Nama Kelompok :
1. Cindy Ivania .R. (0120007)
2. Dwi Hanif Illiyin (0120013)
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME. yang telah melimpahkan karunia
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“UTERATONIKA DAN KEMOTERAPI” ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi mahasiswa-mahasiswi STIKES DIAN HUSADA dan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan II (IDK II). Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari atas kekurangan kemampuan dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penyusun apabila mendapatkan kritikan dan
saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran budaya
khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan
menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Uterotonika ..................................................................................................... 2
a. Definisi Uterotonika........................................................................................ 2
b. Penggolongan Obat Uterotonika..................................................................... 2
c. Cara Kerja Obat Uterotonika........................................................................... 3
d. Indikasi dan Kontra indikasi .......................................................................... 4
e. Efek Samping ................................................................................................. 6
2.2 Kemoterapi ..................................................................................................... 8
a. Definisi Kemoterapi ....................................................................................... 8
b. Tujuan Kemoterapi ........................................................................................ 9
c. Penggolongan Obat ........................................................................................ 9
d. Prosedur Pemberian ....................................................................................... 10
e. Efek Samping ................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Uterotonika dan Kemoterapi
2. Untuk mengetahui tujuan dari Uterotonika dan Kemoterapi
3. Untuk mengetahui efek samping dari penggunaan Uterotonika dan Kemoterapi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 UTEROTONIKA
A. Definisi Uterotonika
Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak
digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post
partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala
persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah salah satu upaya untuk mengatasi pendarahan
pasca persalinan atau setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak
dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi
perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat
diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah
hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu:
Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4. Bekas operasi Caesar.
5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu sebaiknya melahirkan dirumah sakit, dan jangan
di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya,
disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.
1. Alkaloid ergot
Sumber alkaloid ergot ialah claviceps purpurea suatu jamur yang hidup sebagai parasit
dalam butir rye dan gandum, banyak terdapat di Eropa dan Amerika.
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a. Alkaloid asam amino (ergotamin) merupakan obat yang paling kuat dari kelompok
alkaloid asam amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin
2
2. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang
menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada
awal kelahiran.
3. Misoprostol / Prostagladin
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam
lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.
1. Alkaloid ergot
a. Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala
III (kala uri).
b. Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
c. Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi
efek oksitosik pada kandungan mature.
2. Oksitosin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat
penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk
menyebabkan :
a. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada
b. otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
c. Konstriksi pembuluh darah umbilicus
d. Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja pada reseptor
hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :
a. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena
terjadinya vasodilatasi
b. Retensin air.
3
6. Stress.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks
ejeksi fetus. Stress yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
a. Alcohol
b. Relaksin
c. Penurunan osmolalitas plasma
d. Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
3. Misoprostol / Prostagladin
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi
menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar puncak serum asam misoprostol direduksi jika
misoprostol diminum bersama makanan.
1. Alkaloid ergot
a. Indikasi
Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska
abortus, yaitu :
a. Induksi partus aterm
b. Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
c. Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
d. Induksi abortus terapeutik
e. Uji oksitoksin
b. Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II
a. Hipersensitif
b. Penyakit vascular
c. Penyakit jantung parah
d. Fungsi paru menurun
e. Fungsi hati dan ginjal menurun
f. Hipertensi yang parah
g. Eklampsi
2. Oksitosin
a. Indikasi
1. Indikasi oksitosik.
2. Induksi partus aterm
3. Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji oksitoksik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara.
4
b. Kontra Indikasi
Kontraksi uterus hipertonik
1. Distress janin
2. Prematurisasi
3. Letak bayi tidak normal
4. Disporposi sepalo pelvis
5. Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
6. Obstruksi mekanik pada jalan lahir
7. Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil yang
berusia 35 tahun
8. Resistensi dan mersia uterus
9. Uterus yang starvasi
10. Gawat janin
3. Misopropil / Prostagladin
a. Indikasi
1. Induksi partus aterm
2. Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
3. Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
4. Induksi abortus terapeutik
5. Uji oksitosin
6. Menghilangkan pembengkakan mamae
b. Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena
resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol
kepada orang lain. Pasien pasien yang menerima terapiu jangka lama AINSS untuk
reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau
sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian
misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan
dengan pengunaan AINS.
Dosis yang digunakan
1. Alkaloid ergot
a. Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
b. Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
c. IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih
sedikit.
Dosis :
a. Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
5
b. IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.
2. Oksitosin
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U /
menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus,
ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk
mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara
intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff )
disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
3. Marsopropil / Prostagladin
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan,
jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg.
Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
E. Efek samping dan cara mengatasinya
1. Alkaloid ergot
a. Efek samping
Farmakokinetik :
1. Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
2. Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
3. Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali lipat
4. Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan lambat
→reaksi perlu waktu 20 menit
5. Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus setelah 5 menit
6. Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
7. Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan
dieliminasi lebih lambat
8. Ekskresi 90% melalui empedu
Farmakodinamik :
1. Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
2. Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas dan
umur kehamilan.
3. Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan merusak endotel
kapiler.
4. Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan amplitude
pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.
Efek pada uterus :
1. Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
6
2. Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3. Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1. Menyebabkan vasokontriksi perifer
2. Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
Efek samping :
1. Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.2.
2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah
dan cepat, bingung dan tidak sadar
3. Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5
mg parenteral
4. Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan
tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris,
bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
5. Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
2. Oksitosin
a. Efek samping
Efek pada Uterus:
1. Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
2. Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
3. Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
4. Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon uterus meningkat
8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu
Efek pada mamae:
1. Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir (ejeksi susu)
2. Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi
pembengkakan payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
1. Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
2. Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas
menurun, takikardi dan curah jantung menurun
Farmakokinetik
1. Hasil baik pada pemakaian parenteral
7
2. Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet isap
3. Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase →
berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut berkurang setelah melahirkan,
diduga dibuat oleh plasenta
4. Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
5. Distribusi: PP rendah
6. Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
7. Eliminasi: ginjal
Farmakodinamik:
1. IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
2. IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
3. Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
Efek :
1. Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
2. Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran
darah uterus, ruam kulit, anoreksia
3. Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia,
asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
3. Misopropil / Prostagladin
a. Efek samping
1. Dapat menyebabkan kontraksi uterin
2. Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 %
pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam
kurang lebih satu minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-
kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
2.2 KEMOTERAPI
A. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah prosedur untuk mengobati penyakit kanker dengan cara memberantas
sel-sel kanker dalam tubuh penderita menggunakan obat-obatan. Obat tersebut bekerja dengan
cara membunuh, mencegah penyebaran, atau menghentikan pertumbuhan sel kanker. Tetapi
harap diingat juga bahwa prosedur ini dapat merusak sel-sel sehat dalam tubuh, sehingga
menimbulkan beberapa efek samping.
Kemoterapi menggunakan obat-obatan kimia kuat yang dapat membunuh sel kanker,
yang tumbuh dengan cepat dalam tubuh pengidap kanker. Variasi obatnya beragam dan dapat
digunakan sendiri, atau dikombinasikan dengan obat kemoterapi lainnya.
8
B. Tujuan Kemoterapi
1. Menyembuhkan kanker
Pada beberapa kasus, kemoterapi dapat menghancurkan sel kanker sampai dokter tidak
bisa lagi mendeteksi sel kanker dalam tubuh. Hasil terbaiknya, sel kanker tidak akan kembali.
Namun hal ini tidak terjadi pada semua kasus.
2. Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan kanker
Kemoterapi dapat mengontrol sel kanker agar tidak menyebar ke bagian tubuh lain atau
memperlambat pertumbuhannya.
3. Meringankan gejala kanker
Pada kasus-kasus tertentu, kemoterapi tidak dapat mengobati atau mengendalikan
penyebaran sel-sel kanker. Prosedur ini digunakan untuk mengurangi gejala yang disebabkan
oleh kanker.
C. Penggolongan Obat
Obat-obatan untuk kemoterapi sangat beragam. Oleh karena itulah, obat ini
dikelompokkan berdasarkan cara kerja, struktur kimia, dan interaksinya dengan obat lain.
Berikut ini kelompok dan jenis obat yang biasanya digunakan dalam kemoterapi adalah:
1. Alkylating agents
Obat alkylating agents mencegah sel agar tidak membuat salinannya sendiri dengan
merusak DNA yang ada dalam sel. Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati kanker
paru, kanker payudara, multiple myeloma, dan kanker darah.
2. Antimetabolites
Obat antimetabolit dapat mengganggu DNA dan RNA sehingga sel abnormal tidak dapat
membelah diri. Tipe obat kemo biasanya digunakan untuk leukemia, kanker ovarium, dan
kanker usus.
3. Anti-tumor antibiotics
Meski tertgolong antibiotik, obat ini manfaatnya bukan untuk mengobati infeksi bakteri,
melainkan mengubah DNA dalam sel agar tidak berfungsi abnormal. Contoh obat antibiotik
anti-tumor adalah bleomycin, dactinomycin, mitomycin-C, dan mitoxantrone. Selain itu ada
juga tergolong antrasiklin, yakni bekerja untuk mengganggu enzim yang bertugas menyalin
DNA sehingga sel tidak bisa membelah.
4. Topoisomerase inhibitors
Obat topoisomerase inhibitors dapat mengganggu enzim topoisomerase, yang membantu
memisahkan untaian DNA sehingga dapat disalin oleh sel. Terganggunya enzim ini membuat
sel tidak dapat membelah. Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati kanker kolorektal
atau kanker pankreas.
5. Mitotic inhibitors
Obat mitotic inhibitors dapat menghentikan sel untuk membelah. Biasanya digunakan
untuk mengobati kanker darah, seperti leukemia dan limfoma. Namun, dapat menyebabkan
kerusakan saraf sehingga dosis umumnya sangat terbatas.
9
D. Prosedur Pemberian Kemoterapi
1. Pemberian per oral
2. Pemberian secara intra-muskulus
3. Pemberian secara intravena
Obat kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena.
4. Pemberian secara intra-arteri
Obat kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam arteri yang menyalurkan darah
ke kanker.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada ibu atau untuk
mempercepat atau mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar ibu memiliki kekuatan
yang cukup selama persalinan, anjurkan kepadanya untuk makan makanan pelindung dan
pembentuk tubuh selama 9 bulan kehamilannya. Juga anjurkan agar ibu lebih jarang
melahirkan anak. Sarankan supaya ia tidak hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup
waktu untuk memperoleh kembali kekuatan sepenuhnya.
Tingkatkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
kolaboratif dari tenaga kesehatan terutama tentang fungsi pemberi informasi ataupun
pendidikan kesehatan tentang pengetahuan gejala, program pengobatan penyakit dan cara
perawatan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Terkait dengan efek samping
kemoterapi (seperti mual, muntah, pusing) yang dialami oleh penderita kanker yang
menjalani kemoterapi tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://istianisrosilabidan.blogspot.com/
https://www.alodokter.com/perawatan-kemoterapi-dan-efek-sampingnya
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/kemoterapi
http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-tentang-obat-
uterotonika.html
12