Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN


“Teori, konsep, dan prinsip dasar rasa aman dan nyaman”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK VII

N AMA NIM

Melvyn : 2114201007

Yosina Tenau : 2114201040

Nadia Mangerongkonda : 2114201006

Meydi Andina Munde : 2114201036

Mercindah Z. S. Tuerah : 2114201034

DOSEN

Ns. Thirsa Ollivia Mongi, S.Kep, M.Kep

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
tentang “ Teori, Konsep dan Prinsip Dasar rasa aman dan nyaman ini dapat diselesaikan dengan
baik. Adapun makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Dasar I.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu kami
untuk mengerjakan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................4
1.4 Manfaat.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

2.1 Konsep Kebutuhan rasa aman dan nyaman...........................................................5


2.1.1 Konsep Rasa Aman..........................................................................................5
2.1.2 Konsep Rasa Nyaman......................................................................................7
2.2 Asuhan Keperawatan pada pasien ..........................................................................10
2.2.1 Pengkajian........................................................................................................10
2.2.2 Diagnosa kebutuhan rasa aman dan nyaman...............................................11
2.2.3 Perencanaan Keperawatan.............................................................................11
2.2.4 Evaluasi.............................................................................................................15

2.3 Standar Operasional Prosedur (SOP).....................................................................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................................19

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................19
3.2 Saran.........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain:
1) Penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2) Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
3) Konsep diri, terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif
terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah,
mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat
sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4) Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai
kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun
spiritual.
Ada beberapa ahli yang menyebutkan tentang kebutuhan dasar diantaranya :
1. Menurut A. Maslow kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai
dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi
diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia
memiliki 5 macam kebutuhan yaitu :
1) physiological needs (kebutuhan fisiologis)
2) safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman),
3) love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki)
4) esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan
5) self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
2. Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan
pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan
pasien. Adapun 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
1) Bernafas dengan normal
2) Makan dan minum cukup.
3) Pembuangan eliminassi tubuh.
4) Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
5) Tidur dan istirahat.
6) Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
7) Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi
Lingkungan.
8) Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit
9) Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
10) Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan
dan pendapat.
11) Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
12) Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
13) Kebutuhan bermain dan rekreasi
14) Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan
kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Setiap ahli memang berpendapat berbeda-beda mengenai kebutuhan manusia namun kita
perlu mengaplikasikan pendapat ahli itu dalam membuat suatu asuhan keperawatan agar
perawat mampu memenuhi kebutuhan pasien/klien ketika mengalami suatu permasalahan
kesehatan sehingga perawat dapat dengan tepat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien. Maka dari itu kami membuat makalah yang berkaitan dengan salah satu pemenuhan
kebutuhan manusia yaitu “Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman”..

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman?


2. Bagaimana pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi kebutuhan rasa
aman dan nyaman ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kebutuhan rasa aman dan nyaman
2. Untuk mengetahui pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
kebutuhan rasa aman dan nyaman

1.4. Manfaat
Bagi mahasiswa keperawatan agar mampu memahami tentang konsep kebutuhan rasa aman
dan nyaman serta dapat mengetahui cara pengkajian kebutuhan rasa aman dan nyaman.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan nyaman

2.1.1 Konsep Rasa Aman

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).

Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman
mekanis,,kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks
fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang
mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis,
penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada
banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah,
kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan
memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang
membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005).

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan


ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit,
kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin
rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam
sistem pelayann kesehatan untuk perlindungan.

Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas
pemenuhan kebutuhan fisiologis.Misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungi klien
disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005).

Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan lingkungan klien mencakup semua


faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan
kelangsungan hidup klien. Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl
pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur,
pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan
beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal.
(Potter&Perry,2005).

Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan
fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profsional pemberi perawatan kesehatan.
Bagaimanapun,orang yang sakit atau cacat lebih rentan untuk terancam kesejahteraan fisik dan
emosinya,sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi
mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005).

Kebutuhan Dasar Yang Dapat Mengancam Keselamatan Klien

1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan. Pembakaran yang
tidak mempunyai pembuangan yang tepat akan menyebabkan penumpukan karbon
monoksida (CO) di dalam ruangan. CO berikatan kuat dengan oksigen sehingga
mencegah terbentuknya oksihemoglobin, dan akhirnya menyebabkan berkurangnya
oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
2. Kelembaban
Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara dibandingkan dengan uap air
maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu yang sama. Jika kelembaban
relatifnya tinggi, maka kelembaban kulit terevaporasi lambat, begitu pula sebaliknya.
Orang tidak akan nyaman bila berada pada cuaca panas dan lembab. Orang akan
merasa dingin dan nyaman bila berada pada suhu 32 0 C dengan kelembaban 30%.
3. Nutrisi
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat dan aman memerlukan kontrol
lingkungan dan pengetahuan. Kulkas, air bersih dan pembuangan sampah
diperlukan pengetahuan yang benar, sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi
menjadi aman.
- Makanan yang tidak dikelola dengan baik akan meningkatkan terjadinya
risiko infeksi dan keracunan makanan. Infeksi bakteri melalui makanan
disebabkan karena adanya kontaminasi makanan dengan bakteri seperti
salmonela, shigela, dan listeriosa. Keracunan makanan seringkali disebabkan
oleh ingesti toksin bakteri seperti stafilokokus dan klostridium yang
dihasilkan dalam makanan. Walaupun sebagian besar penyakit akibat
makanan disebabkan oleh bakteri, tetapi penyakit hepatitis A disebabkan oleh
virus hepatitis A yang disebarkan melalui kontaminasi feses terhadap
makanan, air, atau susu.
4. Suhu
- Suhu lingkungan yang nyaman bervariasi untuk setiap individu. Suhu yang
nyaman berada pada rentang 180 – 230 C.
- Terpapar suhu udara yang sangat dingin dalam waktu yang lama
menyebabkan radang dingin (frostbite) dan hipotermia. Hipotermi terjadi saat
suhu tubuh = atau < 350 C, denyut jantung lemah dan tidak teratur,
pernafasan dangkal dan lambat, muka pucat, menggigil. Dapat terjadi
kematian. Pemaparan panas yang ekstrem dapat menyebabkan heatstroke
(sengatan terik matahari) atau heat exhaustion (udara yang panas). Heat
exhaustion menyebabkan diaforesis yang berlebihan, hipotensi, perubahan
status mental, kejang otot, dan mual. Heatstroke adalah salah satu kondisi
yang mengancam kehidupan dengan ditandai oleh perubahan status mental
yang berat, koma, hiperpireksia dengan kulit kering yang panas, dan suhu
rectal > 450 C.
- Klien yang menderita sakit kronik, lansia dan bayi mempunyai risiko terbesar
mengalami cedera akibat panas yang ekstrem.

2.1.2 Konsep Rasa Nyaman


Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual,
2000). Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,


harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.

Kebutuhan rasa nyaman (Aziz 2004:172, Kebutuhan Dasar Manusia) yang dimaksud disini
adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia mengingat nyeri dan
hipo/hipertermia merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan tidak nyaman bagi
tubuh. Rasa tidak nyaman ini ditunjukkan dengan ada tanda dan gejala seperti ketika ada nyeri,
pasien menunjukan prilaku protektif dan tidak tenang,peningkatan tekanan, frekuensi nadi,
peningkatan atau penurunanan napas, diaforesis, wajah mnyeringai, dan prilaku distraksi,
seperti menangis dan merintih. Sedangkan rasa nyaman pada hipo/hipertermia merupakan suatu
keadaan yang dialami pasien dengan merasakan kedinginan atau kepanasan yang ditandai
dengan suhu dibawah 35,50C (hipotermia) dan diatas 370C (hipertermia).

Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997).
1) Nyeri Akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya
singkat kurang dari 6 bulan.
2) Nyeri Kronis adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau
intermiten selama 6 bulan atau lebih
3) Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidaknyamanan, sensasi
seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang
mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

1) Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
2) Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3) Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang
berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan
4) Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
5) Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6) Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
7) Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan
keamanan dapat diprediksi sebelumnya
8) Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten
dan anafilaktik syok
9) Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.
10) Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak
dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11) Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12) Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.

Faktor-Faktor Penyebab Nyeri

1) Stimulasi Mekanik Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan


penekana jarinagan
2) Stimulus Kimiawi Disebabkan oleh bahan kimia
3) Stimulus Thermal Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang
dipersepsikan sebagai nyeri 44°C-46°C
4) Stimulus Neurologik disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
5) Stimulus Psikologik Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat psikologis
6) Stimulus Elektrik Disebabkan oleh aliran listrik

Fisiologi Nyeri

Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses
rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Trasmisi
nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi melewati saraf perifer
sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron pemancar yang naik dan medula
spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens
dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga
melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor
nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang
bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.

Fisiologi Mual

Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan
dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran
cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung dan
peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi
dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa ini
menyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi,
hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, da takikardia.

Klasifikasi Nyeri

1. Nyeri berdasarkan kualitasnya


a. nyeri yang menyayat
b. nyeri yang menusuk
2. Nyeri berdasarkan tempatnya
a. nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh
b. nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam
c. nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral
d. nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer
e. nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain
f. nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena pengalaman masa lalu
g. nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus
3. Nyeri berdasarkan serangannya
a. nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
b. nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan
4. Nyeri menurut sifatnya
a. nyeri timbul sewaktu-waktu
b. nyeri yang menetap
c. nyeri yang kumat-kumatan
5. Nyeri menurut rasa
a. nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
b. nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan
6. Nyeri menurut kegawatan
a. nyeri ringan
b. nyeri sedang
c. nyeri berat

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN


RASA AMAN DAN NYAMAN

2.2.1. PENGKAJIAN

a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberi
kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan dan
kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan
1) Komunitas Ancaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi oleh terhadap
perkembangan, gaya hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan kesadaran
klien terhadap keamanan.
2) Lembaga pelayanan kesehatan Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di
dalam lingkungan pelayanan kesehatan adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan
klien, kecelakaan yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang menyebabkan
penggunaan alat.
b. Kenyaman
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan hanya
yang menerimanya yang dapat menjelaskannya. Tanda-tanda yang menunjukan
seseorang mengalami sensasi nyeri :
1) Posisi yang memperlihatkan pasien Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha
merusak posisi yang memberikan rasa nyaman
2) Ekspresi umum seperti tampak meringis, merintih, cemas, wajah pucat, ketakutan
bila nyeri timbul mendadak, keluar keringat dingin, kedua rahang dikatupkan erat-
erat dan kedua tangan tampak dalam posisi menggenggam, Pasien tampak
mengeliat karena kesakitan.
3) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah lokasi nyeri, waktu
timbulnya nyeri, reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri, karakteristik nyeri,
faktor pencetus timbulnya nyeri dan cara-cara yang pernah dilakukan untuk
mengatasi nyeri

2.2.2. DIAGNOSA KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN AMAN

a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
c. Nausea
d. Cemas
e. Resiko Infeksi
f. Resiko Trauma
g. Resiko Injury

2.2.3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No
. Nama Diagnosa Tujuan / NOC Intervensi / NIC
Dx
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management (140)
berhubungan dengan keperawatan selama .......x24
agen cedera fisik jam, diharapakan nyeri - Kaji tingkat nyeri,meliputi :
atau trauma berkurang dengan lokasi, karakteristik, dan
kriteria : onset, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas/ beratnya
Kontrol Nyeri (1605) nyeri, faktor-faktor presipitasi
- Mengenal faktor - Kontrol faktor-faktor
penyebab (160501) lingkungan yang dapat
- Mengenal reaksi mempengaruhi respon pasien
Serangan nyeri (160502) terhadap ketidaknyamanan
- Mengenali gejala nyeri - Berikan informasi tentang
(1605009) nyeri
- Melaporkan nyeri - Ajarkan teknik relaksasi
terkontrol (1605011) - Tingkatkan tidur/istirahat
yang cukup
Tingkat Nyeri (2021) - Turunkan dan hilangkan
faktor yang dapat
- Frekuensi nyeri (210203) meningkatkan nyeri
- Ekspresi akibat nyeri - Lakukan teknik variasi untuk
(210206) mengurangi nyeri

Keterangan Penilaian Analgetik Administration


NOC (2210)
1. tidak dilakukan sama sekali - Tentukan lokasi, karakteristik,
2. jarang dilakukan kualitas, dan derajat nyeri
3. kadang dilakukan sebelum pemberian obat
4. sering dilakukan - Monitor vital sign sebelum
5. selalu dilakukan dan sesudah pemberian
analgetik
- Berikan analgetik yang tepat
sesuai dengan resep
- Catat reaksi analgetik dan efek
buruk yang ditimbulkan
- Cek instruksi dokter tentang
jenis obat,dosis,dan frekuensi
2 Nyeri kronis Setelah dilakukan Pain Management (140)
berhubungan dengan tindakan keperawatan - Kaji tingkat nyeri,meliputi :
kontrol nyeri yang selama .......x 24 jam, lokasi, karakteristik, dan
tidak adekuat diharapakan nyeri onset,durasi,frekuensi,kualitas
berkurang dengan intensitas / beratnya nyeri,
kriteria: faktor-faktor presipitasi
- Kontrol faktor-faktor
Kontrol Nyeri (1605) lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien
- Mengenal factor terhadap ketidaknyamanan
Penyebab (160501) - Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
- Mengenal reaksi serangan menguragi nyeri (relaksasi,
nyeri (160502) distraksi)
- Perhatikan tipe dan sumber
- Mengenali gejala nyeri nyeri
(1605009) - Turunkan dan hilangkan
faktor yang dapat
- Melaporkan nyeri terkontrol meningkatkan nyeri
(1605011) - Lakukan teknik variasi untuk
mengurangi nyeri
Tingkat Nyeri (2021)
- Tingkatkan istirahat atau tidur
- Frekuensi nyeri (210203) untuk memfasilitasi
manajemen nyeri
- Ekspresi akibat nyeri
(210206) Analgetik Administration
(2210)
Keterangan Penilaian
NOC - Cek obat, dosis, frekuensi,
1. tidak dilakukan samasekali pemberian analgesik
2. jarang dilakukan - Cek riwayat alergi obat
3. kadang dilakukan - Pilih analgetik atau kombinasi
4. sering dilakukan yang tepat apabila lebih satu
5. selalu dilakukan analgetik yang diresepkan
- Monitor tanda-tanda vital
3 sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama .....x24 Nutrition Management (1100)
dengan terapi, - Kaji kemampuan pasien untuk
biofisik dan jam diharapkan tidak mual
dengan kriteria : mendapatkan nutrisi yang
situasional dibutuhkan
Status Nutrisi (1004)
- Tenaga (100403) - Monitor jumlah nutrisi dan
- Stamina(100401) kandungan kalori
- Daya tahan tubuh - Berikan kalori tentang
(100404) kebutuhan nutisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
Keseimbangan Cairan untuk menentukan jumlah
(0601) kalori dan nutrisi yang
- Berat badan stabil dibutuhkan pasien
(160109)
- Tidak ada Manajemen Cairan (4120)
kebingungan (160111)
- Tidak haus berlebihan - Pertahankan intake dan output
(160112) cairan yang akurat
- Kelembabkan kulit - Monitor status hidrasi
Membran mukosa - Monitor hasil laboratorium
lembab (160113) berhubungan dengan retensi
cairan
- Monitor vital sign
- Monitor intake dan output
Keterangan Penilaian - Monitor status hemodinamik
NOC
2.2.4 Evaluasi

Macam-macam evaluasi yaitu :

1. Evaluasi formatif
 Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat / 
setelah dilakukan tindakan keperawatan
 Ditulis pada catatan perawatan
Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit
tanpa pusing 2)
2. Evaluasi Sumatif
 Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai 
waktu pada tujuan
 Ditulis pada catatan perkembangan

Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakukan terhadap pasien. Pada tahap
evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu :

S : Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data ini berhubungan
dengan kriteria hasil

O : Hasil pemeriksaan terkhir yang dilakukan oleh perawat biasanya data ini juga berhubungan
dengan criteria hasil.

A : Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah terpenuhi atau tidak

P : Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap pasien.

2.3 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMANDIKAN PASIEN

A.DEFINISI

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat, mulai dari area mata, dada punggung,
ekstremitas dibawah dan kaki untuk mempertahanka kebersihan tubuh pasien yang tidak
mampu mandi secara mandiri atau tidak memerlukan bantuan dari orang lain menggunakan
air dan sabun mandi.

B.TUJUAN

1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan


2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi kulit
5. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan
C.INDIKASI
Dilakukan pada pasien dengan keadaan yang lemah

D. PERSIAPAN PASIEN
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan

E. PERSIAPAN ALAT
1. 2 Waskom berisi air hangat
2. Waslap
3. Sabun
4. 2 handuk
5. Baju ganti
6. Selimut
7. Sarung tangan
8. Tempat pakaian kotor
9. Hands clap

F. CARA KERJA
1. Pintu, jendela atau gorden di tutup
2. Mencuci tangan terlebih dahulu
3. Gunakan sarung tangan bersih
4. Ganti selimut pasien dengan menggunakan selimut mandi
5. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan, bantal
digunakkan seperluhnya.
6. Dekatkan alat-alat
7. Tanyakan apakah pasien sudah sikat gigi
8. Perawat berdiri di sisi kiri atau sisi kanan pasien
9. Mencuci tangan
10. Beri tahu pasien, bahwa pakaian atas harus dibuka, lalu bagian yang terbuka itu
ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup
11. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb:
12. Mencuci muka
13. Mencuci lengan
14. Mencuci dada dan perut
15. Mencuci punggung
16. Mencuci kaki

MENCUCI MUKA
Langkah:
1. Bentangkan handuk dibawah kepala
2. Selanjutnya pasang handuk wajah didaerah dadah sampai dengan kebawah leher
3. Bersihkan area mata mulai dari sentus dalam keluar sevara bergantian, untuk wash
lap bisa bagian depan dan belakang
4. lalu bagian wajah keringkan dengan handuk

MENCUCI LENGAN
Langkah:
1. Turungkan selimut mandi
2. Naikkan kedua tangan pasien, letakkan handuk di atas dada pasien
3. Bentangkan handuk di bawah lengan pasien
4. Bersihkan dari lengan yang sebelah kanan pasien karena lengan terjauh dari
jangkauan kita nanti yang kedua baru kita membersihkan lengan yang satunya lagi
yaitu lengan kiri pasien
5. Untuk sabun disini bisa juga sabunnya di campurkan kedalam air lalu kita
bersihkan lengan pasien yang terakhir nanti kita bilas dengan air bersih yang tidak
ada sabunnya
6. Kemudian keringkan dengan handuk

MENCUCI DADA DAN PERUT


Langkah:
1. Lepaskan pakaian pasien
2.Bersihkan area dada pasien, untuk menjaga privasi tetap dada pasien tutup dengan
handuk mandi
3. Keringkan dengan Handuk

MENCUCI PUNGGUNG
Langkah:
1. Lepaskan pakaian pasien
2. Bentangkan handuk dibawah punggung hingga kebagian bokong
3. Lalu bersihkan daerah punggung sampai dengan gluteus(pantat) arahnya
Dari bersih kekotor (atas kebawah)dari arah yang terjauh dari jangkauan perawat
4.Keinginan dengan handuk

MENCUCI KAKI
Lengkapi:
1. Keluarkan kaki pasien disisi jauh perawat dari bawah selimut mandi
2. Bentangkan handuk dibawah kaki
3. Bersihkan area kaki pasien dari area yang bersih kearah yang kotor (dari bawah
keatas area kaki menuju area perinea)
4. Lalu keringkan dengan handuk.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan rasa aman adalah sebuah keadaan yang bebas dari cedera fisik, perasaan
terasa tenang bebas dari ancaman sehingga hidup seseorang terasa tentram yang dipengaruhi
oleh kebutuhan seperti oksigen,kelembapan, nutrisi dan suhu sedangkan kebutuhan rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: fisik, sosial,
psikospiritual, dan lingkungan. Kemudian dalam melakukan pengkajian perawat perlu mengkaji
biodata pasien,keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST), riwayat perkembangan
(remaja, orang dewasa,lansia,bayi todler, prasekolah, anak sekolah) dan riwayat psikososial,
lalu setelah itu proses keperawatan dilanjutkan dengan tahap diagnosis keperawatan, intervensi
(perencanaan), implementasi (pelaksanaan) dan evaluasi. Itulah 5 proses keperawatan yang
wajib perawat lakukan saat memberikan pelayanan asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman
dan nyaman.

3.2 Saran

Perawat harus selalu bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasiennya,
perawat harus selalu ramah agar masyarakat/klien percaya kepada perawat
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta

Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Brunner & Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal
Bedah. EGC: Jakarta

Tarwoto & Wartonah.2003. . Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Salemba
Medika: Jakarta

https://www.scribd.com/doc/299568332/Lp-Nyaman-Dan-Aman

https://www.toaz.info-kebutuhan-rasa-aman-dan-nyaman

Anda mungkin juga menyukai