Disusun Oleh :
Kelompok 10
(Kelompok 10)
1
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan
interaksi di setiap pekerjaanya baik dengan lingkungan maupundengan sesama manusia.
Manusia hidup secara berkelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Oleh sebab
itu di antara anggota kelompok tersebut memerlukan pemimpin untuk dapat mempersatukan
mereka di dalam satu visi dan misi. Untuk mengelolanya diperlukan pemimpin yang
mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat sehingga dapat mempersatukan dan menjadi
panutan bagi kelompoknya.
Sama halnya dengan organisasi, organisasi yang di dalamnya melibatkan lebih dari satu
individu memerlukan pemimpin untuk membimbing para anggotanya untuk dapat menjadi satu
kesatuan sehingga dapat mempersatukan pikiran-pikiran dari anggotanya dalam satu tujuan
satu visi dan satu misi. Pemimpin yang baik dalam segi pemikiran maupun tindakan serta
mengayomi bawahannya adalah salah satu kriteria contoh pemimpin yang baik.
Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya
kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau
memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami
kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan karismatik, transformasional, dan
transaksional diyakini memadai untuk diterapkan di dalam organisasi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja bagian Teori Kepemimpinan?
1.2.2 Bagaimana Sifat Kepemimpinan?
1.2.3 Apa saja Fungsi Kepemimpinan
1.2.4 Apa itu Kepemimpinan Karismatik?
1.2.5 Apa itu Kepemimpinan Transformasional?
1.2.6 Apa itu Kepemimpinan Transaksional?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui bagian-bagian Teori Kepemimpinan
1.3.2 Mengetahui sifat kepemimpinan
1.3.3 Mengetahui Fungsi Kepemimpinan
1.3.4 Memahami Kepemimpinan Karismatik
1.3.5 Memahami Kepemimpinan Transformasional
1.3.6 Memahami Kepemimpinan Transaksional
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Wibowo (2014, p.283-298) ada empat teori kepemimpinan, antara lain sebagai
berikut:
a. Trait Theory
Trait Theory atau Teori Sifat adalah teori kepemimpinan yang menurutnya seorang
pemimpin adalah seseorang yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
membedakannya dari bukan pemimpin.
b. Teori Perilaku
c. Teori Kontingensi
Teori Kontingensi juga dikenal sebagai Teori Situasi. Teori ini berasumsi bahwa
efektivitas gaya perilaku pemimpin tertentu tergantung pada situasi. Ketika situasi
berubah, gaya kepemimpinan yang berbeda diperlukan.
d. Teori Pengembangan
a. Kemampuan
4
c. Kecerdasan
d. Ketegasan
Fungsi ini adalah komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator memutuskan
bagaimana, bagaimana, kapan dan dimana perintah dilaksanakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan kemampuan untuk
menggerakkan dan memotivasi orang lain untuk mengikuti perintah.
b. Fungsi Konsultif
Fungsi ini adalah komunikasi dua arah. Pada tahap pertama proses pengambilan keputusan,
para pemimpin sering kali perlu mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya dan yang dianggap memiliki banyak bahan informasi yang diperlukan
untuk tujuan pengambilan keputusan mereka. Langkah selanjutnya adalah konsultasi
manajemen tentang orang-orang. Dalam menjalankan fungsi penasehat, keputusan manajemen
dapat didukung dan lebih mudah diarahkan sehingga kepemimpinan dapat dilaksanakan secara
efektif.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang- orang yang
dipimpinnya, baik dengan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan maupun dalam
pelaksanaannya. Partisipasi bukan berarti kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan,
tetapi berlangsung secara terkendali dan terarah dalam bentuk kerjasama dengan tidak
mencampuri atau mengerjakan tugas pokok orang lain. Keterlibatan kepemimpinan harus
5
dipertahankan dalam fungsi pemimpin, bukan pengikut.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilakukan dengan memberikan kuasa kepada pemberi wewenang untuk membuat
atau memutuskan keputusan, dengan atau tanpa persetujuan dari manajemen. Fungsi otorisasi
pada dasarnya berarti kepercayaan. Mereka yang menerima delegasi harus dianggap sebagai
wakil dengan prinsip, persepsi dan aspirasi yang sama.
e. Fungsi Pengendalian
Teori kepemimpinan adalah teori yang menyatakan bahwa para anggota organisasi
mempunyai hubungan yang sangat bagus yang disebabkan atau ditimbulkan oleh perilaku-
perilaku tertentu dari pemimpinnya. Pendapat lain mengemukakan pada saat ini kebanyakan
teoritikus berpendapat bahwa karisma merupakan hasil persepsi anggota dan atribut-atribut
yang dimiliki pemimpin yang dipengaruhi oleh kemampuan- kemampuan aktual, perilaku
pemimpin pada kepemimpinannya yang mempedulikan kebutuhan-kebutuhan individual
maupun kolektif para anggotanya (Yukl, 1994). Pemimpin karismatik lebih menekankan
tujuan yang bersifat ideologis yang dapat menghubungkan tujuan organisasi kepada nilai-
nilai, cita-cita dan ide serta keikutsertaan yang berakar dari kebersamaan oleh para anggota.
Yang menjadi dasar kepimimpinan karismatik yakni kekuatan yang dimiliki oleh seorang
sebagai individu. Karismatik mengidentifikasi daya tarik yang sudah melekat pada diri
seseorang yang tidak mudah untuk di bangun atau dibuat-buat, harus menggunakan
kemantapan dan kualitas kepribadian dan hal tersebut merupakan anugerah tuhan. Hal
tersebutlah yang menjadi pembeda dari orang kebanyakan dan menjadi keunggulan sesorang.
Orang yang memiliki kepribadian karismatik diyakini memiliki kekuasaan supra natural,
manusia yang istimewa dipandang oleh masyarakat.
2. Perilaku Kepemimpinan Karismatik
Menurut Yukl (1994) pemimimpin karismatik memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut
6
ini, yaitu:
a. Memliki perilaku atau sifat yang dipercaya oleh anggonya bahwa pemimpin
adalah orang yang bekompetensi, sehingga segala bentuk keputusan yang diambil
sudah terpercaya dan menyebabkan kepatuhan bagi anggota organisasinya.
b. Pemimpin beriskap lebih menekankan kepada tujuan-tujuan yang bersifat
ideologis yang berkaitan dengan misi organisasi.
c. Memiliki visi yang menarik mengenai masa depan organisasi sehingga
menyebabkan anggota lebih termotivasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Memberikan contoh perilaku sehingga anggotanya juga mengikuti.
7
Terdapat empat aspek perilaku kepemimpinan transformasional, diantaranya:
Pada aspek ini pemimpin transformasional disebut sebagai role model, yang
menunjukkan sikap – sikap ideal seperti etika yang tinggi, profesionalisme, kejujuran, dan
sebagainya. Role model yang berarti pemimpin menjadikan sebuah contoh membawa
pengaruh ideal. Contohnya adalah Nelson Mandela, presiden non-kulit putih pertama di
Afrika Selatan. Mandela dipandang sebagai pemimpin dengan standar moral yang tinggi
dan visi untuk Afrika Selatan yang menghasilkan perubahan monumental dalam cara rakyat
Afrika Selatan akan diperintah (Northouse, 2016, p. 168). Kualitas karismatiknya dan
tanggapan orang-orang terhadapnya mengubah seluruh bangsa.
Pada aspek ini pemimpin transformasional disebut sebagai guru. Dimana pemimpin
membimbing anggotanya untuk menjadi kreatif, belajar mengatasi suatu masalah,
memberi perspektif baru dalam mengatasi sebuah masalah dan berfikir secara mandiri.
Contoh dari tipe kepemimpinan ini adalah manajer pabrik yang mempromosikan upaya
individu pekerja untuk mengembangkan cara unik untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan penurunan produksi (Northouse, 2016, p. 169).
Pada aspek ini pemimpin transformasional disebut sebagai fasilitator. Pemimpin harus
melihat dan memenuhi kebutuhan pengikutnya, seperti menyediakan dukungan dan
motivasi. Contoh dari tipe kepemimpinan ini adalah seorang manajer yang menghabiskan
waktu memperlakukan setiap karyawan dengan cara yang penuh perhatian dan unik
8
(Northouse, 2016, p. 169).
Bennis dan Nanus mengidentifikasi empat strategi umum yang digunakan oleh para
pemimpin dalam mentransformasi organisasi.
a. Pemimpin transformasi memiliki visi yang jelas tentang keadaan masa depan
organisasi mereka. Itu adalah gambaran masa depan yang menarik, realistis, dan dapat
dipercaya (Bennis & Nanus, 1985, hlm. 89). Visi biasanya sederhana, dapat dimengerti,
bermanfaat, dan menciptakan energi. Sifat visi yang menarik menyentuh pengalaman
pengikut dan menarik mereka untuk mendukung organisasi. Ketika sebuah organisasi
memiliki visi yang jelas, lebih mudah bagi orang-orang di dalam organisasi untuk
mempelajari bagaimana mereka cocok dengan arah keseluruhan organisasi dan bahkan
masyarakat pada umumnya. Ini memberdayakan mereka karena mereka merasa bahwa
mereka adalah dimensi penting dari usaha yang berharga (hlm. 90-91). Bennis dan Nanus
menemukan bahwa, agar berhasil, visi harus tumbuh dari kebutuhan seluruh organisasi
dan diklaim oleh orang-orang di dalamnya.
b. Pemimpin transformasi adalah arsitek sosial untuk organisasi mereka. Ini berarti
mereka menciptakan bentuk atau bentuk untuk makna bersama yang dipertahankan
orang-orang di dalam organisasi mereka. Para pemimpin ini mengomunikasikan arah
yang mengubah nilai dan norma organisasi mereka. Dalam banyak kasus, para
pemimpin ini mampu memobilisasi orang untuk menerima identitas kelompok baru atau
filosofi baru untuk organisasi mereka.
c. Pemimpin transformasi menciptakan kepercayaan dalam organisasi mereka.
Dengan membuat posisi mereka sendiri diketahui dengan jelas dan kemudian mendukung
mereka. Kepercayaan berkaitan dengan menjadi dapat diprediksi atau dapat diandalkan,
bahkan dalam situasi yang tidak pasti. Untuk organisasi, pemimpin membangun
kepercayaan dengan mengartikulasikan arah dan kemudian secara konsisten menerapkan
arah meskipun visi mungkin melibatkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Bennis dan
Nanus (1985) menemukan bahwa ketika para pemimpin membangun kepercayaan dalam
sebuah organisasi, itu memberi organisasi rasa integritas yang analog dengan identitas
yang sehat (hal. 48).
d. Pemimpin transformasi menggunakan penyebaran kreatif diri melalui
penghargaan diri yang positif. Para pemimpin mengetahui kekuatan dan kelemahan
mereka, dan mereka menekankan kekuatan mereka daripada memikirkan kelemahan
9
mereka. Berdasarkan kesadaran akan kompetensi mereka sendiri, para pemimpin yang
efektif mampu membenamkan diri dalam tugas-tugas mereka dan tujuan menyeluruh
organisasi mereka. Mereka mampu memadukan rasa diri dengan pekerjaan yang ada.
Bennis dan Nanus juga menemukan bahwa penghargaan diri yang positif pada pemimpin
memiliki dampak timbal balik pada pengikut, menciptakan di dalamnya perasaan percaya
diri dan harapan yang tinggi. Selain itu, para pemimpin dalam penelitian ini berkomitmen
untuk belajar dan belajar kembali, sehingga dalam organisasi mereka ada penekanan yang
konsisten pada pendidikan.
10
telah ditentukan.
b. Manajemen eksepsi aktif (active management by exception)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori kepemimpinan adalah teori yang menyatakan bahwa para anggota organisasi
mempunyai hubungan yang sangat bagus yang disebabkan atau ditimbulkan oleh perilaku-
perilaku tertentu dari pemimpinnya. Pemimpin karismatik lebih menekankan tujuan yang
bersifat ideologis yang dapat menghubungkan tujuan organisasi kepada nilai-nilai, cita-cita dan
ide serta keikutsertaan yang berakar dari kebersamaan oleh para anggota.
Kepemimpinan Transformasional, berasal dari kata transformasi yang berarti perubahan,
peralihan, modifikasi, dll. Sehingga definisi kepemimpinan transformasional merupakan tipe
kepemimpinan yang dicirikan dengan orientasi pada perubahan progresif pengikutnya.
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang bisa mengubah dunia. Terdapat tiga
aspek perilaku kepemimpinan transformasional, diantaranya: Idealized Influence (pengaruh
ideal), Inspirational Motivation (motivasi inspirasional), Intellectual Stimulation (simulasi
intelektual), dan Individual Consideration (pertimbangan perilaku) .
Transactional leadership merupakan kepemimpinan yang berguna untuk membantu suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya sekarang dengan efisien. Kepemimpinan transaksional
adalah model kepemimpinan di mana pemimpin lebih cenderung memberikan arahan kepada
pengikut, mendorong dan menghukum mereka, dan fokus pada perilaku untuk membimbing
pengikut.
12
Daftar Pustaka
Northouse, P. G., 2016. Leadership. In: Theory And Practice. s.l.:SAGE Publications, Inc.
Shalahuddin, n.d. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional. [Online] Available
at:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/
me dia/publications/publications/56599-ID-karakteristik-kepemimpinan-
Marginingsih, R., Darmajaya, J. B., & Marginingsih, R. (2017). Kepemimpinan Karismatik
Sebagai Employer Branding. Jurnal Bisnis Darmajaya, 2(2), 32–51.
Qori, H. I. L. A. (2017). Kepemimpinan Karismatik Versus Kepemimpinan Transformasional.
Analisa, 1(2), 70–77. http://repo.darmajaya.ac.id/197/2/BAB%20II.pdf
13