Anda di halaman 1dari 10

1.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR DAN LANJUTAN


2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR PADA MASYARAKAT
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
5. TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT/ BENCANA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR DAN LANJUTAN

B. Tujuan pengkajian
A. Proses pengkajian meliputi langkah-langkah
sebagai berikut: 1. Relevan dengan kebutuhan kklien
1. Pengumpulan data secara sistematis 2. Dikumpulkan dari berbagai macam
2. Verifikasi data sumber
3. Organisasi data 3. Dikumpulkan dari berbagai macam
4. Interpretasi data teknik
4. Disusun secara sistematis

D. Macam dan Sumber Data C. Jenis pengkajian :


1. Data subjektif : data yang didapatkan dari 1. Pengkajian menyeluruh (comprehensive
keluhan kliensecara langsung assessment)
2. Data objektif : data yang diperoleh langsung 2. Pengkajian terfokus ( focused assessment) :
melalui observasi dan pemeriksaan perawat berfokus pada bagian yang mengalami
kepada klien kelainan)
3. Pengkajian lanjutan ( ongoing assessment)

E. Jenis pengkajian : F. Teknik pengumpulan data


1. Pengkajian menyeluruh (comprehensive 1. Anamnesis : Tanya jawab atau komunikasi
assessment) secara langsung
2. Pengkajian terfokus ( focused assessment) : 2. Observasi :
berfokus pada bagian yang mengalami a) Pemeriksaan :
kelainan) 1) Inspeksi : melihat
3. Pengkajian lanjutan ( ongoing assessment) 2) Palpasi : perabaan
3) Perkusi : menepuk
4) Auskultasi : mendengarkan dengan
stetoskop
3.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR PADA MASYARAKAT

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan tahap pertama dalam proses


keperawatan komunitas. Dalam tahap pengkajian ini, ada empat kegiatan yang
dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengorganisasian data, validasi data, dan
pendokumentasian data

b. Sumber Data
a. Tipe data: 1) Primer : dapat dilakukan
1. Data subjektif biasa dengan cara survai
dikaitkan sebagai keluhan. epidemiologi, pengamatan
Di komunitas, data subjektif epidemiologi, dan penyaringan
biasa terkait dengan 2) Sekunder :
keluhan komunitas, a) Sarana pelayanan
misalnya terkait lingkungan kesehatan, misalnya rumah
yang tidak nyaman secara sakit, Puskesmas, atau balai
fisik dan psikologis. pengobatan.
2. Data objektif biasanya b) Instansi yang berhubungan
berkaitan dengan tanda- dengan kesehatan,
tanda yang dapat dideteksi misalnya Kementerian
dengan pengamatan, dapat Kesehatan, Dinas
diukur atau diperiksa Kesehatan, dan Biro Pusat
dengan menggunakan Statistik.
standar c) Absensi, sekolah, industri,
dan perusahaan.
Pengumpulan
data

c. Metode pengumpulan data


keperawatan komunitas:
1. Wawancara
2. Angket
3. Observasi : pengumpulan
data yang menggunakan
pertolongan indera mata.
4. Pemeriksaan : Pemeriksaan
yang dilakukan dapat berupa
pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan radiologis.
Pengorganisasian Data

a. Data inti komunitas :


b. Data subsistem komunitas:
1. sejarah atau riwayat (riwayat
daerah dan perubahan daerah); 1. Lingkungan fisik
2. demografi (usia, karakteristik 2. Pelayanan kesehatan dan
jenis kelamin, distribusi ras dan
social.
distribusi etnis);
3. tipe keluarga (keluarga/bukan 3. Ekonomi
keluarga, kelompok); 4. Transportasi dan keamanan
4. status perkawinan (kawin, 5. Politik dan pemerintahan
janda/duda, single); 6. Komunikasi
5. statistik vital (kelahiran, 7. Pendidikan
kematian kelompok usia, dan
penyebab kematian);
8. Rekreasi
6. nilai-nilai dan keyakinan;
7. agama

Analisis komunitas.

1) Karakteristik demografi (ukuran


keluarga, usia, jenis kelamin, etnis, dan
kelompok ras).
2) Karakteristik geografik (batas wilayah,
jumlah dan besarnya kepala keluarga,
ruang publik, serta jalan).
3) Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan
dan kategori pekerjaan, tingkat
pendidikan, dan sewa atau pola
kepemilikan rumah).
4) Sumber dan pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat
Kesehatan Mental, dan sebagainya).
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Perencanaan terdiri atas beberapa lima faktor dalam memperioritaskan masalah,


tahapan, yaitu:
yaitu:
1. memprioritaskan diagnosis komunitas; a. luasnya perhatian masyarakat;
2. menetapkan sasaran intervensi yang b. sumber-sumber yang dapat digunakan
diharapkan; untuk mengatasi masalah (dana, tenaga,
waktu, alat dan penyaluran);
3. menetapkan tujuan yang diharapkan;
dan c. bagaimana cara mengatasi masalah
4. menetapkan intervensi keperawatan. tersebut?
d. kebutuhan pendidikan khusus;
e. penambahan sumber dan kebijakan yang
dibutuhkan.

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN / DIAGNOSA KEPERAWATAN


KOMUNITAS
DESA..............................................
POKJAKES : ..................................
MASALAH / Skore
No DIAGNOSA JML PRIORITAS
A B C D E F G H I J K L
KEPERAWATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

KETERANGAN :
A. Resiko terjadi
B. Resiko Parah
C. Potensi Pendidikan Kesehatan
D. Minat masyarakat
E. Kemungkinan diatasi
F. Sesuai program pemerintah
G. Tempat memungkinkan
H. Waktu penyelesaian
I. Dana
J. Fasilitas kesehatan
K. Sumber daya yang tersedia
L. Sesuai dengan peran perawat

KETERANGAN PEMBOBOTAN
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi

1. Menetapkan sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan
sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah
pernyataan situasi ke depan, kondisi, atau status jangka panjang, dan belum bisa diukur. Berikut ini
adalah contoh dari penulisan sasaran.
a. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.
b. Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.
c. Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah.
d. Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.
2. Menetapkan Tujuan.
Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi waktu, dan
berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam penulisan tujuan.
a. Menggunakan kata kerja.
b. Menggambarkan tingkah laku akhir.
c. Menggambarkan kualitas penampilan.
d. Menggambarkan kuantitas penampilan.
e. Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.
f. Berhubungan dengan sasaran (goal).
g. Adanya batasan waktu.

Berikut ini contoh dalam menuliskan tujuan.


a. Masalah : Risiko tinggi penularan TB di Desa A
b. Sasaran : Menurunnya angka kesakitan TB di Desa A
c. Tujuan : - Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang TB menjadi 90% (dari 60%); -
Meningkatnya angka kesembuhan 85% (dari 69%).

3. Menetapkan rencana intervensi


Rencana intervensi dalam keperawatan komunitas berorientasi pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan manajemen krisis. Dalam menetapkan rencana
intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka harus mencakup:
a. Apa yang akan dilakukan?
b. Kapan melakukannya?
c. Berapa banyak?
d. Siapa yang menjadi sasaran?
e. Lokasinya di mana?
Contoh
Pelatihan kader Posyandu bagi kader baru sebanyak 20 orang di RW 01, Desa Sukahati pada
minggu kedua bulan Januari 2013.
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan komunitas, maka perlu juga memperhatikan
beberapa hal antara lain berikut ini.
(1) Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada.
(2) Kondisi atau situasi yang ada.
(3) Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas, dapat dimanfaatkan.
(4) Program yang lalu yang pernah dijalankan.
(5) Menekankan pada pemberdayaan masyarakat.
(6) Penggunaan teknologi tepat guna.
(7) Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.

No Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Intervensi


1 Risiko tinggi Menurunnya angka - Meningkatnya - Promosi kesehatan
penularan TB di kesakitan TB di Desa A pengetahuan masalah TB untuk
Desa A masyarakat seluruh warga desa
tentang TB melalui kelompok-
menjadi 90 % kelompok kegiatan
(dari 60 %) pada yang ada di
minggu ke-2 masyarakat pada
bulan Februari minggu ke-3 dan
2013. ke- 4 Januari 2013.

- Terlaksananya - Pemasangan
dukungan spanduk, poster
masyarakat dan penyebaran
untuk leaflet
penanggulangan penanggulangan TB
TB pada akhir pada setiap RW
bulan Februari pada minggu ke-2
2013. bulan Januari 2013.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada individu sehat dan pada waktu yang normal.
Perkembangan adalah bertambahnya skill dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh.
Tumbuh kembang merupakan proses continue sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2. Karakteristik pertumbuhan dan 1. Hukum pertumbuhan dan perkembangan


perkembangan individu : individu
a. Pertumbuhhan dan perkembangan a. Hukum chepalocoudal : pertumbuhan
individu memiliki karakteristik fisik khususnya dari kepala terlebih
masing-masing baik yang diamati dahulu baru kea rah kaki
secara langsung maupun tidak. b. Hukum proximodistal : perubahan fisik
b. Terjadi perubahan berpusat pada sumbu dan mengarah ke
c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama tepi.
misal: perubahan fisik. c. Pertumbuhan terjadi dari umum ke
d. Diperoleh tanda-tanda yang baru, khusus : pertumbuhan fisik berpusat pada
misal pergantian gigi, pertumbuhan sumbu dan mengarah ke tepi.
kumis, tumbuh payudara. d. Perkembangan berlangsung sesuai
e. Terjadi secara continue dengan tahap perkembangan

3. Tahap perkembangan manusia 4. Faktor yang mempengaruhi


sebagai berikut : pertumbuhan
a. Masa pra lahir (0-9 bln) a. Nurture : pola asuh
b. Masa bayi (0-2 thn) b. Pengalaman
c. masyarakat
c. Masa kanak-kanak (3-5 thn)
d. Masa sekolah (6-12 thn)
e. Masa remaja (13-24 thn) 5. Aspek pertumbuhan dan
f. Masa remaja awal (13-15 thn) perkembangan
g. Masa remaja ( 16-20 thn) a. Pertumbuhan fisi
h. Masa akhir remaja ( 21-24 thn) b. Intelektual
i. Masa awal dewasa ( 25-30 thn) c. Emosi
j. Masa dewasa ( 31-45 thn) d. sosial
k. Masa akhir dewasa ( 46-60 thn) e. Bahasa
l. Masa tua (61 keataas) f. Sikap, nilai dan moral
m. Masa lansia (71 thn ke atas)
TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT/ BENCANA

A. Tindakan penanggulangan bencana B. Penanggulangan bencana fase


pada fase pra bencana : bencana
1. Pengaktifan pos siaga 1. Pengkajian secara cepat dan
2. Pelatihan siaga/ simulasi/ gladi tepat terhadap lokasi
setiap sector penanggulangan 2. Menginstruksikan untuk
bencana mengungsi
3. Inventarisasi sumber daya 3. Pencarian dan penyelamatan
pendukung kedaruratan korban
4. Penyiapan dukungan dan 4. Menjamin keamanan dilokasi
mobilisasi sumberdaya/ logistic bencana
5. Penyiapan dan pemasangan 5. Pengkajian terhadap kerugian
instrument sitem peringatan dini akibat bencana
(early warning) 6. Pengiriman dan penyerahan
6. Penyusunan rencana kontijensi barang material
7. Mobilisasi sumberdaya

C. Penanggulangan bencana pada fase pasce bencana:


1. Fase pemulihan:
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana
b. Perbaikan sarana prasarana
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
d. Pemulihan sosial psikologis
e. Pelayanan kesehatan\
f. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g. Pemulihan sosialpsikologis
h. Pelayanan kesehatan
i. Pemulihan keamanan dan ketertiban
2. Fase rekonstruksi :
a. Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat
c. Penerapan rancang bangun yang tepat dan
penggunaan peralatan yang lebih baik
d. Partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan
e. Peningkatan kondisi sosial
f. Peningkatan pelayanan utama masyarakat
Pencegahan bencana:
Mitigasi : Mitigasi (mitigation)
adalah langkah-langkah struktural dan
non struktural yang diambil untuk
membatasi dampak merugikan yang
ditimbulkan bahaya alam, kerusakan
lingkungan dan bahaya teknologi.

b) Mitigasi pasif : a) Mitigasi aktif


1) Penyusunan peraturan 1) Pembuatan dan penempatan tanda-
perundang-undangan tanda peringatan, bahaya, larangan
2) Pembuatan peta rawan bencana memasuki daerah rawan.
2) Pengawasan terhadap pelaksanaan
dan pemetaan masalah
berbagai peraturan tentang
3) Pembuatan
penataan ruang, ijin mendirikan
pedoman/standar/prosedur
bangunan (IMB), danperaturan lain
4) Pembuatan brosur/leaflet/poster
yang berkaitan dengan pencegahan
5) Penelitian/pengkajian
bencana.
karakteristik bencana
3) Pemindahan penduduk dari daerah
6) Pengkajian analisis resiko
yang rawan bencana ke daerah yang
bencana lebih aman.
7) Perkuat unit-unit sosial 4) Penyuluhan dan peningkatan
kewaspadaan masyarakat.
5) Perencanaan daerah penampungan
sementara dan jalur-jalur evakuasi
jika terjadi bencana.

Anda mungkin juga menyukai