GNSS TERAPAN
Dibuat oleh:
Alim yulianto 1915013014
Zaky Rizkillah 1915013020
Citra Meilani Putri 1915013035
Sistem satelit navigasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk menentukan posisi
di bumi dengan menggunakan satelit. Segmen satelit pada sistem ini akan mengirimkan
sinyal berisi data posisi (koordinat bujur, lintang dan ketinggian) dan sinyal waktu
kepada bagian penerima di bumi. Dengan demikian, pengguna akan mengetahui
koordinat posisi serta waktu yang presisi.(Ii 2001)
Prinsip penentuan posisi dengan sistem satelit ini adalah dengan cara pengukuran jarak
dari satelit ke penerima. Besarnya jarak didapatkan dari waktu tempuh gelombang
elektromagnetik (sinyal) yang dipancarkan oleh satelit hingga alat penerima yang ada di
bumi, dikalikan dengan konstanta cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam ruang
hampa (Kahar, 2008).
Saat ini negara-negara mengembangkan sistem satelit navigasi global Global Navigation
Satellite Systems (GNSS). GNSS yang telah dikembangkan antara lain: Global
Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat, di mana secara efektif telah
menyediakan layanan global, dan Global Navigation Satellite System (GLONASS) milik
Rusia (Uni Soviet), juga telah efektif menyediakan layanan global. Sedangkan GNSS
yang sedang dikembangkan adalah Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Uni
Eropa bekerjasama dengan European Space Agency (ESA), Sistem navigasi regional
Beidou, dikembangkan Cina, Sistem navigasi India Regional Navigational Satellite
System (IRNSS) dikembangkan oleh India, dan Quasi-Zenith System Satellite (QZSS)
akan dikembangkan oleh Jepang. Negara- negara terus melengkapi dan meningkatkan
kemampuan GNSS sehingga dapat di gunakan oleh negara-negara di seluruh dunia.
GNSS telah dimanfaatkan untuk tujuan militer, transportasi/angkutan, baik darat, laut,
maupun udara, dan digunakan untuk penentuan geografis, pemantauan gunung berapi dan
penelitian.
Sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan operasi, peran GPS jammer tak lagi
sebatas media pengacau sinyal pada serangan rudal anti kapal, melainkan juga upaya
menganggu sinyal satelit GPS yang digunakan untuk pointing terhadap target. Nah, untuk
mencegah lawan mengetahui posisi keberadaan kapal perang TNI AL, maka hadirlah
‘perisai elektronik’ yang disebut GPS jammer. Perangkat GPS jammer yang berfungsi
untuk melaksanakan jammer terhadap frekuensi GPS dari satelit sehingga perangkat GPS
tidak bisa menerima sinyal GPS dari satelit. Hal ini mengakibatkan perangkat GPS tidak
dapat mentransmisikan data positioning, navigation and timing (PNT) yang dibutuhkan
oleh perangkat navigasi lain seperti radar, ECDIS (Electronic Charts and Display
Information System), AIS (Automatic Identification System), speedlog, dan gyro
navigasi. Data PNT tersebut juga sangat dibutuhkan untuk integrasi dengan perangkat
Sensor Weapon and Command (sewaco) yang ada di kapal perang serta sistem senjata
yang ada.
Penggunaan perangkat GPS jammer di TNI Angkatan Laut, khususnya di Kapal Perang
Republik Indonesia (KRI) dimulai pada awal tahun 2010 dengan dikirimkannya beberapa
personel TNI AL untuk mempelajari doktrin navigation warfare dan aplikasi untuk
militer di beberapa negara Eropa. Pada tahun 2011 dimulai pemasangan peralatan
tersebut pada dua korvet SIGMA Class KRI Diponegoro 365 dan KRI Sultan Hassanudin
366 serta dilaksanakan pengujian terhadap fungsi peralatan tersebut pada tahun yang
sama.
Dalam sejarahnya, penggunaan dan aplikasi perangkat GPS jammer dalam peperangan
navigasi mulai terungkap dengan adanya beberapa laporan perihal hilangnya sinyal GPS
di perairan Norwegia pada awal tahun 2002 yangmengakibatkan terjadinya beberapa
kesalahan navigasi pada kapal pengangkut barang sehingga beberapa kapal pengangkut
barang tersebut karam/kandas. Kemudian berlanjut dengan adanya laporan di pelabuhan
San Diego pada tahun 2007, seluruh data GPS pada daerah tersebut hilang selama dua
jam. Hal ini mengakibatkan seluruh proses dipelabuhan terhenti dan seluruh jaringan
komunikasi tidak berfungsi serta beberapa perindustrian mengalami kegagalan produksi.
Mengemban peran sebagai pointing terhadap sasaran, GPS reciever harus mengunci
sinyal minimal tiga satelit untuk menghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track
pergerakan. Jika GPS receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat
menghitung posisi 3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan
posisi pengguna, selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan,
arah yang dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari
terbenam serta masih banyak lagi. (Dikutip dari Jurnal Nasional Teknik Elektro – Maret
2015)
2. APLIKASI GNSS DI ANGKATAN MATRA DARAT
a) Militer
Sistem GNSS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka bisa mengetahui teman dan
lawan untuk menghindari salah target ataupun menentukan pergerakan pasukan. Salah
satu contoh dalam perlombaan senjata antar benua ICBM (Intercontinental Ballistic
Missile) maka dalam menentukan lokasi yang tepat dari lokasi misil yang di
tembakkan oleh musuh. Maka dengan mengetahui lokasi secara tepat bisa
menghancurkan musuh beserta seluruh perangkat persenjataan mereka.
b) Komersil
Sistem GNSS digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan
telah dilengkapi dengan sistem satelit navigasi global seperti GPS untuk alat bantu
navigasi dengan menambah peta, sehingga bisa digunakan untuk memandu pengendara.
Dengan demikian, pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Teknologi ini telah digunakan di Indonesia. Dengan
kelengkapan data yang ada, berbagai kemungkinan rute perjalanan dapat diperoleh. Hal
ini sangat membantu apabila saat terjebak kemacetan, dan dengan mudah dapat
mengambil jalan terdekat, karena perangkat navigasi secara otomatis akan me-rerouting
jalur baru untuk sampai ketujuan.
Sistem GNSSS juga dapat digunakan dalam sistem informasi geografi seperti
dalam pembuatan peta, antara lain untuk mengukur jarak perbatasan, ataupun
sebagai referensi pengukuran. Beberapa contoh penggunaan menawarkan display
peta yang di pandu sistem satelit GPS. Setelah terhubung dengan sistem GPS,
maka semua peta yang lengkap dengan nama jalan dan tempat layanan publik pun
akan terlihat di monitor.
Sistem GNSS juga dapat digunakan untuk pemantauan gempa. Dengan ketelitian
yang tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya
hanya milimeter dalam setahun. Selain itu, juga dapat digunakan untuk
pemantauan pergerakan tanah yang bermanfaat untuk memperkirakan terjadinya
gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.
Sistem GNSS juga dapat digunakan sebagai pelacak kendaraan. Dengan bantuan
GPS, pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui keberadaan
kendaraan serta arah pergerakannya. Sistem ini telah digunakan di Indonesia, di
mana polisi dapat meringkus seorang pencuri mobil dengan bantuan sistem GPS
yang dipasang di mobilnya.
Sistem satelit GNSS juga dapat digunakan untuk studi Ionosfer dan Troposfer.
Satelit tersebut akan memancarkan sinyal-sinyal gelombang elektro- magnetik
yang sebelumnya diterima antena receiver GPS akan melewati medium lapisan-
lapisan atmosfer dan troposfer.
Aplikasi GPS dalam bidang perhubungan udara antara lain pada sistem kokpit
pesawat, pada sistem ATC (Air Traffic Control) dan Ground Basic Systems.
Manfaat dari penggunaan GPS antara lain :
Pada aplikasi ini receiver GPS serta perangkat komunikasi data diudarakan
dengan balon udara serta ditalikan ke suatu titik tetap di permukaan bumi. Dari
data GPS yang dikumpulkan oleh receiver pada balon dan vektor kecepatan tiga
dimensi ditentukan (diasumsikan sebagai vektor kecepatan angin yang
menggerakkan balon), maka nilai vektor kecepatan, laju dan arah angin dapat
dihitung.
DAFTAR PUSTAKA