Anda di halaman 1dari 16

KONSEP AGAMA DAN TOLERANSI BERAGAMA I

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Penghantar Materi PAI
Dasar Semester IV

Dosen Pembimbing :

Sumiyati, S.Pd.I, S.Sy, M.Pd.I


NIDN : 2117099001

Disusun Kelompok 5 :
Maratus Sholehah : 20.11.34.0101.0370
Diah Widia Sari : 20.11.34.0101.0361

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MEMPAWAH
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kahadirat Allah SWT. Karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya, makalah ini dapat terselasaikan walaupun di dalamnya
masih terdapat banyak kekurangan, yang disebabkan karena minim dan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.

Sholawat beserta salam semoga senantiasa mengalir deras keharibaan Nabi


Muhammad Saw, karena berkat perjuangan dan kesabaran beliau kita dapat
tereleminasi dari jurang kebodohan menuju dataran keilmuan seperti apa yang kita
rasakan seperti sekarang ini.

Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen kami khususnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Materi PAI Dasar, yang telah banyak memberikan
ilmunya dan bimbingan kepada kami. Sehingga dalam proses penulisan makalah
ini dapat terselesaikan.

Dan tak lupa pula kepada para pembaca bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Karena itu, apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan atau
sesuatu yang harus diperbaiki. Maka kami sebagai penulis mengharap sebuah
kritik yang sifatnya membangun dan akan menjadi penulisan ini selanjutnya
menjadi lebih baik.

Mempawah, 26 Maret 2022

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan ..................................................................................................
      
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Pengertian Agama................................................................................. 2
B. Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia........................................... 2
C. Pengertian Toleransi............................................................................. 4
D. Konsep Islam Tentang Toleransi Beragama......................................... 4
E. Penyebab Terjadinya Konflik Antar Agama......................................... 7
F. Analisis................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11


A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang  luas, dan menyeluruh, mengatur umatnya
dalam segala aspek kehidupan, dari Akidah, Akhlaq, pendidikan, ekonomi, dan
lain sebagainya.  Salah satu dari sekian banyak aspek-aspek yang diatur dalam
Islam adalah aspek toleransi terhadap pemeluk agama lain, yang sering kita kenal
dengna toleransi beragama.
Tidak diragukan lagi bahwa cara pandang seseorang terhadap sesuatu
berbeda- beda antara satu dengan yang lainya, antara peradaban satu dengan yang
lainnya, antara ideologi yang satu dengan lainya, bergantung pada framework
yang dipakai oleh orang atau sekelompok orang tersebut.

Khususnya pada Negara Indonesia yang memiliki masyarakat plural yang


bercorak primordial, konflik di dalam masyarakat yang disebabkan oleh
kurangnya rasa toleransi antar sesama, terutama dalam segi agama. Kebebasan
beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat
beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat
beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk
menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh
mencabutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agama?
2. Fungsi agama dalam kehidupan manusia?
3. Apa Pengertian Toleransi?
4. Bagaimana konsep Islam tentang toleransi beragama?
5. Apa penyebab terjadinya konflik antar agama?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui fungsi agama dalam kehidupan manusia
3. Untuk mengetahui pengertian toleransi
4. Untuk mengetahui konsep toleransi beragama

1
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik antar agama

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din” dalam
bahasa arab, atau dalam bahasa inggris “Religion” dari arti etimologi agama
berasal dari bahasa Sanksekerta yang berarti tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi
turun temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti antara lain menguasai,
memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.1
Dalam istilah terminology menurut Durkeim, agama adalah system
kepercayaan dan praktik yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal- hal
yang kuddus. Bagi Spencer, agama adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang
maha mutlak. Sementara Dewey, menyatakan bahwa adalah pencarian manusia
terhadap cita-cita umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang
dapat mengancam jiwanya.
Agama dapat diartikan sebagai sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa  serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkunganya.

B. Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia


Demikian pentingnya agama bagi kehidupan manusia, disadari atau tidak
seungguhnya manusia memerlukan agama bukan saja pada zaman primitive
melainkan juga dizman modern seperti sekarang ini.
Bukti konkret dapat dilihat bahwa agama: sebagai sumber moral sebagai
petunjuk kebenaran, sebagai informasi metafisika, sebagai bimbingan manusia,
sebagaimana penjelasan berikut:
1. Agama sebagai sumber moral
Perbedaan fundamental antara hewan dan menusia adalah akal dan
moral yang dimiliki manusia. Sehingga moral merupakan mustika hidup yang
membedakan manusia dengan hewan. Bisa dibayangkan andaikata kehidupan
manusia tanpa moral, kehidupan manusia akan kacau balau, tidak ada baik
buruk, halal dan haram. Persoalanya dari mana moral itu diperoleh. Jawabnya
1
Ensiklopedi Islam, Jilid I, 1994
4

adalah agama, karena agama adalah sumber moral yang paling tangguh. Hal
ini bukan saja agama mengajarkan keimanan kepada tuhan dan kehidupan
akhirat melainkan juga karena agama memerintahkan hal- hal yang buruk.
Dari sinilah kemudian munculnya moral manusia itu.
2. Agama Sebagai Petunjuk Kebenaran
Manusia adalah makhluk berakal. Dalam akal itulah lahir ilmu dan
filsafat sebagai sarana untuk mencari kebenaran. Tapi sayang tidak semua
kebenaran yang dicari manusia (lebih-lebih masalah fundamental manusia
atau ultimate problem) terjawab oleh ilmu dan filsafat dengan memuaskan
kerana pijakanya adalah akal yang memiliki kemmapuan terbatas dengan
hasil kebenaran yang relative atau nisbi. Oleh karena itu, manusia masih
memerlukan sumber kebenaran lain. Sumber kebenaran lain itu adalah agama
yaitu informasi dari Tuhan Yang Maha Mutlak, Tuhan Yang Maha Benar.
3. Agama Sebagai Sumber Informasi Metafisika
Banyaknya hal-hal yang belum terjawab dan teerungkap oleh akal
manusia, lebih-lebih hal-hal metafisika, misalnya kehidupan setelah mati,
surga, neraka. Jika mengandalkan akal, tentu jawabanya adalah duga-duga
atau perkiraan bahkan bisa jadi khayalan. Oleh karenanya untuk menyingkap
persoalan metafisika tersebut tentu harus dicarikan sumber lain. Sumber
agama adalah informasi dari Tuhan Yang Maha Mengetahui.
4. Agama Pembimbing Manusia
Kehidupan manusia bagaikan gelombang lautan. Ada kalanya pasang
ada kalanya surut. Begitu juga kehidupan manusia ada waktunya merasakan
kebahagiaan dan kesedihan. Kenyataanya sering terlihat orang salah dalam
bersikap menghadapi keadaan suka maupun duka. Sering terlihat orang
karena suka sampai mabuk kepayang lupa daratan, sebaliknya yang
dirundung duka hanyut dalam himpitan kesedihan yang berkepanjangan.
Agama turun untuk membimbing manusia ke arah jalan yang benar.2

2
Didiek Ahmad Supadie Dan Sarjuni. Pengantar Studi Islam. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada. 2012. Hlm. 53
5

C. Pengertian Toleransi
Toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian sendiri.3
Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul
walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain,
walaupun kedua belah pihak tidak sependapat.4
Secara istilah pengertian toleran adalah menghargai paham yang berbeda
dari paham yang dianutnya sendiri. Kesediaan untuk mau menghargai paham yang
berbeda dengan paham yang dianutnya sendiri.

D. Konsep Islam Tentang Toleransi Beragama


Toleransi beragama dalam Islam yakni menghargai, dengan sabar menghormati
keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Kesalahan memahami
arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haq bil bathil, mencampur adukan
antara hak dan batil, suatu sikap yang sangat terlarang dilakukan seorang muslim,
seperti halnya nikah antar agama yang dijadikan alasan adalah toleransi padahal
itu merupakan sikap sinkretis yang dilarang oleh Islam. Harus kita bedakan antara
sikap toleran dengan sinkretisme. Sinkretisme adalah membenarkan semua
keyakinan/agama. Hal ini dilarang oleh Islam karena termasuk Syirik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ْ ‫ِإْل‬:‫ هَّللا ِ ا‬:َ‫ د‬:‫ ْن‬:‫ ِع‬:‫ َن‬:‫ ي‬:ِّ:‫د‬:‫ل‬:‫ن ا‬
:ُ‫ اَل م‬:‫س‬ َّ: ‫ِإ‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS.
Ali Imran: 19)
Sinkretisme mengandung talbisul haq bil bathil (mencampurkan yang haq
dengan yang bathil). Sedangkan toleransi tetap memegang prinsip al-furqon bainal
haq wal bathil (memilah/memisahkan antara haq dan bathil). Toleransi yang
disalah pahami seringkali mendorong pelakunya pada alam sinkretisme.
Gambaran yang salah ini ternyata lebih dominan dan bergaung hanya demi
3
Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995
4
Ajat Sudrajat. Din Al Islam. Yogyakarta: UNY Press. 2008. Hlm. 141
6

kepentingan kerukunan agama. Dalam Islam toleransi bukanlah fatamorgana atau


bersifat semu. Tapi memiliki dasar yang kuat dan tempat yang utama. Ada
beberapa ayat di dalam Al-Qur’an yang bermuatan toleransi. Konsep Islam
tentang toleransi beragama dibagi menjadi dua:
1. Toleransi dalam keyakinan dan melakukan peribadatan
Dari pengertian diatas konsep terpenting dalam toleransi Islam adalah
menolak sinkretisme. Yakni Kebenaran itu hanya ada pada Islam dan selain
Islam adalah bathil. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Imran :
“Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah hanyalah islam”.
(Al-Imran: 19)
Surat Al-Imran diatas merupakan berita dari Allah bahwa tidak ada
agama yang diterima dari seseorang di sisi-Nya selain Islam. Karena itu,
barang siapa yang menghadap Allah dengan membawa agama yang bukan
syariatnya, maka hal itu tidak diterima oleh Allah.
Allah berfirman:

:‫ن‬ ِ: :‫َخ ا‬: :‫ ْل‬:‫ ا‬:‫ َن‬:‫ ِم‬:ِ‫َر ة‬: ‫ِخ‬: ‫آْل‬:‫ ا‬:‫ِ ي‬:‫ ف‬:‫ َو‬:‫ ُه‬:‫ َو‬:ُ‫ ه‬:‫ ْن‬:‫ ِم‬:َ‫َ ل‬:‫ ب‬:‫ ْق‬:ُ‫ ي‬:‫ن‬:ْ َ:‫َ ل‬:‫ ف‬:‫ ا‬:ً‫ن‬:‫ ي‬:ِ‫ِم د‬: ‫ اَل‬:‫س‬
َ :‫ ي‬:ِ‫س ر‬ ْ ‫ِإْل‬:‫ ا‬:‫ َر‬:‫ ْي‬:‫غ‬
َ :ِ‫َ غ‬:‫ ت‬:‫َ ْب‬:‫ ي‬:‫ن‬:ْ :‫َو َم‬:
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-
kali tidak akan diterima (agama itu) dari padanya, dan diakhirat termasuk
orang-orang yang rugi”. (Al-Imran: 85)
Kemudian Kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah didunia ini
adalah pasti dan tidak ada keraguan sedikitpun kepadanya. Dan kebenaran itu
hanya ada di agama Allah Ta’ ala.
Dalam Surat Al-baqarah dijelaskan:
َ :‫ ي‬:ِ‫َ ر‬:‫ ت‬:‫ ْم‬:‫ ُم‬:‫ ْل‬:‫ ا‬:‫ َن‬:‫ن ِم‬
:‫ن‬ َّ: َ:‫ن‬:‫ و‬:‫َ ُك‬:‫َ اَل ت‬:‫ ف‬:ۖ ‫َك‬: :ِّ‫ ب‬:‫ َر‬:‫ن‬:ْ :‫ ِم‬:ُّ:‫َح ق‬: :‫ ْل‬:‫ا‬
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali
kamu termasuk orang-orang yang ragu.”( Al- baqarah :147 )
Kebenaran Islam telah sempurna sehingga tidak bersandar kepada
apapun yang selainnya untuk kepastiaan kebenarannya, sebagaimana firman
Allah Ta’ala dalam surat Al-Maidah:
‫َك ُم ا ِإْل ْس اَل َم ِد ينً ا‬
ُ ‫يت ل‬
ُ ‫ض‬ ََ َ ْ ُ ‫َك ْم ِد ينَ ُك ْم َو َأتْ َم ْم‬
ِ ‫ت َع لَ ْي ُك م نِ ْع م تِ ي و ر‬ ُ‫ت ل‬
ُ ‫َأك َم ْل‬
ْ ‫ۚ الْ َي ْو َم‬
7

“Pada hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku
lengkapi nikmatku atas kalian dan Aku ridhoi Islam sebagai agama kalian”.
(Al-Maidah: 3)
Kaum mu’minin derajat kemuliaannya dan kehormatannya lebih
tinggi daripada orang-orang kafir (non-muslim) dan lebih tinggi pula daripada
orang-orang yang munafik. Allah menegaskan dalam surat Al-imran:

َ :‫ِ ي‬:‫ ن‬:‫ ْؤ ِم‬:‫ ُم‬:‫ ْم‬:ُ‫ ت‬:‫ ْن‬:‫ ُك‬:‫ن‬:ْ ‫ ِإ‬:‫ َن‬:‫و‬:ْ َ:‫ ل‬:‫َأْل ْع‬:‫ ا‬:‫ ُم‬:ُ‫ ت‬:‫ َأ ْن‬:‫ َو‬:‫ا‬:‫ و‬:ُ‫ ن‬:‫ َز‬:‫ح‬:ْ َ:‫ اَل ت‬:‫ َو‬:‫ا‬:‫ و‬:ُ‫ ن‬:ِ‫َ ه‬:‫َو اَل ت‬:
:‫ن‬
“maka janganlan kalian bersikap lemah dan jangan pula bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman (Al-Imran: 139)
Kaum muslimin dilarang ridho atau bahkan ikut serta dalam segala
bentuk peribadatan dan keyakinan orang-orang kafir dan musyrikin hal ini
sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firmanNya:
“1. Katakanlah (Muhammad), “wahai orang-orang kafir!  2. aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, 3. dan kamu bukan
penyembah apa yang aku sembah, 4.  dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah apa yang aku sembah, 6. Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku”. (Al-Kafirun: 1-6).

2. Toleransi dalam Beragama atau hidup berdampingan dengan agama


lain.
Yakni umat Islam dilarang untuk memaksa pemeluk agama lain untuk
memeluk agama Islam secara paksa. Karena tidak ada paksaan dalam agama.
Allah berfirman:

“tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (islam), sesungguhnya


telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
Barang siapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat  yang tidak
8

akan putus. Allah maha mendengar, maha mengetahui.” ( Qs. Al-Baqoroh :


256)
Jangan pernah memaksa seorangpun untuk masuk Islam. Islam adalah
agama yang jelas dan gamblang tentang semua ajaran dan bukti
kebenarannya, sehingga tidak perlu memaksakan seseorang untuk masuk ke
dalamnya. Orang yang mendapat hidayah, terbuka, lapang dadanya, dan
terang mata hatinya pasti ia akan masuk Islam dengan bukti yang kuat. Dan
barangsiapa yang buta mata hatinya, tertutup penglihatan dan
pendengarannya maka tidak layak baginya masuk Islam dengan paksa.5

E. Penyebab Terjadinya Konflik Antar Agama


Sebab-sebab timbulnya ketegangan antar umat beragama dapat bersumber
dari berbagai aspek antara lain :
1. Sifat dari masing-masing agama, yang mengandung tugas dakwah atau misi
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan
agama pihak lain
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang
menghormati bahkan memandang rendah agama lain
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi
dalam kehidupan masyarakat
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, maupun antara umat
beragama dengan pemerintah, dan
6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan
pendapat.6

Ketidak rukunan menimbulkan bentrok dan perang agama serta


mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara. Kehidupan keagamaan dan
kepercayaan harus dikembangkan sehingga terbina hidup rukun diantara sesama
umat beragama untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dalam

5
Didiek Ahmad Supadie Dan Sarjuni. Pengantar Studi Islam. Ibid,,,
6
Ibid, Hlm, 151
9

membangun masyarakat. Selain itu, kebebasan beragama merupakan beban dan


tanggungjawab untuk memelihara ketentraman masyarakat.
Kondisi keberagamaan rakyat Indonesia sejak pasca krisis tahun 1997
sangat memprihatinkan. Konflik bernuansa agama terjadi dibeberapa daerah
seperti di Poso. Konflik tersebut sangat mungkin terjadi karena kondisi rakyat
Indonesia yang multi etnis, multi agama dan multi budaya. Belum lagi kondisi
masyarakat Indonesia yang mudah terprovokasi oleh pihak ketiga yang merusak
watak bangsa Indonesia yang suka damai dan rukun. Sementara itu krisis ekonomi
dan politik terus melanda bangsa Indonesia, sehingga sebagian rakyat Indonesia
sudah sangat tertekan baik dari segi ekonomi, politik maupun beragama. Terakhir
peristiwa dihancurkannya gedung World Trade Centre pada tanggal 11 September
2001 dan bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 yang menewaskan 180 orang,
yang berdampak diidentikkannya umat Islam dengan teroris dan dituduhnya
Indonesia sebagai sarang teroris.

Dalam menghadapi konflik seperti di atas dan sesuai prinsip-prinsip


kerukunan hidup beragama di Indonesia, kebijakan umum yang harus
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Kebebasan beragama tidak membenarkan menjadikan orang lain yang telah
menganut agama tertentu menjadi sasaran propaganda agama yang lain.
2) Menggunakan bujukan berupa memberi uang, pakaian, makanan dan lainnya
supaya orang lain pindah agama adalah tidak dibenarkan.
3) Penyebaran pamflet, majalah, buletin dan buku-buku dari rumah ke rumah
umat beragama lain adalah terlarang.
4) Pendirian rumah ibadah harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan umat dan
dihindarkan timbulnya keresahan penganut agama lain karena mendirikan
rumah ibadah di daerah pemukiman yang tidak ada penganut agama tersebut.
5) Dalam masalah perkawinan, terlarang perkawinan antara umat Islam dengan
penganut agama lain, seperti diatur dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1
tahun 1974.
10

Demikian pula dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Maidah (5) ayat 5 dan Al-
Baqarah (2) ayat 221. Sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya
suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
yang penuh keimanan dan ketaqwaan, kerukunan yang dinamis antar dan antara
umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara
bersama-sama makin memperkuat landasan spiritual, moral dan etika bagi
pembangunan nasional. Sebagai warga negara Indonesia, umat Islam Indonesia
harus berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan negara Indonesia,
bersama pemeluk agama lain.
F. Analisis
1. pengertian agama
Agama merupakan kepercayaan kepada yang mutlak yang dimiliki
seseorang guna memudah dirinya untuk melihat dan dapat membedakan yang
baik dan yang buruk, haram dan halal, dll. Jadi, agama adalah kepercayaan
kepada yang mutlak dan menjalankan perintah yang diperintahkan oleh
kepercayaan tersebut.
2. Fungsi agama dalam kehidupan manusia
Agama sebagai petunjuk manusia, agama sebagai hidup bahagia,
agama sebagai petunjuk dunia akhiat, agama sebagai memberi ketentraman,
dll.
3. Pengertian Toleransi
Toleransi merupakan perbedaan satu dengan perbedaan lain tetapi
dapat saling menghargai dan saling hidup tentram. Toleransi adalah
pemahaman yang memperlihatkan perbedaan dalam pemahaman, kebiasaan,
dll. Tetapi bisa saling berdampingan dan hidup damai.
4. Konsep Islam tentang toleransi beragama
Toleransi mengenati peribadatan, sebagai umat Islam diperintahkan
untuk bertoleransi kepada agama non Islam. Tetapi di perbolehkan untuk
pemeluk Isalm ikut serta dalam peribadahan agama ialn, atau mencampur
adukan agama Islam dengan agama lain. Sudah jelas yang firman Allah SWT.
Dalam surah Al-Maidah: 3 dan Al-Kafirun: 1-6. Pembahasan diatas.
11

5. Penyebab terjadinya konflik antar agama


Beranggapan agama lain sebagai teroris, memberi imbalan, memaksa,
unruk masuk agama seseorang. Tidak mau bertoleransi pada agama lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa  serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkunganya.

Demikian pentingnya agama bagi kehidupan manusia, disadari atau tidak


seungguhnya manusia memerlukan agama bukan saja pada zaman primitive
melainkan juga di zaman modern seperti sekarang ini.

Bukti konkret dapat dilihat bahwa agama: sebagai sumber moral sebagai
petunjuk kebenaran, sebagai informasi metafisika,

Di dunia ada berbagai agama yang dianut oleh manusia, oleh sebab itu
perlu adanya toleransi antar umat beragama. Islam sendiri memiliki batasan-
batasan dalam memaknai toleransi beragama agar tercapainya kedamaian di
dunia.

B. Penutup

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak


kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharap agar pembaca dapat
menyampaikan kritik dan juga sarannya supaya kedepannya menjadi lebih baik,
dan semoga makalah yang kami tulis ini dapat membantu pembaca untuk
mengetahui bagaimana dan apa konsep agama dan toleransi beragama  itu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Supadie Didiek dan Sarjuni. Pengantar studi islam. PT RajaGrafindo


Persada. Jakarta : 2012.
Ensiklopedi Islam, Jilid I, 1994
Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995
Sudrajat Ajat. Din Al Islam. UNY Press. Yogyakarta:  2008.

13

Anda mungkin juga menyukai