Anda di halaman 1dari 10

VO. 2. NO.

1 (2021) E-ISSN: 2715-2634

IMPLEMENTASI ASESMEN AUTENTIK PADA PENDIDIKAN TNGKAT DASAR,


MENENGAH DAN TINGGI DI INDONESIA

Muhammad Alpin Hascan


Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Corresponding email: m.alpinhaschan@gmail.com

Article info Abstract

Article History Assessment in the learning process is very important to do,


with educators and learners can find out the achievements
Received : that have been achieved during the learning process, one of
25/03/2021 the assessments in Indonesia is authentic assessment. The
research method that the author uses is a qualitative
Accepted : research method. This type of research uses library research.
29/03/2021 That is research by getting reference sources from libraries,
such as books, journals. The results showed that assessments
Published : at the primary and secondary education levels used a variety
02/04/2021 of assessment methods tailored to the basic competencies
that must be mastered. If authentic assessments applied in
primary and secondary education are considered less
effective, considering that authentic assessment uses
assignments that are quite complicated for elementary and
secondary children. While authentic assessment in college is
considered more qualified because students are considered
able and able to complete tasks or problems in real life.

Keywords: Assessment, learning, implementing

~ 231 ~
PENDAHULUAN sudah mereka eksplor atau yang belum
Perjalanan sistem dalam konteks penerapan atas apa yang
pendidikan selalu bergandengan dengan telah mereka peroleh dalam
kurikulum yang sudah baku. Masing- pembelajaran dan sebagainya.
masing kurikulum mempunyai Pada dasarnya penilaian autentik
keistimewaan tersendiri tentang standar telah dikenal cukup lama dalam dunia
kompetensi lulusan; standar isi pendidikan, meski di Indonesia hal
pembelajaran; standar proses tersebut seakan sesuatu hal yang baru. Ia
pembelajaran; dan standar penilaian kemudian menjadi perbincangan hangat
pembelajaran. Standar kompetensi dalam dunia pendidikan setelah
lulusan merupakan tolak ukur terkait dilaksanakannya KTSP yang
kapasitas kesanggupan lulusan yang menganjurkan pembelajaran kontekstual
meliputi sikap, pengetahuan, dan untuk digunakan, selain itu penggunaan
keterampilan. Standar isi adalah strategi pembelajaran menjadi tolak ukur
barometer perihal ranah materi dan penilaian autentik perihal mengukur
jenjang kompetensi dalam pencapaian hasil pembelajaran peserta didik.
kompetensi lulusan pada tingkat dan jenis Penilaian autentik fokus terhadap
pendidikan tertentu. Standar proses kecakapan peserta didik dalam
adalah patokan tentang aktualisasi mempraktekkan secara langsung
pembelajaran pada satu satuan pendidikan pengetahuan yang ia punya (jelas dan
untuk mencapai standar kompetensi signifikan). Kegiatan perolehan nilai
lulusan. Standar penilaian pendidikan tidak sebatas menguji dan
adalah kriteria tentang prosedur, sistem, mempertanyakan pengetahuan yang
dan instrumen penilaian hasil belajar telah dikuasai oleh peserta didik, namun
peserta didik. mewujudkannya dalam bentuk kerja
Penilaian adalah proses menyatukan nyata melalui pengetahuan dan juga
serta memperoleh informasi yang keterampilan yang telah ia
bertujuan untuk melihat sejauh mana miliki.(Nurgiyantoro, 2018).
bekal peserta didik dalam meraih hasil Implementasi asesmen autentik
belajar. Penilaian memiliki prinsip tampaknya kian menjadi polemik
otentik, edukatif, akuntabel, objektif disebagian sekolah, khususnya ditingkat
serta transparansi yang terintegritas. sekolah dasar hingga menengah hingga
Penilaian yang berkiblat pada proses perguruan tinggi. Meski penerapannya
belajar yang berkelanjutan (continue) sudah cukup lama sejak kurikulum 2013
merupakan prinsip autentik, yang mana diberlakukan, namun nyatanya
merepresentasikan keahlian peserta implementasi asesmen autentik masih
didik pada saat berlangsungnya KBM. menjadi salah satu penilaian yang belum
Penilaian autentik dituntut sanggup diterapkan secara maksimal. Maka dari
mengilustrasikan perilaku, itu, artikel ini akan membahas
keterampilan, & pengetahuan, dengan bagaimana implementasi asesmen
cara apa mereka mengimplementasikan autentik di tingkat dasar, menengah dan
pengetahuannya, atau peristiwa yang tinggi di Indonesia.

~ 232 ~
asesmen laksana sistem mengumpulkan
data struktural berkenaan dengan
kapasitas kemampuan peserta didik,
yang nantinya data tersebut dipakai
METODE oleh pendidik untuk berkomunikasi
Metode penelitian kualitatif dengan warga sekolah (peserta didik itu
menjadi pilihan untuk penulis gunakan. sendiri, wali murid, serta pihak-pihak
Metode ini dipakai pada keadaan yang lain) yang mempunyai kepentingan
natural terhadap objek penelitian yang untuk mengupayakan agar kualitas
terus berubah dan mengalami pendidikan semakin meningkat sesuai
perkembangan dengan seadanya tanpa dengan harapan.(Marhaeni dkk, 2017)
dimanipulasi sedikitpun.(Sugiyono, Asesmen autentik adalah satu
2008). Jenis penelitian ini menggunakan metode evaluasi yang mewajibkan
library research (kepustakaan), yakni peserta didik mengimplementasikan
penelitian dengan mendapatkan sumber apa yang mereka ketahui serta
referensi dari perpustakaan, seperti buku, keterampilan mereka dengan tugas-
jurnal, maupun dokumen lainnya. tugas dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini membahas secara analisis Asesmen dimaknai sebagai alat ukur,
deskriptif yang bertujuan supaya bisa evaluation, atau pengujian, sedangkan
mengilustrasikan secara sistematik autentik sandingan kata asli, nyata,
temuan serta karakteristik objek yang valid, atau reliabel. Asesmen autentik
diteliti secara tepat. Selanjutnya data sebagai proses mengukur pencapaian
yang diperoleh kemudian disusun dan peserta didik disekolah pada tiga aspek
dikelompokkan sehingga dapat ranah (afektif, psikomotorik dan
memberikan gambaran terkait penelitian kognitif) (Bundu, 2017).
ini. Konsep asesmen autentik hadir diawal
tahun 90 an sebagai bentuk tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN puasnya beberapa pakar mengenai
A. Pengertian Asesmen Autentik lemahnya objektivitas tes, khususnya
Oliver dan Conole menjelaskan pada penilaian ranah kognitif tingkat
bahwa autentik berarti catatan tinggi saat melaksanakan suatu hal pada
mengenai berlangsungnya suatu kehidupan yang sebenarnya (Yusuf,
kejadian. Elemen penting autentik 2015).
yaitu: performa (perilaku yang Asesmen autentik juga diartikan
ditampilkan), nilai tugas yang realistis, sebagai prosedur mengumpulkan data
kognitif menuntut pemikiran yang oleh pendidik atas apa yang
dibutuhkan dalam situasi kriteria (pola berkembang dan dicapai peserta didik
pikir kontekstual), tingkat kemiripan dalam pembelajaran dengan beraneka
yang tinggi dengan situasi kriteria, dan ragam metode sehingga peserta didik
menggambarkan pengetahuan, dapat membuktikan dengan ungkapan
keterampilan, dan sikap yang saling atau (action) dengan optimal bahwa
berbaur dan menyatu (Latip, 2018). tujuan pembelajaran telah dicapai
Association for Supervision and dengan maksimal (Bundu, 2017).
Curriculum Development mengartikan Asesmen wajib merefleksikan

~ 233 ~
persoalan nyata dilapangan bukan B. Bentuk-bentuk Asesmen
sekedar masalah yang ada disekolah. Autentik
Asesmen autentik menjadi bagian tugas Dalam asesmen autentik tentunya
yang memaksudkan peserta didik untuk terdapat tugas dan kegiatan penilaian
memperlihatkan kemampuannya pembelajaran yang bisa
implementasi dari esensi pengetahuan diklasifikasikan secara rinci.
dan keterampilannya. Penilaian autentik Departemen Pendidikan Nasional
berfungsi saling melengkapi dengan menjabarkan beberapa jenis penilaian
penilaian tradisional yang berbentuk autentik yang dapat diterapkan di
objektif (Nurgiyantoro, 2018). sekolah, diantaranya:
Asesmen autentik menjadi penilaian 1. Asesmen Portofolio
berdasarkan kelas yang mempunyai Asesmen portofolio adalah suatu
keistimewaan sebagai pengamatan proses mengumpulkan informasi
terjadinya KBM (kegiatan belajar tentang tumbuh kembang serta
mengajar), melaksanakan proses kemahiran peserta didik lewat tugas
penilaian yang bervariasi, penilaian portofolionya. Untuk penilaian melalui
dilaksanakan pada setiap pembelajaran, portofolio setidaknya ada 7 komponen
penilaian diberikan terus menerus utama yang perlu diketahui, yaitu (1)
(continue) dengan arti bahwasanya terdapat tujuan yang konkrit, dan
belajar usai barulah dilakukan mampu menjangkau melebihi satu
penilaian. Penilaian dilakukan secara aspek, (2) hasil akhir yang berkualitas
terintegrasi (into the day-to day (outcome), (3) bukti-bukti autentik
classroom experience) dalam setiap yang menggambarkan dunia nyata dan
pengalaman belajar dikelas. Zessoules bersifat multi sumber, (4) kerja sama
menjelaskan dalam pelaksanaan peserta didik dengan peserta didik, dan
penilaian autentik harus memperhatikan peserta didik dengan pendidik (5)
beberapa hal, yakni: Pertama, bahwa integritas serta dinamisasi penilaian
peserta didik diharapkan berpartisipasi yang multidimensi, (6) terdapat
dalam proses penilaian dengan kepemilikan (ownership) lewat
menyadari penuh seluruh kriteria dan gambaran dan perbaikan diri, (7)
prosedur, sehingga peserta didik keterpaduan asesmen dengan
senantiasa berusaha agar pembelajaran. Dalam implementasinya
memaksimalkan kompetensi yang asesmen portofolio bisa ditemukan
dipunya; Kedua, pendidik menjadi dari tiga komponen utama yaitu (1)
penyelenggara untuk memberi nilai terdapat ciri-ciri yang nyata dan
autentik secara introspektif dan konkrit (2) terdapat gabungan hasil
partisipatif dalam proses pembelajaran; karya pada satu wadah, dan juga
Ketiga, dukungan penuh secara terdapat penilaian diri.
administrasi dapat mempermudah 2. Asesmen Kinerja
proses penilaian autentik. Oleh karena Asesmen kinerja adalah
itu, pengelola administrasi sekolah penyelidikan suatu proses dalam
dapat menyiapkan perangkat produk yang digunakan ketika peserta
administrasi dalam pelaksanaan didik menjalani proses belajar.
penilaian autentik (Latip, 2018). Terlihatnya kinerja proses melalui

~ 234 ~
performa kerja yang ditampilkan. memiliki hubungan nyata dengan
Contohnya ialah pada saat menguji situasi di lapangan. Peserta didik dapat
kemampuan dalam berpidato atau dilibatkan langsung pada projek yang
tampil didepan umum. Untuk melihat nantinya mereka mendapatkan suasana
seberapa besar kemampuan peserta baru yang membuat mereka
didik dapat dilihat dari cara mereka menemukan suatu persoalan sehingga
berdialog, memainkan mimik serta mampu menuntut mereka merumuskan
intonasi suara, maka latihan ini postulat (dugaan) yang memerlukan
mengindikasikan intensitas peserta penelusuran lebih intens.
didik yang telah berlatih berdialog, hal Asesmen projek juga dapat ditemui
tersebut dapat ditinjau dari usaha yang pada sekolah tingkat dasar. Peserta
ditampilkan nya. Sesuai dengan tujuan didik mempunyai peluang untuk
awal bahwa latihan tersebut untuk mengekspos seluruh gagasan-gagasan
menguji peserta didik dalam ilmiahnya dengan melibatkan bahan
menggunakan bahasanya saat fisik atau teknologi. Peserta didik
berkomunikasi dengan khalayak harus dituntun oleh pendidik saat
ramai, dapat disimpulkan bahwa menginvestigasi persoalan yang
asesmen kinerja bukan suatu hal yang mereka temui dilapangan khususnya
asing, karena pada aspek kinerja dikehidupan nyata sehari-hari. Projek
komunikatif akan terlihat dengan yang diserahkan akan dipergunakan
kinerja yang ditampilkan pada saat peserta didik untuk bereksplorasi saat
berkomunikasi. Asesmen kinerja belajar dan berpikir mengenai ide atau
dinilai mempunyai makna bagi peserta tantangan yang bertujuan untuk
didik karena mereka terjun langsung pengembangan dalam memahamkan
dikehidupan nyata dalam mereka dengan berbagai konten isi
melaksanakan tugasnya. kurikulum sebagai penyelesaian
3. Asesmen Projek masalah. Proses penyelesaian proyek
Asesmen projek adalah proses hingga titik akhir mempunyai
pencarian mengenai suatu topik real keunggulan tersendiri, yaitu peserta
secara komprehensif, asesmen projek didik mampu merancang sendiri
seringkali disebut sebagai pendekatan proyek yang sedang dikerjakan dan
projek (project approach). Dalam mereka terjun langsung saat
projek, peserta didik mempunyai melakukannya (Latip, 2018).
kesempatan menerapkan pengetahuan 1. Penilaian Tertulis
serta keterampilan yang dimiliki. Penilaian tertulis merupakan tes
Aktualisasi projek bisa diumpamakan yang dibuat secara tertulis. Tes ini
melalui cerita yakni mempunyai memiliki format soal uraian atau esai
pembuka dan juga penutup. yang bertujuan untuk mengetahui
Kegiatan projek bersifat ilmiah seberapa besar daya ingat,
sehingga dianggap menjadi cara yang pemahaman, pengorganisasian,
cukup diandalkan untuk melibatkan penerapan, evaluasi dan sebagainya
peserta didik untuk memecahkan suatu dari murid. Tes ini termasuk tes yang
permasalahan , lebih-lebih lagi cukup mudah untuk bisa diselesaikan
didukung dengan kegiatan yang oleh anak didik dengan baik.

~ 235 ~
2. Penilaian Sikap Penilaian non-autentik berupa soal tes,
Penilaian sikap biasanya ulangan, dan juga ujian. Agar penilaian
memanfaatkan observation sheet semakin kuat maka pendidik bisa
instrument. Peserta didik akan memanfaatkan penilaian teman sebaya
menyusun lembar tersebut disetiap dalam menilai prestasi belajar peserta
tatap muka. Penilaian sikap memiliki didik. Penilaian ini sebagai metode
beberapa tingkatan, diantaranya adalah penilaian dengan maksud menayaratkan
mencermati kemudian memperoleh, peserta didik agar memberi nilai satu
selanjutnya memberi respon atau sama lain terhadap pencapaian
memberi tanggapan, penilaian atau kompetensi mereka masing-masing.
menghargai, pengorganisasian dan Instrumen yang digunakan dalam bentuk
pengelolaan, dan terakhir budi pekerti lembar observasi antar peserta didik
(mempunyai karakteristik). (Marfuah & Febriza, 2019).
3. Penilaian Diri Penugasan yang diberikan pendidik
Penilaian diri dipercaya sangat harusnya memperhatikan beberapa hal
memberi akibat yang positif mengenai berikut sebagai kriteria tugas,
perkembangan pribadi individu anak diantaranya:
didik. Dalam hal ini penilaian
a. Tugas yang diberikan memiliki
dipraktikkan langsung oleh murid,
makna yang signifikan;
mereka diberikan peluang untuk dapat
mengevaluasi diri mereka terhadap b. Dirancang secara bersamaan (guru
kemampuan atau performa yang dan siswa);
mereka miliki (Delita, 2017). c. Peserta didik dituntut mampu
Penilaian diri digunakan sebagai mendapatkan serta menelaah
penguatan bagi keberhasilan proses informasi yang ditemui kemudian
peserta didik dalam belajar. Penilaian ini memberikan pendapat berupa
memiliki peran penting secara simpulan melalui tugas yang telah
berbarengan dengan beralihnya learning diberikan;
center dari pendidik ke peserta didik
d. Peserta didik mampu menjelaskan
yang berlandaskan pada teori belajar
hasil persentasi secara lugas dan
mandiri. Untuk meniadakan tendensi
jelas;
peserta didik menilai diri sangat tinggi
dan subyektif. Penilaian diri dilakukan e. Peserta didik diharuskan
berdasarkan standarisasi yang spesifik mengerjakan tugas sesuai dengan
dan objektif. Oleh karenanya penilaian kehidupan yang real tanpa
diri oleh peserta didik di kelas perlu direkayasa
melalui beberapa tahap, yaitu: a) Bagi pendidik ada rambu-rambu
menjelaskan kepada peserta didik arti yang penting untuk diamati saat
penilaian diri, b) meyakinkan kecakapan mempersiapkan rancangan tugas-tugas
yang akan dinilai, c) menentukan autentik yang telah disusun dengan
standar penilaian yang akan pertimbangan, diantaranya:
diberlakukan, d) menerjemahkan bentuk
penilaian baik dalam bentuk skedul atau 1) Durasi yang sudah disepakati;
tanda cek, maupun skala penilaian.

~ 236 ~
2) Tugas yang diterima peserta tidak dihasut oleh pihak
didik kiranya terstruktur manapun).
dengan baik; 3. Merata (sebanding), tidak
3) Kerja sama yang aktif mengambil keuntungan atau
perindividu, perkelompok atau kerugian penilaian bagi peserta
kolaborasi antar mereka; didik karena mempunyai
kepentingan eksklusif dengan
4) Evaluasi terfokus pada produk latar belakang atau motif
atau pada proses; apapun.
5) Pengkomunikasian yang 4. Terorganisir, (nilai yang
digunakan harus menggunakan diberikan adalah bagian elemen
teknik yang beragam saat yang menyatu dengan kegiatan
mempresentasikan atau belajar mengajar).
menunjukkan hasil kinerjanya 5. Terekspos, (pihak yang
(Asrul Dkk, 2015). memiliki kepentingan dapat
C. Asesmen Autentik Pada melihat prosedur penilaian,
Sekolah Dasar, Menengah kriteria penilaian, dan dasar
dan Tinggi di Indonesia pengambilan keputusan).
Dalam peraturan pemerintah nomor 6. Global dan berkelanjutan, (nilai
19 pasal 19 ayat 3 disebutkan jika pada yang diberikan pendidik
tingkat pendidikan dasar dan menengah meliputi seluruh aspek
penilaian menggunakan berbagai metode kompetensi dengan memakai
penilaian disesuaikan dengan kompetensi beragam cara penilaian yang
dasar yang harus dikuasai, dan teknik sesuai, guna meninjau sejauh
penilaian tersebut dapat berupa tes mana kemampuan peserta didik
tertulis, observasi, praktik dan penugasan. berkembang).
Kemudian disebutkan jika hasil belajar 7. Sistematis, (penilaian harus
peserta didik pada tingkat pendidikan direncanakan dan perlahan
dasar dan menengah dilandaskan pada dengan mematuhi tindakan
beberapa prinsip sesuai dengan peraturan konvensional).
menteri pendidikan nasional nomor 20 8. Punya ciri-ciri, (penilaian
tahun 2007 tentang standar penilaian mengikuti kriteria yang baku
pendidikan, yaitu: (A.A.I.N Marhaeni, sesuai dengan kompetensi yang
2017) tertera).
1. Shahih, (penilaian dilandaskan 9. Akuntabel, (bertanggung jawab
pada data yang atas nilai yang diberikan dari
merepresentasikan keahlian segala aspek, seperti teknik,
yang terukur sehingga akan prosedur dan lainnya.
menghasilkan kebenaran yang Berkaitan dengan kurikulum
mutlak) 2013, hakikatnya penilaian yang
2. Netral, (penilaian berdasarkan diberlakukan dengan tujuan untuk
ketentuan yang berlaku dan mengetahui sejauh mana kompetensi
tolak ukur yang transparan, wajib berkiblat baik terhadap proses
ataupun hasil belajar. Penilaian proses

~ 237 ~
menjadi bermakna sebagai suatu Sedangkan pada tingkat menengah juga
pengelolaan asesmen yang berintegritas mengalami hal yang sama, sebagaimana
dengan proses pembelajaran. Dengan yang peneliti kutip dari penelitian
kata lain menciptakan suatu proses Abdullah, bahwa implementasi penilaian
pembelajaran dengan mematuhi segala autentik di MtsN Palangka Raya belum
prinsip refleksi-diagnostik tahap demi berjalan secara optimal. Kendala yang
tahap, yang kelak mengkontribusikan dialami sama halnya dengan penelitian
peluang pada anak didik. sebelumnya yaitu terkait pemahaman
Asesmen proses diibaratkan darah guru itu sendiri terkait penerapan
yang senantiasa terus mengalir dalam penilaian autentik dan kurangnya
lingkup pembelajaran dengan pemahaman guru dalam penggunaan
mempraktikkan empat pilar pendidikan, aplikasi penilaian. Selain itu yang
sehingga peserta didik menguasai menjadi kendala juga terkait ketersedian
kompetensi yang matang. Selain dari buku dalam penunjang pembelajaran
pada itu asesmen produk diartikan (Abdullah, 2017).
sebagai alat ukur guna mengetahui Sedangkan Penerapan penilaian
sampai mana kompetensi yang telah autentik di perguruan tinggi dianggap
dikuasai. Pemantapan kompetensi lebih layak, karena penugasan yang
berkriteria dengan sanggup atau tidak diberikan dosen kepada mahasiswa
suatu pengetahuan, keterampilan, sikap lazimnya mengarah pada penyelesaian
dan nilai dipertunjukkan secara nyata masalah yang terdapat di dunia nyata.
dalam unjuk kerja (able to do) Mahasiswa tidak sekedar mempelajari
Implementasi penilaian autentik tentang teori atau konsep di bidang
pada tingkat dasar dan menengah dan akademik saja, tetapi mereka dituntut
tinggi sudah banyak diterapkan di juga agar mampu memecahkan
beberapa sekolah, namun outputnya tidak permasalahan yang nyata dikehidupan
begitu memuaskan, karena terdapat atau dilapangan. Berbicara tentang
beberapa faktor penghambat yang bagaimana penerapan asesmen autentik
menjadi pemicunya. Seperti penelitian di perguruan tinggi, penulis mengambil
yang peneliti kutip dari Pariang dan Lia. hasil penelitian yang dituliskan oleh
Hasil penelitiannya mengungkapkan Siti Ermawati dan Taufiq Hidayat
bahwa masih ada guru yang belum mahir melalui artikel mereka dengan judul
dalam pengoperasian komputer, terlalu Penilaian Autentik dan Relevansinya
banyak waktu, dan namun demikian tidak Dengan Kualitas Hasil Pembelajaran
membuat semangat guru dalam (Persepsi Dosen dan Mahasiswa IKIP
mengimplementasikan penilaian autentik PGRI Bojonegoro). Hasil penelitiannya
di kelas berhenti, tetapi tetap konsisten menjelaskan bahwa terdapat kendala
dan berkelanjutan. Namun demikian, yang dialami oleh para dosen dalam
penilaian autentik masih dapat didukung mengimplementasikan penilaian
dengan semangat dari guru sendiri, auntetik, hal tersebut tentu bukan tanpa
motivasi serta dukungan dari pihak alasan, setelah diteliti terdapat
tatanan sekolah, sehingga penilaian banyaknya waktu yang dibutuhkan
autentik dapat terlaksana dengan baik untuk mempraktikkan penilaian
(Pariang Sonang Siregar, 2018). autentik ini; sukarnya penerapan

~ 238 ~
penilaian ini secara stabil; kemudian sepadan dengan karakteristik mereka
minimnya pengetahuan beberapa dosen masing-masing. Penugasan pada
mengenai instrumen dalam penilaian penilaian autentik yang diterapkan
autentik. Melalui contoh problem dalam pembelajaran beragam macam
tersebut, ada beberapa jalan keluar bagi bentuknya, namun secara garis besar,
dosen untuk mengatasi kasus tersebut, tugas-tugas tersebut dapat
diantaranya; (a) para dosen diharapkan diklasifikasikan sebagai berikut;
lebih giat untuk membaca referensi- penilaian kerja, observasi sistematik,
referensi yang mengulas tentang pertanyaan terbuka, portofolio,
penilaian autentik, baik secara teknis, penilaian pribadi dan jurnal. Asesmen
prosedural dan penerapannya; (b) autentik cukup relevan jika diterapkan
adanya keterlibatan mahasiswa dalam diperguruan tinggi karena mahasiswa
melaksanakan penilaian seperti dirasa mampu untuk dapat mengerjakan
penilaian diri dan penilaian sejawat; (c) berbagai tugas-tugas sebagai bentuk
merencanakan persiapan yang intensif penilaian autentik.
dengan menyusun tujuan pembelajaran,
aspek-aspek yang akan dinilai, serta Daftar Pustaka
instrumen yang akan digunakan untuk A.A.I.N Marhaeni, dkk. (2017).
penilaian; dan (d) mempraktikkan Asesmen Autentik Dalam
penilaian autentik pada seluruh mata Pembalajaran Bahasa Inggris.
kuliah yang ditanggung dan RajaGrafindo Persada.
mengevaluasi di penghujung Abdullah. (2017). Implementasi
perkuliahan guna mendapatkan Penilaian Autentik Kurikulum 2013
persoalan serta solusi perbaikan. Walau Pada Pembelajaran Pendidikan
demikian beberapa dosen IKIP PGRI Agama Islam Di Madrasah
Bojonegoro menganggap bahwa Tsanawiyah Negeri 2 Palangka
metode penilaian autentik diyakini baik Raya. FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-
untuk diterapkan oleh dosen dan Ilmu Keislaman, 2(2), 59.
mahasiswa dalam perkuliahan, karena https://doi.org/10.24952/fitrah.v2i2.
penilaian ini kaya akan dampak positif, 470
terutama bagi mahasiswa. Walaupun Asrul dkk. (2015). Evaluasi
begitu, penilaian autentik tidak berpusat Pembelajaran. Citapustaka Media.
pada peningkatan performa kognitif Bundu, Patta. (2017). Asesmen Autentik
mahasiswa saja, melainkan juga yang Dalam Pembelajaran. Deepublish.
lebih ditekankan pada eskalasi kualitas Delita, Fitra. (2017). Penerapan
hasil belajar mahasiswa (Ermawati & Authentic Assesment Pada Mata
Taufiq, 2017). Kuliah IPS Terpadu Semester Gasal
KESIMPULAN Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal
Dapat disimpulkan bahwa asesmen Geografi, 9(2), 133.
autentik memantau sinkronisasi https://doi.org/10.24114/jg.v9i2.697
penilaian antara empat kompetensi 0.
(sikap, pengetahuan, dan kompetensi Ermawati, S., & Taufiq, H. (2017).
keterampilan), dengan menyesuaikan Penilaian Autentik dan
perkembangan individu peserta didik Relevansinya dengan Kualitas Hasil
Pembelajaran (Persepsi Dosen dan

~ 239 ~
Mahasiswa IKIP PGRI
Bojonegoro). Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, 27(1), 92–103.
Latip, A. E. (2018). Evaluasi
Pembelajaran Di SD dan MI;
Perencanaan dan Pelaksanaan
Penilaian Hasil Belajar Autentik.
Remaja Rosdakarya.
Marfuah, A., & Febriza, F. (2019).
Penilaian Autentik pada
Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di Sekolah dan
Perguruan Tinggi. Fondatia, 3(2),
35–58.
https://doi.org/10.36088/fondatia.v3
i2.301
Nurgiyantoro, B. (2018). Penilaian
Otentik Dalam Pembelajaran
Bahasa. Gaja Mada University
Press.
Pariang Sonang Siregar, L. W. (2018).
Faktor Pendukung Dan
Penghambat Dalam Implementasi
Penilaian Autentik Di SD Negeri
003 Rambah. 1(66), 209–214.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Pendidikan; Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Yusuf, A. M. (2015). Asesmen dan
Evaluasi Pendidikan; Pilar
Penyedia Informasi dan Kegiatan
Pengendalian Mutu Pendidikan.
Kencana Padang.

~ 240 ~

Anda mungkin juga menyukai