KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk dapat menuliskan sebuah makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan
ganguan sistem endokrin diabetes mellitus tipe II”. Pada kesempatan kali ini kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ns. Agnes Marbun, M.Kep selaku dosen pada
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 yang telah memberikan ajaran serta motivasi.
Semoga motivasi serta ajaran yang Ibu berikan pada kami dapat menambah ilmu dan wawasan
kami. Untuk itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman serta dosen
pembimbing kami,agar makalah ini dapat lebih bermanfaat bagi para pembaca.
KELOMPOK 7
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2 Rumusan Masalah
3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.Definisi..........................................................................................................
2.Uraian Kasus
3.Pengkajian.....................................................................................................
4.Analisa Data..................................................................................................
5.Diagnosis Keperawatan...................................................................................
6.Intervensi Implementasi....................................................................................
7.Evaluasi Secara Komprehensif Meliputi Bio-Psiko-Sosialspiritual....................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
4
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
karakteristik tertentu. Misalnya, sumsum belakang adrenal dan dan hipofise belakang yang
memiliki asal dari saraf(saraf).Jika keduanya ini atau diangkat,maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui
hormon, maka waktu saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung ujung
saraf.Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. metabolisme terbagi
sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama energi didalam tubuh.
Metabolisme glukosa melibatkan proses kimia dan tergantung iklananya hormone insulin,
dari kelenjar-kelenjar yang mensekresikan sinyal kim berupa hormon ke sistem peredaran
dalam tubuh (Seeley, Stephens, & Tate: 2003). endokrin merupakan kumpulan susunan sel
yang memiliki susunan mikroskopis sangat sederhana.Kelompok ini terdiri dari deret sel-sel,
lempengan atau kumpulan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,mengontrol dan
Memadukan fungsi tubuh,kedua sistem itu sama sama bekerja untuk mempertahankan
RUMUSAN MASALAH
1.Tujuan umum
2.Tujuan khusus
Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
komplikasi kronik pada berbagai organ dan system tubuh seperti mata, ginjal,
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Rumahorbo, 1999).
2. Etiologi
Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille
karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan)
DM.
penyakit ini
sekunder berupa program penurunan berat badan, olah raga dan diet. Oleh
perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis dan kehilangan berat badan,
bayi lahir lebih dari berat badan normal, memiliki riwayat keluarga DM,
usia diatas 40 tahun, bila ditemukan peningkatan gula darah (Brunner &
Suddart, 2002)
3. Insiden
kasus diabetes di USA dan setiap tahunnya didiagnosis 600.000 kasus baru
Penyakit ini cenderung tinggi pada negara maju dari pada negara sedang
kebutaan dan penyakit vaskuler. Perbandingan antara wanita dan pria yaitu
3 : 2, hal ini kemungkinan karena faktor obesitas dan kehamilan (Price dan
Wilson, 1995).
a. Anatomi Pankreas
9
hilus limpa diarah kronio – dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas
pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri dan vena
kedalam darah.
Pulau langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni selalfa, beta dan
delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 % dari semua sel terletak
bervariasi antara spesies satu dengan yang lain. Dalam sel B , molekul
ke dinding sel oleh suatu proses yang tampaknya sel ini yang
fenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah (Ganong, 1995). Sel alfa
(Pearce, 2000)
Corpus pankreatikus
Canalis Pylorica
Ductus pankreaticus
Ductus Coledukus
Cauda
Pankreatis
Duodenum
Pars asendens
Caput pankreatis
Duodenum pars horisontal
11
Processus uricinatus
Gambar 1. Gambar anatomi pankreas, duodenum.
b. Fisiologi Pankreas
yang merendahkan kadar glukosa darah yaitu insulin dan hormon yang
Fisiologi Insulin :
Insulin dilepaskan pada suatu kadar batas oleh sel-sel beta pulau langerhans.
kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah puasa dalam keadaan normal
adalah 80-90 mg/dl. Insulin bekerja dengan cara berkaitan dengan reseptor
insulin dan setelah berikatan, insulin bekerja melalui perantara kedua untuk
5. Patofisiologi
12
a. DM Tipe I
insulin karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Dalam hal ini
(polidipsia).
(Corwin, 2000)
b. DM Tipe II
Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan
kurang dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa
tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa.
6. Manifestasi Klinik
a. Poliuria
(poliuria).
b. Polidipsia
dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor
minum (polidipsia).
14
c. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar
menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka
7. Komplikasi
komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh
2000)
8. Tes Diagnostik
diabetes.
8. Penatalaksanaan Medik
kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha dan akan
a. Perencanaan Makanan.
2) Protein sebanyak 10 – 15 %
3) Lemak sebanyak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress
kalori basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita 25 kkal/kg
pekerja berat). Koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan
b. Latihan Jasmani
penyakit penyerta.
Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30
menit, olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat
jogging.
c. Obat Hipoglikemik
1) Sulfonilurea
dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.
ginjal.
2) Biguanid
Sebagai obat tunggal dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30) untuk pasien
golongan sulfonylurea
3) Insulin
kedalam ketoasidosis.
B. KONSEP KEPERAWATAN
a. Aktivitas / istrahat.
Tanda :
1) Lemah, letih, susah, bergerak / susah berjalan, kram otot, tonus otot
menurun.
19
b. Sirkulasi
Tanda :
tidak ada.
c. Neurosensori
Gejala :
lalu) : kacau mental, refleks fendo dalam (RTD) menurun (koma), aktifitas
kejang.
d. Nyeri / Kenyamanan
e. Keamanan
Gejala :
hiperaktif (diare).
f. Pemeriksaan Diagnostik
Gejala :
330 m osm/l.
8
2. Bagan Patofisiologi dan Penyimpangan Terhadap KDM
stimulasi reseptor nyeri nyeri invasi kuman/bakteri patogen resiko infeksi
25
2. Diagnosa Keperawatan
gangguan sirkulasi.
(Doengoes, 2001)
4. Perencanaan / Intervensi
26
Tujuan :
kriteria :
lancer.
Intervensi :
Intervensi Rasional
memperkirakan kekurangan
perkembangan penyakit.
pernapasan menghasilkan
alkalosis respiratorik,
ketoasidosis pernapasan
dan asetat
4. Observasi frekuensi 4. Koreksi hiperglikemia dan
kualitas pernapasan asidosis akan mempengaruhi
kompensasi pada
asidosis.
diberikan.
Tujuan :
Intervensi :
29
INTERVENSI RASIONAL
elektrolit menyebabkan
akibat neuropati
pencernaan.
5. Berikan Insulin.
5. Akan mempercepat
pengangkutan glukosa
kedalam sel.
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
perkembangan
bakteri.
perkembangan bakteri.
gangguan sirkulasi
Tujuan :
a. Luka sembuh
Intervensi :
32
INTERVENSI RASIONAL
dengan inteksi
2. Bersihkan luka
antiseptic 2. Mencegah anggota tubuh
teknik septic dan
sekunder pada
mempercepat
klien jaringan dan kulit
4. Anjurkan pada
predisposis 4. Kelembaban predisposisi
agarmenjaga
i kotorsebagai terjadinya lesi. k
terjadinya lesi.
membunuh
5. Pemberian obat
an tibiotic.
5. Antibiotik untu kuman.
Tujuan :
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji derajat dan tipe 1. Mengidentifikasi derajat
visual klien.
lingkungan. disorientasi
penglihatan. bertahap.
dan mempertahankan
orientalasi pada
lingkungannya.
infeksi, hipermetabolik
Tujuan :
kriteria :
3. Mengindikasikan tingkat
3. Pantau tanda tanda vital
35
secara fisiologis
pasien
mellitus).
Tujuan :
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat nyeri 1. Nyeri disebabkan oleh
dimanifestasikan dengan
pernafasan
jaringan
Tujuan :
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kemampuan klien dalam 1. Mengidentifikasi tingkat toleransi
diri
kuku)
interprestasi
Tujuan :
Intervensi :
Intervensi Rasional
dalam darah
5. Implementasi
39
6. Evaluasi
pada tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume
2, (Edisi 8), EGC, Jakarta
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC,
Jakarta
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta Hinchliff,
1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta
40
Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta