SASTRA INGGRIS 4B
FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA 2022
i
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas izin dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula kami haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Masyarakat Multikultural........................................................................................................ 3
B. Konteks Masyarakat Multikultural ........................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 9
B. Saran .......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia. Negara yang
masih mempunyai banyak kekurangan untuk menjadi negara maju. Apalagi masyarakat
Indonesia adalah masyarakat dengan tingkat keragaman yang sangat kompleks.
Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman ini disebut sebagai masyarakat
multikultural. Masyarakat multikultural merupakan suatu kondisi masyarakat yang terdiri
dari kelompok-kelompok sosial dengan ciri khas kebudayaan tersendiri namun membentuk
satu kesatuan. Masyarakat multikultural diwarnai dengan kelompok kebudayaan yang
sangat beragam jenis dan jumlahnya. Masyarakat multikultural ini terdiri atas berbagai
kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan agama, pekerjaan/profesi,
kepentingan, ras. suku bangsa,/etnik, dan kebudayaan. 1Konsep kebudayaan disini bukan
hanya merujuk pada suku bangsa dan adat istiadat, namun juga mencakup nilai, kebiasaan,
pengetahuan, keyakinan, hukum dan lain sebagainya. Dengan demikian, masyarakat
multikultural menunjukkan kehidupan bersama dengan berbagai perbedaan kepercayaan,
budaya, pekerjaan, ras, suku, bangsa, dan golongan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan multikultural?
2. Apa saja ciri-ciri masyarakat multikultural?
3. Faktor apa saja yang dapat membentuk masyarakat multikultural?
4. Apa manfaat yang dapat dipetik dari masyarakat multikultural?
5. Bagaimana konteks masyarakat multikultural?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa itu multikultural
2. Memahami apa saja ciri-ciri masyarakat multikultural
3. Mengetahui faktor terbentuknya masyarakat multicultural
1
Mingseli, Masyarakat Multikultural: ciri-ciri, latar belakang terbentuk, perilaku
(https://www.mingseli.id/2020/11/masyarakat-multikultural-ciri-latar-belakang-perilaku.html?m=1,
diakses pada 20 maret 2021)
1
4. Mengetahui manfaat yang dapat dipetik dari masyarakat multikultural
5. Memahami konteks masyarakat multikultural
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masyarakat Multukultural
1. Pengertian Masyarakat Multikultural
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis,
multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme
(aliran/paham). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat
manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang
unik.2
Azyumardi Azra, menjelaskan bahwa multikulturalisme adalah pandangan dunia
yang dapat diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan budaya yang menekankan
penerimaan terhadap agama, pluralitas, dan multikultural dalam hidup bermasyarakat,
yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik. Kemudian menurut Parekh,
masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai komunitas budaya
beserta kelebihannya, dan adanya sedikit perbedaan dalam konsepsi tentang dunia, adat,
kebiasaan, nilai, bentuk organisasi sosial, dan sejarah. Nasikun yang menjelaskan bahwa
masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih tatanan sosial
atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan. Masyarakat ini
punya struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
Masyarakat multikultural diartikan sebagai masyarakat yang terdiri dari budaya
yang berbeda dengan konsep yang sedikit berbeda seperti dunia, sejarah, nilai, bentuk
organisasi sosial, adat istiadat dan adat istiadat. Multikulturalisme juga dipandang sebagai
kearifan yang melihat keragaman budaya sebagai realitas dasar kehidupan sosial.
Kebijaksanaan ini akan tumbuh dengan baik jika masing-masing ingin hidup bersama. 3
Sehingga masyarakat multikultural dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang
tinggal dan hidup menetap di tempat yang memiliki karakteristik sendiri dan budaya yang
2
Choirul Mahfud. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
3
Kementerian Agama RI. (2019). MODERASI BERAGAMA. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
hlm. 61.
3
mampu membedakan antar satu komunitas yang lain.setiap komunitas akan menghasilkan
budaya masing-masing yang akan khas untuk masyarakat.4
2. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
a. Masyarakat multikultural terlihat hidup bersama meski berbeda ras, agama, dan
etnis (tersegmentasi), akan tetapi dalam kesehariannya mereka lebih sering memilih
bergaul dengan orang-orang berasal dari daerah mereka saja karena dianggap lebih
mudah berkomunikasi, memiliki ikatan batin yang sama, dan memiliki banyak
kesamaan.
4
Middya Boty, (2017) Masyarakat Multikultural: Studi Interaksi Sosial Masyarakat Islam Melayu dengan Non
Melayu Pada Masyarakat Sukabangun Kel. Sukajadi Kec. Sukarami Palembang, hlm. 4.
4
mendominasi politik dan memaksakan kebijakan politiknya demi keuntungan
kelompoknya sendiri.
5
d. Multikulturalisme adalah alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera.
Sehingga bangsa-bangsa dapat saling menghargai, dan saling membantu untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
e. Multikulturalisme mengajarkan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu
orang atau kelompok saja, tetapi kebenaran itu ada di mana-mana, tergantung dari
sudut pandang setiap orang. Masyarakat multikultural mengganggap bahwa dengan
saling mengenal dan saling menghargai budaya orang lain, dapat tercipta kehidupan
yang penuh toleransi untuk terciptanya masyarakat yang aman dan sejahtera.
B. Konteks Masyarakat Multikultural
Salah satu argumen penting hadirnya moderasi beragama, khususnya di Indonesia,
adalah fakta masyarakat Indonesia yang sangat plural dan multikultural. Dalam konteks
masyarakat multkultural, upaya mencegah konflik dan adanya anggapan bahwa berkonflik
merupakan hal negatif adalah sama sekali tidak relevan. Konflik bukanlah sesuatu yang
dapat dihindari atau disembunyikan, tetap harus diakui keberadaannya, dikelola, dan
diubah menjadi kekuatan untuk perubahan yang positif. Contoh yang paling nyata di
Indonesia adalah semakin meningkatnya keinginan beberapa daerah tertentu untuk
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun pemerintah masih
mampu meredam kehendak tersebut sehingga perceraian daerah-daerah itu belum terwujud
pada saat ini. Selain itu, konflik-konflik yang terjadi akibat etidaksetaraan sosial dan
ekonomi juga meningkat pada awal abad keduapuluh satu ini. 5
Sebagian orang berpendapat bahwa konflik-konflik itu terjadi karena kontrol
negara yang selama otoriter telah melonggar, tetapi menjadikan kontrol itu kembali ketat
nampaknya bukan jalan keluar yang terbaik karena Indonesia (pemerintah) akan
berhadapan dengan arus kekuatan global yang lebih menyukai demokrasi, sehingga secara
politik negara ini akan tersingkir dari pergaulan dunia. Akan tetapi, membuka lebih lebar
lagi “keran-keran” keterbukaan juga mengandung risiko jangka panjang, yakni
kemungkinan tercerai-berainya negara-bangsa ini menjadi sejumlah negara-negara yang
lebih kecil. (Sunarto, 2004: 61)
Bangsa kita terdiri dari beragam suku, etnis, agama, bahasa, dan budaya. Hal ini
juga yang dikenal dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika.” Semboyan yang termaktub
5
Efit Fitria Agustianty, Multikulturalisme di Indonesia, hlm.4.
6
di pita lambang negara Garuda yang tetap terintegrasi dalam satu kesatuan di bawah
naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai sesanti atau kalimat bijak,
Bhinneka Tunggal Ika mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk mempersatukan
perbedaan bangsa Indonesia. Kalimat ini diambil dari Kitab Sutasoma pada abad ke-14
karangan Empu Tantular. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia sedari dulu
telah menyadari kemajemukan dan keragamannya, baik etnik maupun agama.6
Hukum alamnya, keragaman berarti adanya perbedaan, dan perbedaan potensial
dapat menciptakan gesekan dan konflik, yang mengarah pada ketidakseimbangan. Sebagai
bangsa yang multikultural dan multikultural, Indonesia memiliki keseimbangan yang patut
dijadikan panutan. Islam adalah agama mayoritas, tetapi bangsa menyeimbangkan
kepentingan dari agama lain. Berbagai catatan sejarah, peninggalan dan sumber-sumber
lokal menunjukkan bahwa penyebaran agama di Indonesia dilakukan dengan bantuan suku
dan umat yang berbeda agama. Tidak ada konflik atau perang besar yang
mengatasnamakan penyebaran agama. Mereka hidup berdampingan dan perdamaian
adalah pesan utama. Arsitektur tempat ibadah keagamaan tidak menimbulkan alergi
terhadap pola dan motif arsitektur yang dipengaruhi agama lain. Anda bisa berdiri dengan
harmonis dan tinggi. Bagi masyarakat Indonesia, konteks masyarakat multikultural mereka
seperti lahan subur untuk menabur benih-benih moderasi dan demokrasi. Negara ini
merupakan aset sosial budaya yang sangat mahal yang harus kita jaga bersama.7
6
Kementerian Agama RI. (2019). MODERASI BERAGAMA. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
hlm. 62.
7
Ibid, hlm.55-56.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat multikultural merupakan ciri bangsa, khususnya dalam masyarakat
Indonesia, karena keragaman bangsa Indonesia sendiri. Masyarakat multikultural ini dapat
memberikan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia. Keberagaman ras, etnis, suku, atau
agama merupakan ciri khas tersendiri, karena bangsa Indonesia bersifat unik dan kompleks
karena keragaman suku, agama, bangsa, dan ras. Masyarakat multikultural Indonesia
merupakan masyarakat idealis multikulturalisme atau penyatuan multikultural dan
melandasi ciri-ciri struktural masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.
B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan
masih terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, Kami selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat
untuk kami dan khususnya bagi pembaca.
8
Daftar Pustaka
Boty, Middya. (2017). “Masyarakat Multikultural: Studi Interaksi Sosial Masyarakat Islam
Melayu Dengan Non Melayu Pada Masyarakat Sukabangun Kel. Sukajadi Kec. Sukarami
Palembang.” Articel 1(2):1–17.
Kementerian Agama RI. (2019). MODERASI BERAGAMA. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Sunarto, Kamanto, Russel Hiang-Khng Heng. (2004). Multicultural Education in Indonesia and
Southeast Asia. Stepping into the Unfamiliar. Depok: Jurnal Antropologi Indonesia.
Mengenal Ciri Masyarakat Multikultural beserta Definisi dan Faktor Terbentuknya | merdeka.com