Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Organisasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis yang berarti sama
(common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja communicate, yang
berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi
berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna
mendapatkan pengertian yang sama.

Berikut ini beberapa pandangan mengenai definisi komunikasi. Rubben


(dalam Muhammad. 2001:3) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia
yang lebih komprehensif sebagai berikut: Komunikasi manusia adalah suatu proses
melalui mana individu dalam hubungannya. dalam kelompok, dalam organisasi dan
dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk
mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Dari pandangan di atas dapat dilihat
bahwa dalam proses komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu
bagian dengan bagian yang lainnya dan mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling
melakukan hubungan.

Pace & Faules (2001; 28) mengemukakan bahwa komunikasi dapat dibedakan
dengan semua perilaku manusia dan organisasi lainnya karena ia melibatkan proses
mental memahami orang, objek dan peristiwa. Dua bentuk umum tindakan yang
merupakan komunikasi yang menekankan pada ;

1) Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya penciptaan pertunjukkan, dan


2) Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan (R. Wayne Pace & Don F.
Daules, Deddy Maulyana).

Pace & Faules (2001: 11) mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan
dalam memahami organisasi, pendekatan objektif dan pendekatan subjektif. Makna
―Objektif‖ dalam konsep ini merujuk kepada pandangan bahwa objek-objek,
perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di dunia nyata dan terlepas dari
pengamatannya, sedangkan subjektif merujuk bahwa realitas itu sendiri adalah
konstruksi sosial, realitas sebagai suatu proses kreatif yang memungkinkan orang
menciptakan apa yang ada di luar sana.

Berdasarkan uraian di atas maka komunikasi organisasi dapat didefenisikan


sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tertentu. Defenisi tersebut lebih menekankan pada aspek
fungsional (objektif). Sedangkan bila dilihat dari perspektif interpretative (subjektif),
komunikasi organisasi dipandang sebagai proses penciptaan makna atas interaksi
yang merupakan organisasi.

Pernyataan defenitif yang lebih sederhana dikemukakan Arnold & Feldman


(1986: 154) bahwa komunikasi organisasi merupakan pertukaran informasi diantara
orang-orang di dalam organisasi, dimana prosesnya secara umum meliputi tahapan -
tahapan: attention, comprehension, acceptance as true, dan retention.

B. Proses Komunikasi dalam Organisasi


Istilah proses dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang
bagaimana komunikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan
secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka
penyampaian pesan. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena
antara si pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Dengan demikian akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik
pada aspek kognitif, afektif, atau psikomotor. Melalui proses komunikasi akan dapat
ditentukan keputusan apa yang akan dilakukan oleh setiap individu atau kelompok
tentang bagaimana menentukan langkah atau hasil yang akan diperoleh ke depan,
karena dengan komunikasi akan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan apakah
kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat dilanjutkan.
Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai elemen-elemen, elemen
inilah yang membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien. Jika elemen-
elemen ini tidak digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Menurut Djatmiko (2002:57). Elemen – elemen yang dibutuhkan dalam
suatu proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Pengirim (Sender) yang memulai komunikasi. Dalam suatu organisasi,
pengirim adalah mengkomunikasi- kannya kepada satu atau lebih orang lain.
2) Pengkodean (Encoding) adalah pengirim pengkodean informasi yang akan
disampaikan dengan cara menerjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau
isyarat.
3) Pesan (Message) adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim untuk
mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk yang dapat
dirasakan atau diterima oleh satu atau lebih indra penerima.
4) Saluran (Channel) atau kanal ialah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, misalnya udara untuk pesan yang disampaikan dengan
kata-kata, atau kertas untuk pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan.
5) Penafsiran kode (Decoding) adalah proses di mana penerima menafsirkan
pesan dan menerjemahkanya menjadi informasi yang berarti baginya.
6) Penerima (Receiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim.
7) Gangguan (Noise) adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan
atau mengacaukan proses komunikasi.
8) Umpan balik (Feed- back) adalah kebalikan dari proses komunikasi yang
menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim.

Proses komunikasi dalam organisasi adalah bagaimana cara yang ditempuh


oleh komunikator agar dapat menimbulkan dengan (kognitif, afektif, dan psikomotor)
bagi komunikan, sehingga terjadi suatu perubahan persepsi dari perilaku yang
menimbulkan saling ketergantungan antar anggota dalam suatu organisasi dalam
membina suatu kerjasama yang baik.

C. Jenis – Jenis Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi memiliki dua jenis umum, yaitu internal serta


eksternal. Jenis internal merupakan komunikasi yang fokus kepada interaksi serta
upaya untuk membangun atau menguatkan relasi antar sesama anggota organisasi
tersebut. Contohnya, upaya mengubah suatu visi yang sudah ada sejak
organisasi tersebut muncul. Pengubahan visi ini harus dilakukan dengan menyatukan
pendapat setiap anggota melalui diskusi serta komunikasi antar anggota serta
pimpinan organisasi yang baik, serius serta intens. Jika terbentuk komunikasi yang
baik maka akan menciptakan lingkungan organisasi yang baik  serta memperkuat
relasi orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Jenis kedua yaitu komunikasi organisasi eksternal. Jenis eksternal ini berarti
komunikasi yang dibangun fokus kepada pihak di luar organisasi atau kelompok
tersebut. Jenis komunikasi eksternal ini biasanya digunakan jika organisasi tersebut
ingin mencari sponsor maupun iklan sehingga membutuhkan pihak dari luar
organisasi untuk membantu. Komunikasi organisasi eksternal dilakukan untuk
mencapai tujuan mendapatkan sponsor, iklan, membangun kerja sama dan lain
sebagainya yang dibutuhkan oleh organisasi dari pihak di luar organisasi tersebut.

D. Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah sebagai saluran untuk melakukan dan


menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong atau mempertinggi
motivasi perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai
tujuannya.

Menurut Effendy (2006) ada empat tujuan komunikasi yaitu:

a) Mengubah sikap (to change the attitude) yaitu sikap individu atau kelompok
terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.

b) Mengubah pendapat atau opini (to change opinion) yaitu pendapat individu
atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka
terima.

c) Mengubah perilaku (to change the behaviour) yaitu perilaku individu atau
kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima.
d) Mengubah masyarakat (to change the society) yaitu tingkat sosial individu
atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka
terima.

E. Aliran Komunikasi Organisasi


Dalam aliran komunikasi organisasi terdapat 4 aliran yang dapat kita ketahui,
antara lain :
1) Komunikasi ke bawah
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke
tingkat yang lebih bawah. Pola itu digunakan oleh pimpinan kelompok dan
manajer untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan,
menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah
yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja
(Robbins, 2007 : 394).
2) Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau
organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran dan menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapi (Robbins, 2007 : 394). Contoh penerapan
komunikasi ke atas yang nyata adalah ketika anak buah / karyawan memberikan
usulan kepada atasan / pemimpin, memberikan ide, memberikan laporan
pekerjaan, atau yang lainnya.
3) Komunikasi Horizontal
Ketika komunikasi terjadi di antara anggota kelompok kerja yang sama, di antara
anggota kelompok kerja pada tingkat yang sama, di antara manajer pada tingkat
yang sama, atau di antara setiap personel yang secara horizontal disebut
komunikasi horizontal (Robbins, 2007 : 395). Contoh pada komunikasi jenis ini
adalah diskusi yang oleh sesama manager lakukan, diskusi yang direktur dan
kolega / partner perusahan kerja lakukan, diskusi antara karyawan yang memiliki
jabatan sama, dan hal – hal yang serupa.
4) Komunikasi Lintas Saluran
Kebanyakan organisasi, muncul keinginan pegawai untuk berbagi informasi
melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi
atasan maupun bawahan mereka. Mereka melintasi garis fungsional dan
berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan yang mengawasi tetapi
bukan atasan atau bawahan mereka (Pace & Faules, 2001 : 197).

F. Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Kesehatan


Adapun kelebihan dan kekurangan dari komunikasi kesehatan adalah sebagai
berikut :

1) Kelebihan
a) Dukungan terhadap tujuan organisasi Kelompok informal pada umumnya
akan dengan senang hati saling membantu individu dari kelompoknya
untuk melakukan tugas dalam hal ini tugas dalam organisasi formal
b) .Alat pemuas kepentingan sosial Organisasi informal memiliki satu fungsi
penting yaitu sebagai pemersatu dan memberi ketenangan bagi  individu
c) Mendorong timbulnya spesialisasi disiplin yang tinggi.
d) Koordinasi mudah dijalankan.
2) Kekurangan
a) Daya tahan terhadap perubahan Kekompakan dan dukungan jika diartikan
negatif membawa dampak pada bertahannya keadaan dalam status tertentu
dan biasanya kekompakan serta solidaritas yang negatif membawa kondisi
statis dan melawan terhadap sebuah perubahan yang dianggap tidak
bersesuaian dengan nilai budaya yang dianut oleh organisasi 
b) Penyesuaian kelompok Jika standart perilaku anggota dan kelompok  akan
menjadi pengganggu apabila standar yang diciptakan menuju pada kualitas
rendah dan jauh dari kualitas yang dicananangkan oleh organisasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi
organisasi juga merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang
terjadi. Proses komunikasi dalam organisasi adalah bagaimana cara yang ditempuh
oleh komunikator agar terjadi suatu perubahan persepsi dari perilaku yang
menimbulkan saling ketergantungan antar anggota dalam suatu organisasi dalam
membina suatu kerjasama yang baik.

Jenis – jenis komunikasi organisasi yaitu jenis eksternal dan internal. Tujuan
dari komunikasi organisasi adalah menciptakan pengaruh dan mekanisme agar suatu
organisasi dapat berkembang.

Aliran atau arah dalam komunikasi organisasi ada empat, yaitu komunikasi ke
atas, komunikasi ke bawah, komunikasi horizontal dan komunikasi lintas saluran.

B. Saran
Komunikasi merupakan hal yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan ini,
tanpa komunikasi kita tidak dapat memahami orang orang di sekitar. Manusia sebagai
makhluk social tetap akan membutuhkan orang lain, maka hendaknya kita dapat
menjaga komunikasi kita dengan sesama.
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Suhendra, and Rosmala Dewi. "Komunikasi Organisasi (Suatu Tinjauan Teoritis Dan
Praktis)." Inter Komunika 3.2 (2018): 192-206.

Hermawan, Dody, and Ujang Cepi Barlian. "Komunikasi Dalam Organisasi." Jurnal


Administrasi Pendidikan 2.2 (2004).

Mulawarman, Krisna, and Yeni Rosilawati. "komunikasi organisasi pada dinas perijinan Kota
Yogyakarta untuk meningkatkan pelayanan." Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna 5.1
(2014): 31-41.

Siregar, Nina Siti Salmaniah. "Interaksi Komunikasi Organisasi." Jurnal Ilmu Sosial 5.1


(2012): 2085-0328.

Anda mungkin juga menyukai