Nim : 200514632026
1. Aplikasi DAC
Perangkat Lunak Sistem Akuisisi Data Menggunakan Delphi
Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk
mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data hingga memprosesnya untuk
menghasilkan data yang dikehendaki. Jenis serta metode yang dipilih pada umumnya
bertujuan untuk menyederhanakan setiap langkah yang dilaksanakan pada keseluruhan
proses.
Clock yang dikenakan pada ADC adalah clock yang dibangun dari rangkaian
multivibrator astabil. Multivibrator astabil dapat dibangun menggunakan IC NE 555.
Rangakain multivibrator astabil menggunakan IC NE 555 dapat dilihat pada Gambar 1.
Dioda 1N 4002 yang dipasang pada kaki 2 IC regulator 7805 digunakan untuk
menambah tegangan keluaran dari IC regulator. Tanpa dioda ini keluaran IC regulator
hanya sebesar 4,4 – 4,6 volt. Tambahan tegangan yang diberikan diode tersebut adalah
sebesar tegangan majunya yaitu sekitar 0,4 – 0,6 volt. Rangkaian transduser LM35
dapat dilihat pada Gambar 4. LM35 mendapatkan catu daya sebesar 5 volt.
ADC 0808 adalah komponen pengubah sinyal analog menjadi sinyal digital 8
bit. Kelebihan yang dimiliki ADC 0808 adalah multiplekser yang menjadikan ADC ini
dapat diberikan input hingga 8 buah input. ADC ini mempunyai 8 kanal saklar analog
multiplekser yang diatur oleh Address Latch and Decoder di mana multiplexer ini akan
meneruskan sinyal analog tersebut ke bagian konversi tegangan. Multiplekser tersebut
akan memberikan suatu pilihan bagi ADC untuk mengkonversi salah satu input sesuai
pengaturan pada multiplekser. Multiplekser tersebut terdiri dari 3 bit yaitu ADO A,
ADO B dan ADO C.
Untuk mendapatkan kinerja yang baik maka rangkaian ADC harus disesuaikan
dengan parameter standar yang ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
ADC diantaranya adalah clock dan tegangan referensi. Kecepatan konversi dapat diatur
dengan menentukan besarnya clock pada ADC (pin 10) menggunakan rangkaian
mutivibrator astabil dengan IC 555 seperti Gambar 5. Sedangkan ketelitian konversi
dapat dilakukan dengan mengatur tegangan referensinya. Pada rangkaian termometer 8
kanal tegangan konversi diatur menggunakan rangkaian Op-Amp 741. Rangkaian Op-
Amp tersebut adalah jenis voltage follower dengan gain sebesar 1. Rangkaian tersebut
berfungsi untuk mempertahankan tahanan sumber agar tidak dipengaruhi oleh tahanan
beban.
Karena setiap perubahan 1 ºC memberikan perubahan tegangan 10 mV pada
output LM 35 maka setiap perubahan 10 mV harus memberikan perubahan 1 bit pada
output ADC. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka yang harus diatur adalah tegangan
referensi pada ADC. Besarnya tegangan referensi adalah sebesar 2,55 volt, tegangan
ini sesuai perhitungan sebagai berikut:
Pada mode terkontrol, proses konversi dilakukan setelah perintah start yaitu
logika 1 pada kaki START diberikan. Kecepatan konversi tergantung dari frekuensi
clock yang diberikan oleh rangkaian eksternal. Sedangkan hasil konversi dikirimkan ke
Tri State Output Latch Buffer yang kompatibel dengan level TTL, yaitu sebuah buffer
penahan yang bersifat tiga tingkat di mana tingkat pertama terjadi pada saat data hasil
konversi masuk ke input dari bagian ini. Tingkat kedua saat data tersebut di latch
(terjadi secara otomatis dalam IC ini setiap kali konversi) ke dalam buffer internalnya
dan tingkat ketiga saat sinyal OE yang berlogika 1 diberikan ke kaki OE IC ini sehingga
data yang ada dalam buffer internal dikirim ke bagian output (D0….D7).
Selama kaki OE masih berlogika 0 maka jalur output (D0…D7) bersifat high
impedance (impedansi tinggi) dan belum mengeluarkan hasil konversi. Proses konversi
mulai terjadi saat sinyal ALE dan Start muncul. Sinyal analog di kanal sesuai yang
ditunjukkan berdasarkan kaki A0, A1 dan A2 akan dikonversi menjadi digital. Akhir
proses konversi terjadi dengan adanya perubahan dari logika 0 ke logika 1 pada kaki
EOC. Data hasil konversi akan muncul di Data Bus (D0…D7) saat sinyal OE berlogika
1 muncul. Gambar rangkaian ADC dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar rangkaian mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 7. Port 0 (P0)
digunakan sebagai output ke LCD, sedangkan untuk mengontrol LCD digunakan Port
2 (P2.6 sebagai Reset dan P2.7 sebagai Enable untuk LCD). Port 1 (P1) digunakan
sebagai masukan dari output rangkaian ADC 0808. Untuk mengontrol proses konversi
pada ADC digunakan port 3 (P3.3 sebagai START, P3.4 sebagai OE dan P3.5 sebagai
EOC). Proses kontrol multiplekser ADC dikendalikan juga oleh port 3 (P3.0 sebagai
ADO A, P3.1 sebagai ADO B dan P3.2 sebagai ADO C). Untuk mendapatkan
kinerjayang baik dan memudahkan dalam perhitungan waktu pada program
mikrokontroler maka mikrokontroler menggunakan sebuah kristal (X-TAL) sebesar 12
MHz.
Pada perancangan instrumen ini mikrokontroler digunakan sebagai pengendali
keseluruhan sistem. Meskipun ADC 0808 dapat bekerja secara free running, namun
pada instrumen ini proses konversi ADC dikendalikan oleh mikrokontroler. Kontrol
kedelapan input dilakukan melalui 3 bit multiplekser ADC yang dikontrol melalui
mikrokontroler dengan bantuan sebuah keypad. Data paralel yang diterima dari ADC
pada port 1 akan diperhitungkan melalui program yang selanjutnya akan ditampilkan
kedalam display. Pembacaan parameter dilakukan secara bergantian secara acak sesuai
keinginan pemakai.