Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini membahas mengenai uji sterilitas. Uji sterilitas
dilakukan terhadap produk dan bahan sebelum dan mengalami pensterilan yang
telah diberlakukan hasilnya membuktikan bahwa prosedur sterilitas dapat diulang
secara efektif. Tapi umumnya disetujui bahwa kontrol yang dilakukan atau
dilaksanakan selama proses validasi memberikan jaminan telah efektif selama
proses sterilisasi. Uji ini dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili
keseluruhan bahan tersebut. Keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta
sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua jenis mikroorganisme yang
bersifat patogen. (Lachman, 1986)
Untuk uji sterilitas media, langkah pertama dalam percobaan kali ini
adalah masukkan 10 mL media FTM (Fluid Tioglycolate) dan TSB (Tryptic
soybean Broth) pada tabung reaksi inkubasi selama 1-7 hari (FTM pada 37℃ dan
TSB pada 25℃). Penggunaan media FTM bertujuan untuk mengamati
pertumbuhan bakteri pada media sedangkan penggunaan media TSB bertujuan
untuk mengamati pertumbuhan bakteri dan jamur akan tetapi lebih spesifik untuk
pertumbuhan jamur. Kedua tabung diamati perubahan yang terjadi. Tujuan
diamatinya kedua tabung yang berisi media adalah untuk mengamati apakah
sampel yang diinokulasikan pada media steril atau tidak sehingga layak digunakan
atau tidak.
Steril merupakan suatu keadaan dimana alat / objek terbebas dari
mikroorganisme (protozoa,fungi, bakteri, virus ). Proses sterilisasi didesain untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Pembuatan produk farmasi
harus steril sehingga perlu uji sterilitas. Tujuannya untuk menetapkan apakah
bahan yang harus steril memenuhi syarat. (Pratiwi, 2008)
Untuk uji sterilitas inokulasi langsung, langkah pertama yaitu siapkan 4
tabung reaksi steril kemudian masukkan masing-masing 6,0 mL media FTM dan
TSB pada tabung reaksi. Inokulasikan ke dalam media pada tabung 1 dan 2
masing-masing ± ½ isi sampel uji 1, serta ke dalam media pada tabung 3 dan 4
masing-masing ± ½ isi sampel uji 2. Tujuan inokulasi pada media bertujuan untuk
menanam inokula atau sampel uji kedalam media FTM dan TSB untuk melihat
pertumbuhan mikroba. Campuran media dan sampel uji dikocok menggunakan
vortex. Pengocokan menggunakan vortex bertujuan agar sampel uji dan media
menjadi bercampur (homogen). Kedua media diinkubasi selama 7 hari pada 37℃
untuk sampel yang diinokulasi pada media FTM dan pada 25℃ untuk sampel
yang diinokulasi pada media TSB. Proses inkubasi bertujuan untuk melihat dan
memantau pertumbuhan atau perkembangbiakan mikroorganisme pada media.
Kemudian diamati kejernihan media.
Hasil yang didapat untuk media kontrol FTM sebelum inkubasi adalah
warna media merah muda dan terlihat jernih. Setelah di inkubasi selama 24 jam
warna media tetap merah muda dan terlihat tetap jernih.Sedangkan,Hasil yang
didapat untuk media kontrol TSB sebelum inkubasi adalah warna media kuning
dan terlihat jernih. Setelah diinkubasi selama 24 jam warna media tetap kuning
dan terlihat tetap jernih. Warna media sebelum dan sesudah inkubasi tetap sama
dan jernih pada kedua media yang digunakan,hal ini menunjukkan bahwa sediaan
uji yang digunakan memang benar-benar steril.
Pada kedua media kontrol tidak terdapat kekeruhan, endapan, atau
perubahan warna pada media. Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam
sediaan larutan mata (Anief, 2000):
1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;
2. Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif
untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama
penggunaan dari sediaan;
3. Isotonisitas dari larutan
4. pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum
Maka dapat disimpulkan bahwa pada praktikum kali ini mengujian sampel
obat tetes mata aman atau layak untuk digunakan karena media yang berisi sampel
uji tidak terdapat mikroba baik bakteri, kapang, atau khamir (steril) dan sesuai
dengan literatur bahwa media steril tidak terdapat kekeruhan, perubahan warna,
atau endapan setelah dilakukan uji sterilisasi. Jika terdapat jamur atau bakteri pada
media maka media tersebut tidak steril dan tidak layak untuk digunakan karena
dapat membahayakan penggunanya.

Dapus:
Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L.1986.The Theory and
Practice of Industrial Pharmacy,2nd ed. Lea and Febiger, Philadelphia. 648 – 659
Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Anief. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek Cetakan ke
Sembilan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai