Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
ACARA 2
“ANALISIS CORE”

DISUSUN OLEH:

NAMA : ALBERTUS YERIUS


NIM : 2009086029
KELOMPOK : 6 (ENAM)
ASISTEN : THALIA TASYA NABIA SASMITA
NIM : 1809085018

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sedimentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pembentukan lapisan tanah di suatu
tempat yang diakibatkan oleh perpindahan batuan yang terbentuk akibat dari pelapukan dari
satu tempat yang terendapkan di tempat lain. Hasil pelapukan tersebut dipindahkan oleh air
dan angin sebagai pengangkut yang utama. Sedimen tersebut jika mengeras akan menjadi batu
sedimen, contohnya adalah sedimentasi yang terjadi di delta sungai dan daerah sekitar gunung
berapi. Ilmu ini berkaitan erat dengan pembentukan bahan galian, seperti batubara, minyak
bumi, emas, dan perak. Sedimentologi perhatiannya tertuju pada pembentukan batuan
sedimen. Sedimen adalah partikel hasil dari pelapukan batuan, material biologi, endapan
kimia, debu, material sisa tumbuhan dan daun.

Core dapat juga disebut sampel inti. Core adalah bagian silinder yangmerupakan bahan atau
Substansi yang diambil dari bawah bawah permukaantanah pada kedalaman tertentu. Data
core merupakan data yang paling baik untukmengetahui kondisi bawah permukaan. Sebagian
besar sampel core diperolehdengan pengeboran menggunakan bor khusus ke sebuah substansi
yang dapat berupa batuan sedimen dengan menggunakan tabung baja berongga yang
disebutdengan inti bor dan lubang yang dibuat untuk sampel core disebutdengan core hole.
Data yang diambil dari pengeboran meliputi tekstur sepertiukuran butir, derajat pemilahan,
bentuk butir, kemas, matriks, dan semen. Analisa inti batuan dalam teknik perminyakan pada
penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha
untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi bawah permukaan. Core sampel inilah yang
nantinya diuji dalam laboratorium untuk mengetahui sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan
adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah permukaan (core) diperoleh.

Oleh karena itu, mempelajari sedimentologi ini sangatlah penting mengengetahui kondisi
basah permukaan serta melakukan pemerian batuan melalui hasil pemboran inti, Dapat
mengetahui dan menganalisis data mengenai litologi dan struktur batuan melalui sampel inti
batuan melalui sampel inti batuan core.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

Analisis adalah mengamati aktivitas objek dengan cara mendeskripsikan komposisi objek dan
menyusun kembali komponen-komponennya untuk dikaji atau dipelajari secara detail.[1]
Kata analisis berasal dari bahasa Yunani Kuno ἀνάλυσις (analysis, "memecahkan" atau
"menguraikan" dari ana- "naik, menyeluruh" dan lysis "melonggarkan"). Dalam bidang
matematika, logika, analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi
bagian-bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami. Dalam bidang kimia, analisis adalah
penguraian suatu zat menjadi zat-zat yang lebih sederhana yang menjadi unsur-unsur
pembentuknya. Dalam linguistik, analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah
bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan
laboratorium, kata analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk
memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan (Noor, 2012).

Analisa inti batuan dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan
coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi
bawah permukaan. Core sampel inilah yang nantinya diuji dalam laboratorium untuk
mengetahui sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh
formasi dibawah permukaan (core) diperoleh. Selain itu data inti batuan ini juga berguna
sebagai pembanding dan kalibrasi dari metode logging Secara natural, batuan meloloskan
fluida pada umumnya baik itu air, minyak dan gas maupun kombinasi ketiganya, seorang
reservoir engineer dituntut mampu menghitung kuantitas fluida yang terkandung di dalam
batuan, perpindahan fluida tersebut melalui batuan serta pengaruhnya terhadap sifat fisik
batuan lainnya, sifat fisik batuan tersebut bergantung pada distribusi saat pembentukannya
serta kandungan fluida yang mengisi batuan tersebut. Prosedur anallisa inti batuan pada
dasarnya terdiri atas 2 bagian, yaitu analisa inti batuan rutin Routine Core Analysis dan
analisa inti batuan spesial Special Core Analysis (Zayed 2021).

Analisa core ( inti batuan) pada prinsipnya adalah menentukan sifat sifat petrofisika dari
batuan reservoir yang sangat diperlukan dalam pengelolaan suatu lapangan Migas karena
sifat-sifat ini dibutuhkan oleh bagian geologi, pemboran, reservoir maupun produksi.
Sifat petrofisika tersebut antara lain adalah :
1. Porositas
2. Permeabilitas
3. Saturasi
4. Tekanan kapiler
5. Sifat kelistrikan
6. Wettabilitas
7. Kompresibilitas
8. Permeabilitas relative
9. Water flooding
10. EOR
(Noor, 2012)

Analisa core dibedakan menjadi dua yaitu :


1. Analisa rutin ( Rutine Core analysis)
Analisa rutin menentukan sifat-sifat fisik batuan yang umum untuk menentukan storage
capacity dan flow capacity antara lain porositas, saturasi dan permeabilitas .
2. Analisa khusus ( Special Core Analysisi)
Analisa khusus ini menentukan sifat –sifat khusus dari batuan reservoir antara lain tekanan
kapiler, wettability, kompresilititas, sifat kelistrikan dan lain-lain.
(Noor, 2012)

Hubungan dari analisa rutin dan analisa khusus adalah bahwa hasil analisa rutin akan dipilih
untuk digunakan dalam analisa khusus dengan jalan plot antara permeabilitas dengan
porositas atau ( √ k/ø ). Sampel dipilih dengan range harga permeabilitas dan porositas serta
litologi batuan tertentu. Jenis core ( contoh batuan) atau sample yang dianalisa dibedakan
berdasarkan besar serta jenisnya menjadi :
1. Conventional plug core adalah core yang dianalisa diambil dengan jalan dibor sejajar
dengan pelapisan dalam bentuk silinder dengan diameter 1 atau 1 ½ inch. Umumnya
ini diterapkan pada batuan yang homogen.
2. Full diameter core yaitu core yang dianalisa sesuai dengan diameter aslinya dengan
panjang kira-kira 8 inch. Core jenis ini umumnya diterapkan pada formasi yang
heterogen atau batuan yang mempunyai rekahan / berongga.
3. Whole core dimana seluruh core dianalisa , ini biasanya untuk batuan yang heterogen
4. Sidewall core adalah contoh batuan yang diambil dari sidewall coring ( diambil dari
penembakan pada dinding lubang bor.
(Surjono, 2019)

Core atau ini bangunan menurut adalah suatu tempat untuk meletakan trasportasi vertikal dan
distrubusikan energi ( seperti lift, tangga, wc dan shaft mekanis ). Core adalah tempat untuk
memuat sistem!sistem transportasi mekanis dan vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
Jadi kesimpulannya bahwa ini bangunnan (core) suatu tempat unutk meletakan sistem
trasportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk yang di sesuaikan dengan fungsi bangunan
serta unutk menambah kekuatan bangunan diperlukan sistem struktur dinding geser sebagai
penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina tau gempa bumi) pada inti Di laboratorium corre
dilakukan analisa corre rutin dan analisa corre spesial, analisa corre rutin adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sifat sifat batuan reservoir terhadap contoh batuan.
Sifat fisik batuan dan fluida reservoir sangat penting untuk perhitungan cadangan dan
perencenaan produksi sehingga di dapat kan efisiensi setinggi mungkin. perhitungan cadangan
dan perencenaan produksi sehingga didapat kan efisiensi setinggi mungkin. Untuk
mendapatkan data data tentang sifat sifat fisik batuan perlu di lakukan pengambilan sample
batuan reservoir atau lebih umum di sebut core atau inti batuan yang di ambil pada saat
analysis coring. Analisa routine core meliputi pengukuran porositas,
permeabilitas, dan saturasi fluida. Dan analisa special core meliputi kompribilitas, wettabilitas
dan tekanan kapiler. (Schueller,1989)

analisis core adalah kegiatan pengukuran #si t batuan yangdilakukan di laborato


rium terhadap contoh batuan. Dengan adanya haltersebut$ maka peker%aan pemboran inti
dilaksanakan dengan latar belakanguntuk memperoleh suatu data geologi teknik
ba!ah permukaan tanah (insitutesting ) yang akan digunakan untuk analisa serta kepentingan
geologi teknik yang dibutuhkan. &nalisa pada pemboran inti dapat dilakukan dengan dua
carayaitu melalui pengu%ian lapangan dan pengu%ian laboratorium. Coring merupakan
metode yang digunakan untuk mengambil batu inti (core) dari dalam lubang bor. Coring
penting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan mendapat informasi yang tidak diperoleh
melalui log. Setelah pengeboran, core (biasanya 0,5 m setiap 10 menit) dibungkus dan dijaga
agar tetap awet (widiyanto, 2016)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Penggaris
- Alat Tulis
- Busur 360⸰
- Pensil Warna
- Kamera HP

3.1.2 Bahan
- Kertas HVS A4
- Kertas HVS A3
- Air
- HCL
- Sampel Core

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1 Analisis Core
- Dilakukan pengamatan pada core terpilih dahulu.
- Dideskripsi atau diamati bagian top dan battom nya terlebih dahulu.
- Dideskripsi core tersebut perlitologi.
- Dideskripsi sesuai dengan tabel deskripsi batuan sedimen mengenai struktur dan
teksturnya.
- Dideskripsi ukuran butir dan core tersebut dengan menggunkan skala wantworth.
- Dideskripsi komposisi batuan dengan cara menetesi cairan HCL.
- Dilihat arah perlapisan dan dihitung dip nya dengan menggunakan busur.
- Dilakukan pengukuran dengan penggaris terkait tebal perlitologi.
- DiFoto perlitologi nya.
- Dihitung tebal asli dengan rumus T cos α.
3.2.2 Prosedur Pembuatan MS
- Disiapkan kertas HVS A3 beberapa lembar.
- Disambung kertas HVS A3 memanjang kebawah sesuai dengan panjang core.
- Dibuat tabel dengan format yang sudah ditentukan.
- Dibuat keterangan seperti simbol batuan, struktur, unsur, satuan litologi, ukuranbutir,
dan juga pemerian.
- Digambar batas-batas litologi sesuai dengan core yang sudah dideskripsi dengan skala
1 : 1.
- Digambar strktur batuan kemudian diwarnai.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, saya akan terus memperbaiki makalah ini dengan merujuk pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor : Universitas Pakuan


Sugeng, Widada. 2002. Modul Mata Kuliah. Semarang: Universitas Diponegoro.
Surjono, Sugeng S. D. Hendra Amijaya. 2019. Sedimentologi. Yogyakarta: UGM Press.
Sulaiman, M. E., Setiawan, H., Jalil, M., Purwadi, F., Brata, A. W., & Jufda, A. S. 2020.
Analisis Penyebab Banjir Di Kota Samarinda. Jurnal Geografi Gea, 20(1), 39-43.

Samarinda, 8 Maret 2022


Asisten,
Praktikan,

Thalia Tasya NabiA Sasmita Albertus Yerius


NIM. 1809085018 NIM. 2009086029
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai