EPILEPSI
OLEH
KELOMPOK 4
1. FENITOIN
Indikasi : terapi pada semua jenis epilepsi, kecualipetit mal; status
epileptikusPeringatan: hati-hati pada gangguan fungsi hati(dosis diturunkan),
hindari pemutusan obatdengan tiba-tlba, hindari pada porifiria.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: D
Kategori risiko ibu menyusui: terdapat dalamair susu ibu (ASI). Sebaiknya
dihindari.
Efeksamping: gangguan saluran cema, pusing,nyeri kepala, tremor, insomnia,
neuropati perifer,hipertrofi gingival, ataksia, bicara tak jelas,nistagmus,
penglihatan kabur, ruam, akne,hirsutisme, demam, hepatitis, lupus
eritematosus,eritema multiform, efek hematologi(leucopenia,trombositopenia,
agranulositosis).
Dosis: oral: dosis awal 3-4 mg/kg/hari atau 150-300 mg/hari, dosis tunggal
atau terbagi 2 kalisehari. Dapat dinaikkan bertahap. Dosis lazim:300-400
mg/hari, maksimal 600 mg/hari. Statusepileptikus: i.v. lambat atau infus, 15
mg/kg,kecepatan maksimal 50 mg/menit (loading dose).
Dosis pemeliharaan sekitar 100 mg diberikansesudahnya, interval 6-8 jam.
Monitor kadarplasma. Pengurangan dosis berdasar beratbadan.
ANAK: 5-8 mg/kg/hari, dosis tunggal/terbagi 2kali sehari.
2. KARBAMAZEPIN
Indikasi : epilepsi semua jenis, kecuali petit mal,neuralgia trigeminus;
propilaksis pada manikdepresif.
Peringatan : gangguan hati atau ginjal, hamil,menyusui, hindari pemutusan
obat mendadak,riwayat penyakit jantung, glaukoma, riwayat
reaksihematologik terhadap obat lain.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: D
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusidalam air susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan.
Efek samping: biasanya dihubungkan denganhipermagnesemia, mual, muntah,
haus, flushingkulit, hipotensi, aritmia, koma, depresi nafas,ngantuk, bingung,
hilang refleks tendon, lemahotot, kolik, dan diare pada pemberian oral.
Dosis:Penanganan bangkitan: dosis untuk dewasa dananak diatas 12 tahun
adalah 200 mg 2 kali sehariatau 100 mg, 4 kali sehari. Dosis dinaikkan
sampai200 mg, 3-4 kali sehari.
Penanganan neuralgia trigeminus: dosis awal100 mg, 2 kali sehari. Dosis
dapat ditingkatkanmenjadi 200 mg setiap hari dengan peningkatan100 mg
setiap 12 jam untuk tablet ataupeningkatan 50 mg, 4 kali sehari sampai
rasasakit hilang.
ANAK: penanganan bangkitan: 6-12 tahun adalah100 mg, 2 kali sehari atau
50 mg, 4 kali sehari.dosis untuk anak di bawah 6 tahun adalah 10-20mg/kg
berat badan dalam 2-3 dosis terbagi.
3. ASAM VALPROAT
Indikasi : epilepsi
Peringatan : riwayat penyakit hati, gangguanginjal berat, hamil, menyusui,
hindari pemutusanobat mendadak, pemberian bersama
antikoagulanmempengaruhi fungsi platelet, SLE.
Kategori risiko ibu hamil: keamananpenggunaan asam valproat pada masa
kehamilanbelum diketahui dengan past!, namun, obatantikonvulsan tidak
boleh dihentikan jika obat in!digunakan untuk mengatasi "major seizure"
yangmengarah ke status epileptikus yang mengancamjiwa
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusidalam air susu ibu (ASI), sehingga
penggunaanobat pada wanita menyusui harus diperhatikan.
Pengaruh terhadap bayi yang disusui belumdiketahui.
Efek samping: iritasi lambung, anoreksia, mual,muntah; sedasi, ataksia,
tremor; nafsu makanmeningkat; dapat terjadi hepatitis, edema,trombositopeni,
hambatan agregrasi platelet,ruam. Jarang: pangkreatitis, leukopeni,
hypoplasiasel darah merah.
Dosis: dosis awal: 300-600 mg/hari terbagi dalam2 dosis, setelah makan,
dapat dinaikkan 200mg/hari tiap selang waktu 3 hari, dosis maksimum:2,5
g/hari, daiam dosis terbagi. Dosispemeiiharaan biasanya; 12 g/hari (20-
30mg/kg/hari)
ANAK: sampai 20 kg (sekitar 4 th): dosis awai 20mg/kg/hari, daiam dosis
terbagi. Dapat bertahapdinaikkan sampai 40 mg/kg/hari. Lebih dari 20kg;
dosis: awai 400 mg/hari biasanya 20-30 mghari, maksimai 35 mg/kg/hari.
4. FENOBARBITAL
Indikasi : sebagai antikonvuisi, fenobarbitaldigunakan daiam penanganan
bangkitan tonik-kionik (grand mal) dan bangkitan parsial.Fenobarbitai dapat
digunakan daiam pengobatanawal, baik untuk bayi maupun anak-anak.
Peringatan : efek samping serius jarang terjadidengan fenobarbitai. Bila
diberikan secara oraluntuk mengatasi epilepsi, efek samping utamaberupa
kantuk atau sedasi; sehingga pada anakmenimbuikan paradoxical excitement
danhiperaktif atau perburukan hyperkinetic behavioryang sudah ada sehingga
kadang diperlukanpenggantian dengan obat barbiturate lain atauantikonvuisan
lain. Pasien usia lanjut seringkalimengalami excitement, bingung atau
depresi.Fenobarbitai menyebabkan beberapa reaksi kulitpada sekitar 1-3%
dari seluruh pasien; tetapireaksi ini biasanya berupa makulopapular
ringan,morbiliform atau scarianitiform yang segera hilangbila obat dihentikan.
Sangat jarang, dermatitiseksfollatif, ehtema multiform atau sindromastevens-
johnson telah terjadi. Fenobarbital harusdiberikan dengan sangat hati-hati
pada paslendengan nefritis.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: •
Pengaruh terhadap kehamilan: ada bukti positifrisiko kematian janin, tetapi
jika manfaatpemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkanterhadap ibu
hamil, maka dapat digunakan (misal:jika obat dibutuhkan pada keadaan
yangmengancam jiwa atau untuk penyakit yang seriusdan tidak ada obat lain
yang lebih aman untukdigunakan).
Kategori risiko ibu menyusui: tidakdirekomendasikan untuk ibu menyusui
karenafenobarbital didistribusikan dalam air susu.
Efek samping: mengantuk, kelelahan, depresimental, ataksia, dan alergi kulit,
paradoxicalexcitement restlessness, bingung pada orangdewasa dan
hiperkinesia pada anak; anemiamegalobalstik (dapat diterapi dengan asam
folat)
Dosis: oral: 60-18- mg (malam). Injeksi i.m./i.v.50-200 mg, ulang setelah 6
Jam bila perlu,maksimal 600 mg/hari. Encerkan dalam air 1:10untuk i.v. status
epileptikus (tersedia di ICU): i.v.kecepatan tak lebih dari 100 mg/menit,
sampai
bangkitan teratasi atau sampai maksimal 15mg/kg/hari tercapai.
Anak: 5-8 mg/kg/hari.
5. GABAPENTIN
Indikasi: terapi tambahan untuk epiiepsi parsialdengan atau tanpa kejang
umum, yang tidakdapat dikendalikan dengan anti epiiepsi lain.
Peringatan: hindari pemutusan obat mendadak(bertahap sekurang-kurangnya 1
minggu); epilepsicampuran dengan petit mal (yang mungkinkambuh). usia
lanjut (kurangi dosis), gangguanginjal (kurangi dosis), hamil dan menyusui.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusi dalamair susu ibu (ASI), gunakan
dengan hati-hati.
Efeksamping: somnolens, pusing, ataksia, lesu,nistagmus, nyeri kepala,
tremor, diplopia, mualdan muntah, rinitis, ambliopia, kejang,
faringitis,disartri, dispepsi, amnesia, gugup, batuk.
Dosis: Hari ke1: 300 mg, kemudian 300 mg 2kali sehari pada hari ke2,
kemudian 300 mg 3kali sehari pada hari ke3. Selanjutnya dinaikkansesuai
respons, sampai mencapai 1,2 g/hari terbagi dalam 3 dosis. Bila perlu
dinaikkan lagibertahap 300 mg/hari (dalam 3 dosis terbagi),sampai maksimal
2,4 g/hari. Dosis lazim: 0,9-1,2g/hari; periode diantara dosis tak boleh
melebihi12 jam.
Anak: tidak dianjurkan.
6. DIAZEPAM
Indikasi: pemakaian jangka pendek pada ansietasinsomnia, tambahan pada
putus alkohol akut,status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Peringatan: dapat mengganggu kemampuanmengemudi atau mengoperasikan
mesin, hamil,menyusui, bayi, usia lanjut, penyakit hati danginjal, penyakit
pernafasan, kelemahan otot/miastenia, gravis, riwayat penyalahgunaan
obatatau alkohol, kelainan kepribadian yang nyata,kurangi dosis pada usia
lanjut dan yang sudahtidak mampu melakukan aktifitas, hindaripemakaian
jangka panjang, peringatan khususuntuk injeksi i.v., porfiria.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui:
Kategoririsikoibumenyusui:terdistribusidalam air susu ibu (ASi), hindari jika
mungkin.
Efeksamping: efek samping pada susunan sarafpusat: rasa lelah, ataksia, rasa
malas, vertigo,sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efeklain;
gangguan pada saluran pencernaan,konstipasi, nafsu makan berubah,
anoreksia,penurunan atau kenaikan berat badan, mulutkering, salivasi, sekresi
bronkial atau rasa pahitpada mulut.
Dosis: oral: ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika periudapat dinaikkan menjadi 15-
30 mg sehari dalamdosis terbagi; lansia (atau yang sudah tidakmampu
meiakukan aktivitas) setengah dosisdewasa. Insomnia yang disertai ansietas,
5-15mg sebelum tidur. Untuk ansietas akut berat,pengendalian serangan panik
akut, penghentianalkohol akut, dosis awal 5 -10 mg i.v. (ke dalamvena besar
dengan kecepatan tidak lebih dari 5mg/menit), jika perlu uiangi setelah 4 jam.
Dosismaksimal : 30 mg. Catatan: rute i.m hanyadigunakan jika rute oral dan
i.v tidak mungkindiberikan.
ANAK: night teror dan somnambulisms, 1-5 mgsebelum tidur.
7. TOPIRAMAT
Indikasi: sindroma Lennox-Gastaut, migrain,epilepsi.
Peringatan: dapat mengganggu kemampuanmengemudi atau mengoperasikan
mesin, hamil,menyusui, bayi, penyakit hati dan ginjal, Minumair dalam
jumiah yang banyak untuk mengurangirisiko terjadinya batu ginjal, monitor
serumbikarbonat dalam darah pada awal terapi dansecara teratur selama
penggunaan topiramat.
Hindari penghentian obat mendadak; turunkandosis secara perlahan, lOOmg
dalam selangwaktu 1 minggu. Segera konsultasi ke dokterapabila mengalami
pandangan mata kabur atausakit mata (eye pain).
Kategori risiko ibu hamii dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusidalam air susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan.
Dosis:Monoterapi:
Dewasa: Bangkitan parsial dan tonik-klonik: dosisawal monoterapi: pada
minggu pertama, 25mgsehari dua kali (pagi dan sore); pada minggukedua,
50mg sehari dua kali; pada minggu ketiga,75mg sehari dua kali; pada minggu
keempat,100mg sehari dua kali; pada minggu kelima,150mg sehari dua kali;
pada minggu keenam(dosis maksimum) 200mg sehari dua kali.Anak = 17
tahun: Bangkitan tonik^klonik: dosisawal monoterapi: pada minggu pertama,
25mgsehari dua kali (pagi dan sore); ^ada minggukedua, 50mg sehari dua kali;
pada minggu ketiga,75mg sehari dua kali; pada minggu keempat,lOOmg
sehari dua kali; pada minggu kelima,150mg sehari dua kali; pada minggu
keenam(dosis maksimum) 200mg sehari dua kali.
Kombinasi terapi:
Dewasa dan anak = 17 tahun: Bangkitan parsialdan tonik-klonik: dosis awal
kombinasi terapi:mulai dengan 25mg-50mg per hari; dosis dapatditingkatkan
25mg-50mg per hari dalam selangwaktu 1 minggu hingga mencapai dosis
200-400mg per hari dalam dosis terbagi 2.
ANAK 2-16 tahun:
Bangkitan parsial dan tonik klonik: dosis awalkombinasi terapi: pada minggu
pertama, 1-3mg/kgberat badan/hari (= 25mg) diminum malam harisebelum
tidur; dosis dapat ditingkatkan 1-3mg/kgberat badan/hari dalam selang waktu
1-2 mingguhingga mencapai dosis 5-9mg/kg berat badan/hari.
8. KLONAZEPAM
Indikasi: epilepsi, semua jenis, termasuk petitmal, mioklonus, status
epileptikus.
Peringatan: gangguan hat! dan ginjal, penyakitpernapasan, usia lanjut, debil,
pemutusan obatmendadak, hamil, menyusui.
Kategori risiko ibu hamit dan menyusui: D
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusl daiamair susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan.
Kontraindikasi: depresi pernapasan, insufisiensipulmoner akut, porfiria.
Efek samping: letih, mengantuk, pusing, hipotoniotot, gangguan koordinasi
gerak; hipersaiivasipada bayi; agresi, iritabel dan perubahan mental;jarang
gangguan darah, abnormalitas fungsi hati.
Dosis Epilepsi:
Dewasa: dosis awal 1 mg (USIA LANJUT: 500mikrogram) malam hari,
selama 4 hari. Dosisdapat dinaikkan secara bertahap daiam waktu
24mingguhinggamencapaidosispemeliharaan4-8mg/hari,dalamdosisterbagi.
Dosismaksimum20mg/hari. ANAK 1-5 tahun: 250 mikrogram/hari,dapat
dinaikkan bertahap daiam 2-4 mingguhingga mencapai dosis 1-3 mg/hari.
Anak 5-12tahun: 500 mikrogram maiam hari seiama 4 hari,dapat
ditingkatkan secara bertahap daiam waktu2-4 minggu hingga mencapai dosis
3-6 mg/hari.
Dosis maksimum: 200mikrogram/kg beratbadan/hari.
Status epileptikus:Dewasa; infus atau injeksi 1mg diberikan dalamwaktu
sedikitnya 2 menit, jika periu dosis dapatdiuiang.
Anak: infus atau injeksi 500 mikrogram diberikandalam waktu sedikitnya 2
menit, jika periu dosisdapat diuiang.
9. LAMOTRIGIN
Indikasi: monoterapi dan terapi tambahan untukepilepsi parsiai dan epiiepsi
umum, tonik-klonik.
Peringatan: pemantauan ketat (faal hati, ginjaidan pembekuan darah); dan
pertimbangkan untukmenghentikan obat bila terjadi ruam, demam,gejaia-
gejala seperti influensa, mengantuk, ataumemburuknya pengendaiian kejang,
terutamapada bulan pertama pengobatan; kombinasidengan obat anti epiiepsi
lain mungkin terkaitdengan perburukan penyakit secara progresifdengan status
epiieptikus, disfungsi muiti organ,disseminated intravascular coagulation
dankematian; hindari pemutusan obat mendadak(bertahap dalam 2 minggu
atau lebih); gangguanginjal; hamil dan menyusui.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusi dalamair susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan (AAP).
Kontraindikasi: gangguan hati
Dosis;Monoterapi:
Dewasa: dosis awal 25 mg/hari selama 14 hari,kemudian 50 mg/hari untuk 14
hari berikutnya;peningkatan dosis maksimum 50-1 OOmg denganinterval
waktu 1-2 minggu hingga mencapai dosispemeliharaan 100-200 mg/hari
sebagai dosistunggal atau dosis terbagi dua.
USIA LANJUTtidak dianjurkan.
Anak > 12 tahun: dosis awal, dosis tunggal 25mgselama 2 minggu kemudian
dilanjutkan dengandosis tunggal 50mg selama 2 minggu, dan
dapatditingkatkan maksimum 50-1 OOmg setiap 1-2minggu hingga mencapai
dosis 100-200mgsebagai dosis tunggal atau dosis terbagi.
Anak= 12 tahun: tidak direkomendasikan.
Kombinasi terapi dengan valoroat:
Dewasa: dosis awal 25 mg, selang sehari selama14 hari, kemudian 25 mg/hari
setiap hari untuk14 hari berikutnya, dosis dapat ditingkatkan
maksimum 25-50mg setiap 1-2 minggu hinggamencapai dosis 100-200mg
sebagai dosis tunggaiatau dosis terbagi 2.
Anak >12 tahun: dosis awal 150 mikrogram/kgberat badan/hari untuk 14 hari,
kemudian 300mikrogram/kg berat badan /hari untuk 14 hariberikutnya, dosis
dapat ditingkatkan maksimum300 mikrogram/kg berat badan setiap 1-2
mingguhingga mencapai dosis 1-5 mg/kg berat badansebagai dosis tunggai
atau dosis terbagi 2.
ANAK yang beratnya kurang dari 25 kg; dosisawal 5 mg, selang sehari, untuk
14 hari pertama.
Dosis pemeliharaan: 1-5 mg/kg berat badan/harisebagai dosis tunggai atau
dosis terbagi 2.
Kombinasi terapi dengan okskarbazepin:
Dewasa: dosis awal 25 mg, sekali sehari selama14 hari, kemudian 50 mg
sekali hari untuk 14 hariberikutnya, kemudian dosis ditingkatkanmaksimum
50-1 OOmg setiap 1-2 minggu hinggamencapai dosis 100-200mg sebagai
dosis tunggal atau dosis terbagi 2,
USIA LANJUT tidakdianjurkan.
Kombinasi terapi dengan OAE penqinduksi enzim(bukan valproat):
Dewasa: dosis awal 50 mg, sekali sehari selama14 hari, kemudian 50 mg dua
kali sehari untuk14 hari berikutnya, kemudian dosis ditingkatkanmaksimum
lOOmg setiap 1-2 minggu hinggamencapai dosis 200-400mg dalam dosis
terbagi2, USIA LANJUT tidak dianjurkan.Gangguan fungsi hati: gangguan
fungsi hatisedang (Chlld-Pugh category B): kurangi 50%dosis; gangguan
fungsi hati berat (Child-Pughcategory C): kurangi 75% dosis.
10. PRIMIDON
Indikasi: semua jenis epiiepsi kecuali petit mal.Juga dipakai untuk tremor
esensial.
Peringatan; Kontraindikasi dan Efek samping:lihat Fenobarbital. Mengantuk,
ataksia, mual,gangguan pengiihatan, dan ruam, biasanyareversibei meski obat
diteruskan.Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: D
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusi dalamair susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan (AAP).
Dosis:
Dewasa dan anak > 8 tahun: dosis awal 100-125mg/hari menjelang tidur
selama 3 hari, kemudianditingkatkan 100-125 mg dalam dosis terbagisetiap 3
hari hingga mencapai dosis 250mg tigakali sehari. Dosis maksimum: 2
gram/hari.
Anak = 8 tahun: dosis awal 50mg menjelang tidurselama tiga hari, kemudian
50mg/hari ditingkatkansetiap tiga hari hingga mencapai dosis 125-250mg(10-
25 mg/kg berat badan) tiga kali sehari.
Anak < 2 tahun: dosis pemeliharaan 250-500mgper hari.
11. OKSKARBAZEPIN
Indikasi: epilepsi umum, tonikklonik primer danepilepsi parsial dengan atau
tidak dengangeneralisasi sekunder.
Peringatan: Wanita hamil, menyusui. Pantaukadar Na dalam serum; disfungsi
ginjal berat,pemutusan obat jangan mendadak, alergi silangdengan
karbamazepin. Hati-hati mengemudi danmenjalankan mesin.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusi dalamair susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan.
Kontraindikasi: AV block
Efek samping: rasa lelah, kadang mengantuk,sel darah putih berkurang,
hiponatremia. Jarang:depresi, psikis labil, trombositopenia,
pansitopenia,sindrom StevensJohnson.
Dosis:Monoterapi:
Dewasa: dosis awal 300 mg/hari dua kali sehari,kemudian dosis ditingkatkan
500 mg/hari setiap3 hari hingga mencapai dosis 1200mg/hari.
Anak 4-16 tahun: dosis awal 8-10mg/kg beratbadan dalam dosis terbagi dua;
kemudian dosisditingkatkan menjadi 5 mg/kg berat badan/harisetiap tiga hari
hingga mencapai 600-900mg/hariuntuk anak dengan berat badan 20kg;
9001200mg/hariuntukanakdenganberatbadan30kg; 900-1500mg/hari untuk
anak dengan beratbadan 35-40kg; 1200-1500mg/hari untuk anakdengan berat
badan 45kg; 1200-1800mg/hariuntuk anak dengan berat badan 50-55kg; 1200-
2100mg/hari untuk anak dengan berat badan 60-70kg.
Kombinasi terapi:
Dewasa; dosis awal 300 mg/hari dua kali sehari,kemudian dosis ditingkatkan
GOOmg/hari denganinterval waktu satu minggu hingga mencapaidosis
1200mg/hari.
Anak 4-6 tahun: dosis awal 8-10mg/kg beratbadan/hari hingga mencapai dosis
yangdirekomendasikan sesuai dengan berat badandalam waktu 2 minggu.
Dosis maksimum;1800mg/hari (untuk anak dengan berat badan39kg).
Anak 2 - < 4 tahun: dosis awal 8-10mg/kg beratbadan/hari dalam dosis terbagi
dua hinggamencapai dosis yang direkomendasikan sesuaidengan berat badan
dalam waktu 2-4 minggu.
Dosis maksimum: 60 mg/kg berat badan/haridalam dosis terbagi dua. Untuk
anak denganberat badan < 20kg: dosis awal 16-20mg/kg/hari.
Konversi terapi dari monoterapi OAE lain menjadimonoterapi okskarbazepin:
Dewasa: dosis awal 300 mg/hari dua kali sehari,kemudian dosis ditingkatkan
GOOmg/hari denganinterval waktu satu minggu hingga mencapaidosis
2400mg/hari dalam waktu 2-4 minggudisertai dengan penurunan dosis OAE
lain hinggapenghentian terapl OAE lain tersebut dalam waktu3-6 minggu.
Anak 4-16 tahun: 8-10mg/kg berat badan dalamdosis terbagi dua, kemudian
dosis ditingkatkanlOmg/kg berat badan/hari dengan interval waktusatu
minggu hingga mencapai dosis yangdirekomendasikan sesuai dengan berat
badananak dalam waktu 2-4 minggu disertai denganpenurunan dosis OAE lain
hingga penghentianterapi OAE lain tersebut dalam waktu 3-6 minggu.
12. VIGABATRIN
Indikasi: epilepsi yang tidak dapat diatasi dengananti epilepsi lain secara
memuaskan, monoterapipenatalaksanaan spasme infantil (West'ssyndrome)
Peringatan: gangguan ginjal; usia lanjut;pemantauan ketat fungsi syaraf;
hindaripemutusan obat mendadak (bertahap dalam 24minggu) riwayat
psikosis atau masalah perilaku
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: belumditentukan (kontraindikasi-
pabrik farmasi)
Kategori risiko ibu menyusui: tidak diketahui(kontraindikasi-pabrik farmasi).
Kontraindikasi: Wanita hamil dan menyusui
Efek samping: mengantuk, kelelahan, pusing,gugup, iritabilitas, agitasi,
depresi, sakit kepala,nistagmus, ataksia, tremor, paraesthaesia,konsentrasi
menurun; efek samping jarang tetjadi:yaitu bingung, agresi, psikosis, mania,
gangguansaluran cema, alopesia, ruam, urtikaria; eksitasidan agitasi pada
anak; kadang-kadang frekuensiserangan meningkat (terutama jika
mioklonik),enzim hati menurun, haemoglobin sedikitmenurun, juga
dilaporkan kerusakan areapenglihatan, potofobia dan gangguan retinal. Hati-
hati dalam pemakaian vigabatrin (perhatikandosis dan lama pemberian) karena
vigabatrindapat menyebabkan kehilangan penglihatanpermanen.
Dosis:Kombinasi terapi:
Dewasa: dosis awal 1gram/hari dalam dosistunggal atau terbagi 2, kemudian
ditingkatkanbertahap 500 mg dengan waktu seminggu sesuaidengan respons.
Dosis maksimum: 3 gram/harisebagai dosis tunggal atau dosis terbagi dua.
Anak: dosis awal 40mg/kg berat badan per hari.
Dosis pemeliharaan disesuaikan dengan beratbadan anak: 10 - 15 kg: 0,5 - 1
gram/hari; 15 -30 kg: 1-1,5 gram/hari; 30 - 50 kg: 1,5-3gram/hari; >50kg: 2-3
gram/hari sebagai dosistunggal atau dosis terbagi dua.
13. LEVETIRASETAM
Indikasi: Terapi tambahan pada pengobatan
bangkitan parsial pada pasien epilepsi dewasaPeringatan: Penghentlan
dilakukan secarabertahap untuk meminimalkan potensipeningkatan frekuensi
bangkitan. Perhatian dosispada pasien gagal ginjal dan pasien yang
sedangmenjalani dialysis. Tumnkan dosis levetirasetamdan berikan dosis
tambahan pada pasien setelahdialisis.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusidalam air susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan.
Efek samping: Anoreksia, astenia, ataksia,pusing, sakitkepala, infeksi, gugup.
nyeri, faringitis,rinitis.mengantuk, vertigo.Efek samping pada penggunaan
dengan OATlain : astenia, pusing, infeksi, mengantuk.
Dosis:Dewasa dan anak =12 tahun: dosis awal 500mgsehari dua kali,
kemudian dosis ditingkatkanlOOOmg dalam dosis terbagi dua setlap 2
mingguhingga tercapai dosis 3 gram/hari. Penggunaandosis lebih darl 3.000
mg/hari tidak terbuktimeningkatkan efek.
Anak 4 - <16 tahun: dosis awal lOmg/kg beratbadan, kemudian dosis
ditingkatkan 20mg/kgberat badan /hari dalam dosis terbagi dua setiapdua
minggu hingga maksimum SOmg/kg beratbadan/hari dalam dosis terbagi
dua.Pada pasien dengan gagal ginjal perlu diberikandosis secara individual
sesuai kondisi ginjalnya.
14. FELBAMAT
Indikasi: obat alternative untuk Atyplkal absence,myokionik, atonik
Peringatan: Gunakan hati-hati pada pasiendengan gaga! ginjal. Turunkan dan
pelihara dosis50% dari biasa (waktu paruh lebih lama 9-15jam).
Kategori risiko ibu hamii dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: belum diketahui
Efek samping: anoreksia, kehilangan beratbadan, mual, muntah, rash,
insomnia, sakit kepala,pusing, mengantuk, diplopia.
Dosis:Monoterapi:
Dewasa dan anak = 14 tahun: dosis awal 1200mg/hari dalam dosis terbagi 3
atau 4 kali,kemudian dosis ditingkatkan 600mg/hari setiap2 minggu hingga
mencapai dosis 2400 mg/hari.
Anak 2-14 tahun: dosis awal 15 mg/kg beratbadan/hari dalam dosis terbagi 3
atau 4, kemudiandosis ditingkatkan 15 mg/kg berat badan/harisetiap minggu.
Dosis maksimum: 45 mg/kg beratbadan/hari.
Konversi terapi dari monoterapi OAE lain meniadimonoterapi felbamat:
Dewasa dan anak =14tahun: dosis awal 1200 mg/hari dalam dosisterbagi 3
atau 4 kali disertai dengan penurunandosis OAE pertama sekitar 20%-33%.
Padaminggu ke-2, dosis felbamat ditingkatkan menjadi2400 mg/hari disertai
dengan penurunan dosIsOAE pertama sebesar 33% dosis lag! (dosis
OAEpertama tinggai 33% bagian dosis mula-muia).Pada minggu ke-3, dosis
feibamat ditingkatkanmenjadi 3600 mg/hari disertai dengan penurunandosis
OAE pertama sebesar 33% dosis lagi (OAEpertama dihentikan
pemakaiannya).
Kombinasi terapi:
Dewasa: dosis feibamat yang ditambahkan1200mg/hari dalam dosis terbagi 3
atau 4 disertaidengan pengurangan dosis OAE pertama sebesar20%, kemudian
dosis feibamat ditingkatkan1200mg/hari setiap minggu hingga mencapaidosis
3600mg/hari.
Pasien anak dengan Lennox-Gastaut danumur2-14tahun:
Minggu 1: Feibamat 15 mg/kg/hari dalam 3-4 kali dosis terbagi. Turunkan
antikonvulsanlain sampai 20-30%
Minggu 2: Feibamat 30 mg/kg/hari dalam 3-4 kail dosis terbagi. Turunkan
antikonvulsanlain sampai 33%
Minggu 3: Feibamat 45 mg/kg/hari dalam 3-4 kail dosis terbagi. Turunkan
antikonvulsanlain sampai dosis yang diperlukan.
Pasien anak >14 tahun dan dewasa :
Minggu 1: Feibamat 1200 mg/hari. Turunkanantikonvulsan lain sampai 20-
33%
Minggu 2 : Feibamat 2400 mg/hari. Turunkanantikonvulsan lain sampai
33%Minggu 3: Felbamat 3600 mg/hari. Turunkanantlkonvulsan lain sampai
dosis yangdiperlukan.
15. TIAGABIN
Indikasi: sebagai terapi bangkitan parsial padapasien dewasa dan anak diatas
12 tahun
Peringatan: Pada pasien tanpa epilepsi, tiagabindapat menimbulkan onset
bangkitan baru danstatus epileptikus. Jangan hentikan obat ini tiba-tiba.
Karena klirens tiagabin berkurang padapasien dengan penyakit hati,
penurunan dosisatau perpanjangan interval dosis mungkindiperlukan pada
pasien tersebut.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: terdistribusidalam air susu ibu (ASI), tidak
direkomendasikan.
Efek samping: nyeri abdominal, luka kecelakaan,amblyopia, astenia, ataxia,
bingung, batuk,depresi, diare, sulit konsentrasi, sulit mengingat,pusing.
Dosis:
Hal yang perlu diperhatikan :
• Tiagabin diberikan secara oral dan digunakanbersama makanan.
• Jangan lakukan loading dosis tiagabin
Dewasa: dosis awal 4 mg sekali sehari, dapatditingkatkan 4-8 mg/hari dalam
interval mingguanhingga mencapai respon klinik yang diinginkanatau dosis 56
mg/hari dalam dosis terbagi 2-4.
Anak <12 tahun: tidak direkomendasikan.
Kombinasi terapi dengan OAE penginduksi enzim:
Anak 12-18 tahun: dosis awal 4 mg/hari seiama7 hari, kemudian dosis
ditingkatkan 4 - 8mg/haridalam interval mingguan hingga dosis maksimal32
mg/hari daiam dosis terbagi 2-4.
16. ZONISAMID
Indikasi: Terapi tambahan pada pengobatanbangkitan parsiai pada pasien
epilepsi dewasa
Peringatan: monitor fungsi ginjai secara periodik.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: beium diketahui
Efek samping: iritabiiitas, anoreksia, pusing,sakit kepaia, nausea dan
mengantuk.
Dosis:
Dewasa dan anak =16 tahun: dosis awai 50 -ICQ mg/hari daiam dosis terbagi
2, dosis dapatditingkatkan lOOmg/hari setiap 2 minggu hinggamencapai dosis
efektif 1 GO - 400 mg/hari sebagaidosis tunggai atau dosis terbagi 2.
Zonisamiddapat digunakan bersama atau tanpa makanan.
Anak <16 tahun: tidak direkomendasikan.Gangguan fungsi hati berat:
tidakdirekomendasikan.
17. PREGABALIN
Indikasi: Terapi tambahan pada pasien dewasadengan bangkitan onset parsial.
Peringatan: Penghentian obat secara tiba-tibadapat menimbulkan insomnia,
nausea, sakitkepala, diare. Hentikan dosis pregabalin secarabertahap seiama
minimum 1 minggu. Gunakanhati-hati pada pasien dengan gagai
jantungkongestif.
Kategori risiko ibu hamil dan menyusui: C
Kategori risiko ibu menyusui: beium diketahui
Efek samping: pusing, mengantuk
Dosis:
Dewasa: dosis awal tidak lebih dari 75mg seharidua kaii atau 50mg sehari tiga
kali. Dosismaksimal: 600mg/hari dalam dosis terbagi 2-3.
Anak: tidak direkomendasikan.
B. EPILEPSI PADAANAK
5. Munculnya ROTD
Identifikasi munculnya ROTD balk yang akutmaupun kronik. Kepatuhan
berobatDihitung jumlah obat sisa, jadwal kunjungan,waktu minumnya, dosis,
jumlah obat yangdiminum, konsistensi nama obat.
7. Toksisitas
Identifikasl munculnya toksisitas jika perlu lakukan TDM
3. Analisis DRP
Kasus: Seorang pasien perempuan berusia 35 thun dibawa IGD rumah sakit
dengan keluhan kejang berulang sejak tadi pagi kejang pada seluruh tubuh, pada
saat pasien masih dalam keadan kejang keluarga pasien menjelaskan bahwa
pasien sudah menggunakan obat epilepsi sejak usia 8 tahun. Obat yang digunakan
adalah Fenitoin yang diminum 2 kali sehari 200 mg, dan sejak satu minggu yang
lalu psien berhenti minum obat dengan alasan tidak sempat kontrol. Selain itu
pasien masih dalam pengobatan TB paru dan sedang menggunakan obat TB paru
nya. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, laju
pernafasan 40 x/menit, Nadi 100x/menit, suhu tubuh 36 C. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan dalam batas normal.
Tabel 3. Rekomendasi
Rogers SJ, Cavazos JE. 2008. Epylepsy. In: Dipiro JT,Talbert RL, Yee GC,
Matzke GR, Wells BG, Posey LM. Pharmacotherapy a pathophysiologyc
approach 7th ed. China: McGraw-Hill.
Neal MJ. 2002. Medical Pharmacology at a glance. 4th ed. Blacwell Sciende Ltd.
LF. Charles, AL. Lora, GP Morton, LL. Leonard. 1996. Drug information
Handbook, 14th Edition. North American Edition.