (potato detrose agar) dengan presto. Media ini termasuk ke dalam media
padat bagi pertumbuhan jamur dan pembuatan media dalam video ini merupakan
alternatif dari PDA pabrikan. Bahan yang digunakan merupakan bahan sederhana
yang dapat di dapatkan di rumah. Sehingga pengeluaran untuk membuat media ini
dapat ditekan dengan harga yang terjangkau. Seperti kentang segar sebagai
karbohidrat dan agar instant yang berfungsi sebagai pemadat. Selaras dengan
pernyataan Octavia (2017: 4) yang menyatakan bahwa komposisi PDA termasuk ke
dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami dan bahan sintesis. Bahan
alami disini diwakilkan oleh kentang karena media semi sintetik seperti PDA
memiliki kandungan karbohidrat yang cukup sehingga baik digunakan untuk
pertumbuhan jamur dan karbohidrat tersebut terkandung dalam kentang. Termasuk
autoklaf yang diganti dengan presto, namun memang ketika autoklaf diganti dnegan
presto maka tekanan dan suhunya tidak sempurna. Larutan yang terbentuk terlihat
lebih gelap Ketika sudah membeku dibanding dengan media yang lain.

H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dengan mengamati video dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada pembuatan media NA, NB, dan PDA di lakukan dengan
pencampuran aquadest dan air. Kemudian di larutkan untuk NA dan PDA
karena terdapat kandungan agar atau disebut media padat maka dilakukan
penamanasan agar tercampur dengan sempurna. Kemudian dilakukan
sterilisasi pada ke 3 media dengan autoklaf dan PDA dengan presto. Pada
NA dilakukan dengan laminar dan tanpa laminar.

2. Media yang dihasilkan dengan bahan NA dan PDA adalah media padat
karena mengandung agar sebagai pemadat. Kemudian pada bahan NB
dihasilkan berupa media cair karena tidak mengandung agar sebagai
pemadat.
3. Langkah-langkah pembuatan media memiliki ketentuan-ketentuan khusus
diantara ke tiga bahan NA, NB, dan PDA dengan presto ini. Alat-alat pun
ada yang sederhana dan ada alat yang khusus. Langkah-langkah tersebut
secara rinci telah dicantumkan dengan diagram alur. Kemudian hasil
menunjukan media padat pada NA dan PDA serta media cair hanya pada
NB.

I. Daftar Pustaka
Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi, R. (2019). Tingkat Kepadatan Media Nutrient
Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Analis
Medika Biosains (JAMBS), 4(2), 69-73.
Harjanto, S., & Raharjo, R. (2019). Peran Laminar Air Flow Cabinet Dalam Uji
Mikroorganisme Bagi Mahasiswa Tugas Akhir Di Laboratorium
Biokimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1), 15-18.
Juariah, S., & Sari, W. P. (2018). PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
TAHU SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN Bacillus
sp. Klinikal Sains: Jurnal Analis Kesehatan, 6(1), 24-29.
Kurniawansyah, I. S. (2016). Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas pada Autoklaf
dengan Indikator Biologi Spore Strip. Farmaka, 14(1), 59-69.
Octvia, A., & Wantini, S. (2017). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus
flasvus pada Media PDA (potato detrose agar) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6 (2), 625-631.
Prayitno, Trio Ageung., & Nuril Hidayanti. 2017. Pengantar Mikrobiologi. Malang:
Media Nusa Creative.
Widodo, L. U., & Kusharyati, D. F. (2015). Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi.
Bali: Universitas Udayana
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairun Nida. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai