Anda di halaman 1dari 31

KONSEP-KONSEP PROSES PEMBELAJARAN ANTI KORUPSI

Masa depan bangsa dan Negara Indonesia ini ada di tangan generasi muda. Generasi
mudamerupakan agen perubahan(agent of change)karena  generasi muda sebagai penentu
perkembangan ataupun kemunduran suatu bangsa dan Negara. konsep-konsep proses
pemelajaran anti korupsi di sekolah adalah :
1. INTERNALISASI PEMBELAJARAN INTEGRITAS. Internalisasi nilai-nilai integritas
dalam sistem pembelajaran harus memperhatikan 4 hal (Budiningsih : 2004) yaitu:
a. pengertian atau pemahaman terhadap karakter integritas,
b. perasaan integritas,
c. tindakan integritas,
d. internalisasi nilai-nilai (nilai-nilai keimanan, nilai etika, nilai moral) Ke-empat komponen
tersebut telah mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang dicapai melalui
materi dan metode pembelajaran yang tepat.

2. INTENSI PERILAKU ANTI-KORUPSI


Pada dasarnya korupsi merupakan perilaku yang dimunculkan oleh individu secara sadar dan
disengaja. Secara psikologis terdapat beberapa komponen yang menyebabkan perilaku
tersebut muncul. Setiap perilaku yang dilakukan secara sadar berasal dari potensi perilaku
(perilaku yang belum terwujud secara nyata), yang diistilahkan dengan intensi (Wade dan
Tavris: 2007). Potensi intensi perilaku tersebut adalah sikap, yang terdiri dari tiga faktor yaitu
kognisi, afeksi dan psikomotor, di mana ketiganya bersinergi membentuk suatu perilaku
tertentu (Azwar: 2006). Dengan demikian, perilaku korupsi/anti-korupsi yang dimunculkan
oleh individu didasari oleh adanya intensi perilaku korupsi/anti -korupsi yang didalamnya
terjadi sinergi tiga faktor kognisi, afeksi dan psikomotorik. Metode matakuliah anti-korupsi
hendaknya memberikan sinergi yang seimbang antara ketiga komponen tersebut, sehingga
benar-benar dapat berfungsi untuk memperkuat potensi perilaku anti-korupsi mahasiswa.
Pada dasarnya potensi anti-korupsi ada pada diri setiap individu mahasiswa, dan adalah tugas
dosen untuk memperkuatnya.

3. TEORI PLANNED BEHAVIOR (FISHBEIN DAN AJZEN: 1975)


Masih terkait dengan intensi perilaku anti- korupsi, terdapat 3 (tiga) komponen utama
pembentuk intensi perilaku yaitu (Fishbein dan Ajzen: 1975):
a. Attitude toward behavior (ATB: yang dipengaruhi oleh behavioral belief, yaitu
evaluasi positif ataupun negatif terhadap suatu perilaku tertentu - tercermin dalam kata-kata
seperti, benar-salah, setuju-tidak setuju, baik-buruk, dll. Evaluasi negatif terhadap perilaku
korupsi dan evaluasi positif terhadap antikorupsi akan meningkatkan intensi (potensi) untuk
berperilaku anti-korupsi.
b. Subjective norms (SN): yang dipengaruhi oleh subjective norms di sekeliling individu
yang mengharapkan si individu sebaiknya berperilaku tertentu atau tidak. Misal norma agama
(bagi individu beragama), norma sosial, norma keluarga, atau ketika orang-orang yang
penting bagi individu atau cenderung dipatuhi oleh individu menganggap perilaku anti-
korupsi sebagai hal positif, maka akan meningkatkan intensi (potensi) berperilaku anti-
korupsi.
c. Control belief (CB): yang dipengaruhi oleh perceived behavior control, yaitu acuan
kesulitan dan kemudahan untuk memunculkan suatu perilaku. Ini berkaitan dengan sumber
dan kesempatan untuk mewujudkan perilaku tersebut. Misalnya lingkungan disekeliling
individu yang korup atau kesempatan korupsi yang besar/mudah akan meningkatkan intensi
individu untuk melakukan perilaku korupsi, dan sebaliknya

1
Idealnya perilaku anti-korupsi mahasiswa yang disasar adalah konsistensi anti-korupsi
ditengah realitas lingkungan eksternal yang masih sangat korup. Konsistensi ini diharapkan
selanjutnya meningkat menjadi keberanian mahasiswa menjadi garda depan dalam mengajak
masyarakat untuk melakukan zero-tolerance terhadap tindak korupsi.
Teori Planned Behavior antara lain digunakan sebagai pisau analisis dalam mengukur
efektifitas mata kuliah Anti-korupsi pada diri mahasiswa. Universitas Paramadina melakukan
penelitian ini terhadap para mahasiswa eks-peserta mata kuliah Anti-korupsi satu setengah
tahun setelahnya. Hasil temuan yang disarankan menjadi perhatian bagi setiap Perguruan
Tinggi yang merancang Pendidikan Anti-korupsi adalah (Sofia & Herdiansyah:2010):
1. Konsep dan wacana mengenai korupsi dan anti-korupsi sangat diperlukan dan terbukti
mampu memberikan efek kognitif yang memadai bagi kerangka berfikir mahasiswa.
2. Penekanan adanya norma-norma hukum dan norma-norma sosial yang anti-koruptif
terbukti mampu memberikan keyakinan kuat pada diri mahasiswa akan dukungan
masyarakat.
3. Namun komitmen mahasiswa untuk secara konsisten mampu bersikap dan bertindak
anti-koruptif dalam kehidupan di luar kampus ternyata masih kerap bersinggungan
dengan realitas praktek-praktek korupsi (petty corruption) yang ditemui di hampir
semua lini. Ketidakseimbangan antara upaya pendidikan dan reformasi sistem
birokrasi dikhawatirkan akan berpotensi mengikis kepribadian anti-korupsi yang
sudah dibina di dalam kampus.

Dapat disimpulkan bahwa dalam upaya pencegahan melalui pendidikan jelas harus didukung
secara paralel dengan perbaikan dan perbaikan integritas oleh pemerintah dan masyarakat.
Sedangkan di dalam pendidikan itu sendiri, akhirnya pengajar harus mempu memainkan
perannya sebagai motivator bagi para mahasiswa.

KONSEP PEMBELAJARAN BERPUSAT SISWA/STUDENT-CENTERED


LEARNING
SCL merupakan orientasi baru pendidikan yang dianggap lebih tepat dalam membentuk
kompetensi utuh siswa. Konsep SCL adalah sebagai berikut (Utomo Dananjaya: 2010):
a. Pembelajaran merupakan proses aktif mahasiswa yang mengembangkan potensi
dirinya.
b. Pengalaman aktif mahasiswa harus bersumber/relevan realitas sosial, masalah-
masalah yang berkaitan profesi, berkaitan masalah-masalah sosial seperti pelayanan
umum, dll.
c. Di dalam proses pengalaman ini mahasiswa memperoleh inspirasi dan termotivasi utk
bebas berprakarsa, kreatif dan mandiri
d. Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktifitas mengingat, menyimpan dan
memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan
karakter mahasiswa.

Berikut perubahan paradigma dalam pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menangkap


pembelajaran Pendidikan Anti-korupsi dengan baik.

2.
a.Bahaya Korupsi terhadap Masyarakat dan Individu
Jika korupsi dalam suatu masyarakat telah merajalela dan menjadi makanan
masyarakat setiap hari, maka akibatnya akan menjadikan masyarakat tersebut sebagai
masyarakat yang kacau, tidak ada sistem sosial yang dapat berlaku dengan baik. Setiap
individu dalam masyarakat hanya akan mementingkan diri sendiri (self interest), bahkan

2
selfishness. Tidak akan ada kerja sama dan persaudaraan yang tulus. Fakta empirik dari hasil
penelitian di banyak negara dan dukungan teoritik oleh para saintis sosial menunjukkan
bahwa korupsi berpengaruh negatif terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial.
Korupsi menyebabkan perbedaan yang tajam di antara kelompok sosial dan individu baik
dalam hal pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-lain.
Korupsi juga membahayakan terhadap standar moral dan intelektual masyarakat.
Ketika korupsi merajalela, maka tidak ada nilai utama atau kemulyaan dalam masyarakat.
Theobald menyatakan bahwa korupsi menimbulkan iklim ketamakan, selfishness, dan
sinisism. Chandra Muzaffar menyatakan bahwa korupsi menyebabkan sikap individu
menempatkan kepentingan diri sendiri di atas segala sesuatu yang lain dan hanya akan
berpikir tentang dirinya sendiri semata-mata.1 Jika suasana iklim masyarakat telah tercipta
demikian itu, maka keinginan publik untuk berkorban demi kebaikan dan perkembangan
masyarakat akan terus menurun dan mungkin akan hilang.

b. Bahaya Korupsi terhadap Generasi Muda


Salah satu efek negatif yang paling berbahaya dari korupsi pada jangka panjang
adalah rusaknya generasi muda. Dalam masyarakat yang korupsi telah menjadi makanan
sehari-hari, anak tumbuh dengan pribadi antisosial, selanjutnya generasi muda akan
menganggap bahwa korupsi sebagai hal biasa (atau bahkan budaya), sehingga perkembangan
pribadinya menjadi terbiasa dengan sifat tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Jika
generasi muda suatu bangsa keadaannya seperti itu, bisa dibayangkan betapa suramnya masa
depan bangsa tersebut.

c. Bahaya Korupsi terhadap Politik


Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan pemerintahan dan
pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata publik. Jika demikian keadaannya, maka
masyarakat tidak akan percaya terhadap pemerintah dan pemimpin tersebut, akibatnya
mereka tidak akan patuh dan tunduk pada otoritas mereka.Praktik korupsi yang meluas dalam
politik seperti pemilu yang curang, kekerasan dalam pemilu, money politics dan lainlain juga
dapat menyebabkan rusaknya demokrasi, karena untuk mempertahankan kekuasaan,
penguasa korup itu akan menggunakan kekerasan (otoriter) atau menyebarkan korupsi lebih
luas lagi di masyarakat. Di samping itu, keadaan yang demikian itu akan memicu terjadinya
instabilitas sosial politik dan integrasi sosial, karena terjadi pertentangan antara penguasa dan
rakyat. Bahkan dalam banyak kasus, hal ini menyebabkan jatuhnya kekuasaan pemerintahan
secara tidak terhormat, seperti yang terjadi di Indonesia.

d. Bahaya Korupsi Bagi Ekonomi Bangsa


Korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu bangsa. Jika suatu projek ekonomi
dijalankan sarat dengan unsur-unsur korupsi (penyuapan untuk kelulusan projek, nepotisme

dalam penunjukan pelaksana projek, penggelepan dalam pelaksanaannya dan lain-lain bentuk
korupsi dalam projek), maka pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari projek tersebut
tidak akan tercapai.
Penelitian empirik oleh Transparency International menunjukkan bahwa korupsi juga
mengakibatkan berkurangnya investasi dari modal dalam negeri maupun luar negeri, karena
para investor akan berpikir dua kali untuk membayar biaya yang lebih tinggi dari semestinya
dalam berinvestasi (seperti untuk penyuapan pejabat agar dapat izin, biaya keamanan kepada
pihak keamanan agar investasinya aman dan lain-lain biaya yang tidak perlu). Sejak tahun
1997, investor dari negara-negera maju (Amerika, Inggris dan lain-lain) cenderung lebih suka

3
menginvestasikan dananya dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) kepada negara
yang tingkat korupsinya kecil.

e. Bahaya Korupsi Bagi Birokrasi Korupsi juga menyebabkan tidak efisiennya birokrasi dan
meningkatnya biaya administrasi dalam birokrasi. Jika birokrasi telah dikungkungi oleh
korupsi dengan berbagai bentuknya, maka prinsip dasar birokrasi yang rasional, efisien, dan
berkualitas akan tidak pernah terlaksana. Kualitas layanan pasti sangat jelek dan
mengecewakan publik. Hanya orang yang berpunya saja yang akan dapat layanan baik karena
mampu menyuap. Keadaan ini dapat menyebabkan meluasnya keresahan sosial,
ketidaksetaraan sosial dan selanjutnya mungkin kemarahan sosial yang menyebabkan
jatuhnya para birokrat.

3. Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan,


pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat
sendiri.[1][2] Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain.
Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan
dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Singkat kata, plagiat
adalah pencurian karangan milik orang lain

Solusi
Kerjakan Tugas Sedini Mungkin
Cara termudah untuk menghindari plagiarisme adalah dengan mengerjakan tugas sedini
mungkin. Dengan begitu, kamu akan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan riset dan
menulis makalah/tugas kuliahmu. Kalau kamu menunda-nunda mengerjakan tugas, maka
waktu pengerjaan tugas akan semakin pendek. Ketika kamu terburu-buru dan merasa tertekan
karena tenggat waktu, ada kemungkinan kamu akan membuat kesalahan atau melupakan
detail-detail penting.

Langkah Pemberantasan Korupsi Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, telah dan
sedang dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mendesain ulang pelayanan publik, terutama pada bidang-bidang yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sehari-hari. Tujuannya adalah untuk
memudahkan masyarakat luas mendapatkan pelayanan publik yang profesional, berkualitas,
tepat waktu dan tanpa dibebani biaya ekstra/ pungutan liar.

Langkah-langkah prioritas ditujukan pada:


(a) Penyempurnaan Sistem Pelayanan Publik;
(b) Peningkatan Kinerja Aparat Pelayanan Publik;
(c) Peningkatan Kinerja Lembaga Pelayanan Publik; dan
(d) Peningkatan Pengawasan terhadap Pelayanan Publik, dengan kegiatankegiatan prioritas
sebagaimana terlampir dalam matriks.

b. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-kegiatan pemerintah yang


berhubungan dengan ekonomi dan sumber daya manusia. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan akuntabilitas Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya negara dan sumber

4
daya manusia serta memberikan akses terhadap informasi dan berbagai hal yang lebih
memberikan kesempatan masyarakat luas untuk berpartisipasi di bidang ekonomi.

Langkah-langkah prioritas ditujukan pada:


(a) Penyempurnaan Sistem Manajemen Keuangan Negara;
(b) Penyempurnaan Sistem Procurement/ Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; dan (c)
Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM Aparatur Negara, dengan kegiatan-kegiatan
prioritas.

c. Meningkatkan pemberdayaan perangkatperangkat pendukung dalam pencegahan

korupsi. Tujuannya adalah untuk menegakan prinsip “rule of law,” memperkuat budaya
hukum dan memberdayakan masyarakat dalam proses pemberantasan korupsi. Langkah-
langkah prioritas ditujukan pada:
(a) Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat; dan
(b) Penyempurnaan Materi Hukum Pendukung.

d. Tampaknya memasukan ke lembaga pemasyarakatan (penjara) bagi koruptor bukan


merupakan cara yang menjerakan atau cara yang paling efektif untuk memberantas korupsi.
Apalagi dalam praktik lembaga pemasyarakatan justru menjadi tempat yang tidak ada
bedanya dengan tempat di luar lembaga pemasyarakatan asal nara pidan korupsi bisa
membayar sejumlah uang untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang tidak beda dengan
pelayanan dan fasilitas di luar lembaga pemasyarakatan. Oleh karena itu, muncul istilah
lembaga pemasyarakatan dengan fasiltas dan pelayanan mewah. Melihat pada kondisi seperti
ini, maka perlu dipikirkan cara lain agar orang merasa malu dan berpikir panjang untuk
melakukan korupsi. Cara yang dapat dilakukan antara lain adanya ketentuan untuk
mengumumkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atas kasus korupsi
melalui media masa. Ketentuan ini selain untuk memberikan informasi kepada publik juga
sekaligus sebagai sanksi moral kepada pelaku tindak pidana korupsi. Selain itu, perlu juga
ditambah sanksi pencabutan hak kepada terdakwa kasus korupsi. Hal ini sangat penting untuk
memberikan pembelajaran bahwa pengemban jabatan publik adalah pribadi yang bermoral
dan berintegritas tinggi.

e. Penegakan hukum dalam rangka pemberantasan korupsi ini harus dilakukan secara terpadu
dan terintegrasi dengan satu tujuan, yaitu untuk memberantas korupsi. SDM penegak hukum
harus berasal dari orang-orang pilihan dan mempunyai integritas tinggi. Sudah saatnya
diakhiri terjadinya ego sektoral atau ego institusional di antara lembaga penegak hukum.
Negara juga perlu memikirkan bagaimana agar tingkat kesejahteraan bagi para penegak
hukum itu baik, tidak berkekurangan dan menjadi penegak hukum yang bersih. Bagaimana
bisa bersih, kalau sapu yang digunakan untuk membersihkan adalah sapu kotor.

KASUS BANTUAN SOSIAL COVID 19

Deskripsi Isu

5
Ketua KPK Firli Bahuri menjelaskan kasus dugaan korupsi Kementerian Sosial ini diawali
dengan adanya pengadaan barang berupa bantuan sosial (bansos) dalam rangka penanganan
Covid-19. KPK menetapkan Juliari Peter Batubara bersama inisial MJS dan AW yang
merupakan pejabat Kementrian Sosial sebagai tersangka penerima suap, Juliari selaku
Menteri Sosial, menunjuk MJS dan AW sebagai pejabat pembuat komitmen dalam proyek
tersebut dengan penunjukan langsung antar rekanan, serta tersangka lain dari pihak swasta,
AIM dan HS ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap. Pengadaan barang itu berupa paket
sembako di Kementerian Sosial pada 2020 dengan nilai Rp 5,9 triliun dengan 272 kontrak
dan dilaksanakan sebanyak dua periode. Diduga disepakati adanya fee dari tiap-tiap paket
pekerjaan yang harus disetorkan pada rekanan kepada Kementerian Sosial melalui MJS.
Untuk fee tiap paket bansos disepakati oleh MJS dan AW sebesar Rp10.000 paket sembako
dari nilai Rp300.000 per paket bansos. Pada konstruksi perkara, KPK mengungkapkan bahwa
Juliari diduga menerima uang suap sekitar Rp8,2 miliar dalam pelaksanaan paket bansos
sembako periode pertama. Diduga diterima fee Rp12 miliar yang pembagiannya diberikan
secara tunai oleh MJS kepada JPB melalui AW dengan nilai sekitar Rp8,2 miliar. Pemberian
uang tersebut selanjutnya dikelola oleh EK dan SN yang merupakan orang kepercayaan
Juliari. Uang tersebut diduga digunakan untuk membayar berbagai keperluan pribadi Juliari.
Selanjutnya, pada periode kedua pelaksanaan bansos sembako, yakni dari Oktober sampai
Desember 2020, terkumpul uang sekitar Rp8,8 miliar. Hal tersebut juga diduga akan
dipergunakan untuk keperluan pribadi. Dengan demikian, Juliari diduga menerima uang suap
total sekitar Rp17 miliar yang digunakan untuk keperluan pribadi.
Pada hari Sabtu, 5 Desember 2020 dini hari, KPK melakukan operasi tangkap tangan
terhadap inisial MJS dan SN. Sejumlah uang disiapkan AIM dan HS di salah satu apartemen
di Jakarta dan Bandung yang disimpan di dalam tujuh koper, tiga ransel dan amplop yang
jumlahnya Rp14,5 miliar. Tim KPK mengamankan MJS, SN, dan pihak-pihak lain di
berbagai tempat di Jakarta dan selanjutnya diamankan di KPK untuk pemeriksaan.

Atas dugaan tersebut, KPK menetapkan Juliari dan empat orang lain sebagai tersangka.
Juliari ditetapkan sebagai tersangka penerima suap bersama MJS dan AW. Sementara itu, dua
orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap, yaitu AIM dan HS.
Meskipun demikian, Juliari Peter Batubara berharap Majelis Hakim PN Ttipikor menjatuhkan
vonis bebas kepada dirinya, ia ingin dibebaskan karena merasa keluarganya menderita dan
keluarganya masih memerlukan sosok seorang ayah. Tetapi hukum tetaplah berlaku, karena
perbuatan tersebut masyarakat juga semakin menderita
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud Md, mengatakan, pejabat pusat
dan daerah yang melakukan tindak korupsi berkaitan dengan anggaran bencana Covid-19
terancam hukuman mati. menurut UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), diancam dengan
paling tinggi seumur hidup atau 20 tahun penjara. Namun, dalam keadaan bencana seperti
saat Covid-19 ini, maka ancaman hukuman mati ini diberlakukan berdasarkan
UU yang berlaku. Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi berbunyi: "Dalam hal tindak pidana korupsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat
dijatuhkan." Kondisi pandemi Covid-19 masuk atau memenuhi unsur 'dalam keadaan
tertentu' sesuai ayat 2 pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

6
Tindak Pidana Korupsi. Sehingga, hukuman mati layak menjadi hukuman bagi pelaku
koruptor bansos.
KPK telah menyangkakan Juliari Peter Batubara melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12
huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sementara itu,
MJS dan AW disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11
dan Pasal 12 (i) Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan AIM
dan HS pemberi suap, disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf atau Pasal 5 Ayat (1)
huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan TIndak Pidana Korupsi.

Penyebab Korupsi Dana Bansos


Penyebabnya adalah lemahnya layanan pengawasan internal di pemerintahan. Penyebab
terjadinya korupsi dana bansos ada berbagai macam, tergantung konteksnya. Seperti yang
kini marak terjadi di Indonesia, kasus korupsi banyak dilakukan oleh orang yang memiliki
jabatan.
Tpi ada faktor – faktor lain yang menyebabkan terjadinya korupsi, terutama dan bantuan
sosial. Diantaranya:
1. Data base yang kacau
Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz
mengatakan, problem dasar dari penyelewengan dana bansos ini adalah data penerima yang
selalu bermasalah.

2. Moral Hazard
Artinya, para penyalur bansos juga seringkali menggunaan kesempatan itu untuk
mendapatkan keuntungan. Senada dengan Donal, Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi
Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Oce Madril juga menyebut data yang tak pernah
beres sebagai biang dari penyelewengan bansos. Ia menjelaskan bahwa ketidakberesan data
kemudian membuat para pengambil kebijakan bersembunyi di balik data-data itu untuk
memanfaatkan kesempatan.
3. Tak ada lembaga khusus
Oce mengatakan, masalah-masalah tersebut seharusnya bisa diatasi jika ada satu lembaga
atau leading sektor untuk menangani bansos, khususnya di saat darurat seperti saat ini.
Selama ini, ada banyak lembaga yang menangani dan mengklaim memiliki program bansos.
Hal itu justru semakin sulit untuk menyatukan dan mengkonsolidasikan data tersebut.
"Sekarang itu banyak lembaga yang mengklaim dan memiliki anggaran masing-masing untuk
bansos. Lembaga-lembaga itu tak mau melepas program ini kepada satu lembaga khusus,"
kata Oce. Menurutnya, banyaknya lembaga yang tak mau melepas program itu karena
birokrasi Indonesia yang masih menggunakan prinsip "di mana ada program, di situ ada
uang."
4. Lemahnya Pengawasan

7
Menurut Oce, lemahnya pengawasan dapat dilihat dari tidak adanya skema yang serius dari
pemerintah. "Pemerintah tidak membuat skema yang serius untuk mengawasi dana bansos,
penyalurannya, apakah itu bener-benar sampai ke masyarakat, pelaporannya, audit kontrol,
itu tidak pernah ada skema yang khusus diperuntukkan dana bansos," jelas dia. Padahal, Oce
menyebut dana bansos merupakan sektor yang paling rawan dikorupsi.
Dampak Korupsi Dana BANSOS
Praktek korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi.
Kondisi ekonomi biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya
modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi. Berikut
dampak dari tindak korupsi yang tidak boleh kita abaikan.
1. Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
Praktek korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi.
Kondisi ekonomi biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat
besarnyamodal yang dilakukan karena penyelenggaraan yang mengarah ketindak korupsi
2. Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
Lemahnya koordinasi dan pendataan, pendanaan dan lembaga karena korupsi, permasalahan
kemiskinan itu sendiri akhirnya akan membuat masyarakat sulit mendaptkan akses ke
lapangan kerja yang disebabkan latar belakang pendidikan, sedangkan untuk membuat
pekerjaan sendri bnyak terkendala oleh kemampuan masalah teknis dan pendanaan.
3. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
Rakyat miskin lebih mendahulukan mendapat bahan pokok untuk hidup daripada untuk
sekolah yang semakin menyudutkan karena mengalami kebodohan jasa pendidikan,
kesehatan, dll. Akses untuk mendapaykan pekerjaan yang layak menjadi sangat terbatas, yang
pada akhirnya rakyat miskin tidak mempunyai pekerjaan dan selalu dalam kondisi yang
miskin dan menciptakan lingkaran setan.
4. Meningkatnya angka kriminalitas
Menurut Transparency International, korupsi dan kuantiatas serta kualitas kejahatan sangat
berkaitan. Solidaritas sosial semakin langka
Masyarakat merasa tidak punya pegangan yang jelas untuk menjalankan kehidupannya
sehari-hari. Ketidkjelasan masa depan serta himpitan hidup yang semakin kuat membuat sifat
kebersamaan dan gotong royong yang selama ini dilakukan menjadi langka.
5. Demoralisasi
Masyarakat menjadi semakin individualis. Mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya
saja, mengapa? Kaena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada pemerintah.
( https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-352352903/kpk-usut-kerugian-negara-akibat-
korupsi-bansos-covid-19-mantan-mensos-juliari-batubara?page=2 )
Pada kasus korupsi dana bansos yang terjadi beberapa waktu lalu juga terdapat banyak
dampak negatif, diantaranya

8
1. Negara mengalami kerugian hingga 32,4 miliar lebih yang jika uang tersebut
digunakan dengan baik pastinya bisa sangat bermanfaat untuk kalangan terdampak covid saat
ini, bahkan bisa saja membantu bangkitnya ekonomi negara saat ini. (
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-352352903/kpk-usut-kerugian-negara-akibat-
korupsi-bansos-covid-19-mantan-mensos-juliari-batubara?page=2 )
Kementeria Sosial hapus santunan korban meninggal akibat Covid-19. Anggota Komisi III
DPR RI, Benny Kabur Harman menilai, ini merupakan dampak kasus dugaan korupsi
bantuan sosial (bansos). Pernyataan itu, sekaligus menanggapi pengakuan Tri Rismaharini
mengaku, penghapusan program santunan korban meninggal akibat Covid-19 karena
Kemensos kekurangan anggaran. (dikutip dari alinea.id

Rekomendasi Alternatif Penyelesaian Isu


Mengingat fenomena korupsi telah memasuki zone Kejadian Luar Biasa (KLB), maka
pendekatan pemberantasan korupsi dipilih cara-cara yang luar biasa (extra ordinary approach)
dan tepat sasaran. Oleh karena itu, kita wajib berpartisipasi dengan menunjukan sikap
antikorupsi. Tindakan membangun sikap antikorupsi sederhana, misalnya dengan cara:

1) Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari dan mengajak orang-orang di


lingkungan sekitar untuk bersikap jujur, menghindari perilaku korupsi.
2) Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar
hak orang lain dari hal-hal yang kecil.
3) Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun
hubungan bertetangga;
4) Melaporkan pada penegak hukum apabila menjadi korban perbuatan korupsi

Kesimpulan
Perbuatan korupsi selalu berawal dari adanya penyalahgunaan kekuasaan, artinya pelaku
korupsi biasanya dilakukan oleh para pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, bahwa
perbuatan menyimpang yang dilakukan oleh aparat birokrasi dalam bentuk korupsi, dapat
membuat kesengsaraan bagi rakyat kecil disuatu negara. Itu artinya dengan perbuatan korupsi
telah terjadi perampasan terhadap hak-hak masyarakat atas hak ekonomi, sosial dan budaya,
itu berarti telah terjadi pelanggaran HAM. Koordinator Bidang Politik Hukum dan
Keamanan, Mahfud Md, mengatakan, pejabat pusat dan daerah yang melakukan tindak
korupsi berkaitan dengan anggaran bencana Covid-19 terancam hukuman mati. Apalagi
dampak yang ditimbulkan akibat korupsi bansos bagi masyarakat kecil sangat besar
diantaranya merebaknya kemiskinan, kriminalitas yang tinggi, kelaparan, dan penurunan
ekonomi yang drastis

Saran
Hendaknya diatur sistem transparasi, akuntabel dan partisipatif yang merupakan ciri dasar
tata kelola pemerintahan yang baik sehingga mudah mendapatkan informasi sebagai bentuk
pengawasan akhirnya pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari ospek laporan
administrasi saja tetapi menyangkut proses keluaran serta manfaat dapat dinilai oleh
9
masyarakat. Kedisiplinan dan pengawasan yang baik serta benar menjadi kunci utama dalam
penyaluran bansos. Sehingga, bansos bisa sampai ke masyarakat utuh tanpa adanya pungli
apalagi korupsi dalam bentuk apapun. Pemerintah pun juga harus memperbaiki data
kependudukan agar lebih jelas dan terstruktur.

KASUS SCR PT.TELKOM


Profil Perusahaan
Sejarah Perusahaan

10
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi 
serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Pada
awalnya di kenal sebagai sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap
atau dengan nama “JAWATAN”. Pada tahun 1961 Status jawatan diubah menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel),PN Postel dipecah menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Dan pada tahun 1974 PN Telekomunikasi
disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang
menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tanggal 14
November 1995 di resmikan PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan
telekomunikasi terbesar di Indonesia.
TELKOM merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar 48,81%. Sebagian besar
kepemilikan saham publik (45,58%) dimiliki oleh investor asing, dan sisanya(3,23%) oleh
investor dalam negeri. TELKOM juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak
perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)
TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon
tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data/internet serta
jasa multimedia lainnya.
Tahun 2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT INDOSAT
sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia
yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara
TELKOM dan INDOSAT. Sejak bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan
telekomunikasi lokal.
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication,
Information, Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.

Misi

 Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang


kompetitif.
 Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

Tujuan

 Menciptakan posisi unggul dengan memperkokoh bisnis legacy & meningkatkan


bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2015.
 Memberikan jasa dengan kualitas prima kepada para pelanggan
 Menjadi panutan bagi perusahaan-perusahaan multimedia di Indonesia

Profil Hubungan Telkom Indonesia dengan Strategic Stakeholder (CSR )


Pola / Model Hubungan Perusahaan Dengan Stakeholder

11
Model pelaksanaan CSR yang dilakukan Telkom Indonesia bermacam-macam
antara lain :

1. Terlibat langsung dalam melaksanakan program CSR nya tanpa melalui perantara
atau pihak lain. Dengan program CSR yang dilakukan internal perusahaan, yaitu
kegiatan Pelestarian Lingkungan, Ketenagakerjaan dan Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (“K3”) . Sementara itu Melalui program CSR yang dilakukan eksternal
perusahaan, meliputi : Program Kemitraan Dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat,
Bagimu Guru Ku Persembahkan, Edukasi Internet Desa Tertinggal, Integrated Digital
School, Edu Campus Development Center, Indonesia Digital School (“IndiSchool”),
Program Listrik Mandiri Rakyat, Broadband Learning Center (“BLC”), Peningkatan
Sarana Ibadah Masyarakat, Program Bantuan Bencana Alam dan Bantuan
Masyarakat, dan CSR Bahari.
2. Melalui Yayasan atau Organisasi sosial perusahaan. Seperti Yayasan Pendidikan
Telkom. YPT adalah Sebuah Yayasan yang diprakarsai oleh PT. Telkom (Telkom
Indonesia) untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi serta pelatihan guna
mengembangkan sumber daya manusia yang profesional di bidang infokom. YPT
memiliki empat lembaga pendidikan tinggi dan satu pusat pelatihan yaitu IT
Telkom,IM Telkom, Stisi Telkom, Politeknik Telkom dan Telkom pdc.
3. Bermitra dengan pihak lain. Dalam menjalankan CSR perusahaan menjalin kerjasama
dengan pihak lain seperti lembaga sosial non pemerintah, lembaga pemerintah , media
massa dan organisasi lainnya. Melalui Program Beasiswa, Bandung Awan
Pengetahuan, Bantuan Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional, Bantuan
Pembangunan Sarana Umum, Taman Bungkul, Peningkatan Kesehatan Masyarakat,
Kegiatan Pelestarian Alam dengan program Go Green Smile.

12
Agenda / Motif Hubungan Perusahaan Dengan Stakeholder
Jenis Program CSR yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk :

A. CSR Internal Perusahaan :

1. PELESTARIAN LINGKUNGAN

Perusahaan berupaya untuk melakukan berbagai program terkait pelestarian lingkungan


hidup yang terangkum dalam program Telkom Go Green Action, meliputi upaya mitigasi
emisi karbon, efisiensi energi gedung perkantoran, efisiensi energi BTS, pemakaian
energi terbarukan, konsep kantor tanpa kertas, pengelolaan limbah, pengelolaan dan daur
ulang air, gerakan bersepeda ke kantor (bike to work), dan earth hour.
Manfaat (motif) perusahaan : Mendorong peningkatan reputasi dalam pengoperasian
perusahaan dengan etika yang baik

2. KETENAGAKERJAAN

a. Rekrutmen SDM
Rekrutmen SDM perusahaan dilakukan melalui rekrutmen internal dan eksternal.
Jumlah pegawai baru yang direkrut selama tahun 2013 sebanyak 838 orang.
Manfaat (motif) perusahaan : Untuk mengoptimalkan sumber daya yang telah dimiliki
melalui sinergi di jajaran Telkom Group agar tercapai efisiensi biaya pergantian
karyawan dan didapatkan kandidat terbaik sesuai keperluan perusahaan.
b. Pengelolaan Hubungan Karyawan dengan Manajemen
Merujuk pada Keputusan Presiden No.83 tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi ILO
No.87 tahun 1948 mengenai Kebebasan Berserikat dan Perlindungan atas Hak
Membentuk Organisasi, beberapa karyawan Telkom mendirikan “Serikat Karyawan
Telkom” atau “SEKAR”. Hingga 31 Desember 2013, SEKAR beranggotakan 16.283
karyawan atau sebesar 91,1% dari total karyawan dalam status bekerja di Telkom dan
dipekerjakan di JVC.
Manfaat (motif) perusahaan : Untuk menghindari terjadinya potensi konflik yang
terjadi antara karyawan dan manjemen perusahaan.
c. Pengembangan Kompetensi
Perusahaan menyelenggarakan berbagai program peningkatan dan pelatihan
kompetensi bagi karyawannya yang saat ini dikelola melalui pembentukan CorpU.
Salah satu program Telkom CorpU adalah international certification dan GTP yang
memberikan peluang bagi talent terbaik perusahaan untuk memiliki global exposure
dan global experience melalui pengiriman mereka ke berbagai Negara. Pengembangan
kompetensi karyawan selama tahun 2013 di berikan kepada karyawan yang masih aktif
dan karyawan yang memasuki masa pension. Program sertifikasi internasional di
berbagai bidang telah diikuti oleh 1.471 karyawan.

13
Manfaat (motif) perusahaan : Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
karyawan agar strategi dan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.
d. Remunerasi Karyawan
Perusahaan memberikan paket remunerasi yang kompetitif bagi karyawan yang terdiri
dari gaji bulanan, berbagai tunjangan dan fasilitas antara lain fasilitas perumahan,
pensiun dan kesehatan sesuai peraturan yang berlaku dan secara rutin dievaluasi agar
pergerakan gaji karyawan kompetitif dengan pasar.
Manfaat (motif) perusahaan : Meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja,
sehingga semangat dan loyalitas terhadap perusahaan akan berkembang.
e. Pelayanan Kesehatan
Perusahaan menyediakan layanan kesehatan yang dikelola oleh Yakes bagi karyawan
beserta keluarga inti yang menjadi tanggungannya. Untuk mengetahui kesehatan
karyawan, setiap tahun perusahaan menyelenggarakan medical check up, yang
hasilnya berupa status kesehatan (stakes). Disamping itu perusahaan juga telah
menerbitkan kebijakan paradigma hidup sehat. Jaminan kesehatan juga disediakan
untuk seluruh karyawan yang telah pensiun, termasuk keluarga yang menjadi
tanggungan dalam dua jenis pendanaan, yakni:

 bagi karyawan yang diangkat sebagai pegawai sebelum tanggal 1 November


1995 dan memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun, berhak mengikuti jaminan
layanan kesehatan yang dikelola oleh Yakes Telkom. Selama tahun 2013, jumlah
karyawan dan pensiunan beserta keluarga intinya yang menjadi peserta layanan
kesehatan Yakes mencapai 113.629 orang.
 bagi semua karyawan tetap lainnya, memperoleh layanan kesehatan dalam
bentuk tunjangan asuransi.

Untuk karyawan entitas anak diberikan tunjangan kesehatan melalui program


jaminan kesehatan yang disponsori oleh pemerintah yang dikenal sebagai Jamsostek.
Manfaat (motif) perusahaan : Diharapkan berdampak pada perbaikan produktivitas
perusahaan.
f. Program Pensiun
Perusahaan memiliki dua program pensiun, yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti
(“PPMP”) yang ditujukan bagi karyawan tetap yang direkrut sebelum tanggal 1 Juli
2002 dan Program Pensiun Iuran Pasti (“PPIP”) yang berlaku bagi karyawan tetap
lainnya.
Manfaat (motif) perusahaan : Meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja,
sehingga semangat dan loyalitas terhadap perusahaan akan berkembang.

g. Penghargaan karyawan

14
Secara rutin, perusahaan memberikan apresiasi kepada karyawan dan unit yang
berprestasi dalam mendukung pencapaian target bisnis perusahaan. Berbagai
penghargaan telah dianugerahkan kepada karyawan berprestasi baik dari internal
maupun dari pihak eksternal serta penghargaan yang diserahkan untuk unit-unit
berprestasi meliputi:

 penghargaan internal dianugerahkan kepada 443 karyawan;


 penghargaan eksternal berupa tanda jasa kehormatan dari Pemerintah
(Presiden RI) kepada delapan karyawan; dan
 penghargaan unit diserahkan kepada empat unit.

Manfaat (motif) perusahaan : Pemberian penghargaan ini untuk memotivasi


karyawan agar memberikan kontribusi yang lebih baik di periode mendatang.

Penggunaan dana dari beberapa program ketenagakerjaan Telkom selama tahun


2013:

a. Biaya pelatihan yang dikeluarkan untuk karyawan yang memasuki masa pensiun
sebesar Rp1,5 miliar.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kesejahteraan bagi karyawan yang
sudah pensiun sebesar Rp10,2 miliar.
c. Biaya yang dikeluarkan untuk program rekrutmen adalah sebesar Rp7,5 miliar.
d. Alokasi biaya program pengembangan kompetensi sebesar Rp265,3 miliar.
e. Kontribusi untuk pelayanan kesehatan pascakerja dan tunjangan asuransi selama
tahun 2013 adalah masing-masing sebesar Rp302 miliar dan Rp17 miliar.
f. Kontribusi Perusahaan untuk PPMP dan PPIP selama tahun 2013 masing-masing
mencapai Rp182 miliar dan Rp6 miliar.
g. Biaya yang dikeluarkan untuk penyerahan penghargaan adalah sebesar Rp8,5
miliar.

3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (“K3”)

a. Pelatihan tentang Keselamatan Kerja:

 Simulasi Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di Witel Bogor.


 Pelatihan dan simulasi Tanggap Darurat bencana alam gempa bumi di Jakarta
Timur.
 Simulasi Tanggap Darurat Bencana Banjir terhadap objek vital bekerja sama
dengan TNI Angkatan Laut di Witel Bekasi.
 Seminar K3 yang diselenggarakan bersama Jaring K3 selama dua bulan sekali.

b. Program “zero accident”, untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan di


lingkungan kerja

15
c. Aplikasi SMK3 Online dan Safety Care Online
Aplikasi SMK3 Online digunakan untuk aktivitas monitoring, evaluasi dan analisis
informasi internal perusahaan secara online. Aplikasi safety care online sarana untuk
menumbuhkan kepedulian pegawai terkait aspek-aspek K3 di lokasi kerja.

Manfaat (motif) Perusahaan dari program K3 : Untuk mencapai tingkat


kecelakaan nihil atau zero accident. Dan meningkatkan Keselamatan Kerja Karyawan
untuk meminimalkan jumlah karyawan yang cedera sehingga dapat memperlancar
kegiatan operasional perusahaan.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan K3 pada tahun
2013 adalah sebesar Rp1,7 miliar.

B. CSR Eksternal Perusahaan :


1. PROGRAM KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
a. Program Kemitraan
Program Kemitraan memberikan bantuan pinjaman bergulir untuk modal kerja
maupun bantuan pendanaan untuk pelatihan kewirausahaan bagi pelaku Usaha
Mikro dan Kecil (“UMK”) di sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, jasa dan sektor lainnya. Sampai dengan akhir tahun 2013,
perusahaan tercatat memiliki 3.975 mitra binaan di seluruh Indonesia, sementara
penyaluran pinjaman bergulir tercatat sebesar Rp124,4 miliar.
Agenda / Motif CSR Perusahaan :
Agenda / motif Program Kemitraan : alasan ekonomi, yaitu untuk
menarik simpati masyarakat dengan membangun image positif bagi perusahaan,
meskipun dengan adanya program kemitraan ini masyarakat akan terbantu tapi
tujaan akhirnya tetap pada peningkatan profit.
2. BANTUAN SOSIAL MASYARAKAT
Selama tahun 2013, perusahaan telah menyalurkan bantuan dalam skema
Bantuan Sosial Masyarakat senilai Rp57,2 miliar. Dana tersebut digunakan untuk
berbagai pembangunan sarana public meliputi bencana alam, pendidikan/pelatihan,
kesehatan masyarakat, sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam.
a. Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat
i. Bagimu Guru Ku Persembahkan
Program ini sudah berjalan selama 7 (tujuh) tahun sebagai salah satu upaya
untuk membantu menciptakan pendidikan yang berkualitas di Indonesia,
terutama melalui bantuan pelatihan dan lain-lain guna meningkatkan
kapabilitas dan kualitas para guru di Indonesia.

16
ii. Program Beasiswa
Bekerja sama dengan salah satu institusi pendidikan tinggi di Jakarta,
dengan memberikan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi akademik namun
kurang mampu. Berbeda dengan progam-program beasiswa perusahaan
lainnya yang sudah ada, beasiswa ini tidak memiliki ikatan dinas.
iii. Edukasi Internet Desa Tertinggal
Untuk membantu memperluas wawasan masyarakat dan terutama
generasi muda yang berdiam di desa tertinggal di lokasi yang sulit dijangkau,
perusahaan melakukan edukasi internet melalui kunjungan ke lokasi dengan
kendaraan motor yang telah dilengkapi khusus dengan perangkat komputer
dan akses internet nirkabel.
iv. Bandung Awan Pengetahuan
Perusahaan mengembangkan Bandung Awan Pengetahuan bekerja
sama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (“LPIK”)
ITB. Bandung Awan Pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan yang
dikembangkan oleh para guru dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa
untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional. Kegiatan Bandung
Awan Pengetahuan diawali dengan workshop untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menciptakan materi ajar digital. Selanjutnya adalah
kegiatan lomba-lomba, diantaranya lomba mengembangkan materi ajar digital
yang diikuti oleh para guru. Atas inisiatif para guru, khususnya terkait dengan
upaya Bandung Awan Pengetahuan, juga telah dibentuk forum Komunitas
Guru Digital (“KGD”).
v. Integrated Digital School
Program CSR di bidang edukasi dari Telkomsel, entitas anak
perusahaan, berupa dukungan fasilitas penunjang pendidikan yang
menerapkan teknologi DNA (devicenetwork- application) bagi komunitas
sekolah. Program ini diperkenalkan pada tahun 2012, dan di tahun 2013 telah
diperluas sehingga menjangkau 25 sekolah di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Timur dan Bali.
vi. Edu Campus Development Center
Program Edu Campus Development Center (“ECDC”) dari Telkomsel,
entitas anak perusahaan, bertujuan untuk memberikan kemampuan non-
akademik bagi peserta calon sarjana strata satu (S1) yang akan masuk dunia
kerja atau usaha. Peserta program akan memperoleh pelatihan untuk sertifikasi
internasional dari Adobe Certified Associate (“ACA”), Microsoft Office
Specialist (“MOS”) dan Microsoft Technology Associate (“MTA”) melalui
ujian online. Pada tahun 2013, program ECDC diselenggarakan di lima
perguruan tinggi di Indonesia yaitu ITB, ITS, USU, Unmul dan Undip, dengan
total peserta 2.000 peserta.

17
vii. Bantuan Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional
Perusahaan membantu peningkatan prestasi olahraga nasional melalui
program dan aktivitas meliputi bantuan dana untuk penyelenggaraan try-out
dan persiapan tim cabang golf ke SEA Games 2013 di Myanmar, kerja sama
multi-event antara Telkom dan KONI untuk pembinaan atlet cabang olahraga
sepeda yang akan mengikuti SEA Games 2013, Asian Games 2014, SEA
Games 2015, dan Olimpiade 2016, dukungan dana bagi dua petenis yunior
untuk mengikuti berbagai event kompetisi selama satu tahun, bantuan
pembinaan tennis lapangan dalam bentuk kejuaraan Telkom FIKS, bantuan
partisipasi pada Pekan Olahraga BUMN 2013 dan bantuan pengiriman atlet
bridge Telkom Group pada Transnational Open Team Championship ke-19.
viii. Indonesia Digital School (“IndiSchool”)
Program IndiSchool merupakan salah satu inisiatif CSR perusahaan di
bidang pendidikan, dan bagian dari partisipasi perusahaan untuk memajukan
bangsa dan negara Indonesia. Dalam program IndiSchool perusahaan
membangun fasilitas internet broadband di sekolah-sekolah dalam upaya
“Membangun Indonesia Cerdas” dengan dukungan TIK. Dengan adanya akses
yang lebih baik, dengan biaya terjangkau untuk memperoleh informasi
khususnya konten edukasi, diharapkan para murid dan guru dapat
meningkatkan kualitas dari aktivitas belajarmengajar. Program IndiSchool
menargetkan instalasi perangkat Wi-Fi untuk akses internet broadband di
100.000 sekolah di seluruh Indonesia. Program IndiSchool juga diarahkan
untuk mempersempit kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah-sekolah
di perkotaan dan sekolah yang berlokasi di daerah tertinggal, pulau-pulau
terluar maupun daerah perbatasan di Indonesia melalui pemasangan perangkat
VSAT (Very Small Aperture Terminal) dengan antenna parabola untuk
memberikan akses internet. Sampai bulan Desember 2013, perusahaan telah
menggelar titik akses internet Wi-Fi di 17.845 sekolah di seluruh Indonesia.
Agenda / Motif CSR Perusahaan :
Agenda/motif Program Bagimu Guru Ku Persembahkan, Bandung Awan
Pengetahuan, dan Bantuan Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional : Alasan
ekonomi, Meningkatkan citra perusahaan dimata stakeholder, Membina
hubungan/interaksi yang positif dengan komunitas lokal, pemerintah, dan
kelompok-kelompok lainnya. Setelah citra perusahaanan dan hubungan baik
antara stakeholder sudah terbangun dengan baik maka perusahaan dapat
Meningkatkan keberlanjutan usaha, terutama untuk tetap mendapatkan
konsumen yang loyal dan setia dalam menggunakan produk dan jasa dari
Telkom.
Agenda / motif Program Edukasi Desa Tertinggal, Indonesia Digital
School (“IndiSchool”), dan Integrated Digital School : Alasan ekonomi, akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang internet, tetapi di lain sisi
program ini digunakan perusahaan untuk mempermudah akses masuk ke pasar
atau pelanggan.
Agenda / motif program Beasiswa dan Edu Campus Development Center :
Alasan Sosial, dengan adanya program beasiswa akan mendorong

18
peningkatan reputasi yang baik perusahaan dengan etika yang baik untuk
meningkatakan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pendidikan sehingga
tercipta kepercayaan dan respek dari pihak terkait. Namun dengan program ini
sebenarnya digunakan perusahaan untuk meningkatkan keberlanjutan usaha,
terutama dalam pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia perusahaan.
b. Pengembangan Prasarana dan Sarana Umum
Berbagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat di bidang sarana dan prasarana telekomunikasi. Kegiatan yang
dilakukan antara lain :
i. Program Listrik Mandiri Rakyat
Program ini bertujuan membantu percepatan program elektrifikasi
nasional ke lokasi-lokasi yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN,
dengan memanfaatkan teknologi pico-power yang sederhana dan mudah
diaplikasikan secara swadaya oleh masyarakat.
ii. Broadband Learning Center (“BLC”)
Kegiatan lain yang dijalankan dan berhubungan dengan perluasan
akses masyarakat untuk menjangkau fasilitas TIMES yang perusahaan kelola
adalah pemberian bantuan membangun akses internet. Peran BLC saat ini
adalah sebagai tempat pelatihan mengenai dasar-dasar internet, mencerdaskan
serta mendidik masyarakat melalui pelatihan internet dan mendidik para
pengusaha UKM, khususnya yang menjadi mitra binaan Telkom, dengan
memberikan pelatihan cara membuat blog untuk memasarkan produk-
produknya melalui internet secara online.
iii. Bantuan Pembangunan Sarana Umum
Bantuan diberikan dalam bentuk partisipasi pada berbagai kegiatan
pembangunan sarana maupun prasarana, yang digunakan masyarakat luas.
Pembangunan dapat dilakukan atas inisiatif pemerintah daerah maupun
organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan perusahaan meliputi:

 Bantuan pembangunan/renovasi sekolah di Deli Serdang, Jakarta,


Bekasi, Bogor, Bandung, Ciparay, Rancaekek, Sukabumi, Bojonegoro,
Pontianak, Balikpapan, Singaraja, Atambua.
 Bantuan sarana mandi, cuci dan kakus (“MCK”) di Jakarta, Bandung,
Garut, Banjarmasin, Palangkaraya.
 Renovasi lapangan olahraga, perbaikan jalan/selokan di lingkungan
masyarakat, pengadaan air bersih, perbaikan poskamling, dan lainnya di
berbagai daerah.

iv. Taman Bungkul


Taman Bungkul berlokasi di Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa
Timur, yang sebelumnya merupakan kawasan kumuh. Pada tahun 2007,
kawasan ini direnovasi menggunakan dana Program Bina Lingkungan senilai
Rp1,2 miliar. Setelah renovasi, area seluas 1.400 m2 ini kini menjadi sebuah
taman kota di tengah tengah kota Surabaya, dilengkapi dengan area skateboard
19
dan sepeda BMX track, jogging track, area open stage yang biasa digunakan
untuk live performance, dan area green park. Perusahaan juga memasang
telepon umum dan jaringan Wi-Fi gratis di lokasi tersebut. Kini Taman
Bungkul menjadi salah satu obyek wisata umum yang banyak dikunjungi oleh
masyarakat kota Surabaya maupun wisatawan yang berkunjung ke Surabaya,
terutama di malam hari, untuk menikmati berbagai fasilitas hiburan yang ada
disana, termasuk wisata kuliner. Taman Bungkul memperoleh penghargaan
Asian Townscape Sector Award 2013, salah satu penghargaan dalam ajang
tahunan Asian Townscape Award (“ATA”).
Agenda / motif CSR perusahaan :
Agenda / motif Pengembangan Prasarana dan Sarana Umum : alasan
Sosial, Meningkatkan citra perusahaan dimata stakeholder, Membina
hubungan/interaksi yang positif dengan pemerintah, dan kelompok-kelompok
lainnya. Sehingga secara tidak langsung akan mengurangi resiko perusahaan
yang mungkin dapat terjadi, terutama jika terjadi konflik atau masalah dengan
stakeholder.

c. Peningkatan Kesehatan Masyarakat


Perusahaan berpartisipasi dalam melayani masyarakat mengenai bantuan
kesehatan pada arus mudik tahun 2013 bekerjasama dengan STIKES Dharma
Husada Bandung dalam bentuk posko pelayanan Kesehatan di enam titik rawan
kecelakaan lalu lintas yaitu Cikalong Wetan, Rajamandala, Jalan Cagak Subang,
Patok Beusi, Puska Nagara dan Limbangan Garut. Aktivitas bantuan kesehatan
masyarakat lainnya adalah kegiatan donor darah di Bandung, Jember, Surabaya,
Jakarta dan Medan, khitanan massal, peningkatan gizi dan posyandu, dan
pemberian alat bantu kaki palsu.
Agenda / motif CSR perusahaan :
Agenda / motif Peningkatan Kesehatan Masyarakat : Alasan sosial, untuk
Membina hubungan/interaksi yang positif dengan masyarakat, sehingga akan
tercipta citra perusahaan yang positif.
d. Peningkatan Sarana Ibadah Masyarakat
Perusahaan juga berpartisipasi dalam upaya peningkatan kualitas
kehidupan beragama di Indonesia, antara lain melalui pemberian bantuan bagi
pembangunan maupun pemeliharaan sarana ibadah, baik mesjid, gereja maupun
bangunan keagamaan lainnya. Pada tahun 2013, bantuan sarana beribadah
antara lain berupa:

 Pembangunan pesantren An-Nahl di Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat.


 Pembangunan Taman Pendidikan Al-Quran di Kecamatan Cibodas,
Tangerang, Banten
 Pembangunan Pondok Bacaan Al-Quran di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa
Barat.
 Bantuan bangunan gereja di Toraja, Papua, Simalungun dan Toba-
Samosir.
20
 Bantuan pembangunan masjid di berbagai daerah.
 Bantuan pembangunan asrama Ponpes Tahfidz Tanbihul Ghofilin
Cibinong.

Agenda / motif CSR perusahaan :

Agenda / motif Peningkatan Sarana Ibadah Masyarakat : Alasan religi, untuk


membina hubungan baik dengan masyarakat dengan meningkatkan kualitas
kehidupan beragama di Indonesia. Jika hubungan baik dengan masyarakat sudah
terbina dengan baik maka akan mempermudah akses masuk ke pasar atau
pelanggan.
e. Program Bantuan Bencana Alam dan Bantuan Masyarakat
Perusahaan senantiasa berpartisipasi meringankan penderitaan para korban
bencana alam yang terjadi di Indonesia, baik pada saat bencana maupun pasca-
bencana. Bantuan tersebut berupa donasi sembako dan dapur umum, obatobatan
dan posko kesehatan, tenda mandicuci- kakus (“MCK”), dan fasilitas
telekomunikasi gratis.
Pada tahun 2013, kegiatan bantuan pascabencana antara lain adalah:

 Bantuan bagi pengungsi Gunung Sinabung, bulan September 2013.


 Bantuan bagi korban banjir di beberapa daerah lain seperti Jabodetabek,
Pekalongan, Sukoharjo, Bojonegoro, Sampang Madura dan Kendari.
 Penanggulangan bencana gempa bumi Aceh. Pengerahan Crisis
Management Team ("CMT") untuk menangani dampak bencana gempa
bumi di Aceh, melalui pendirian posko untuk penyaluran bantuan bagi
korban bencana serta mengamankan dan memperbaiki infrastruktur
telekomunikasi yang terganggu di wilayah tersebut.
 Telkomsel, entitas anak perusahaan, mengoperasikan program TERRA
(Telkomsel Emergency Response and Recovery Activity) sebagai langkah
tanggap darurat saat terjadi suatu bencana alam di Indonesia. Pada tahun
2013, program TERRA antara lain menangani bencana gempa bumi Aceh,
bencana banjir di Ambon dan Bencana erupsi Gunung Sinabung.

Agenda / motif CSR perusahaan :

Agenda / motif Program Bantuan Bencana Alam dan Bantuan Masyarakat :


Alasan Etika untuk peningkatan reputasi perusahaan dengan etika yang baik .

f. Pelestarian Alam
Perusahaan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan penghijauan di berbagai
daerah di Indonesia yang diselenggarakan bersama dengan lembaga-lembaga
sosial masyarakat.
i. Go Green Smile

21
Program aktivitas yang merupakan wujud kepedulian perusahaan
terhadap pelestarian lingkungan hidup, dengan melaksanakan:

 Aksi pembersihan pantai di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, untuk


mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari sekitar 100 ton
sampah per hari dari Jakarta yang terbuang ke laut di perairan
Kepulauan Seribu.
 Penanaman 15.000 pohon bakau di Kampung Garapan, Desa Tanjung
Pasir, Tangerang, pada tanggal 8 Juni 2013.
 Pembuatan Green Belt untuk minimisasi abrasi pantai di Indramayu.
 Penanaman pohon/penghijauan di Bandar Lampung, Makassar,
bantaran sungai Bengawan Solo, Jember dan Madura.
 Pembuatan lubang biopori di Bogor dan Bandung.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan partisipasi


kalangan pelajar/ mahasiswa, pecinta lingkungan dan masyarakat
setempat.
ii. CSR Bahari
Telkomsel, entitas anak perusahaan, menyelenggarakan program CSR
Bahari dalam rangka berpartisipasi menjaga kelestarian alam laut dan pantai
di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan adalah penanaman terumbu karang
dan pembersihan daerah pantai, serta bantuan fasilitas komunikasi seluler
bagi personil TNI yang bertugas di lokasi maupun nelayan setempat.
Program CSR Bahari untuk pertama kalinya diselenggarakan pada tanggal
28 Oktober 2013 di empat lokasi yaitu P. Weh, Biak, Sangihe dan
Maumere. Pemilihan tanggal dan lokasi kegiatan, yaitu bertepatan dengan
peringatan Hari Sumpah Pemuda serta penyelenggaraan di empat titik
terluar kepulauan Indonesia, mencerminkan keberadaan Telkomsel sebagai
alat pemersatu bangsa melalui layanan telekomunikasi.

Agenda / motif CSR perusahaan :

Agenda / motif Pelestarian Alam : Alasan sosial yaitu perusahaan


melakukan program CSR untuk memenuhi tanggung jawab sosial kepada
masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi pada wilayah oang lain
perusahaan harus memperhatikan masyarakat sekitarnya. Perusahaan harus
ikut menjaga lingkunga dari kerusakan yang ditimbulkan.

Pada tahun 2013, penggunaan dana untuk seluruh kegiatan Program


Pengembangan Sosial Masyarakat (CSR) di eksternal perusahaan mencapai
Rp181,7 miliar.

22
ANALISIS INTERNAL DAN EKSTERNAL

3.1 Analisis Kondisi Perusahaan Menggunakan BSC Model

ANALISIS INDIKATOR CSF


PERSPEKTIF DIVISI CUSTOMER MARKETING & SALES CUSTOMER CARE UNIT BILLING &
SERVICE COLLECTION
Keuangan a. Operating Revenue 1. Operating Revenue (PL) 1. Operating Revenue (Kumulatif ) 1. EBITDA (Kumulatif)
(Personal Line) 2. Usage (Kumulatif) – Wireline, 2. Growth Revenue Prime 2. Beban Usaha Kas UBC
b. EBITDA wireless, dan speedy Customer 3. C3MR – Wireline, wireless,
c. Pencapaian Cash 3. Beban Usaha Kas dalam 3. Usage (Kumulatif) – Wireline, dan speedy
Collection Current Month Pengendalian Bidang wireless, dan speedy 4. Collecting Ratio
(C3MR) DIVRE Marketing & Sales (kumulatif) 4. Beban Usaha Kas dalam 5. Collection 3 bulan –
 Wireline 4. Growth Jumlah call SMS Pengendalian Bidang Customer Wireline, wireless, dan
 Wireless Wireless Care (kumulatif) speedy
 Speedy 5. Growth User TENI (Telkom 6. Efektivitas Reminding –
Net Instant) Reminding Call dan
6. Rata-rata user aktif 007 Reminding Later
7. Rata-rata user aktif VoIP (T.
Global & T. Save)

Pelanggan a. CSI (Customer Satisfaction 1. Net Additional LIS) – 1. CSI, CLI, dan CDI (Customer 1. CSI dan CLI
Index) Kumulatif Wireline, Wireless, Disatisfaction Index) 2. Tingkat keberhasilan Isolir
b. CLI (Customer Loyalty dan Speedy (postpaid) 2. Tindak lanjut hasil CSLS Massal karena menunggak
Index) 2. Akurasi Data Stock Kartu ( Bidang Service ) 3. SLG Buka Isolir – Wireline
c. DSI (Dealer Satisfaction 3. CSI dan CLI 3. Respon time phone-in contact dan speedy
Index) center (147) 4. Rata-rata (triwulan) keluhan
d. Market Share - Wireless 4. Jumlah keluhan / komplain terhadap billing & isolir
dan Speedy pelanggan (Growth)
e. Penambahan Jumlah
Pelanggan (Net Additional 5. Pengendalian churn ( Rata-rata 5. Interface Billing SISKA
LIS) – Kumulatif Wireline, Churn / LIS ) – POTS, flexi (Sistem Informasi Customer)
Wireless, dan Speedy Classy, dan Speedy (postpaid) 6. Interface Billing SBF
f. Pencapaian Pemenuhan 6. Market share – wireless dan (Sistem Billing Flexi)

23
SLG (Service Level speedy
Guarantee) untuk Personal 7. Pemenuhan SLG untuk Personal
Line - Wireline dan Speedy Line - Wireline dan Speedy

Proses Bisnis a. Operasional Excellent 1. Realisasi sales AD (Dealer 1. Penyusunan dokumen service 1. Billing Process Cycle Time
Internal  Efektifitas Compliance Resmi-Autorized Dealer) plan 2009 – 2011 2. Akurasi kwitansi Billing
Program 2. Jumlah keluhan AD 2. Efektivitas implementasi risk 3. Penyelesaian ditolak
 Pencapaian Program 3. Canvasing Outlet management (rejected)
Sinergi 4. Sales Quality - Kumulatif 3. Implementasi program CID 4. Evaluasi efektivitas metoda
TELKOMGroup Wireline, Wireless, dan (Customer ID) PL nasional pencairan piutang
 Pencapaian CAPEX Speedy (postpaid) 4. Jumlah Inovasi untuk Usage 5. Evaluasi mitra payment
(Sentralisasi & 5. Efektivitas implementasi risk Improvement / perbaikan proses 6. Efektivitas implementasi risk
Desentralisasi) – Non management layanan management
Kumulatif 6. Jumlah Inovasi Usage 7. Jumlah Inovasi Usage
 Deployment Alpro Improvement & Perbaikan Improvement & Perbaikan
(Kumulatif Wireline & Proses Layanan (kumulatif) Proses Layanan (kumulatif)
Speedy)
 Pemenuhan SLA
Performansi Jaringan
Akses
 Implementasi Program
CID Nasional (PL)
b. Pencapaian Fixed Business
 Total FBIP Revenue
Contribution
 Jumlah Sales
Pembelajaran & Kualitas Pengelolaan Inovasi Pengiriman pelatihan Pengiriman pelatihan Pengiriman pelatihan
Pertumbuhan (Inovasi Award)

24
BALANCE SCORE CARD

No RESPONSIBILITY (KPI) SATUAN BOBOT TARGET REALISASI PENCAPAIAN HARMONISASI KINERJA


1. Perspektif Keuangan 45 42,4
a. Revenue (Personal Line) Rp T 20 2.913.025 2.762.979 94,85% 94,85% 23,7
b. EBITDA Rp T 25 2.475.108 2.320.167 93,74% 93,74% 18,7

2. Perspektif Pelanggan 35 32,73


a. CSI % 5 70 87,9 125,6 % 105,0% 5,25
b. CLI % 5 90 95,8 106,4% 105,0% 5,25
c. Penambahan Jumlah Pelanggan (Net
Additional LIS) – Kumulatif Wireline, % 13
Wireless dan Speedy
 Wireline SSL 3 (30.913) (57.128) 15,2% 60,0% 1,8
 Wireless SSF 4 468.904 557.956 119,0% 119,0% 4,76
 Speedy SSL 6 109.853 54.282 49,4% 60% 3,60
d. Pencapaian Pemenuhan SLG
(Service Level Guarantee) untuk 12
Personal Line
 Wireline % 5 95 95,79 100,8% 100,32% 5,02
 Speedy % 7 90 93,33 103,7% 100,75% 7,05
3. Perspektif Proses Bisnis Internal 15 14,43
a. Operasional Excellent
 efektifitas compliance program % 5 100 100 100,0% 100,0% 5,0
 pencapaian program sinergi % 5 100 100 100,0% 100,0% 5,0
b. Pencapaian Fixed Business %
Total FBIP (Fixed Business % 2 36,41 23,37 64,19% 64,19% 1,28
Improvement Program) Revenue
Contribution
Jumlah Sales % 3 153,410 275,468 179,6% 105,0% 3,15
4. Perspektif Pembelajaran & 5 4,75
Pertumbuhan % 5 100 95 95,0% 95,0% 4,75
Kualitas Pengelolaan Inovasi
TOTAL 100 94,31

25
ANALISIS BALANCED SCORECARD
Indikator dari Balanced Score Card yang tidak mencapai target :
 Perspektif Keuangan :
1. Revenue (Personal Line) dan EBITDA (Earning Before Tax Depreciation and
Amortization)

EBITDA tidak memenuhi target sebesar 93,74% dan hal ini berbanding lurus dengan
revenue yang juga tidak memenuhi target dengan tingkat pencapaian 94,85%, kondisi
ini sebenarnya sudah baik tetapi perlu evaluasi untuk bisa mencapai target. Hal ini
dikarenakan banyak faktor seperti munculnya banyak pesaing baru di industri
telekomunikasi seperti NTS/Axis, Hutchison (3), Bakrie Telecom, Mobile 8, Smart
dan Sampoerna Telecom, yang menyebabkan pendapatan Telkom tidak memenuhi
target. Sehingga diharapkan Telkom melakukan inovasi-inovasi terhadap produknya,
dan harus melakukan program promosi secara efektif.

 Perspektif Pelanggan
1. Penambahan jumlah pelanggan ( Wireline dan speedy )

Pada analisis Penambahan Jumlah Pelanggan, tingkat realisasi produk wireline


mencapai 15,2% dan produk speedy mencapai 49,4% atau tidak memenuhi target
yang telah ditentukan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
loyalitas pelanggan kepada produk wireline dan speedy Telkom. Peningkatan
loyalitas pelanggan dapat dicapai dengan meningkatkan mutu pelayanan dan citra
produk. Citra produk yang baik tidak akan pernah dapat mencapai harapan apabila
tidak didukung oleh mutu produk yang baik.

 Perspektif Proses Bisnis Internal


1. Total FBIP (Fixed Business Improvement Program) Revenue Contribution

Pada analisis Pencapaian Fixed Business, Total FBIP (Fixed Business


Improvement Program) mencapai 64,19%. Jumlah tersebut sebenarnya cukup
bagus tetapi masih harus ditingkatkan lagi untuk mencapai target yang diinginkan
perusahaan. Pilihan produk serta beragam jenis layanan yang ditawarkan
merupakan keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Adanya kebocoran
pendapatan yang disebabkan oleh kontrol pada level transaksi, kemungkinan
terlambatnya proses transaksi, dan kemungkinan adanya kecurangan yang
dilakukan oleh pelanggan merupakan kelemahan dari perspektif ini. Dengan
meningkatkan aplikasi teknologi yang terbarukan diharapkan Telkom mampu
mengatasi kelemahan tersebut.

 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


1. Kualitas Pengelolaan Inovasi

Pencapaian kualitas pengelolaan inovasi sebesar 95% dapat dikatakan cukup


memuaskan karena pencapaian ini mendekati target perusahaan. Untuk
meningkatkan kapabilitas pegawai, Telkom telah memberikan fasilitas pelatihan.
Program pelatihan ini dapat meningkatkan profesionalisme pegawai jika didukung
dengan peningkatan koordinasi di lingkungan internal dan peningkatan sistem
informasi untuk optimalisasi pekerjaan .
26
Analisis Kompetitif Advantage Telkom Indonesia Dengan Menggunakan Model Porter

1. Ancaman produk pengganti

Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia


lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka
ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi dari jasa telekomunikasi,
misalnya:

a. Jasa Transportasi

kelebihan jasa ini adalah antara lain:

 pengguna nantinya bisa bertatap muka secara langsung


 proses komunikasi bisa berlangsung lebih efektif dan fleksibel

kelemahan jasa ini adalah antara lain :

 membutuhkan waktu yang cukup lama


 membutuhkan tenaga yang lebih besar

Dari segi biaya, secara umum jasa transportasi relatif lebih mahal dari jasa
telekomunikasi.

b. Jasa Pos

kelebihan jasa ini adalah antara lain:

 komunikasi yang ada terdokumentasi dengan baik


 lebih mudah dilacak sumber informasi

kelemahan jasa ini antara lain:


 membutuhkan waktu yang lebih lama
 tidak dapat berkomunikasi secara langsung
Dari segi biaya, secara umum jasa pos relatif lebih murah dari jasa telekomunikasi.

c. Jasa Pers

kelebihan jasa ini antara lain:

 lebih informatif
 lebih nyaman

kelemahan jasa ini antara lain: informasi cenderung bersifat satu arah. Dari segi biaya,
secara umum jasa pers relatif lebih murah dari jasa telekomunikasi.

27
Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya,
maka kecenderungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal
kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.

2. Daya Tawar Pelanggan

Berdasarkan laporan tahunan PT TELKOM Indonesia 2013 Pelanggan seluler 131,5


juta, Pelanggan mobile broadband (“Flash”) 17,3 juta dan Pelanggan Blackberry 7,6 juta.
Pelanggan seluler mengalami peningkatan sebesar 5,1 % dari tahun 2012. Hal ini
menunjukkan bahwa Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan

Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat
terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena
tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan
memang cukup banyak mempunyai pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan-pilihan tertentu
dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.

Jadi berdasar data-data di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan
meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum
digarap.

3. Daya Tawar Pemasok

PT Telkom dan PT Indosat sebagai penyelenggara jasa saluran langsung internasional


(SLI) memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan
kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.Kebutuhan dalam negeri
pada tahun 1997 mencapai kurang lebih 500.000 single core kilometer , sebenarnya produsen
kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian
kenyataannya lain, karena hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri
masih diimpor dari luar negeri Sehingga pasokan untuk memenuhi kebutuhan kabel serat
optik masih tergantung pada produsen luar negeri.Kondisi daya tawar PT TELKOM tidak
terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika fluktuasi
nilai tukar mata uang dalam negeri tidak stabil hal ini yang menjadi bumerang terhadap
perusahaan telekomunikasi di Indonesia seandainya nilai tukar rupiah melemah.

4. Kondisi Persaingan Antar Perusahaan

Telah kita ketahui bahwa pemain dominan dalam industri telekomunikasi di Indonesia
sampai saat ini adalah PT TELKOM. Beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya, yang di
dalamnya PT TELKOM mempunyai bagian saham, yaitu: Telkomsel, Komselindo, Mobisel,
Metrosel, Pasifik Satelit.

Sedangkan struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN
(dalam hal ini adalah PT TELKOM dan PT Indosat), sesuai dengan UU No 3/1989, adalah
sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar
melalui kerjasama patungan, kerjasama operasional, dan kontrak manajemen dengan PT
TELKOM dan PT Indosat.

28
Berdasarkan struktur dan bentuk kerjasama ini, sebetulnya persaingan yang terjadi
dalam industri telekomunikasi bisa dikategorikan sebagai berikut:

1. Untuk jasa telekomunikasi dasar yaitu jasa telepon sambungan tetap terdapat dua
pemain yaitu TELKOM dan Ratelindo, bila dilihat dari struktur modal dan jaringan
tampaknya TELKOM sangat menguasai pasar ini. Sehingga kondisi persaingannya
menjadi tidak seimbang. Terlebih lagi ratelindo menggunakan teknologi radio yang
sifat sambungannya tidak stabil dan sangat dipengaruhi kondisi cuaca. Dan TELKOM
mempunyai hak monopoli terhadap jasa telekomunikasi dasar ini hingga tahun 2006.
2. Untuk jasa telekomunikasi sambungan internasional terdapat dua pemain, yang boleh
dikatakan sebagai duopoli, yaitu Indosat dengan 001-nya dan satelindo dengan 008-
nya. Persaingan antara keduanya tidak terlalu ketat, namun cukup bersaing dalam
memperubutkan pasar, yang terlihat dari promosi yang mereka lakukan.
3. Untuk jasa telekomunikasi sambungan bergerak terdapat banyak pemain, yang
masing-masing menggunakan teknologi yang berbeda. Persaingan dalam kategori ini
sangat ketat, terlihat dari promosi yang mereka lakukan dalam memperebutkan
pelanggan baik melalui kemudahan berlangganan, teknologi yang ditawarkan, harga,
maupu nilai tambah lainnya.

5. Ancaman Pendatang Baru

Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi


aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain membuktikan bahwa sektor
telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional
dalam kerangka ekspansi dan globalisasi.

Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur


sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan
mengalami kesulitan. Di samping itu perusahaan-perusahaan yang ada sudah memiliki
identitas merek yang biasanya merupakan nama dari perusahaan itu sendiri ataupun jasa yang
ditawarkan sebagai unggulan. Misalnya : 001 Indosat, 008 Satelindo, Satelindo GSM,
Telkomsel GSM, Pasopati, dan lain-lainnya.

Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat
mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga
yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun
perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.

Ada banyak pendatang baru yang mulai masuk ke dunia telekomunikasi seperti
NTS/Axis, Hutchison (3), Bakrie Telecom, Mobile 8, Smart dan Sampoerna Telecom.
Strategi yang digunakan oleh pendatang baru cenderung pada strategi tarif murah untuk
mendapatkan konsumen baru. Banyaknya jumlah operator saat ini mencerminkan tingkat
persaingan yang tinggi yang seharusnya akan menguntungkan konsumen seluler. 

Analisis Kebijakan Telkom Indonesia


Strategi Kebijakan Perusahaan yang digunakan dengan menggunakan model
Organisasi Industrial (I/O). Model ini memfokuskan pada struktur industri atau daya tarik
lingkungan eksternal, dan bukan karakteristik internal perusahaan. Hal ini terlihat dari faktor
eksternal yang dijadikan fokus dari Telkom Indonesia. Faktor eksternal terdiri dari peluang

29
dan ancaman. Telkom Indonesia percaya faktor-faktor eksternal yang menguntungkan akan
mendukung kemampuan untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dari layanan data,
internet dan teknologi informasi serta layanan telepon seluler. Dengan fundamental ekonomi
yang baik, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan terus tumbuh. Kondisi ini akan
berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat dan pada gilirannya, akan
meningkatkan kebutuhan masyarakat akan layanan telekomunikasi, baik layanan
telekomunikasi dasar maupun layanan nilai-tambah yang lebih canggih sebagai bagian dari
kecenderungan gaya hidup.
Selain itu faktor eksternal yang lain seperti pergeseran preferensi konsumen ke arah
gaya hidup digital akan menjadi faktor kunci yang mendorong pertumbuhan bisnis di tahun
mendatang. Telkom Indonesia yakin kondisi ini akan menyebabkan terus meningkatnya
permintaan akan layanan broadband (termasuk mobile broadband) yang dapat mengimbangi
penurunan bisnis legacy perusahaan (baik pendapatan dari telepon kabel tidak bergerak dan
seluler maupun SMS). Perusahaan memperkirakan peningkatan permintaan komunikasi data
dan internet korporat akan berlanjut di tahun mendatang seiring perluasan kapasitas
perusahaan untuk melayani lebih banyak pelanggan.
Persaingan menjadi perhatian utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk , persingan
antar operator telekomunikasi yang semakin terbuka dan ketat, yang diharapkan akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan, efisiensi industri yang lebih tinggi, maupun
munculnya inovasi-inovasi pada produk dan layanan, sehingga pada akhirnya akan
mendorong semakin tumbuhnya industri telekomunikasi di Indonesia.
Keunggulan kompetitif nya dengan melakukan positioning dalam industri sebagai
perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara
lengkap di Indonesia. Sementara itu Penentu profitabilitas melalui posisi perusahaan dalam
industri sebagai Leader dalam bidang perusahaan informasi dan komunikasi yang telah
berdiri sejak 23 Oktober 1856 menjadikan Telkom perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon
seluler sebanyak 104 juta.
Pilihan strategik dengan memilih industri yang menarik dan posisi yang sesuai dalam
industri dengan jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan
telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel
tidak bergerak, layanan seluler, layanan jaringan dan interkoneksi, serta layanan internet dan
komunikasi data. Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan
edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment
dan IT-enabler, TV berbayar, serta e-Commerce dan layanan portal lainnya. Dan hingga saat
ini memiliki anak perusahaan yang tersebar di berbagai negara.

30
Kesimpulan

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi 


serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi yang besar dan lengkap di Indonesia. PT
Telkom mempunyai banyak program CSR yang dilakukan baik di internal maupun
eksternal perusahaan, dengan adanya program CSR bermanfaat untuk peningkatan
kesehteraan masyarakat tetapi tujuan utamanya tetap untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Strategi kebijakan perusahaan menggunakan model Organisasi Industrial
(I/O).

Saran

Meskipun PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk  adalah perusahaan informasi dan


komunikasi  serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi yang besar dan lengkap di
Indonesia, namun PT Telkom harus tetap melakukan inovasi pada setiap produk dan
harus terus melakukan continous improvement untuk peningkatan kualitas, agar tidak
tersaingi oleh pesaing. Selain itu program CSR yang sudah ada harus tetap dibenahi dan
diperbaiki, supaya tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun untuk
peningkatan profitabilitas perusahaan terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.telkom.co.id ( Annual Report PT Telekomunikasi Tbk tahun 2013)

www.telkom.co.id/en/category/media/berita-csr

www.telkomsolution.com/category/.../produk-telkom

www.telkom.co.id/en/.../sistem-pengelolaan-kinerja

id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia

Galuh Whendayati. 2010. Penerapan Balanced Score Card Sebagai Sistem Perencanaan
Kinerja Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Skripsi. Sarjana jurusan
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

31

Anda mungkin juga menyukai