Anda di halaman 1dari 47
‘A. Pengertian dan Jenis Pelabuhan 1. Pengertian Pelabuhan Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitamya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Sedangkan pengertian kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan. penyelenggaraan .pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi. pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus Jalu lintas kapal, penumpang dar/atau barang, keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001, yang ditetapkan oleh presiden pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah diberikan peran dalam penyelenggaraan kepelabuhanan dan ditata.serta diatur kembali agar sejalan dengan otonomi daerah (Lembaran. Negara RI Tahun 2001 No. 127). Adapun penyelenggara pelabuhan antara lain unit pelaksana teknis/ satuan kerja dan Badan Usaha Pelabuhan. Unit pelaksana teknis/satuan kerja pelabuhan adalah unit organisasi pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupater/kota. Sedangkan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) adalah badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah yang khusus didirikan untuk mengusahakan jasa kepelabuhanan di Pelabuhan umum, eG LG 2. Jenis Pelabuhan Jenis pelabuhan dapat dibagi menurut: a. Alamnya bagi menjadi pelabuhan terbuka Menurut alamnya, pelabuhan laut dibagi menjadi pe! a dan pelabuhan tertutup. Pelabuhan terbuka adalah pelabuhan di mana kapal-kapal bisa masuk dan merapat secara Jangsung tanpa pantuan pintu-pintu air. Pelabuhan di Indonesia pada urmumnya adalah pelabuhan terbuka. Pelabuhan tertutup adalah pelabuhan di mana kapal-kapal yang masuk harus melalui beberapa pintu air. Pelabuhan tertutup ini dibuat pada pantal di mana terdapat perbedaan pasang surut yang besar dan waktu pasang surutnya berdekatan. Pelabuban tertutup bisa kita temui di Liverpool Inggris dan bila hendak masuk terusan Panama. b. Pelayanannya ‘Menurut sasaran pelayanannya, jenis pelabuhan bisa dibagi menjadi pelabuhan umum dan pelabuhan Kkhusus. Sesuai PP 69/2001, Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat umum. Penyelenggara pelabuhan umum adalah unit pelaksana teknis/satuan kerja pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan. Pelabuhan daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang, serta prasarana dan sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum. Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pengelola pelabuhan khusus adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota atau Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk mengelola pelabuhan khusus (KM 55 Tahun 2002). Contoh dari pelabuhan khusus adalah pelabuhan khusus angkatan laut, pelabuhan khusus untuk minyak mentah, pelabuhan khusus “Bogasari”, dan sebagainya. c. Lingkup Pelayaran yang Dilayani Menurut lingkup pelayaran yang dilayani, sesuai PP No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan Pasal 5 dan 6, peran dan fungsi pelabuhan dibagi menjadi pelabuhan internasional hub, pelabuhan LS PELADUHAN internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan Jokal. Pelabuhan internasional hub adalah pelabuhan utama primer yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayaran yang sangat luas serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional. » Pelabuhan internasional adalah pelabuhan utama sekunder yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang luas serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional. « Pelabuhan nasional adalah pelabuhan utama tersier yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah menengah serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi tingkat provinsi. : © Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan. primer yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dalam jumlah yang relatif kecil serta merupakan pengumpan dari pelabuhan utama. + Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang berfungsi melayani kegiatan angkutan laut regional dalam jumlah kecil serta mérupakan pengumpan pada pelabuhan utama dan/atau pelabuhan regional. Kegiatan Perdagangan Luar Negeri Menurut kegiatan perdagangan luar negeri yang dilayani, jenis Pelabuhan bisa dibagi menjadi pelabuhan impor dan pelabuhan ekspor. Pelabuhan impor adalah pelabuhan yang melayani masuknya barang-barang dari luar negeri. Pelabuhan ekspor adalah Pelabuhan yang melayani Penjualan barang-barang ke luar negeri. Kapal yang Diperbolehkan Singgah Menurut kapal yang diperbolehkan singgah, berdasarkan Indische cheepvaart-Wet (Staatblad 1936 No. 700) jenis pelabuhan dibagi menjadi pelabuhan laut dan pelabuhan pantai. Pelabukan laut SHIPPING SSS EE SRS RSE ERE RENESAS RERERE NOH ET: adalah pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri dan dapat disinggahi oleh kapal-kapal dari negara sahabat. Sedangkan pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang tidak terbuka untuk | perdagangan dengan luar negeri dan hanya dapat dipergunakan | oleh kapal-kapal dari Indonesia. Wilayah Pengawasan Bea Cukai Dari segi pembagian wilayah bea cukai, jenis pelabuhan dibagi menjadi custom port dan free port. Custom port adalah pelabuhan yang berada di bawah pengawasan Bea Cukai. Sedangkan free ort (pelabuhan bebas) adalah pelabuhan yang berada di luar pengawasan Bea Cukai. g. Kegiatan Pelayarannya | Dilihat dari segi kegiatan pelayarannya, pelabuhan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pelabuhan samudera, pelabuhan nusantara (Pelabuhan interinsuler), dan pelabuhan pelayaran rakyat. Contoh pelabuhan samudera adalah pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak di Surabaya. Contoh pelabuhan nusantara adalah pelabuhan Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Sedangkan pelabuhan pelayaran rakyat adalah pelabuhan Sunda Kelapa di Pasar Ikan, Jakarta. h. Perannya dalam Pelayaran f. Menurut perannya dalam pelayaran, pelabuhan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pelabuhan transito dan pelabuhan ferry. Pelabuhan transito adalah pelabuhan yang mengerjakan transhipment cargo. Contohnya adalah pelabuhan Singapura. Pelabuhan ferry adalah pelabuhan penyeberangan. Pelayanan dilakukan oleh kapal ferry yang menghubungkan dua tempat dengan sistem roll on dan roll off dengan membawa penumpang dan kendaraan. Contoh pelabuhan ferry adalah pelabuhan Banyuwangi Gilimanuk atau Merak— Bakahueni. B. Perkembangan Pelabuhan di Indonesia Perkembangan pelabuhan akan sangat ditentukan oleh perkembangan aktivitas perdagangannya. Semakin ramai aktivitas perdagangan di Pelabuhan tersebut maka akan semakin besar pelabuhan tersebut. bangan perdagangan juga mempengaruhi jenis kapal dan lalu ear banal yang sacle pelabuhan tersebut. Oleh karena itu, setiap negara berusaha membangun dan mengembangkan pelabuhannya sesuai dengan tingkat keramaian dan jenis perdagangan yang ditampung oleh pelabuban tersebut. Dengan demikian, perkembangan pelabuhan akan selalu seiring dengan perkembangan ekonomi negara. ._ Sebagai contoh, hingga tahun 1980, bongkar muat kapal besar di pelabuhan Tanjung-Emas Semarang hanya bisa dilakukan dengan menggunakan pertolongan tongkang-tongkang. dan. kapal- gandeng. Pelabuhan tersebut hanya bisa dikunjungi oleh ‘coaster:coaster. kecil saja. Namun karena semakin ramainya perdagangan, dibuatlah dermaga petikemas tahap II dengan panjang 345 meter dan kedalaman 10 meter serta dilengkapi 2 unit container crane. Dermaga tersebut diresmikan penggunaannya pada tanggal 14 Januari tahun 2000 oleh Menteri Perhubungan. Meningkatnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Sutabaya, membuat pengelola pelabuhan membuka tempat-tempat open storage. untuk rheriumpuk petikemas, yang semula atau sebelumaya digunakan untuk kegiatan lain. Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan pelabuhan adalah perkembangan petikemas. Dengan adanya’ petikemas dan kemudahan petikemas diubah dari moda transpor yang saty ke moda transpor yang lain berhasil mengubah filosofi letak pelabuhan. Pelabuhan tidak harus berada dekat laut. Alasannya, pelabuhan harus inelayani ‘kebutuhan perdagangan daerah pedalaman (hinterland). Pelabuhan juga menampung meningkatnya lalu-lintas barang, baik internasional maupun tranship- ment. Untuk itu, hinterland harus menyediakan fasilitas transit, berupa tempat di mana barang ekspor dari suatu negara dapat ditampung. Sebagai contoh adalah Venlo, tempat kecil di perbatasan Belanda dan Jerman. Venlo menampung petikemas berisi barang ekspor dari Jerman untuk kemudian diangkut dengan kereta api ke Rotterdam untuk dikapalkan di sana. ie Dengan adanya petikemas, maka muncul pula konsep pelabuhan eae Port). Dry ‘Port adalah satu kawasan di pedalaman yang dapat anakan fungsi suatu pelabuhan laut, khususnya untuk angkutan aoe Dey ort ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pelabuhan, eagayaae ben bongkar/muat, lapangan penumpukan di bawah aan ‘¢a-Cukai, bank, agen pelayaran, dan sebagainya. Kegiatan por dapat dilakukan melalui dry port, yang berarti bill of } SHIPPING es lading (B/L) dapat dikeluarkan setelah petikemas dinaikkan di atas gerbong kereta api. Gede Bage di Bandung merupakan dry port pertama di Indonesia. Contoh Jain dari pengaruh petikemas terhadap Perkembangan pelabuhan adalah aktivitas ekspor tembakau di Rambipuji Jember.' Semula, tembakau yang akan diekspor dari Jember diangkut dengan menggunakan kapal-kapal yang singgah di Panarukan. Dengan adanya petikemas, tembakau-tembakau tersebut diangkut menggunakan Kereta api menuju pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk kemudian diangkut menggunakan kapal laut, Faktor Jain lagi yang mempengaruhi perkembangan Pelabuhan adalah pengelolaan dan pengorganisasiannya. Secara organisatoris, petkembangan pelabuhan di Indonesia bisa dibagi dalam 5 periode berikut ini. Denah Pelabuhan ‘Tanjung Priok tempo dulu (1937) 1, Zaman Belanda sampai dengan 1954 Pada zaman penjajahan Belanda, pelabuhan berada di bawah | kekuasaan Gemeente atau Stads-Bestuur (Dewan Kota). | Pengawasannya berada di bawah naungan Departement van 1 Scheepvaart (Departemen Pelayaran). | Ketika Jepang masuk, pelabuhan berada di bawah pengawasan tentara Jepang. Dengan kembalinya lagi ke Belanda dan kemudian direbut Republik Indonesia lagi, status pelabuhan menjadi tidak Menentu. i Pada tahun 1954, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 61/Thn.1954 yang menetapkan bahwa kegiatan bongkar/muat barang di pelabuhan dilaksanakan oleh perusahaan muatan kapal laut (PMKL) atau Veem. ‘Tahun 1960 Berdasarkan Undang-undang No. 19 Tahun 1960 ditetapkan bahwa pengelola pelabuhan adalah Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan dan dibagi dalam sembilan daerah pelabuhan sebagai berikut: PN Pelabuhan Daerah I di Belawan (Medan) PN Pelabuhan Daerah II di Dumai PN Pelabuhan Daerah III di Tanjung Priok (Jakarta) PN Pelabuhan Daerah IV di Tanjung Perak (Surabaya) PN Pelabuhan Daerah. V di Banjarmasin (Kalsel) PN Pelabuhan Daerah VI di Ujung Pandang (Sulsel) PN Pelabuhan Daerah VII di Manado/Bitung (Sulut) PN Pelabuhan Daerah VII di Semarang (Jateng) PN Pelabuhan Daerah IX di Irian Jaya Tiap PN Pelabuhan berada dibawah pimpinan Direksi PN Pelabuhan dan berada di bawah naungan Departemen Maritim. Tahun 1969 Berdasarkan UU No. 9 dan Instruksi Presiden No. 17/1967 serta PP No. 18/1969, semua PN Pelabuhan dari I hingga IX dibubarkan dan dimasukkan dalam Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Tahun 1983 Sesuai dengan PP No. 11/Tahun 1983 dan PP No. 3/Tahun 1983 maka pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat perum dengan Pembagian sebagai berikut. a. Perum Pelabuhan I berkedudukan di Medan meliputi daerah Provinsi Aceh, Sumatera Utara , dan Riau, sesuai dengan PP No. 14/Tahun 1983, b, Perum Pelabuhan Tl berkedudukan di Jakarta meliputi daerah Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Barat Sesuai dengan PP No. 15/1983, rom me ao gp SHPPING ROOSTERS IT TO ET 5. ¢, Perum Pelabuhan II berkedudukan di Surabaya meliputi daerah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTB, NTT, dan Timor Timur, sesuai dengan PP No. 16/Tahun 1983. d. Perum Pelabuhan IV berkedudukan di Ujung Pandang metiputi daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku, dan Irian Jaya. Pada tahun 1991 sesuai PP No. 56, 57, 58 dan 59 maka Perum Pelabuhan I s.d, IV diubah dari Perum menjadi Persero dengan nama PT Pelindo (PT Pelabuhan Indonesia). Tahun 2001 Berdasarkan PP 69 Tahun 2001, gubernur dan bupati/walikota ikut berpartisipasi dalam mengelola pelabuhan di daerahnya. Ditambah dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 54/Tahun 2002 yang menetapkan bahwa pengoperasian pelabuhan laut hanya dapat dilakukan setelah ditetapkan keputusan pelaksanaan pengoperasian oleh: a. Direktur jenderal untuk pelabuhan internasional hub, internasional, dan nasional. >. Gubernur untuk pelabuhan regional. ¢. Bupati/walikota untuk pelabuhan lokal. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000 tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh pemerintah yang telah dikeluarkan beberapa kebijakan yang menyangkut subsektor perhubungan antara lain: ¢ — Kepelabuhanan yang ketentuannya tertuang dalam PP No. 69/2001. © SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. © SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. ¢ SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus. * SK Menhub No. KM 14/2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang. * Kep. Menhub No, KM 25/2002 tentang Pedoman Dasar Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Muat Barang Dari dan Ke Kapal di Pelabuhan, «SK Menhub No. KM 15/2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Tally di Pelabuhan. SK Menhub No. KM 33/2001 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut. « SK Menhub No, 36/2002 tentang, Tarif Angkutan Penumpang Dalam:Negeri Kelas Ekonomi. * Kep Menhub No..KM 24/2002 tentang Penyelenggaraan Pemanduan. Walaupun masalah penanganan kepelabuhandn telah diselesaikan dengan UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2002 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenfingan Provinisi sebagai Daerah Otonomi, namun antisipasi pemerintah tetap harus dilakukan dengan memberikan keluwesan dalam hal memberikan kewenangan pengelolaan pelabuhan kepada pemerintah daerah schingga dapat merangsang para investor dalam mengembangkan pelabuhan secara optimal. Untuk memenuhi tuntutan yang dimaksud, telah dilakukan terobosan dan langkah-langkah dalam wujud penataan dan pengaturan kembali masalah kepelabuhanan, baik melalui Peraturan Pemerintah (PP No. 69/2001) maipun-Keputusan Menteri Perhubungan yarig’terbaru (SK No. 53/2002, No. 54/2002, dan No. 55/2002). Dengan dikeluarkan tiga-buah SK Menhub yang merupakan rencana induk kepelabuhanan itu, kebijakan dalam pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat terpenuhi sehingga pemerintah daerah akan mendapat kepastian tentang pengelolaan pelabuhan di daerahnya. Secara keseluruban, pemerintah telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah tingkat Il untuk mengelola 321 pelabuhan lokal tingkat kotamadya dan 150 pelabuhan kepada pemerintah daerah tirigkat I dengan jumlah keseluruhan 471 pelabuhan. Adapun mengenai keselamatan pelayaran tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah pusat, Saat ini terdapat 112 pelabuhan yarig dikelola secara komersial oleh PT Pelabuhan I, I, If, dan IV, Ada 544 pelabuhan non- Komersial atau pelabuhan pelaksana teknis dan 1.233 pelabuhan Khusus untuk industri, pertambangan, perikanan, pertanian, dan Pariwisata. Di samping itu, terdapat 4 pelabuhan hub, yaitu Sabang, ‘SHIPPING SSR Sy SS ES SSS P1001 Bitung, Kupang, dan Biak. Pelabuhan internasional berjumlah 30, antara lain Belawan, Batam, Teluk Bayur, Palembang, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Benoa, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Ambon, Jayapura, dan Merauke, Pelabuhan nasional ada sekitar 255, antara lain pelabuhan Langsa, Tanjung Beringin, Tanjung Balai Karimun,. Celukan Bawang, Ampenan, Tarakan, Karatung, Langara, Tabelo, Fak-fak, Kaimana, Serui, Waren, dan Waslor. Sedangkan pelabuhan regional ada sekitar 52, antara lain pelabuhan Meulaboh, Kapar, Belunyu, Pamenang, Amurang, Marompit, Tumbak, Bumbulan, Salakan, Tondasi, Salawati, dan Seli. Pelabuhan lokal (antar pulau/kabupaten) ada sekitar 360, antara lain pelabuhan Angsa Dua, Parigi Raya, Losari, Buyuk, Malunda, Sampaga, Kalobo, Sagan, Tanah Miring, Wainapi, ‘Yamas, dan Yausakor. C Fungsi Pelabuhan Fungsi sebuah pelabuhan paling tidak ada empat, yaitu sebagai tempat pertemuan (interface), gapura (gateway), entitas industri, dan mata rantai transportasi. 1. Tempat Pertemuan Pelabuhan merupakan tempat pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat dan laut serta berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang-barang yang diangkut dengan kapal laut akan dibongkar dan dipindahkan ke angkutan darat seperti truk atau kereta api. Dan, sebaliknya, barang-barang yang diangkut dengan truk atau kereta api di pelabuhan dibongkar dan dimuat ke kapal. Oleh karena di pelabuhan berbagai kepentingan bertemu, maka di pelabuhan akan berdiri bank yang melayani pelayaran maupun kegiatan ekspor impor. Pelabuhan merupakan tempat bagi instansi Bea Cukai untuk memungut bea masuk, Di pelabuhan, syahbandar akan memeriksa keselamatan pelayaran. Selain itu, di pelabuhan banyak berdiri perusahaan yang melayani pelayaran, seperti leveransir, pemasok peralatan kapal, dan sebagainya. 2. Gapura Pelabuhan berfungsi sebagai gapura atau pintu gerbang suatu negara. Warga negara dan barang-barang dari negara asing yang memiliki pertalian ekonomi masuk ke suatu negara akan melewati W S82? SSS, Pelabuhan tersebut: Sebagai pintu' gerbang negara, citra negara Sangat ditentukan oleh baiknya pelayanan, kelancaran serta Kebersihan di pelabuhan tersebut, Pelayanan dan kebersihan di Pelabuhan merupakan cermin negara yang bersangkutan, Di banyak pelabuhan di luar negeri, ketika kapal sandar akan segera dikunjungi oleh petugas pariwisata dati negara setempat, Petugas tersebut akan miembagikan brosur-brosur mengenai tempat Pariwisata yang dekat dengan pelabuhan serta informasi tempat- tempat berbelanja atau tempat makan, Selain itu, ada juga brosur yang memberi informasi mengenai jumlah penduduk, adat istiadat, Serta sarana tranportasi yang tersedia. Entitas Industri Dengan berkembangnya industri yang berorientasi ekspor maka fungsi pelabuhan menjadi sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal itu akan memudahkan industri mengirim produknya dan mendatangkan bahan baku. Dengan demikian, pelabuhan berkembang menjadi suatu jenis industri sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai jenis usaha, mulai dari transportasi, perbankan, perusahaan leasing peralatan dan sebagainya, 4, Mata-Rantai Transportasi Pelabuhan merupakan bagian dari rantai transportasi. Di pelabuhan, berbagai moda transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuhan laut merupakan salah satu titik dari mata rantai angkutan darat dengan angkutan laut. Orang dan barang yang diangkut dengan kereta api bisa diangkut mengikuti rantai transportasi dengan menggunakan kapal laut. Oleh karena itu, akses jalan mobil, rel kereta api, jalur dari dan ke ke bandar udara sangatlah penting bagi suatu pelabuhan. Selain itu, sarana pendukung, seperti perahu kecil dan tongkang akan sangat membantu Kelancaran aktivitas pelabuhan sebagai salah satu mata rantai transportasi. Ukuran Pelabuhan 3. Agak sulit untuk mengatakan suatu pelabuhan disebut pelabuhan besar atau pelabuhan kecil karena belum ada ketetapan yang baku, Namun demikian, ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan ukuran, Berikut ini adalah kriteria tersebut: 12 A FL ASAN Banyaknya muatan yang’ dikerjakan’dalar satu’ tahun: Jumlah harga dari muatan yang dikerjakan dalam. satu tahun, Banydknya kapal yang keluar masuk dalam satu tahun, Jumlah tempat sandar kapal yang tersedia. Besarnya kapal yang dapat dikerjakan oleh pelabuhan, Banyaknya petikemas yang ditangani oleh pelabuhan dalam satu tahun. Salah satu ukuran yang penting untuk mengukur ramainya suatu pelabuhan adalah dengan melihat banyaknya petikemas (TEU) yang dikerjakan oleh pelabuhan dalam satu tahun. Sesuai catatan, Tanjung Priok pada tahun 1999 mengerjakan 2.350.661 TEU, sedangkan pada tahun 2006, Tanjung Priok mengerjakan 3.815.500 TEU sehingga selama tujuh tahun mengalami kenaikan sebesar 62% atau rata-rata 8,86% per tahun. Hal ini hanya dimungkinkan dengan perbaikan fasilitas petikemas di pelabuhan secara signifikan. Sedangkan pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 2,2%. Bila dibandingkan dengan pelabuhan Asia lainnya, seperti Singapura '(6,9%), Port Klang (14,0%), Tanjung Pelepas (14,2%) dan Laem Chabang (9,5%) dalam satu tahun, maka dapat dilihat bahwa pertumbuhan container flow Tanjung Priok, masih kurang ramai perdagangannya. Namun demikian, Tanjung Priok masih termasuk ‘dalam 30 pelabuhan besar dunia, yang dapat dilihat pada daftar tabel pada hal 14, Dari 30. peringkat pelabuhan tersebut, 20 pelabuhan papan atas dunia berada di benua Asia. Leading position dipegang oleh China dengan pelabuhannya, seperti Hongkong, Shanghai, Shenzen, Qingdao, Ningbo, Guangzhou, Tianyin, dan Xianmen yang mengonttol 18,4% petikemas dunia dengan pertumbuhan produktivitas rata-rata 20% per tahun, Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi negara itu sebesar 8 hingga 9% pertahunnya. AAawne E. Fasilitas Pelabuhan Untuk menunjang kelancaran aktivitas di pelabuhan, dalam pelabuhan tersedia berbagai fasilitas. Kelengkapan fasilitas ini juga bisa menjadi ukuran baik buruknya suatu pelabuhan. Berikut ini adalah beberapa fasilitas utama yang ada dalam pelabuhan. 13 2 Hongkong 3 [Shanghai 21,710,000} Hamburg Los Angeles (Qingdao Laem Chabang Xianmen Tanjung Priok* ‘Tokyo ‘Algeciras Dalian Yokohama [Jawaharlal Nehru (Colombo Felix Stowe ‘Sumber: Bisnis Indonesia, 5 April 2007 & Pelindo 1, Aidikar M. Saidi. TL PASHAN 1. Penaban gelombang Penahan gelombang adalah konstruksi dari batu-batuan yang kuat dan dibuat melingkar memanjang ke arah laut dari pelabuhan utamanya yang dimaksudkan sebagai pelindung pelabuhan itu. Gunanya adalah untuk menahan ombak dan gelombang, karena di dalam pelabuhan terdapat dermaga-dermaga tempat kapal-kapal sahdar. Dengan demikian, dalam pelabuhan cuacanya lebih tenang dari Ivar karena terlindungi. Di penahan gelombang dibuat beberapa pintu masuk untuk kapal- kapal yang hendak masuk ke pelabuhan itu. Sebelum masuk, kapal harus berlabuh dahulu untuk menunggu izin masuk dahulu. Kapal dibawa masuk ke dalam pelabuhan oleh pandu bandar, dan kapal akan sandar biasanya dengan pertolongan kapal tunda dan banyaknya kapal funda tergantung dari besarnya kapal. 2. Jembatan (Jetty) Jembatan atau jetty adalah bangunan berbentuk jembatan yang dibuat menjorok keluar ke arah laut dari pantai atau daratan, Biasanya dibuat dari beton, baja, atau kayu dan dibuat untuk menampung sementara barang yang akan dimuat/bongkar dari/ke kapat yang sandar di'jembatan itu. Karena menjorok-ke Iuar dari daratan, air di pinggir jembatan jetty lebih dalam dari di pinggir sehingga kapal mudah sandar, Bila menjoroknya jauh keluar dari Pantai biasanya berbentuk T. 3. Dolphin Dolphin: adalah kumpulan dari tonggak-tonggak dari besi; kayu atau beton agar kapal dapat bersandar disitu: untuk melakukan kegiatan bongkar/muat ke tongkang (lighter). Biasanya terdiri dari Konstruksi dua tonggak yang menahan kapal di bagian muka dan belakangnya, 4. Mooring Buoys (Pelampung Pengikat) Pelampung dimana kapal ditambatkan untuk melakukan suatu kegiatan, Seperti di Hongkong, kapal diikat dengan ujung rantai Jangkarnya, dimana jangkamya dicopot dahulu untuk melakukan kegiatan bongkar muat. Di Tanjung Priok, kapal diikat dengan tali 15 ‘SHIPPING ESRESDRRSOn oP SeCCOr ER PRT ST SEC 5. 8. kapal bagian muka dan belakang diantara dua buah pelampung pengikat, Kemudian kapal melakukan kegiatan bongkar/muat dengan bantuan tongkang. Keuntungannya adalah bahwa kapal dapat melakukan kegiatan bongkar/muat pada kedua sisinya. ‘Tempat labuh ‘Tempat labuh adalah tempat perairan di mana kapal melego jangkarnya untuk melakukan kegiatan, Tempat labuh juga berfungsi sebagai tempat menunggu untuk masuk ke suatu pelabuhan. Single Buoy Mooring (SBM) SBM adalah pelampung pengikat dimana kapal tanker dapat muat bongkar muatannya melalui pipa di pelampung itu yang menghubungan ke daratan atau sumber pasokan. Tongkang (Lighter) Tongkang adalah perahu-perahu kecil yang dipergunakan untuk mengangkut muatan atau barang dari atau ke kapal yang dimuat/ dibongkar, yarig biasanya ditarik oleh ‘kapal tunda. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan Alur kapal adalah bagian dari perairan di pelabuhan tempat masuk/ keluarnya kapal. Alur pelayaran kapal memiliki kedalaman tertentu agar kapal bisa masuk/keluar kolam pelabuhan atau sandar di dermaga. Alur kapal harus dikeruk secara teratur agar kapal dengan sarat tertentu bisa masuk Sarat kapal adalah kedalaman bagian kapal yang terendam air. Sarat kapal ini terkait dengan berat kapal beserta isinya. Hubungan antara bobot mati (deadweight) kapal dengan saratnya dapat di ambil sebagai perkiraan sebagai berikut. Bobot mati kapal Sarat kapal Sarat kapal dalam ton dalam kaki (ft) dalam desimeter (dm) 10.000 26 79 20,000 30 a1 50,000 38 115 100.000 48 146 200.000 60 183 300.000 72 219 500.000 90 274 ’ i i a MB AaNRCNetie: PELABUHAN Kolam pelabuhan juga selalu harus disiapkan oleh pelabuhan, agar tersedia tempat cukup sesuai dengan jenis kapal dan muatannya, Bila kapalnya adalah kapal petikemas maka tentunya akan diusahakan agar dapat sandar di pelabuhan petikemas lengkap dengan gantry crane-nya, Dan kapal dengan muatan umum (gen- | eral cargo) diusahakan agar dapat sandar di dermaga yang ada gudangnya. Juga untuk kapal ferry atau penyeberangan harus ada dermaga ferry, kapal tanker minyak di dermaga khusus untuk tanker, 9, Rambu kapal Rambu kapal adalah tanda-tanda yang dipasang di perairan menuju pelabuhan untuk memandu kapal berlabuh. Bila letak rambu-rambu kurang jelas maka dapat mengakibatkan kapal kandas, juga bila kapal berlabuh, jangkarnya dapat menggaruk kabel komunikasi atau kabel listrik di bawah air, atau terjadi kapal berlabuh di daerah yang terlarang. 10. Gudang Gudang adalah tempat penampungan barang yang tertutup agar terlindung dari cuaca. Namun ada juga gudang terbuka untuk barang tertentu atau petikemas. Gudang merupakan bagian yang penting dari suatu pelabuhan, karena dalam gudang inilah barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal untuk sementara disimpan, kecuali bila muatan dimuat dalam petikemas (container). Jenis gudang bisa dibagi menurut masuk wilayah kepabeanan atau tidak, jenis barang yang disimpan, dan lamanya penyimpanan barang. Sedangkan fungsi gudang mencakup menyeimbangkan volume barang yang diangkut oleh kapal dan yang akan atau telah diangkut oleh angkutan darat. Selain itu gudang juga berfungsi : untuk memperlancar formalitas administrasi dan kepabeanan, | mencegah kerusakan barang, serta sebagai penampungan sementara | untuk barang yang akan diangkut kembali (Pembahasan lebih rinci mengenai gudang bisa dilihat pada Bab 12). | i. Dermaga Unni melayani kapal-kapal yang masuk, pelabuhan menyediakan | rmaga, yaitu tempat di mana kapal dapat berlabuh atau sandar Buna melakukan kegiatannya, baik bongkar/muat atau kegiatan 17 SHIPPING GUSSET SS lainnya. Untuk bongkar/muat general cargo, pelabuhan menyediakan dermaga konvensional. Sedangkan untuk bongkar/ muat kapal-kapal petikemas pelabuhan menyediakan dermaga Khusus petikemas, a, Dermaga Konvensional Dermaga konvensional adalah dermaga yang digunakan untuk melakukan aktivitas bongkar muat kapal kargo. Dermaga konvensional terdiri dari pelataran dermaga, gudang-gudang, lapangan terbuka dan perlengkapan dengan kran-kran (portal-crane) untuk membantu pembongkaran/pemuatan kapal. Dermaga konvensional dipakai untuk kapal-kapal kargo biasa, yaitu kapal- kapal yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat dan membawa berbagai jenis muatan yang memerlukan pemadatan Khusus bila disimpan dalam palkanya (karung, peti). Petikemas juga ada yang dibongkar di dermaga konvensional namun karena pelataran antara dermaga dan gudang sempit akan menimbulkan kesukaran dalam angkutan maupun pergerakannya. Di dermaga konvensional terdapat lebih banyak tenaga manusia (buruh). Buruh di dermaga ini dipergunakan untuk mengangkat barang dari/ke gudang, baik itu masih dilakukan dengan dipanggul, dengan kereta dorong maupun dengan forklift dari/ke kapal, Buruh juga dipergunakan untuk membantu menumpuk atau membongkar muatan di kapal, untuk menyusun muatan di gudang maupun membongkarnya dan juga dipergunakan untuk meletakkan atau membongkar dari alat angkut atau truk. b. Dermaga Petikemas Dermaga petikemas adalah dermaga yang digunakan untuk melakukan bongkar muat kapal-kapal petikemas. Dermaga petikemas terdiri dari lapangan yang terbuka dan dilengkapi dengan keran-keran untuk membongkar/memuat peti kemas. Keran-keran tersebut dinamakan gantry crane, Dermaga ini juga dilengkapi dengan alat-alat angkat khusus petikemas dan juga alat untuk memindahkan dan menumpukkan secara mekanis, Buruh di sini dimanfaatkan untuk mengisi atau membongkar barang dari petikemas. Dermaga petikemas juga dilengkapi dengan beberapa gudang untuk menampung muatan dari petikemas. Baik di dermaga petikemas maupun dermaga konvensional, selain 18 SS tersedia jalan biasa juga dilengkapi dengan rel-rel untuk miemungkinkan kereta api bisa masuk. Karena bongkar muat di pelabuhan petikemas menggunakan peralatan-peralatan besar, maka | di pelabuhan petikemas tidak banyak membutuhkan tenaga manusia. c. Dermaga Khusus | Selain kapal petikemas dan general cargo, ada juga kapal-kapal dengan muatan khusus, seperti kapal ferry dan Ro-Ro. Biasanya untuk kapal-kapal ini disediakan dermaga khusus. Kapal-kapal pengangkut minyak atau tanker juga disediakan tempat khusus untuk aktivitasnya, terpisah dari dari kapal-kapal lainnya karena tanker biasanya mengangkut bahan bakar yang bisa membahayakan kapal-kapal lainnya. d. Perairan Bongkar/muat dapat juga dilakukan di perairan. Di sini muatan diangkut dari dan ke kapal menggunakan tongkang. Kapal melakukan lego jangkar, diikat di pelampung atau pada tonggak pengikat (dolphin). Kegiatan bongkar muat ini dinamakan mid- stream activities, Namun apabila pengang-kutannya lebih mudah | menggunakan angkutan darat, agar kegiatannya bisa dilakukan | lebih cepat, maka bongkar muainya dilakukan di dermaga. _ Instansi dan Perusahaan di Pelabuhan | Pelabuhan merupakan sistem terpadu yang berfungsi untuk melayani kapal dan berbagai transaksi yang berlangsung di pelabuhan. Dalam sistem tersebut terdapat berbagai instansi pemerintah maupun perisahaan swasta yang bekerja saling mendukung untuk melayani kapal serta muatannya. Ada instansi pengelola pelabuhan yang sangat berperan, | yaitu administrator pelabuhan dan PT Pelabuhan Indonesia. Administrator pelabuhan mempunyai tugas memadukan rencana Operasiondl dalam mempergunakan tambatan/gudang dan fasilitas Pelabuhan lainnya. Administrator pelabuhan juga mengendalikan pet, arus kapal dan barang dan mengadakan pembinaan tenaga ‘erja bongkar muat (TKBM), serta mengkoordinir instansi yang ada dalam pelabuhan. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menyediakan dan mengusahakan as pelabuhan yang memungkinkan kapal dapat berlabuh dengan | fasilit 19 aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar/muat, serta menetapkan alokasi tempat tambatan dan waktu kapal bertambat dan menetapkan target produksi kegiatan: bongkar/muat. Selain itu, Pelindo juga mengawasi pelaksanaan pemakaian tambatan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Sesuai SK Menteri Perhubungan nomor KM.53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional, dalam Pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa untuk mewujudkan peran pelabuhan, pelabuhan melaksanakan fungsi: 1) Pemerintahan: a) Pelaksana fungsi keselamatan pelayaran. b) Fungsi bea dan cukai c) Pelaksana fungsi imigrasi. d) Pelaksana fungsi karantina. : e) Pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban. 2) Pengusahaan jasa kepelabuhanan: a) Usaha pokok yang meliputi pelayanan kapal, barang, dan penumpang. b) Usaha penunjang yang meliputi persewaan gudang, lahan, dan Jain-lain. Adapun instansi pemerintah dan perusahaan swasta yang berperan di pelabuhan adalah sebagai berikut. 1. _ Instansi Pemerintah a. Administrator Pelabuhan Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.67 Tahun 1999, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Administrasi Pelabuhan Bab I, Pasal 1: 1) Kantor Administrator Pelabuhan adalah unit organik di bidang keselamatan pelayaran di pelabuhan yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan di lingkungan Departemen Perhubungan. 2) Kantor Administrator Pelabuhan Kelas I (Utama) berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan Kantor Administrator Pelabuhan Jainnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan. 20 — LSS PELABUNAN 3) Kantor Administrator Pelabuhan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor. Menurut Pasal 2, Administrator Pelabuhan mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian pelayanan keselamatan pelayaran di dalam daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan untuk memperlancar angkutan laut. Menurut pasal 3, dalam melaksanakan tugas seperti dimaksud dalam pasal 2, Kantor Administrasi Pelabuhan menyelenggarakan fungsi: 1) Penilikan kegiatan lalu-lintas angkutan laut yang meliputi kapal, penumpang, barang dan hewan serta pemantauan pelaksanaan tarif angkutan laut. 2) ‘Pembinaan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) dan pemantauan pelaksanaan tarif TKBM. 3) Penilikan terhadap pemenuhan syarat kelaiklautan kapal dan pengeluaran Surat Izin Berlayar (SIB). 4) Pencegahan dan penanggulan pencemaran serta pemadam kebakaran di perairan pelabuhan, 5) Pengamanan, penertiban, dan penegakan peraturan per- hubungan laut di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan guna menjamin kelancaran operasional di bidang pelabuhan. 6) Pengawasan keselamatan di bidang pembangunan fasilitas dan peralatan pelabuhan, alur pelayaran dan kolam pelabuhan serta pemantauan kerja operasional pelabuhan. 7) Pemeriksaan nautis, teknis, radio, pembangunan dan perombakan kapal serta pemberian sertifikasi. 8) Pelaksanaan pengukuran dan status hukum kapal, serta pengurusan dokumen pelaut, penyijilan awak kapal dan perjanjian kerja laut, 9) Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan Tumah tangga Kantor Administrator Pelabuhan. Menurut Pasal 4, Kantor Administrator Pelabuhan diklasifikasikan dalam 5 kelas, yaitu: 1) Kelas I; 2) Kelas II; 21 ‘SHIPPING. RESSRRS-ESBTROPSTE SSIS USES ETRE TEL rea 3) Kelas INI; 4) Kelas IV dan 5) Kelas V. Adapun klasifikasi pelabuhan di Indonesia berdasarkan kelasnya dapat dilihat pada halaman 23, Sedangkan pembagian tugas di semua kantor Administrator Pelabuhan adalah: 1) Bagian Tata Usaha 2) Bidang Lalu-Lintas Laut dan Kepelabuhanan 3) Bidang Penjagaan dan Keselamatan 4) Bidang Kelaiklautan Kapal b. Bea dan Cukai Sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 10/1995 tentang Kepabeanan, Direktorat Bea Cukai yang berada di bawah Departemen Keuangan mengatur dan mengawasi kepabeanan di seluruh wilayah Indonesia. Jadi, secara umum, tugas instansi Bea dan Cukai adalah mengenakan pajak cukai terhadap barang atau muatan yang masuk keluar daerah dimana pemerintah telah mengenakan kewajiban untuk membayar bea. Instansi Bea dan Cukai di pelabuhan memiliki tugas: 1) Mengadakan pemeriksaan terhadap keluar/masuknya barang di daerah Bea dan Cukai. 2) Pemeriksaan terhadap barang-barang muatan di kapal maupun di gudang. 3) Menetapkan besarya bea masuk sesuai tarif untuk jenis barang berdasarkan tarif yang ditetapkan pemerintah, 4) Mengawal barang yang belum terkena bea masuk dari pelabuhan ke entreport atau sebaliknya. 5) Mengawal barang dari kawasan pedalaman yang dinyatakan daerah bea-cukai ke pelabuhan atau sebaliknya. c. Syahbandar Syahbandar adalah badan yang melaksanakan port clearance, yaitu pemeriksaan surat-surat kapal, agar kapal dapat keluar masuk pelabuhan. Syahbandar adalah penegak hukum dalam ketertiban bandar dan pengawas keselamatan pelayaran. Kapal-kapal harus IDONESIA $1 PELABUHAN DI INI KA: KLASIFI Tokasi las asi Nama, Peabunen Ka = ae aa Ssuc N, = ce Gresik w ea ie f Say Probolingge " on uM ny cto t = Bolawan om io een v NAD BON re i = = ee au y Wlahayat om v Pal i i = u smut Pasuruan W = Pakanbary a =o : jung Pinang te mat Ps E Tanjur ‘Asahan " Parana : 2 a ee : 3 Kuala Sibolga Vv 2 oo Sabang Wi ie i Kuala Langsa wv ee E ee Vv Sumut Maumer ¥ z ae Y Kotabaru v a Gunung § v pes Roa t ze eens Ss » Pangan Bun rs — i Kuala Kapuas a ‘ars 5 “= Sumbat Balikpapan Mw ‘on =e t Sumsel Samarinda i cn Teluk Bayu eed eneand ae w = Palembang u ca en : Fa i t Kalb@r kyala Pembuang y tt ce Se oe — Pontian “ Sunda Kelapa WV <= ss = {oe me it Sulut pao v Sumsel Ujung ae = er 15 te a Pangkal Balai v oh 7 ra : Irian Jaya a « ae coer 1 Sulsel TTeluk Air v = eee t = a v ‘Sumeet Kenda “aoe Vv Sulteng i v Kabar Makara a aie = v ibarPantolo w se an v Kabat Tomato v ws Singkawang v i ie = Merauke uw Ss 1 aim erate igen Tanjung Perak mM vateng Gorontalo v = Teng nar i dateng Gorontalo, Ww = Tanjung Intan i “on = Tanjung Tembaga w ie ace = oe / vatend Taistol Wilker sm iW alse pandanaira Banjarmasin cesarean Ne nn eel Sumber: PT Capricom Indone Consult Inc. diolah 23 [SHIPPING REMERON ENC ARSE Ase oer ene eT iliki bahwa kapal layak laut serta iki dokumen yang menyatakan js sack syarat dan ketentuan keselamatan pelayaran. 4. Imigrasi Direktorat Imigrasi adalah badan yang berada di bawah Departemen Kehakiman. Di pelabuhan, instansi ini mempunyai tugas untuk: 1) Mengawasi keluar masuknya orang sesuai ketentuan dari keimigrasian. 2) Memeriksa penumpang dan awak kapal, dalam hal penumpang asing yang hendak masuk atau keluar daerah hukum Indo- nesia. 3) | Memeriksa paspor penumpang asing apakah sudah memenuhi ketentuan. 4) Memeriksa paspor ABK (anak buah kapal). 5) Memberikan immigration clearance. e. Dinas Karantina dan Dinas Kesehatan Sesuai dengan KM 26/1998, Dinas Karantina disatukan dengan Dinas Kesehatan. Adapun tugas Dinas Karantina di pelabuhan adalah: 1) Melakukan pelayanan kesehatan. 2) Memeriksa dan meneliti buku kesehatan, deratting certifi cate, daftar awal kapal dan penumpang. 3) Memberikan health certificate dan health clearance. 4) Mengawasi tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dibawa keluar masuk pelabuhan melalui kapal. 5) Bila perlu melakukan karantina, Dinas kesehatan pelabuhan merupakan instansi yang berada di bawah Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan pelabuhan memiliki tugas untuk: 1) Melakukan pelayanan kesehatan. 2) Meneliti dan memeriksa buku Kesehatan, deratting certifi- cate (sertifikat bebas tikus), daftar awak kapal dan penumpang. 3) Memberikan health certificate dan health clearance. 24 AAAS PELABUHAN {, Keamanan dan Ketertiban Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) merupakan penjaga keamanan perairan pelabuhan dan pantai sekitarnya. Polisi yang bertugas di pelabuhan adalah polisi khusus yang dinamakan Kesatuan Penjaga dan Pengamanan Pelabultan (KP3). g- Sucofindo Sucofindo (Superintending Company Indonesia) merupakan bagian dari Departemen Perdagangan yang bertugas menilai mutu, harga, dan jumlah harga dari muatan yang keluar/masuk Indonesia. Disamping itu, Sucofindo juga bertindak sebagai lembaga penelitian pemerintah mengenai jumlah dan mutu dari muatan, Badan ini berhak mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang diperlukan. Bila diperlukan, Sucofindo juga memeriksa keadaan muatan di luar negeri yang hendak diimpor ke Indonesia, serta menyatakan harganya dan mutunya untuk keperluan. bea-masuk. 2. Perusahaan Swasta Perusahaan’ swasta (Badan Hukum Indonesia) yang melaksanakan jasa kepelabuhan berkaitan dengan lalu-lintas kapal, penumpang, dan barang terdiri dari: a. Perusahaan Pelayaran Perusahaan pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal, baik kapal milik sendiri maupun sewa (charter). b. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) Perusahaan bongkar muat adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan bongkat dan muat barang/petikemas:ke kapal. ¢. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder EMKL dan freight forwarder adalah perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan barang-barang di Bea-Cukai, pelayaran dan angkutannya. d. Perusahaan Angkutan Bandar Perusahaan angkutan bandar adalah adalah perusahaan yang mengadakan angkutan barang dan manusia antara kapal dan daratan. €. Perusahaan Angkutan Darat Perusahaan angkutan darat adalah perusahaan angkutan barang- barang yang dibongkar/muat dari kapal. 25 ‘SHIPPING SEISETREDNERERS WES: ERIS RR FiO BEEN ONES EROTENE TE f. Perbankan Perbankan adalah perusahaan yang mengadakan jasa perbankan untuk di pelabuhan, terutama transaksi ekspor/impor barang. g. Surveyor Surveyor adalah perusahaan yang mensurvei mutu suatu keadaan batang atau kapal. h. Jasa Konsultan Jasa konsultan adalah memberi saran atau nasihat tentang suatu masalah berikut cara menyelesaikannya. i, Perusahaan Persewaan Peralatan Perusahaan persewaan peralatan adalah perusahaan yang menyewakan peralatan bongkar/muat dan transpor. j. Pemasok Pemasok (supplier) kapal adalah adalah leveransir barang atau bahan makanan untuk keperluan kapal. G. Pengelola Pelabuhan Pelabuhan-pelabuhan di Eropa, seperti pelabuhan Amsterdam, Ham- burg, atau Bremen pengelolaanya berada di bawah pemerintah kota. Sedangkan unsur-unsur penunjang pelabuhan, seperti pergudangan, stevedoring, dan fasilitas penunjang lainnya diserahkan kepada swasta. Alasannya, swastalah yang lebih mengetahui dan bisa mengelola secara lebih profesional. Di Indonesia, baru pada permulaan tahun 2000, pemerintah daerah dapat ikut berpartisipasi dalam mengelola pelabuhan di daerahnya. Hal ini sesuai dengan PP 69 Tahun 2001 Pasal 14, ayat (1), (2), dan (3) dan mengacu kepada undang-undang no. 232 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang antara lain berisi: ¢ — Penyelenggara pelabuhan mengusulkan penetapan rencana induk pelabuhan kepada menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. * _ Rencana induk pelabuhan untuk pelabuhan laut ditetapkan sebagai berikut. a Pelabuhan intemasional hub, internasional, serta nasional ditetapkan oleh menteri setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota, b. _Pelabuhan regional ditetapkan oleh gubernur setelah mendapat rekomendasi dari bupati/walikota. ¢. Pelabuhan lokal ditetapkan oleh bupati/walikota. Demikian juga untuk pelabuhan penyeberangan, pimpinan daerah juga jkut aktif berperan. Sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1992, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelabuhan, pemerintah menyerahkan kepada: ae Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan khusus untuk: tujuan penyelenggaraan pelabuhan umum. >, Badan Hukum Indonesia (BHI) yang merupakan badan usaha yang dimiliki oleh swasta dan/atau negara dan/atau koperasi, yang melaksanakan kegiatan usaha dalam menunjang kelancaran angkutan laut di pelabuhan umum, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam pelabuhan terdapat beberapa instansi pemerintah dan perusahaan swasta. Badan-badan tersebut terlibat dalam kegiatan pelabuhan dengan fungsi dan perannya masing-masing. Kegiatan di pelabuhan dilaksanakan secara terkoordinir di antara berbagai bagian yang saling mendukung ‘satu sama lain. Kegiatan tersebut menyangkut sistem keamanan, kelancaran, ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar serta perpindahan: intra dan/antar-moda. Berikut ini adalah peran dari badan-badan yang terlibat dalam aktivitas di pelabuhan. 1. Regulator, yang terdiri dari instansi pemerintah’ di pelabuhan yang melaksanakan fungsi keselamatan pelayaran, bea dan cukai, imigrasi, karantina, serta keamanan dan ketertiban. 2. Operator adalah BHI yang melaksanakan kegiatan usaha pelayanan jasa terhadap kapal dan barang di pelabuhan dalam rangka menunjang kegiatan angkutan laut yang terdiri dari ekspedisi muatan kapal laut, bongkar muat, angkutan bandar, dan lain sebagainya sesuai dengan perkembangan teknologi. 3. Fasilitator adalah BUP selaku penyelenggara pelabuhan umum yang diusahakan melaksanakn kegiatan untuk melindungi ; kepentingan umum serta terwujudnya tatanan pelabuhan nasional. Pengguna, yang terdiri dari penerima atau pengirim barang dan Pemilik kapal (perusahaan pelayaran atau agennya) yang 27

Anda mungkin juga menyukai